Meluruskan Salah Kaprah Tentang Hacker
Ajari saya meng-hack server orang dong mas, saya pingin menjadi hacker nih (Joko, Semarang)
Ini termasuk pertanyaan yang sering masuk ke mailbox dan window YM saya. Dalam beberapa tahun ini terminologi hacking memang menjulang. Buku yang “tipis”, “instan” dan menggunakan judul “hacking” menjadi syarat baru penulisan buku-buku populer di Indonesia. Ini adalah permainan berbahaya dari para penerbit (yang diamini penulis) karena kerusakannya bisa sampai ke generasi muda kita. Membuat semakin kentalnya budaya bahwa ilmu pengetahuan bisa didapat dengan cara cepat, instan, bahkan cukup dengan modal buku setebal 20-50 halaman. Yang pasti hacker bukanlah craker, hacker membangun sesuatu sedangkan cracker merusaknya. Mari kita kupas tentang hakekat hacker dan hacking activities ini.
Sebagian besar literatur menyebut bahwa istilah dan budaya hacker pertama kali digunakan pada tahun 1961 ketika MIT mendapat kesempatan menikmati mesin PDP-1. Komputer pertama produksi DEC ini menjadi mainan favorit mahasiswa MIT khususnya yang tergabung di Tech Model Railroad Club. Mereka membuat alat-alat pemrograman, membuat banyak program, mengembangkan etika, jargon dan bahkan ngoprek PDP-1 sehingga menjadi mesin video-game generasi awal. Budaya inilah yang kemudian terkenal menjadi budaya hacker yang sebenarnya. Para hacker di Tech Model Railroad Club menjadi tim inti laboratorium penelitian Artificial Intelligence (AI) MIT yang menjadi pioneer dalam penelitian AI di dunia sampai saat ini.
Project ARPAnet yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika tak lepas dari campur tangan para hacker MIT ini. ARPAnet lah yang menyatukan budaya hacker dari berbagai “suku”, misalnya dari Standford University dan Carnegie Mellon University (CMU). Para hacker MIT bahkan akhirnya berhasil mengembangkan sistem operasi sendiri bernama ITS (Incompatible Time-Sharing System) yang legendaris, menggantikan TOPS-10 sistem operasi standard yang diproduksi oleh DEC untuk PDP-10. ITS awalnya dibangun dengan assembler, tapi kemudian diubah ke dalam bahasa LISP, bahasa pemrograman functional yang dekat dengan dunia Artificial Intelligence.
Kreasi lain dari para hacker MIT yang cukup legendaris adalah Emacs (karya Richard Stallman), editor favorit yang tetap dipakai oleh banyak programmer mesin unix sampai saat ini. Saya mengenal pertama kali Emacs ketika masuk kampus di Saitama University tahun 1995, saya gunakan untuk menulis semua laporan kuliah saya, membaca email, browsing web, membaca newsgroup dan bahkan Emacs jugalah yang saya gunakan untuk membangun IlmuKomputer.Com generasi awal. Selain hacker dari MIT, para hacker Stanford University dan CMU juga tidak mau kalah, mereka bahkan berhasil mengembangkan aplikasi bersekala besar berupa expert system dan robot industri.
Hacker dari Bell Labs bernama Ken Thomson yang dibantu oleh hacker lain bernama Dennis Ritchie dengan bahasa C-nya mengembangkan sistem operasi Unix. Kolaborasi Thomson dan Ritchie adalah kekuatan yang sangat fenomenal, karena mesin Unix dan bahasa C adalah formula manjur pengembangan sistem operasi Unix dari varian manapun sampai saat ini (BSD maupun System V dimana Linux termasuk didalamnya). Perlu dicatat juga bahwa pada tahun 1982, para hacker dari Stanford dan Berkeley yang dipimpin William (Bill) Joy mendirikan satu perusahaan bernama Sun Microsystem.
Era 1984 dimulainya berbagai episode cracking yang cepat terkenal karena diangkat oleh pers dan para jurnalis. Para jurnalis mulai keliru menyebut kejahatan komputer dan penyimpangannya sebagai sebuah “hacking activities” dimana pelakuknya disebut dengan hacker.
