Systematic Literature Review: Pengantar, Tahapan dan Studi Kasus
Systematic literature review atau sering disingkat SLR atau dalam bahasa indonesia disebut tinjauan pustaka sistematis adalah metode literature review yang mengidentifikasi, menilai, dan menginterpretasi seluruh temuan-temuan pada suatu topik penelitian, untuk menjawab pertanyaan penelitian (research question) yang telah ditetapkan sebelumnya (Kitchenham & Charters, 2007). Metode SLR dilakukan secara sistematis dengan mengikuti tahapan dan protokol yang memungkinkan proses literature review terhindar dari bias dan pemahaman yang bersifat subyektif dari penelitinya. SLR adalah metode literature review yang biasa dilakukan peneliti di bidang farmasi dan kedokteran, meskipun boleh dikatakan baru mulai dibawa ke dunia computing wa bil khusus software engineering pada tahun 2007 oleh Barbara Kitchenham lewat papernya berjudul Guidelines in performing Systematic Literature Reviews in Software Engineering.
Pengantar dan metode-metode yang ada untuk melakukan literature review sudah dibahas pada artikel sebelumnya tentang Literature Review: Pengantar dan Metode. Pada artikel ini, akan dibahas secara khusus dan mendetail tentang systematic literature review (SLR), beserta tahapan dan studi kasusnya. Untuk bisa memahami artikel ini dengan baik, direkomendasikan untuk mendownload dua dokumen di bawah:
Slide:
- Systematic Literature Review (SLR). Penjelasan komprehensif tentang metodologi penelitian dan systematic literature review. Contoh kasus utama mengikuti artikel ini, tapi ada contoh-contoh kasus bidang non computing.
- Systematic Literature Review: Pengantar, Tahapan dan Studi Kasus. Penjelasan komprehensif dari artikel ini, termasuk studi kasus tentang SLR mengikuti paper di bawah
Paper:
- Romi Satria Wahono, A Systematic Literature Review of Software Defect Prediction: Research Trends, Datasets, Methods and Frameworks, Journal of Software Engineering, Vol. 1, No. 1, April 2015
Youtube:
Secara umum tahapan melakukan SLR terdiri dari 3 bagian besar: Planning, Conducting dan Reporting. Detail tiap tahapan seperti pada gambar di bawah.
1. PLANNING
Research Question (RQ) adalah bagian awal dan dasar berjalannya SLR. RQ digunakan untuk menuntun proses pencarian dan ekstraksi literatur. Analisis dan sintesis data, sebagai hasil dari SLR, adalah jawaban dari RQ yang kita tentukan di depan. RQ yang baik adalah yang bermanfaat, terukur, arahnya ke pemahaman terhadap state-of-the-art research dari suatu topik penelitian.
Formulasi RQ harus didasarkan pada lima elemen yang terkenal dengan sebutan PICOC:
- Population (P): Target group dari investigasi
- Intervention (I): Aspek detail dari investigasi, atau isu yang menarik bagi peneliti
- Comparison (C): Aspek dari investigasi dimana Intervention (I) akan dibandingkan
- Outcomes (O): Efek dan hasil dari Intervention (I)
- Context (C): Setting dan lingkungan dari investigasi
Contoh PICOC dari paper SLR saya (Wahono, 2015) adalah seperti gambar di bawah.
Langkah berikutnya yang perlu kita lakukan adalah menyusun protokol SLR (SLR Protocol). Protokol SLR adalah rencana yang berisi prosedur dan metode yang kita pilih dalam melakukan SLR. Secara umum Protokol SLR biasanya memuat 7 elemen di bawah:
- Background
- Research Questions
- Search terms
- Selection criteria
- Quality checklist and procedures
- Data extraction strategy
- Data synthesis strategy
2. CONDUCTING
Tahapan conduting adalah tahapan yang berisi pelaksanaan dari SLR, dimana seharusnya sesuai dengan Protokol SLR yang telah kita tentukan. Dimulai dari penentuan keyword pencarian literatur (search string) yang basisnya adalah dari PICOC yang telah kita desain di depan. Pemahaman terhadap sinonim dan alternatif pengganti kata akan menentukan akurasi pencarian literatur kita. Kemudian langkah berikutnya adalah penentuan sumber (digital library) dari pencarian literatur. Karena literatur yang kita kumpulkan akan sangat banyak, mungkin ratusan atau ribuan paper, maka disarankan untuk menggunakan tool software untuk mempermudah kita mengelola literatur seperti Mendeley, Zotero, EndNote, dsb. Contoh strategi pemilihan literatur adalah seperti gambar di bawah.
Setelah semua literatur didapatkan, langkah berikutnya adalah memilih literatur yang sesuai. Untuk mempermudah proses ini kita direkomendasikan membuat kriteria yang berfungsi sebagai filter dalam pemilihan dan penolakan suatu literatur (inclusion and exclusion criteria). Contoh inclusion and exclusion criteria adalah seperti pada gambar di bawah.
