Dapat Apa Sih di Universitas?
“Saya mahasiswi semester 4 jurusan Teknik Informatika di sebuah Univesitas di Semarang. Sudah hampir 2 tahun saya kuliah, cuman saya kadang merasa nggak tambah pinter, kalau tambah sibuk sih iya karena tugas dari dosen yang kayak tsunami π Pingin dengar pendapat mas Romi yang kabarnya waktu kuliah IPKnya 4.0 terus. Sebenarnya di kampus itu apa yang kita dapat sih mas?” (Novi – Tembalang, Semarang).
Ini termasuk juga pertanyaan yang banyak masuk ke kotak email saya. Sudah keterima di universitas dan mulai belajar, tapi kadang masih nggak ngeh hakekat belajar π Lha katanya disuruh menimba air eh ilmu, nah ilmunya ini sebenarnya apa sih?
Dik Novi, kita belajar itu, baik di sekolah, di kampus, di universitas dan di lembaga pelatihan untuk meningkatkan KSTAE atau kata orang betawi (a)PeKTeSiPeng, waduh apaan tuh? π KSTAE itu Knowledge, Skill, Technique, Attitude, Experience alias (a)PeKTeSiPeng (Pengetahuan, Keterampilan, Teknik, Sikap dan Pengalaman). Ini kalau kita ambil contoh orang belajar naik motor dan belajar di kampus, mungkin penjelasannya seperti di bawah:
Knowledge (Pengetahuan): Kita jadi tahu bahwa di motor ada lampu, stang kemudi, rem, gas, spion, bel. Kita juga tahu cara bagian motor itu bekerja termasuk gimana njalaninya. Kalau kita belajar pemrograman, ya kita ngerti lah apa itu fungsi, apa itu variable, juga apa itu object, apa itu method, apa itu attribute. Kita juga diajarin banyak lagi pengetahuan, sistem basis data, rekayasa perangkat lunak, pemrograman berorientasi objek, software project management, dsb. Pokoknya yang selama ini bikin pusing itulah knowledge. Lho kenapa bikin pusing? Soalnya kampus kadang nggak imbang ngasih knowledge dan keterampilan, alias besar teori daripada praktek π
Skill (Keterampilan): Kita ngerti cara ngidupin motor. Supaya motor maju harus masukan gigi ke satu dan tekan gas. Kecepatan mulai tinggi masukin ke gigi dua, kalau ada halangan di depan injek rem. Kalau mau belok tekan lampu sen. Di kampus, tugas mandiri, misalnya disuruh buat kalkulator atau program deteksi bilangan prima di mata kuliah OOP itu semua untuk ngelatih keterampilan. Semakin banyak tugas, harusnya makin terampil, cuman kalau nyontek, ya makin bego aja mahasiswa π Usahakan untuk mengerjakan sendiri tugas, karena tujuannya untuk melatih keterampilan kita, sayang masa depan kita kalau kita sering nyontek dalam tugas mandiri. Nah, IPK itu hanya untuk mengukur mahasiswa di level knowledge dan skill. Jadi peran IPK sebenarnya hanya sampai di sini π
Technique (Teknik): Ternyata keterampilan nggak cukup, karena kita perlu menguasai teknik misalnya supaya motor kecepatan tinggi nggak ngepot. Kita ngeremnya harus dari jauh dan pakai rem tangan plus rem kaki bareng. Mau belok juga harus ambil ancang-ancang, kecepatan diturunkan, baru belok. Nah kalau di kampus, karena mata kuliah banyak dan di setiap mata kuliah ada tugas coding, keterampilan bahasa Java kita jadi meningkat. Kita bisa bahasa Java kromo inggil, ngoko, eh bukan maksud saya kita jadi punya banyak teknik supaya program kita lebih rapi, program kita lebih cepat jadi, punyak teknik untuk bisa reuse code, coding jalan terus walaupun pakai notepad atau emacs, dsb.
