The World Is Flat: Globalisasi Versi Baru
Dari jalan-jalan ke toko buku akhir pekan lalu, saya membawa pulang buku karya Thomas L. Friedman yang berjudul The World is Flat. Buku best seller ini memberikan sebuah gambaran ringkas bagaimana berjalannya peradaban dunia saat ini. Saya mencoba merangkumkan pemikiran-pemikiran Friedman dalam beberapa artikel di blog ini. Dimulai dari kisah perjalanan Friedman ke India dan penemuan menarik bahwa ketika dia menjalani hidup di Bangalore, seolah serasa hidup di Kansas. Ketika bermain golf di India Selatan itu, lapangan golf dikelilingi oleh gedung-gedung perusahaan besar Amerika, ada IBM, Microsoft, Goldman Sachs, HP, dan Texas Instruments. Aksesoris lingkungan juga tidak jauh berbeda, karena penanda tee golf disponsori oleh Epson, sang Caddy mengenakan topi 3M, rambu lalu lintas tertempel Texas Instruments, papan billboard Pizza Hut dengan judul “Gigabites of Taste”.
500 tahun yang lalu Columbus berlayar bersama ratusan orang di tiga kapalnya untuk menemukan jalan lebih singkat ke India yang penuh dengan sumber kekayaan berupa emas, mutiara, batu permata dan sutra. Dia berlayar ke barat menyeberangi lautan atlantik serta menghindari selatan (mengitari Afrika) seperti yang ditempuh portugis. Columbus sedikit keliru memperhitungkan jarak, dan menemukan suatu daratan yang ternyata bukan India, meskipun orang di daratan tersebut dia beri nama “Orang India”. Columbus mempekerjakan “Orang India” itu sebagai budak dan sumber tenaga kasar yang gratis. Columbus juga berhasil membuktikan bahwa dunia ini bulat.
Sebaliknya, Friedman menuju India dengan pesawat Lufthansa, tentu tidak perlu tersesat karena ada GPS dengan tingkat kekeliruan hanya 1-2 meter. Friedman-pun pergi mencari kekayaan India seperti Columbus, hanya berbeda dengan Columbus yang mencari perangkat keras, Friedman mencari perangkat lunak, kekuatan otak, algoritma kompleks, pekerja intelektual, pusat layanan informasi dan terobosan baru teknologi serat optik sebagai sumber kekayaan masa kini. Berbeda dengan Columbus, Friedman justru kaget karena “Orang India” yang dia temui ternyata malah mengambil alih pekerjaannya, pekerjaan orang-orang di negaranya dan juga negara industri lain. Kalau Columbus secara tidak sengaja menemukan Amerika yang dia kira bagian dari India, Friedman justru menemukan India dan mengira bahwa yang dia temui adalah bagian dari Amerika. Orang India yang ditemuinya menggunakan nama Amerika, meniru aksen Amerika dan meniru teknik bisnis Amerika. Dan yang pasti Friedman telah membuktikan bahwa dunia ini datar (the world is flat).
Globalisasi secara hakekat telah berlangsung sejak lama. Globalisasi versi 1.0 telah dimulai Columbus di tahun 1492, juga pergerakan lain sampai tahun 1800-an. Proses ini menyusutkan dunia dari ukuran besar menjadi sedang. Globalisasi 1.0 berhubungan dengan negara dan otot, pelaku utama dan kekuatan penyatuan global adalah seberapa gigih, seberapa besar otot, seberapa besar tenaga kuda, tenaga angin, tenaga uap yang dimiliki suatu negara. Motor penggerak Globalisasi 1.0 adalah meng-globalnya negara. Pertanyaan utama Globalisasi 1.0 adalah: Dimana posisi dan peluang negara saya dalam persaingan global? Bagaimana saya turut mendunia dan bekerjasamad engan orang lain lewat negara saya?