Masih melanjutkan proses filtering dari literatur, selain inclusion and exclusion criteria, kita juga harus melakukan penilaian kualitas (quality assesment) dari ratusan literatur yang kita temukan. Kitchenham et al. (2007) memberi rekomendasi bahwa penilaian kualitas literatur sebaiknya berdasarkan lima parameter di bawah:
- Apakah proses analisis data sudah tepat dilakukan?
- Apakah juga dilakukan analisis residual dan sensitifitas?
- Apakah akurasi statistik diambil dari data mentah?
- Seberapa baik komparasi metode yang dilakukan?
- Seberapa besar ukuran dari dataset yang digunakan dalam penelitian
Selain usulan Kitchengam di atas, peneliti lain menambahkan parameter penilaian kualitas supaya lebih akurat memfilter literatur. Misalnya (Salleh et al., 2011) menyatakan bahwa parameter yang sebaiknya digunakan untuk penilaian kualitas dari literatur adalah seperti pada gambar di bawah.
Langkah terakhir setelah kita mendapatkan literatur yang kita inginkan, adalah ekstraksi data (data extraction), kemudian melakukan sintesis berbagai hal yang kita temukan dari literatur-literatur yang sudah kita pilih (synthesis of evidence). Tujuan utama dari sintesis data adalah untuk menganalisis dan mengevaluasi berbagai hasil penelitian dari berbagai literatur, dan untuk memilih metode yang paling tepat untuk mengintegrasikan penjelasan dan interpretasi dari berbagai temuan tersebut (Cruzes & Dyba, 2011). Sintesis yang kita lakukan bisa berbentuk naratif atau kuantitatif (meta analysis). Langkah terakhir ini adalah langkah penting yang harus kita lakukan dengan detail dan hati-hati, karena kualitas SLR kita akan ditentukan dari hasil sintesis dan analisis yang kita lakukan.
3. REPORTING
Reporting adalah tahapan penulisan hasil SLR dalam bentuk tulisan, baik untuk dipublikasikan dalam bentuk paper ke jurnal ilmiah atau untuk menyusun Bab 2 tentang Literature Review dari skripsi/tesis/disertasi kita. Struktur penulisan dari SLR biasanya terdiri dari 3 bagian besar, yaitu: Pendahuluan (Introduction), Utama (Main Body) dan Kesimpulan (Conclusion). Bagian Pendahuluan akan berisi latar belakang dan landasan mengapa SLR pada suatu topik itu penting dan harus dilakukan. Sedangkan Bagian Utama akan berisi protokol SLR, hasil analisis dan sintesis temuan, serta diakhiri dengan diskusi yang membahas implikasi dari hasil SLR. Bagian Kesimpulan akan berisi rangkuman dari temuan yang kita dapatkan, sesuai dengan RQ yang kita tetapkan di depan.
Apabila SLR yang kita tulis akan dikirimkan dalam bentuk paper untuk suatu jurnal ilmiah, kita harus benar-benar menganalisis jurnal apa saja yang tepat untuk paper SLR kita. Tepat disini bisa bermakna dua, tepat dalam arti topiknya sesuai, dan juga tepat dalam arti bahwa kualitas temuan yang kita hasilkan dari SLR kita memang sesuai dengan level dari jurnal ilmiah yang akan kita pilih. Saya biasanya membuat list dari jurnal ilmiah yang saya targetkan untuk tempat publikasi, dan saya urutkan berdasarkan nilai SJR atau JIF dari jurnal tersebut. Saya juga berusaha mempelajari beberapa SLR yang sebelumnya dimuat pada jurnal-jurnal tersebut. Kemudian saya melakukan self-assesment apakah kualitas dari paper SLR saya sepadan dengan yang selama ini muncul di jurnal-jurnal tersebut. Gambar di bawah adalah contoh list jurnal-jurnal di bidang software engineering yang banyak memuat topik tentang SLR yang saya tulis yaitu software defect prediction. Kita akan lebih mudah mendapatkan list jurnal ini, karena proses SLR akan membawa kita ke paper-paper terbaik yang ada dalam suatu topik. Tinggal dilist saja di jurnal apa paper-paper pilihan kita itu diterbitkan.
Jujur tidak mudah melakukan tinjauan pustaka dan menulis paper dengan metode SLR. Disamping butuh waktu lama, juga butuh ketelatenan supaya kita bisa melakukan sintesis terhadap berbagai temuan dengan baik. Tapi paling tidak artikel ini dapat digunakan sebagai panduan praktis bagaimana tahapan melakukan SLR.
Sekali lagi Untuk bisa memahami artikel ini dengan baik, direkomendasikan untuk mendownload dua dokumen di bawah:
Slide:
- Systematic Literature Review (SLR). Penjelasan komprehensif tentang metodologi penelitian dan systematic literature review. Contoh kasus utama mengikuti artikel ini, tapi ada contoh-contoh kasus bidang non computing.
- Systematic Literature Review: Pengantar, Tahapan dan Studi Kasus. Penjelasan komprehensif dari artikel ini, termasuk studi kasus tentang SLR mengikuti paper di bawah
Paper:
- Romi Satria Wahono, A Systematic Literature Review of Software Defect Prediction: Research Trends, Datasets, Methods and Frameworks, Journal of Software Engineering, Vol. 1, No. 1, April 2015
Tetap dalam perdjoeangan!