Attitude (Sikap): Wah ternyata pengetahuan, keterampilan, teknik saja nggak cukup membuat kita bisa survive di dunia. Kita perlu sikap yang baik dalam mengendarai motor. Lampu lalu lintas itu kalau merah berhenti, jangan nyelonong saja. Kalau nyalip orang juga jangan dari kiri. Hormati pengendara lain, dahulukan perempuan atau yang membawa anak-anak. Jangan asal ngebut di kampung orang, kalau nggak mau benjol tuh kepala. Sikap ini kalau di kampus, ya kalau jadi programmer jangan terus buat virus, atau ngerusak sistem orang, atau malah maling code orang π Nah ini semua adalah sikap. Kampus yang hanya mengajari orang untuk punya pengetahuan, teknik dan keterampilan tanpa memperhatikan attitude (sikap) artinya mendidik orang pinter tapi sesat di jalan.
Experience (Pengalaman): Pengalaman ini seperti jam terbang. Hanya bisa kita dapatkan kalau kita pernah mengalami kejadian dan pengalaman. Contohnya, karena sering bolak-balik ke Puncak untuk jualan pisang π , kita jadi ngerti banget mainin gigi supaya mesin nggak rontok meskipun naik gunung terjal nan macet. Terus juga karena rumah sering kebanjiran, kita ngerti banget lah kira-kira banjir berapa senti yang bikin motor kita nggak bisa jalan. Gimana kalau jatuh, sebaiknya posisi tubuh seperti apa yang membuat luka tidak parah. Semua kita dapatkan dari pengalaman. Pengalaman itu mahal, ya pasti karena kadang ada harga yang harus dibayar. Terus kalau di Kampus, pengalaman kan nggak ada? Hmm pengalaman itu tetap ada, kita KKN, magang, kerja paruh waktu, ngerjain TA itu adalah supaya punya pengalaman. Banyak buat project (software) yang bisa dijual, mulai belajar jualan, latih jiwa enterpreneurship adalah keharusan untuk bekal hidup di dunia IT nan ganas dan kejam.
Untuk adik-adikku mahasiswa dan mahasiswi di manapun berada, jangan cepat menyerah, nikmati pahit dan manis kehidupan kampus, jalani penuh dengan rasa tanggung jawab. Orang tua kita dan juga negeri ini menanti karya kita semua.
Tetap dalam perdjoeangan !
# Pututik: Coba cek lagi masih error nggak ?
# Rony: Yup setuju …
# Firdaus dan Silas: Pola pikir itu sebagian di knowledge sebagian lagi di attitude π
# Black_Claw: Padahal kuliah juga belum tentu dapat istri dari temen kuliah π
# Arman: Walah, kira-kira dimana koneksinya dengan om Rossi π
Sebelumnya mohon maaf …asyik2 banget nih komentar2nya ikutan nebeng boleh yaaaa…saya juga baru2 ini lg gila yang namanya belajar…khususnya design web…mbok ya saya dibantu…buat Mas Romi nyuwun sewu….ada artikel yang berbahasa english ga ya? khususnya telaah dan review IT gitu….saaya selalu membaca artikel2 mas romi wiss jan pokokmen tiada hari tanpa membaca postingan2 Mas Romi…Matur Nuwun
# RaxsheedS911: Baguslah mas kalau termotivasi terus untuk belajar. Hmm yang dicari review IT berhubungan dengan apa nih? Analisa, kajian, atau teknis? Untuk analisa, kajian dan policy lembaga yang cukup kuat dan disegani adalah Gartner Group dan IDC. Cuman report mereka berbayar π
Kuliah dapat apa? Umm… Selain KSTAE itu saya juga dapat ijazah S1 sebagai bukti formal bahwa saya dah lulus dari bangku kuliah sesuai jurusan yang saya ambil.
Sebagai orang yang kuliah di FE jur Manajemen, waktu kuliah sepertinya banyak teori yang hanya ada di langit karena nggak bisa langsung dipraktekkan. Akan tetapi, ketika sudah bekerja, ternyata teori-teori itu baru terasa gunanya. Waktu kuliah karena hanya belajar teori, kita seperti hafalan. Akan tetapi, kalau sambil dipraktekkan, teori itu jadi lebih mudah dipahami.
Oleh karena itu, setuju dengan anjuran Pak Harry Sufehmi yang menganjurkan mahasiswa bekerja selagi masih kuliah. Sekalian mempraktekkan ilmu sesuai bidang masing-masing.