Globalisasi versi 2.0 berlangsung dari tahun 1800-2000. Masa ini menyusutkan dunia dari ukuran sedang ke ukuran kecil. Dalam Globalisasi 2.0 pelaku utama dan kekuatan penyatuan global adalah perusahaan-perusahaan multinasional. Perusahaan-perusahaan ini mendunia demi pasar dan tenaga kerja. Pada masa awal, penyatuan global dimotori jatuhnya biaya pengangkutan berat mesin uap dan kereta api. Berikutnya dimotori oleh jatuhnya biaya telekomunikasi berkat penyebaran telegraf, telepon, PC, satelit, serat optik, Word Wide Web versi awal. Terjadi pasar global dengan adanya pergerakan barang, jasa, informasi dan tenaga kerja dari benua ke benua. Motor penggerak Globalisasi 2.0 adalah meng-globalnya perusahaan. Pertanyaan utama Globalisasi 2.0 adalah: Dimana posisi dan peluang perusahaan saya dalam ekonomi global? Bagaimana perusahaan saya bisa memanfaatkan peluang tersebut? Bagaimana saya turut mendunia dan bekerjasama dengan orang lain melalui perusahaan saya?
Globalisasi versi 3.0 dimulai tahun 2000, yang menyusutkan dunia dari ukuran kecil menjadi sangat kecil dan mendatarkan lapangan permainan. Era yang memungkinkan memberdayakan dan melibatkan individu serta kelompok kecil untuk dengan mudah menjadi global dengan sebutan “tatanan dunia datar” (flat world platform). Contoh nyatanya adalah konvergensi (penyatuan) antara komputer pribadi yang memungkinkan setiap individu dalam waktu singkat menjadi penulis materi mereka sendiri seara digital, serat optik yang memungkinkan mereka untuk mengakses lebih banyak materi materi di seluruh dunia dengan murah, serta workflow software yang memungkinkan individu-individu di seluruh dunia untuk bekerja bersama-sama mengerjakan suatu materi digital dari manapun, tanpa menghiraukan jarak antar mereka. Motor penggerak Globalisasi 3.0 adalah kekuatan baru yang ditemukan untuk bekerjasama dan bersaing secara individual dalam kancah global.
Saya akan lanjutkan dengan artikel berikutnya yang berjudul The World Is Flat: 10 Kekuatan Yang Mendatarkan Dunia.
Wah, buku yang benar2 menarik. Sepertinya layak dijadikan koleksi 😀
Terima Kasih banyak atas infonya
Wah, kira2 globalisasi versi 4.0 seperti apa yah? Mungkinkah orang bisa berpindah tempat secepat aliran listrik? *kebanyakan nonton pilem*
Saya juga sudah dapet bukunya, tapi belum sempet baca
beli bukunya di indonesia kan pak?
Yup, sorry lupa saya sebutkan, sudah ada terjemahannya dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh Dian Rakyat.
seep 🙂
saya tunggu saja artikel berikutnya 🙂
Saya sih dapetnya gratis dari Wikimu, karena kebetulan jadi anggota favorit akhir tahun dan dapet versi hard-covernya (Inggris).
Yang bahasa inggris aja, bukunya lebih keren. beli yang updated revision gitu. welcome to flatner world. Social Media sangat powerfull.
Mau punya yang bahasa Inggris atau terjemahan bahasa Indonesia silakan saja, yang penting adalah “dibaca” …. itu saja 🙂
Maaf yang comment saya sebelum ini salah link-nya, ini yang bener
Thomas L. Friedman emang luar biasa. Sayangnya ini hanyalah sebuah pemikiran 1 orang saja dan bukan suatu penelitian yang konkrit. Karena kenal orang2 top dunia, Friedman bisa mengatakan bahwa dunia sudah datar. Menurut saya lebih banyak orang di dunia yang tidak tahu dunia mulai datar dan mereka hanya tergencet oleh dunia yang semakin flat.