Hacker yang sebenarnya adalah seperti Richard Stallman yang berjuang dengan Free Software Foundation dan puluhan tahun bermimpi membangun sistem operasi bebas bernama HURD. Linux Torvald juga adalah seorang hacker sejati karena tetap komitmen dengan pengembangan kernel Linuxnya sampai sekarang. Kontributor dalam pengembangan Linux dan software open source lain juga adalah para hacker-hacker sejati.
Pelaku carding (penyalahgunaan kartu kredit), phreaking, dan defacing bukanlah hacker tapi mereka adalah cracker. Ungkapan legendaris dari Eric S Raymond dalam tulisan berjudul how to become a hacker, “hacker membangun banyak hal dan cracker merusaknya“. Hacker sejati adalah seorang programmer yang baik. Sesuatu yang sangat bodoh apabila ada orang atau kelompok yang mengklaim dirinya hacker tapi sama sekali tidak mengerti bagaimana membuat program. Sifat penting seorang hacker adalah senang berbagi, bukan berbagi tool exploit, tapi berbagi ilmu pengetahuan. Hacker sejati adalah seorang penulis yang mampu memahami dan menulis artikel dalam bahasa Ibu dan bahasa Inggris dengan baik. Hacker adalah seorang nerd yang memiliki sikap (attitude) dasar yang baik, yang mau menghormati orang lain, menghormati orang yang menolongnya, dan menghormati orang yang telah memberinya ilmu, sarana atau peluang.
Bukanlah sifat seorang hacker apabila diberi kepercayaan memegang administrasi di sebuah server malah memanfaatkannya untuk kegiatan cracking. Atau bahkan kemudian menyerang dan menghancurkan server dari dalam ditambahi dengan memberi ejekan kepada pemilik server yang telah memberinya kesempatan. Dengan terpaksa saya sampaikan, sayapun pernah mengalaminya. Selama ini saya selalu mendukung movement anak-anak muda di dunia maya, saya senang dengan semangat mereka. Ratusan komunitas saya beri domain dan hosting gratis sebagai reward perdjoeangan mereka karena mau sharing knowledge ke teman-teman lain di tanah air. Sayangnya ada cracker yang mengaku hacker (meski tidak memiliki attitude sebagai hacker) yang mempermainkan peluang ini. Setelah puas membuat satu dedicated server yang berisi ratusan situs komunitas lain di-shutdown perusahaan penyedia server karena kegiatan phreaking yang dia lakukan, masih sempatnya mengumpat saya dengan sebutan-sebutan yang tidak manusiawi. Apakah saya kapok? Tidak 🙂 Saya akan tetap memberi kepercayaan, dukungan server dan domain gratis bagi aktifis-aktifis dunia maya.
Hacker bukanlah orang dengan nickname, screenname atau handlename yang lucu, konyol dan bodoh. Eric S Raymond menyebut bahwa menyembunyikan nama, sebenarnya hanyalah sebuah kenakalan, perilaku konyol yang menjadi ciri para cracker, warez d00dz dan para pecundang yang tidak berani bertanggungjawab atas perbuatannya. Hacker adalah sebuah reputasi, mereka bangga dengan pekerjaan yang dilakukan dan ingin pekerjaan itu diasosiasikan dengan nama mereka yang sebenarnya. Hacker tidaklah harus orang komputer, karena konsep hacking adalah para pembelajar sejati, orang yang penuh antusias terhadap pekerjaannya dan tidak pernah menyerah karena gagal. Dan para hacker bisa muncul di bidang elektronika, mesin, arsitektur, ekonomi, politik, dsb.
Meluruskan pemahaman masalah hacker adalah proyek penyelamatan generasi dan perbaikan bangsa. Dan ini bisa dimulai dengan memperbaiki kurikulum pendidikan kita sehingga mampu mendidik mahasiswa kita menjadi hacker sejati. Dan marilah kita bersama-sama berdjoeang supaya menjadi hacker yang bisa memberi manfaat dan yang bisa memperbaiki republik ini dari keterpurukan.
Tetap dalam perdjoeangan!
setuju sekali dengan tulisan RSW ini, saya agak miris melihat banyak sekali buku2 yang berlabel cara cepat jadi hacker, atau hacking yang mudah, tetapi berisikan mengajari menggunakan script kiddies dan tools exploit,
hmmmm adik saya gemar sekali membaca buku beginian… 🙁
Jadi inget masa dulu, selalu aja di channel ada yg tanya. bagi shell donk atau gimana nih pengen nge-root. Selalu saya jawab instal aja Linux.