# Kombor: Setuju om π
memang sih, aku juga kadang bingun dengan gunanya kuliah. aku sekarang kerja di bagian yang sama sekali tidak berhubungan dengan jurusanku. menurutku sih yang penting kita punya waktu untuk menekuni apa yang menjadi interest kita maka kita bisa berhasil. soal sekolah atau kuliah anggap aja media bersosialisai dan aktualisasi diri (padahal aku gak mudeng artinya:))
Wah, Persoalannya Ga’ Semudah itu Mas Romi, Pendidikan di Indonesia ini tidak semua Bagus, Bahkan kadang saya bingung dengan Dosen yang kadang2 berani mengajar Asal berani alias modal nekat yang penting target Dapur Ngebul, Biasanya kalow ada mahasiswa yang pintar dan kritis dia berlaku seperti Raja diktaktor yang menggelikan sekaligus memuakkan dan ini banyak ditemukan di kampus2 swasta khususnya kuliah malam. Nah ini yang mungkin tidak dialami oleh seorang Mas Romi yang memang mengenyam pendidikan dan mengajar di tempat yang bagus dan kwalitas di atas standart
Banyak yang kuliah … diterima masuk jurusan tertentu univ negeri.. padahal jurusan ntu belon tentu sreg di hati ( yang penting kul di univ negeri)… kul jadi setengah ati… lulus ya asal lulus ajah.. gak mudeng kul apaan alias Salah Jurusan….
ya udah deh..Kalo dah telanjur basah ya udah mandi sekali (kaya lagu dangdut π )…..mungkin si embak yg tanya ama bang Romi panggilan hatinya ingin jadi dokter hewan eh masuk di t.i…. Biar adem … harusnya bang Romi menyarankan dari sudut pandang bos Cisco (saya lupa namanya) “kalo liat perkembangan teknologi akhir-akhir ini, jurusan it adalah yang paling bener, jadi kalo ada yang ambil jurusan lainnya? pasti salah jurusan” …:)
Intinya .. ilmu gak ada yang mubazir kok … meski dikasi sedikit kalo dipelajari serius buat bekal ntar kapan (nanti) dijamin pasti kepake….. Terus SEMANGAT kerjakan tugas2mu nak!!!! ( btw aniwe buswe…saya bukan dosennya lho):P
# Liantama: Hmmm saya nggak setuju IT jurusan yang paling benar π Tidak ada di dunia disiplin ilmu bahwa ada yang benar atau salah. Semua ada perannya di dunia nyata. Kalau dulu jurusan electro berkuasa, MIPA juga pernah berkuasa, atau perminyakan bahkan, dan mungkin saat ini IT yang lagi diminati. Ini hanya pergiliran saja. Ada masanya juga trend IT akan menurun kalau kebuutuhan SDMnya semakin tercukupi π
Mas Romi dan rekan2 semua,
Saya setuju “pengalaman” atau “praktek” adalah aspek yang sangat penting; tentu saja pengalaman yang berhubungan dengan bidang kuliah kita.
Pengalaman akan membuka wawasan kita, dan seperti kata pepatah: pengalaman adalah guru terbaik…..
Kerja magang atau paruh waktu adalah cara terbaik untuk mendapat pengalaman.
Masalahnya, peluang untuk magang tidak selalu mudah tersedia.
Salam,
# Heri: Mungkin karena orientasi kita praktek itu harus berupa magang di sebuah perusahaan. Bagaimana kalau kita praktek jadi entrepreneur, buat sendiri produk dan mulai jualan. Dengan segala pengetahuan yang kita dapat dari mata kuliah semester 1-5, bekal mahasiswa sudah cukup kuat untuk menciptakan produk. Tinggal melatih pemasarannya saja π
pengalaman pribadi aja, pertama kuliah saya bengong, dikasi Organisasi Komputer, Database, Programming dll cuma tak `makan` aja.
karena sesuatu hal saya putus kuliah. kerja. dan baru tau. oh ternyata…..
saya kuliah bukan di kampus yang `mentereng`, tapi `ongkosnya` sih nggak kalah tuh sama univ2 besar di negri ini.
Kenapa saya nggak `ngeh` apa sih ilmu yang didapet dan untuk apa?, klo saya boleh cari kambing hitam, ya siapa lagi dong klo bukan yang ngajarnya :-p
yang di kasi di kampus cuma KS (Knowledge,Skill) *at least di kampus saya* TAEx nya sih (Technique, Attitude, Experience) dilirik pun tidak apalagi di bahas.