Tapi tetep aja saya kagum banget sama Thomas L. Friedman karena bagaimana bisa satu orang bisa punya pemikiran segitu besarnya. Tapi kalo ga salah, dia pernah nulis buku globalisasi juga sebelum ini, jadi emang dia sudah mengamati globalisasi sejak lama.
Aku suka banget waktu CEO Infosys mengatakan: “the playing field is levelledâ€. Membuatku bersemangat sebagai anak dari negara miskin seperti Indonesia untuk berani bersaing dengan orang2 dari negara maju.
Hal lain yang aku suka adalah ketika Friedman mengatakan bahwa sebetulnya yang lebih teruntungkan dari internet adalah warga negara miskin dibandingkan warga negara maju karena warga negara miskin sekarang bisa menikmati hal2 yang dulu hanya dinikmati negara maju, seperti jurnal2 ilmiah dari negara apapun sekarang sudah bisa didapatkan di manapun kita berada.
Tapi ada satu hal yang membuat saya agak “downâ€, ketika Friedman mengatakan bahwa Indonesia tidak bakal maju. Hal ini pernah saya tulis di blog saya. Silakan baca disini
aku juga sudah beli bukunya, tapi belum dibaca keseluruhan…masih reviewnya doang. tapi dari reviewnya sudah menggambarkan asyiknya membaca buku ini untuk menambah wawasan tentang perkembangan IT di India (fokus dari objek penulis).
Mungkin perlu ada studi banding dari Indonesia ke India tentang keberhasilannya menggaet raksasa IT dari Silicon Valley untuk investasi di Indonesia.
wah, membaca komentar dari teman-teman saya kepingin tahu.
Apa judul buku dalam edisi terjemahaannya ( Bahasa Indonesia)
Saya mau beli tuh !!!
Mohon Infonya.
Oka-Singaraja-Bali
Mas Oka, penerbitnya Dian Rakyat, judul sama The World Is Flat. Wah saya harus minta fee marketing ke Dian Rakya nih …hehehe
mas romi, saya juga sudah mendengarkan hehe.. mendengarkan, bukan membaca coz diceritakan sama teman. Lumyan inspiring hehe.. bagaimana “nasib” Anda ? Lebih tepatnya Kita nanti ?? perubahan paradigma ini harus dimaksimalkan implementasinya nih .. kalo nggak kita ketinggalan.. banget nget nget seprimitif orang Indian pada waktu Columbus dulu 🙂
Saya udah pinjem bukunya ke temen. tapi belum menyelesaikannya, panjang banget e :-p Buku ini yg jelas memang mengerikan. Jadi inget tulisan pak Guntar yg sptnya juga terkait dampak globalisasi
Mas, aku mau tanya tentang tulisannya saskia sassen….ttg global city,…
mas bisa jelaskan sedikit tak ?
thanks ya mas……
butuh banget buat comparative…
wahai pak romi yang budiman saya mau nanya
harga bukunya berapa ya?
saya lagi mencari sbh dmpk global dari hp tlng di lngkpi ya!!!
Ada versi soft copynya gak mas?
good information
makasih ya 🙂
hmm….thanks ya
artikelnya membantu ujianku 🙂
luar biasa mas. jadi mau baca bukunya. thanks buat artikel ini mas 🙂
wah kayak pernah tau buku ini…
dari beberapa komen saya lihat banyak yang memuji buku ini…sayang waktu itu gak saya beli.
thanks buat share nya…jadi tahu kalo ini buku bagus…
Mantap banget mas Rom…
thank’s
pak..:)
“Pertanyaan utama Globalisasi 3.0 adalah: Dimana posisi dan peluang saya pribadi dalam ekonomi global?” … 🙂
Mantab pak!
terima kasih artikelnya hehe
Sekarang lagi ramai dibicarakan lagi “The Word is Flat” jadi pingin baca tuh buku