Mantab, pa…
Mohon izin menerapkan ilmu ini di penelitian tesis sy.
Monggo mas zaenal
menarik pak Romi, saya sedang proses untuk membuat SLR ini, saya dari ilmu-ilmu sosial meskipun demikian proses yang bapak jelaskan sepertinya bersifat umum artinya bisa digunakan untuk ilmu2 sosial dan eksak. Pertanyaan saya untuk tahap conducting apakah ada program software yang harus diinstal untuk bisa memilah jurnal yang kita inginkan secara otomatis? klo ada mohon petunjuk untuk mendapatkannya seperti apa ya? terimakasih.
Kayaknya SLR lebih rumit ya Pak
Lengkap nih penjelasannya, makasih pak
Perdjoeangan yang sesungguhnya akan segera dimulai 😀
Perdjoeangan yang sesungguhnya akan segera dimulai.
Nunut sinau pak.
Terimakasih pak..sangat mencerahkan saya yg sedang galau ^_^
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat sebuah paper dengan metode SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW, Pak?
terima kasih banyak semoga bermanfaat
Terima kasih banyak atas penjelasannya. Alhamdulillah sudah ada bayangan mengenai SLR ini.
Assalamualaikum pak, saya mau tanya apakah pembuatan RQ itu boleh sedikit atau harus banyak?
terimakasih pak atas ilmu yang di berikan bapak sangat bermanfaat
maksasih pak, sangat membantu sekali berhubung skripsi saya harus ganti bikin slr karena sedang ada corona
terima kasih pak romi, izin copas yaaa 🙂
Terima kasih Pak…
bermanfaat banget buat tugas review jurnal…
Semoga berkah ilmunya pak Romi, sangat membantu saya mengobati galau karena skripsi
Terima Kasih Banyak sharingnya, sangat bermanfaat dan saya ijin untuk mendownload. Tabarokallahu.
Terimakasih Ilmunya sangat bermanfaat di era Pandemi. Di tempat Saya Poltekkes Kemenkes menggunakan Meta analisis. Hampi mirip pak Ya. Mohon komentarnya…
Izin save pak. Thank you.
wah,, terimakasih pak artikelnya. bagi yang berminat membuat SLR Bersama sama, dibidang kesehatan, silahkan hubungi saya di email d.hil20@yahoo.com ya,,
terimakasih
Salam, selamat pagi Bapak. Terima kasih atas sharing ilmunya yang sangat mencerahkan. Semoga selalu diberkati dan bermanfaat. Aamiin.
Terima kasih ilmunya Pak, sangat membantu. Pengalaman pertama saya menyusun tugas akhir sebagai mahasiswa farmasi tanpa eksperimen lab, ini cukup menantang dan memberikan hikmah ilmu tersendiri buat saya.
selamat pagi, ijin bertanya…apakah sy bisa tahu perbedaan mendasar secara singkat antara scoping jurnal, sistematik review dan sistematika literatur review
kirim ke widiawan_sa@yahoo.com
terimakasih
sudah ada di materi mas .. monggo disimak dulu ya .. youtubenya juga ada
Good Articel, izin save ya pak
Mohon ijin save pak.Terima kash sangat membantu
Terima kasih penjelasannya pak. Sangat membantu dalam penulisan ilmiah, saya sedang mencoba menulis topik SLR menggunakan metode Prisma.
izin bertanya pak, untuk melakukan quality assessment terhadap jurnal yang kita teliti dengan menggunakan kriteria new castle ottawa scale, apakah hasil akhirnya dapat digabung dan ditambahkan kemudian dibagi dua? seperti misalnya jurnal A mendapatkan nilai 7 dari reviewer 1 dan mendapatkan nilai 5 dari reviewer 2. apakah hasil tersebut dapat digabung dan dibagi 2 pak? terima kasih banyak pak mohon bantuannya…
Apakah kantor brainmatics masih di menara Bidakara?
terimakasih pak
saya pernah membaca dalam proses SLR harus melibatkan reviewer lain untuk menyortir paper, apakah itu harus dilakukan atau boleh untuk tidak dilakukan? misalnya dalam rangka menulis skripsi atau tesis begitu
Terima kasih banyak Pak Romi ilmunya. Saya dapat banyak ilmu dari channel Pak Romi termasuk tentang SLR ini
Terima Kasih pak, saya sedang melakukan penelitian skripsi dengan menggunakan metode literature review/SLR dan diagram PRISMA, Atas informasi dan ilmu yang diberikan, saya menjadi tercerahkan.
Apakah benar bahwa dengan SLR pada akhirnya kita akan mendapatkan research gap, yang nantinya pada saat penulisan thesis/desertasi akan ditindak-lanjuti dengan mem-propose suatu metoda tertentu untuk mengatasinya ? Jika iya, apakah untuk mempertahankan research gap diharuskan menggunakan data empiris ? Demikian juga dengan hasil dari solusi yang di-propose ?