OK klo Anda bilang salah satu solusinya dengan ikut Organisasi, tapi masalahnya Organisasi yang ada pun kurang mendukung dan tidak dapat menjadi pemecahan bagi temen-temen mahasiswa. belakangan malah aku denger Organinasinya mati suri.
selain ilmu pengetahuan mahasiswa juga butuh didikan, klo kampus cuma kasih ilmu pengetahuan ya begi ini ini nasib mahasiswanya :-p
rencananya saya mau melanjutkan lagi study ampe selesai *sayang udah semester akhir :-)*
jadi buat temen-temen yang masih di kampus, jalan Anda masih panjang π
Salam
# Himura: Sip mas. Mantab perdjoeangannya. Mudah-mudahan lancar kuliahnya π
tulisan yg bagus pak. jadi bahan renungan buat anak2 mahasiswa baru seperti saya π
# adi: alhamdulillah kalau bermanfaat
Kalau di Institut, soalnya aku kuliah di ITS bukan Universitas, saya mendapatkan petunjuk kenal dengan delphi, yang konon merupakan bahasa pemrograman yang benar-benar bisa membawa keberuntungan buat saya.
Kalau kembali ke institut, saya secara langsung tidak dapat teori yang banyak dan mungkin sedikit sekali yang bisa saya terapkan.
saya melihat pendidikan sekarang sepertinya tidak normal dan terkesan hanya formalitas.
Waktu saya semester satu IP saya lumayan 3,61 tapi begitu saya merefleksikan dengan kemampuan yang saya miliki saya sepertinya nggak pantas bisa kerja. Bisa cuma kalkulus, fisika dasar dll.
Namun, ketika pagi hari saat saya berjalan menuju kampus tercinta selalu terbersit besok saya kerja dimana dan berapa gajinya…. ( Maklum orang ndeso yang selalu perhitungan, soalnya hidup selalu serba mepet ).
Kemudian, di ke esokan paginya dan ke esokan paginya selalu jawabannya sama, saya ini nggak punya keahlian.
kemudian setelah saya membaca :
Knowledge, Skill, Technique, Attitude, Experience
Benar-benar itu penting semua, dan yang pasti itu tidak harus didapatkan dikampus. Saya keluar kampus semester 3 untuk cari kerja dan untuk bisa melanjutkan kuliah lagi. Begitu saya dah selesai kerja dan kembali ke kampus, ternyata dunia kampus itu kecil sekali dan saya koq terkesan melihat kampus itu menjadi semu dan seakan2 dibuat2…
Bagi yang merasa mahasiswa dan dosen saya mohon maaf jika merasa tersinggung, tapi ini bener2 yang saya rasakan. Hingga sekarang pun saya masih terkatung2 dikampus g bisa lulus karena sibuk dengan kerja, sebab didunia kerja saya bener-bener bisa mendapatkan –>> Knowledge, Skill, Technique, Attitude, Experience.
Saya pernah salah presentasi dan ditegur salah seorang manager marketing telkom, dan ini bener2 pengalaman yang menabjubkan.
Saya pernah mendapatkan pengalaman untuk membuat program aplikasi lumayan besar, yang semua itu hanya saya dasari dari skill otodidak belajar bahasa pemrograman saja.
Waktu saya ingin belajar delphi, harus nunggu semester 4 atau lima, tapi saya g mau, semester 2 dah mulai belajar. Artinya skill itu datang dari adanya niat ingin tahu dan kita tinggal mengembangkannya atau mengikuti aliran air yang dikeluarkannya.
Pengalaman ini sangat kompleks, tapi memang benar adanya bahwa pengalaman adalah guru dari segala guru yang bisa memberikan mata angin secara tepat melebihi tepatnya sebuah kompas ketika kita letakkan diatas telapak tangan yang berwarna putih.
btw, buat mas romi artikelnya bener2 bagus sekali dan saya terkesan….
saya tunggu artikel artikel yang lain.
saya mahasiswa semester 4 jurusan manajemen informatika
saya juga mengalami hal yang sama dengan yang lainnya.