Biasanya lalu pada semangat install Linux terus setelah itu tanya, abis itu gimana mas ? Saya jawab “Lho kan udah dapat root dan shellnya”, mau apa lagi.
Maaf kalau ada yg ter”sindir” hi hi hi hi
#Rendy: Yap begitu om keadaan sekarang. Buku komputer kita sekarang semakin berwarna hitam dan semakin tipis. Tapi itu yang jadi best seller 🙁
#IMW: Wah jawaban cespleng itu … hahaha
“#Rendy: Yap begitu om keadaan sekarang. Buku komputer kita sekarang semakin berwarna hitam dan semakin tipis. Tapi itu yang jadi best seller :(”
hohoho… keinget dah lama ga ketoko buku pak:D
@imw: ada yang lebih mantap lagi. kalau mau cari “root” tinggal ke kebun. kalau mau cari “shell” tinggal ke pantai.
#Ariya: Nah om Ariya ternyata selevel lebih tinggi daripada om IMW … huahuahua lucu bener
Bagaimanapun juga, hacker jahat tetap dibutuhkan 🙂
Tanpa mereka, security ngga akan menjadi semakin bagus.
Admin akan lengah, dsb.
Profesi keamanan komputer jadi populer!
Jadi? Bersyukurlah dengan adanya hacker jahat 🙂
#Obyektif: Hacker itu attitude, kalau jahat dia berubah menjadi “cracker”. Hacker yang baik dia akan mengumumkan atau membuat tulisan tentang penemuan adanya vulner di suatu sistem. Atau mengatakannya ke admin sistem dengan baik-baik, tidak langsung melakukan defacing atau rm -rf 😉 Say yakin tidak ada yang bersyukur adanya hacker jahat kok …
#Ariya, dua-duanya bisa dicari di REAL eh salah supermarket maksudnya
Pencerahan yang memikat. Perlu disebarluaskan. Boleh kan, Pak?
ada satu nama besar yg terlewat di tulisan ini: John Mc Carthy! 🙂
@ariya
kalau sekarang nyari shell tidak usah ke pantai. di pinggir jalan udah mulai banyak kok. 🙂
saya ingat, saya kapok membeli buku komputer terbitan lokal gara-gara ada buku tipis merah berjudul belajar cepat administrasi apache di redhat. setelah dibuka isinya cuma manual-nya apache di-print (bahkan tanpa menerjemahkannya!). sejak itu, jika ingin mendalami sesuatu, saya memilih textbook terbitan bahasa inggris yang jauh lebih terpercaya.
#Paman Tyo: Hehehe silakan om, dengan senang hati
#Coward: Hehehe … sip sip
#Yan: Pasar maksudnya? 😉
#Galih: Saya biasanya minta petugas toko buku membuka plastik buku dan saya cek bukunya dulu sebelum beli buku 🙂 Ya resikonya diprenguti hehehe
SIP DEH 😀
terima kasih pencerahannya mas
tp ya memang begitu adanya mas. terkadang sebagai seorang pemuda yang masih mencari jati diri(duh bhs nya) pengen juga ngedeface terus munculin nick kita, terus pamer(pasti banyak tu yang bilang “wah hebat”), nah keiinginan yang begini deh yang bikin banyak orang akhirnya terjerumus untuk mencari cara instant menjadi “hacker”(baca:cracker),
padahal seperti apa yang mas romu tulis, banyak sekali pengetahuan yang harus dimiliki seorang hacker sebelum dia benar benar siap untuk mulai melakukan “hacking”, jadi inget pertama kali baca “web hacking”nya – stuart mcclure(buku terjemahan sih, jd malu) pusing bacanya banyak bahasa aneh didalamnya…
@galih
begitulah buku kita, kebanyakan judul keren tapi isinya miskin, dan salah satu kelemahan kita juga saya adalah males buka-buka manual,help dan referensi karena suka alergi (gatal-gatal) kalo ketemu bahasa selain Indonesia.
Padahal kalau kita mau sebenernya banyak sekali e-book2 yang bisa dijadikan referensi, atau ke ilmukomputer.com aja 😉
dah lama gag beli buku indo lagi, dah kapok kayak galih.