sudah 2thn saya menjadi mahasiswa tapi saya ngerasa bahwa gak ada yang saya dapatkan,malahan saya jadi merasa terbebani dengan status saya sebagai mahasiswa.menurut mas romi apa yang harus saya lakukan supaya saya tidak merasa terbebani dengan status saya ini
iya sih… lingkungan di kuliah hanya mengantarkan kita menuju hakekat ‘kesempurnaan’, td sebenarnya yg bisa membentuknya adalah diri kita sendiri… dimanapun kita belajar, kita pasti bisa sukses.. :p
Sampai saat ini, saya memang mentok di experience yang nggak nambah-nambah :)) males sih…:D
Bagi muslim, mencari ilmu itu adalah ibadah, Insya Allah tidak sia-sia apa yangs udah di korbankan semasa belajar baik itu di bangku sekolah, maupun di tempat kuliah. niatkan saja semuanya karena Allah
Semangat selalu ya teman-teman, raihlah ilmu dimana saja, syukuri apa yang sudah di dapatkan termasuk bagi teman-teman yang bisa melanjutkan ke jenjang universitas
mas Romi rasa-rasanya kalau kaya tuh memang bukan yang pinter secara akademik kok, risetnya bisa dibaca The Millionaire Next Door – Thomas Stanley. Bukan berarti pendidikan mereka rendah lho. Ya sekolahnya S2 S3 tapi nggak mentok gitulah [ un honour, alias tidak cumlaude ], dan diangkatannya bukan bintang. Tentunya ini beda dengan tipe pemenang nobel, atau kaya dari riset lho, kalau itu aku setuju sama creativity-nya Myhaly csikaszentmihlyi. Tapi tipe pemenang nobel itu-kan proporsinya kecil banget dibandingkan sekedar kaya.
btw, kok ya masih sempet ngebles ya , hebat tenan sampeyan
# Eko: Yup mas setuju. Mungkin perlu saya koreksi, sebenarnya institut itu ya universitas π
# Cika: Yang harus dilakukan, tekuni satu bidang, jadikan core competence dan kerja keras di bidang itu untuk membuat suatu usaha kreatif dan unik
# Akangaziz: Yup setuju mas
# Donny: hehehe … tetap semangat mas
# Firdaus: Yup setuju mas
# Nanung: Hmmm yang sekolah sampai S2 atau S3 itu kok tidak sama dengan “pinter secara akademik” π Tidak selalu yang pinter akademik melanjutkan ke S2 dan S3. Kalau larry page, sergey brin, jerry yang itu pinter secara akademik nggak π Atau kalau dilanjutkan lagi ada nama-nama bill gates, itu genius semasa sekolah. Ini masuk pinter secara akademik nggak? Sebab dia DO …hehehe tapi kaya. Bingung kan. Intinya sih kerja keras, hasil sudah menunggu di depan mata kita.
Apakah sistem pendidikan di kampus yang lebih cenderung mass production, menghasilkan output dalam jumlah besar dengan proses yang lebih memandang setiap individu entitas yang seragam, bisa menghasilkan hal-hal tersebut?
Ini karena saya juga sering dapat pertanyaan seperti diatas. Dan sering juga mewawancarai lulusan informatika/il-kom yang sepertinya tak dapat banyak dari kuliahnya, walau IPK > 3.
Mungkin yang diharapkan adalah lulusan SMA yang sudah punya karakter positif yang kuat, memahami potensinya, dan visi hidup yang jelas sehingga di kuliahan sudah bisa secara dewasa memilih dan beraktifitas yang diinginkan yang akan memperkuat karakter dan mengasah potensinya, baik di intrakurikuler, ekstra kurikuler, atau dari manapun..
Jadi pertanyaannya bisa diganti menjadi:
Sudah memadai kah yang kita dapat di SMA?
# Teguh: Hmmm … menurut saya SMA sudah sangat memadai. Hanya behavior kita tidak cepat berubah ketika masuk ke kampus yang relatif menuntuk mahasiswa lebih mandiri dan bebas menentukan segala sesuatunya. Dosen juga tidak mencekoki mahasiswa seperti masa di SMA. Dosen lebih berfungsi sebagai facilitator dalam pembelajaran. Bahkan mungkin suatu waktu, kalau mahasiswanya aktif, dia bisa lebih pintar daripada dosennya π
hem.. aq pikir kuliah kurang… kalau mengandalkan kuliah kapan kita bisajadi versatile pak?
# Ajie: Kuliah sebenarnya cukup, kurangnya kan praktek lapangan π
Pola pendidikan Indonesia selama ini cuma mempersiapkan orang untuk menjadi tenaga kerja yang hanya untuk cari duit dan nilai, bukan untuk merubah pola pikir dan membuka wawasan, sekarang saja ijazah bisa dibeli, asal ada uangnya. Itulah sebabnya negri ini hanya dijejali oleh para penumpuk harta yang serakah. Tidak munafik memang kerja juga butuh imbalan, tapi bagi saya, uang hanya alat hidup, bukan tujuan hidup.
saya sudah bekerja, tapi sering menyesal kenapa
gak belajar lebih2 serius waktu mahasiswa dulunya.
sekarang, kadang juga pengen balik ke kampus lagi.
alhamdulillah. saya senang bisa berkuliah. seakan-akan ada dunia baru yang hadir di depan.
setelah kuliah, saya baru mengerti dengan benar maksud dari ilmu itu luas. karena kenyataannya memang luas.
saya sedang ngerjakan TA tentang biometric. ga ada mata kuliah tentang biometric. tapi, ternyata biometric itu sendiri itu bagaikan dunia yang luas. banyak yang bisa dipelajari dibiometric.
menyenangkan sekali rasanya bisa kuliah. bisa merasakan kebesaran yang kuasa. meskipun saya sering melalaikannya π
yang penting SEMANGAT!!!
wah motivator yang hebat..
jadi termotivasi neh…
jangan sampai menyesal di akhir
SMANGAT
regards,
-mB-
ternyata nilai yang saya dapatkan tidak menjamin kelangsungan hidup saya di kampus, saya terpaksa menghadapi evaluasi tahap II (karena ada dua mata kuliah masing-masing 1 sks yang belum lulus akibat dari sifat pemalas saya) dan sedang menunggu hasil baik dari pak kajur apakah saya tetap bisa bertahan di kampus ini.
saya takut kalau nanti harus menerima hasil buruk, apa yang harus saya katakan kepada orang tua saya. Tapi saya mengharapkan hasil baik, karena saya sudah terlanjur jatuh cinta dengan kuliah saya dan ingin terus melanjutkan.. saya sudah menemukan kecintaan saya pada kampus ini.
Mohon doanya…
(koq jadi curhat ya…)
halo mas romi,,
saya dari HIMAKA STT-PLN Jkt (reminder : yg ngadain SEMNAS “the development of software software project in ind” pd bulan april07)..
kbetulan untuk SEMNAS (acara rutin dr HIMAKA) tahun depan (2008), sy ditunjuk jd penanggung jawabnya.
saya pengen minta saran mas romi ;
-kira2 utk SEMNAS ini tema yang baik utk diangkat mengenai apa ???
-trus klo dengan tema itu,pembicara yang kompeten dengan tema itu siapa saja???
mohon pendapat dan sarannya….terima kasih
a/n BPH HIMAKA STT-PLN Jkt
# adriansyah diputra #
aloo mas romi…mo minta saran neh…
saya kok ngrasa semakin lama saya kuliah, malah semakin bingung kedepannya saya mau gimana.
saya nyoba ngu8mpulin banyak refenrensi tentang apa yang mau saya lakuin. tapis aya bingung mo mulai itu semua dari mana…
makasih…oya…saya jadi ngefans ma mas romi, gara2 wktu ngeliat seminar mas romi di STT…kapan maen lagi mas???
bersyukur masih bisa kuliah.. jadi kuliah tuh harus bener-bener,
Pernah merasa nyesel juga waktu S1 ada beberapa mata kuliah yang gak serius ternyata kepake lagi di S2.
-lagi bingung neh mo nerusin lagi apa nggak-
weleh2x…
tapi saynganya semua yang dikatakan bang romi diatas tidak kita dapatkan di indonesia
hehehe………
ada yang mau nyanggah?