* sepertinya aku beli juga buku itu lih *
setuju ama cakbud, kalo cari referensi mending googling aja meski kudu sepet baca manual berbahasa inggris 😀
Kalau buku di sini kurang bagus,
bagi para pakar mohon bagi-bagi ilmu-nya dong
dengan menuliskannya dalam bentuk buku.
salam perdjoeangan !
Yup setuju…
“Mari kita belajar menjadi hacker sejati yang senantiasa ikhlas berbagi dalam hal apapun”
“Dan bukanya malah orang yang merusakkanya
Terjatuh dalam hal sia-sia
Menjadi sampah yang hanya layak disingkirkan dari muka dunia ini”
Mohon maaf dengan sangat sekiranya, bahasa saya sedikit agak kurang nyaman dihati
Mungkin karna agak sebal dengan hal tersebut
alangkah baik kita memulai dnegan diri kita sendiri unruk senantiasa berbagi kebaikan dan bukanya keburukan
Betul pak, saya sering banget ditanyain soal beginian. kalo dijawab kagak tau, dibilang kita kagak mau bagi ilmu. kalo dibilang kalo itu melanggar hukum, dibilang kita sok bijak. aduh, emang susah membagi perspektif hacker ini ke orang lain, bahkan ke orang komputer sekalipun.
sebagai salah satu yang suka iseng nulis buku berbau komputer di indo. saya juga pernah ikut nulis buku kecil-item yang ada hacker-nya di judul (Di Balik Kisah-Kisah Hacker Legendaris).
Tapi (dengan maksud membela diri tentunya :p) dalam buku itu tidak diajarkan teknik ‘jahat’ sama sekali (karena saya juga nggak bisa).
justru di situ ada kisah hacker seperti ‘St Ignucius’ Richard Stallman, Linus Torvalds atau Tim Berners-Lee.
Dan dari khazanah indonesia dimasukkan selintas nama-nama seperti Onno W Purbo atau I Made Wiryana.
#Wicak: Aku dah baca bukumu kok mas. Great job, bentuknya biografi yang bisa banyak diambil hikmahnya 😉
dari pada nge-crack mending nge-blog aja yuk… 🙂
gimana dapet domain gratis?
#Kiki: Kontak RSW lewat YM jelaskan komunitas yang mau dibangun, kalau bisa bikin argumentasi yang bagus, Insya Allah bisa disupport …hehehe
Hacker, orang pinter yang seneng bagi ilmu. karena kalo ilmu dibagi bukannya malah berkurang, tapi semakin bertambah & berkembang mengikuti jaman.
matur suwus mas romi atas pencerahannya 🙂
Betul Pak Romi,
Beda tipis antara Hacker dan Cracker, cuma beda Niat aja 🙂
#obyektif, duh kepiye tho iki? system itukan mirip kayak rumah. kalau rumah kita terbuat dari kayu, yah jebolnya pakai gergaji. kalau rumahnya terbuat dari beton, jebolnya bisa pakai mobil traktor aja atau bom sekalian? jd kalau ada pencuri gitu suka yah? duh keblinger ini namanya.
wah berarti lomba hacker yang selama ini banyak diadakan itu pada salah ngerti semua dong!!!hi hi hi h
harusnya bukan lomba hacking tapi cracking
Yuk ramai-ramai jadi Hacker (yang baik) :-))
brarti hacker itu kudu nyiptain sesuatu yg berguna bagi dunia TI gitu ya, mas Romy? sayang aq bukan lulusan TI 😀
#Toim, nggak selalu yang namanya “hack” itu selalu berbau hal ICT atau IT. bisa juga ke hal yang lain. baca blognya mas romi pada kalimat terakhir pada paragraf kedua terakhir. “Dan para hacker bisa muncul di bidang elektronika, mesin, arsitektur, ekonomi, politik, dsb.”
tapi maaf mas romi, saya tetap aja bingung ngapain sih ada yg nyusup2 ke dalam kompi orang lain? atau ngacak2 email orang lain? itu termasuk hacker atau cracker yak? mo’on ma’ap.. maklum orang bodo.. 🙂
best wishes for you..
anakbodo
#Anakbodo: Uji tool or teknik yang baru didapat 😉 Cracker pastinya.