Di universitas mendapat pengalaman hidup, bergaul dengan banyak orang, menambah relasi..
yah, kuliah ya ampun hari gini masih nanyain manfaat kuliah. gak banget dech…. tuch. ih gembel, ya nyari uang dengan mudah yaitu nge jablay
terimakasih pencerahannya mas Romi.
memang belajar di university layaknya binatang yang kurang satu kakinya sooalnya kita harus berfikir cepat alias goyoxz dan harus selalu tanggapkano kadang kala ada dosen yang kalo ngomong dilarakiiin aja so kita harus terus berfikir efesien dan efektif
may blogger : http:graciaana.blogspot.com
Mas Romi
sori ketinggalan bagaimana cara belajar JENI
AKU BENER-BENER GA TAU SAMA SEKALI
E’mail KU masauzi@yahoo.co.id
hallo mas Romi…
saya mau minta saran & masukan…
saya salah satu mahasiswi jurusan Farmasi di salah satu PTN di bilangan Jawa-Tengah…
sekarang saya baru masuk awal semester 2 setelah semester 1 kemarin IPK saya sangat mengecewakan…
hanya berkisar satu koma…
saya nggak nyangka hasilnya akan seburuk itu…
memang setelah saya lulus dari salah satu Sekolah Menengah Farmasi saya tidak langsung melanjutkan kuliah… saya sempat berkerja kurang lebih 1 th…
dan saya juga bekerja sebagai asisten apoteker…
seharusnya saya bisa memperoleh dan memberi yang lebih pada nilai & iPk saya…
karena saya sudah pernah terjun ke jurusan itu sebelumnya…
tapi sepertinya Tuhan punya rencana lain…
lalu menurut mas Romi sikap dan strategi apa yang tepat untuk mengejar ketinggalan saya…
mohon saranya mas…
kurang lebihnya saya ucapkan terima kasih….
sepakat tuh dengan bang Yon’s “selain dapat beberapa hal diatas, semoga juga dapat akhwat tarbiyah berjilbab lebar halah.”.
Assalammu’alaikum
pernah denger pengertian ikhsan?? buka dech, kitab arbain annwawiyah karya imam annawawi., hadits ke dua (atau dikenal dengan haditsu jibril), setelah menjelaskan apa itu, islam, iman,akan didaptkan pengertian ikhsan:
“engkau beribadah kepada Allah, seakan-akan engkau melihat Allah, jika engkau tidak melihat Allah, ketahuilah bahwa Allah melihatmu”.
Maksudnya apa??
nah, tau kan apa itu ibadah ” sebuah nama yang dicintai dan diridhoi oleh Allah, baik ucapan, perbuatan dll”.
nah, tugas kita gimana caranya supaya dengan kuliah, kita dapat menuai pahala. usahakan kita kuliah dengan memilih jurusan yang benar-benar khoir “baik”, misal keperawatan atau kebidanan dll untuk wanita, Teknik Mesin, elektro, IT untuk pria. Nah, yang harus kita tanamkan dalam hati adalah “KEIKHLASAN”, bagaimana nantinya dengan ilmu yang kita miliki, dapat membantu dan berguna bagi orang lain…So…InsyaAllah, akan ada pahala yang mengalir, jika kita benar2 belajar, berusaha dan mengaplikasikan ilmu yang kita miliki supaya berguna untuk orang lain. misal seorang IT/insyur teknik elektro, bisa mengembangkan software/hardware yang bermanfaat dibidang kesehatan/medical, seorang perawat/bidan dapat membantu ibu2 yang ingin melahirkan..dll. Nah, contoh2 diatas merupakam wujud ibadah, ada banyak lahan untuk beribadah, asal lahan tersebut syar’i dan tidak dilarang dalam agama.So, apa yang kita dapatkan di Universitas?? yang kita harus dapatkan adalah ilmu yang nantinya dapat bermanfaat untuk dunia dan akhirat..dan kita harus TETAP menomor satukan yang namanya Beribadah kepada Allah, dengan tidak mensyirikkanNya dengan sesuatu apapun. Kan keren, Ahli IT atau insiyur mesin, sipil, dokter dll…yang hafal Alqur’an,bisa bahasa Arab, inggris, jepang, jerman, dll. Apa sih yang gak mungkin, kalo Allah menghendaki…fastabiqul khoirot. wasallammu’alaikum
Analogi yang bagusss!!!!
Ilmu yang kita dapat di kuliah hanya kulitnya saja..Dan dan selain itu kita berusaha sendiri mencari ilmu..
(yang pasti belajar kelompok,,Tanya langsung sama dosen,,praktek,dll)
“TIDAK ADA ORANG YANG MAU MENGAJARKAN SEMUA ILMUNYA”