Nuhun kang, numpang posting. Kalo bisa hacker Indonesia bersatu untuk menghancurkan situs-situs yang gak bener dan bisa merusak moral bangsa. Jadinya sekalian praktekin ilmu sekalian membela bangsa.
obegitu 🙂
baru kamsud deh
tambah ilmu lagi…. 🙂
makasih pak romi, begitu banyak langit di atas langit…
tulisan yg sangat menarik
sy suka quote ini
“hacker membangun sesuatu, sedangkan cracker merusaknya”
Buku hitam yg nggak terlalu tebel…
Hmmmm… waktu itu saya liat di toko buku, dan begitu baca judulnya “menjadi hacker instant” [atau apalah saya lupa, pokok seperti itu ^_^] saya malah nggak tertarik sama sekali, sangat mencolok dan terkesan “ben laris”.
ilmu hacker kok dijual…?! waktu itu saya cuman “mbatin” kayaknya yg namanya hacker itu tidak semudah dan serendah itu dech…
eh abis mbaca pencerahannya pak romi di atas, ternyata BENER! ternyata memang ada hal yg “spesial” dibalik gelar hacker.
pak romi mo crita dikit, saya pernah melakukan “sesuatu” secara tidak sengaja telah membuka proteksi pada aplikasi game popcap. yg tadinya hanya trial 30 menit, ternyata bisa unlimited license tanpa harus “mbayar”. tapi sekali lagi itu tidak saya sengaja tanpa bantuan software / aplikasi cracker apapun, dan setelah saya teliti [halah emangnya kamu siapa mas? yg peneliti sejati itu kan pak romi ^_^ hehehe..] cara mbukak proteksi di aplikasi itu cuman bisa dilakukan di windows 98. apa itu yg namanya “hole”?? [hole in one kali ya?!] atau bug?? [ach nggak tau.]
apa itu yg namanya cracking pak romi?? kalo emang iya, saya malah nyesel dan malu bisa nemuin cara itu..
saya pengin jadi hacker seperti pak romi, bukan cracker… pengin jadi pembangun, dan bukan perusak.
viva hacker indonesia! ^_^
ada kutipan yang menarik :
“..
Saya berikan banyak demo langsung untuk memberi gambaran bagaimana sistem bisa diserang, dan bagaimana penyerang bekerja. Server teknik.unsoed.ac.id sempat saya jadikan target sistem secara live, dan ternyata memang banyak password yang terambil dari port ftp dan pop3.
..”
source: https://romisatriawahono.net/2006/10/13/hacking-di-unsoed-purwokerto/
saya jadi bingung, lalu apa bedanya dengan buku “hacker instan” yg katanya byk beredar sekarang 🙂
#nobody: BTW, ikutan datang di Unsoed nggak waktu itu? hehehe. Temanya tentang Network Security, tahapan penyerangan perlu dijelaskan karena ada proses transfer mind, supaya admin bisa mencegah. Filosofi cracker dan hacker seperti yang ada di tulisan ini tetap saya jelaskan.
Yg ini hacker apa cracker, om?
http://th0r.info/
Waduh bagus sekali pak Romi. Mudah-mudahan yang “sok hacker” pada baca artikel ini.
Salam.
Wah bagus sekali Pak Romi, selama ini kita (khususnya saya) udah salah mengerti tentang arti “Hacker” yang sebenarnya, mudah-mudahan bermanfaat.
Saya ingin mengutarakan sesuatu,
sebenarnya orang Indonesia, khususnya pemuda dari kalangan pelajar dan mahasiswa adalah orang yang cerdas, hanya saja mereka salah jalan malah menjadi cracker, mari kita “Berdjoeang” (ikutan Pak Romi) untuk kemajuan Indonesia, salam perdjoeangan.. tetap semangat.
Artikel yg sangat menarik dan membuka wawasan. Thanks Pak Romi. 🙂
Mas, saya seorang pelajar smk(informatika). sekarang banyak banget Forum internet yang mengajarkan kita Trik Hacker, tapi Isinya untuk Ngekrack(Ngerusak),,
saya pengen nanya, forum internet yang Mendukung saya untuk terus berkembang Dan jadi seorang hacker sejati dimana?????
kalo bisa yang gratisan!!!!!!
plz kirim ke e-mail saya ya?????
makasi>>>>>