Gap Akademi dan Industri: Masalah dan Pemecahan
Saya mengangkat kembali masalah gap akademi-industri, sebagai tema pada orasi ilmiah acara wisuda di STMIK Inti, hari ini (23 desember 2009). Materi yang sama saya bawakan sewaktu menjadi keynote speaker di SNASTI 2008 dan orasi ilmiah di acara wisuda STMIK Eresha. Makalah saya revisi, saya perbaiki di sisi redaksional dan saya perkuat bagian referensi. Termasuk tema diskusi penting, yang bisa menjawab pertanyaan mengapa industri software kita terpuruk, meskipun jumlah pengembang profesional kita mencapai angka diatas 70 ribu orang, menurut hitungan Gartner dan IDC. Gap harus dikurangi, karena tantangan ke depan teknologi informasi semakin besar. Di satu sisi, industri membutuhkan sumber daya manusia yang kuat secara teknis dan tersertifikasi, di sisi lain universitas harus melahirkan lulusan yang kuat secara karakter, mental dan kemampuan analitis. Tren sumber daya manusia ke depan yang arahnya membentuk para versatilist yang memiliki keseimbangan keunggulan defato (kreatifitas) dan dejure (degree, sertifikasi), menambah berat beban para akademisi dalam mendidik para mahasiswanya.
Saya mengusulkan empat strategi, yaitu: memperbaiki kurikulum dan proses pendidikan, memperbaiki kualitas penelitian, meng-encourage sivitas akademika untuk menempuh jalan technopreneurship, dan mencoba memasarkan produk penelitian kita dengan bahasa yang mudah ke masyarakat. Untuk mempelajari secara lengkap pemikiran saya, silakan langsung download makalah lengkapnya di bawah.
Download artikel lengkap (pdf): romi-industriakademisi-stmikinti-23desember2009
Tetap dalam perdjoeangan!
Setuju pak, sekarang gap nya masih terlalu lebar
mantab nech pak
terima kasih orasi ilmiah’a tadi siang
walau saya rasa kurang lama
Gagasan yg paling menarik dari Pak Romi tentang mewajibkan mahasiswa nge-blog.
—
Baik CE, IS, CS, IT dan SE mensyaratkan
mutlak penguasaan pemrograman sementara dunia industri memerlukan para profesional pd skill tertentu. Apa berarti para lulusan kelima jika sdh mahir dlm bhs.programming trtentu sdh ckp siap diserap industri?
—
Btw, twitter yg @romisw itu asli punya pak Romi kah?
sarimin setuju kang… 😛
mengamankan KLIMAX…
Benar sekali mas Romi,sudah saatnya Universitas di indonesia memperbaiki kualitas pendidikannya.Universitas harus bisa mempu menciptakan SDM yang bermutu yang siap bersaing.
izin comot artikelnya pak.. 🙂
mantab boss orasinya…
Terimakasih u/ bagi2 ilmunya
semoga pak Romi sennatiasa dalam kebaikan, keikhlasan dan Hidayah Allah 🙂
pokonya selalu mendukung kang Romi deh,,
download dl ya kang artikelnya
maju terus!!
sip,,,usul Om Romi pasti sudah melalui pertimbangan. Disedot dl yaa artikelnya
Mudah2an usulnya dapat dijalankan. TErus maju bangsa Indonesia!
mantab Kang!! ijin sedot dl yaaa
ini dia yang kembali ditunggu 😉
ijin donlot artikelnya pak, saya tertarik dengan makalahnya
makasih pak udah sharing makalahnya.
Menarik, anda memang orang cerdas pak Romi.
Yup, gap antara dunia akademi dan industri masih sangat besar. Pr buat para akademisi semua.
qe3 Keren Pak romi maju terus IT indonesia 🙂
idem
ya, para mahasiswa sudah semestinya memahami 5 bidang computing berdasarkan curricula agar lebih dalam pemahamannya. breadth tentu perlu tapi kalau ‘terlalu breadth’ malah kurang baik.
saya cenderung mengusulkan menggunakan python untuk kuliah karena guido von rossum, pembuatnya, memiliki latar belakang akademik dan mendesign seoptimal mungkin bahasa ini utk akademik pula. (mengajarkan coding style yang rapi juga)
barulah untuk industri digunakan bahasa2 yang sesuai kebutuhan, seperti c/c++,java, perl, c#, ruby, atau lainnya.
memang pemerintah, industri, dan akademisi seperti lingkaran yang terputus. Padahal jika bersinergi akan mendorong manfaat yg jauh lebih besar
hm, saya hanya spesialis programming aja. gak bisa design grafis. menurut pak romi, apa yang harus saya lakukan? soalnya saya mau berkutat di industri game. apa cukup hanya dengan programming? thx
setuju, apalagi menanamkan jiwa technopreneurship…kemarin sy ikut one day workshp technopreneurship..
betul pak, di negeri ini terlalu banyak lulusan yang gak ahli dibidangnya. contohnya saya punya usaha hosting dan ingin menarik beberapa orang. ketika saya tes mereka apa yang saya dapatkan.. ternyata kemampuan mereka hampir sama dengan mereka yang hanya membeli majalah pcmedia. wow! sebegitu parahkan lulusan pendidikan kita??
Sepertinya pendidikan TIK di negara kita memang lebih banyak bicara teori daripada penerapan nyata, makanya cukup sulit dipadukan dengan kebutuhan dunia industri…
betul…
Setuju banget, Mas
Apalagi poin tentang teknopreneurship
Mari kita mulai sedini mungkin
Gap nya besar sekali memang. Saat ini saya ada beberapa usaha, di bidang telekomunikasi dan jasa. Sebenarnya lowongan pekerjaan yg saya sediakan lumayan banyak, dan pelamar pun banyak. Tapi amat sangat disayangkan, apakah mungkin hasil pendidikan di Indonesia. Sangat sulit untuk mendapatkan pekerja yang berkualitas. Padahal kualifikasi yang ditetapkan tidak terlalu tinggi. Untuk mendapatkan yang biasa2 saja, sangat sulit. Apakah kurikulum akademis di Indonesia tidak bisa diarahkan untuk menghasilkan pelamar pelamar kerja yang siap pakai di industri Indonesia ya?
Memang akdemis dan Industri sangat beda jauh. hal ini dikarenakan banyak akademis yang memang tidak dilatih secara prakteknya. hanya teori saja. nice post
memperbaiki kurikulum dan proses pendidikan itu seperti apa pak? implementasinya bagaimana? apakah akademisinya siap ketika mengalami perubahan?
setuju..
masalah yg aga sulit..
Kami di Universitas Mercu Buana sudah mencoba untuk selaras dengan industri melalui pertemuan rutin dengan alumni yang sudah bekerja. Disini kami banyak mendapatkan masukan dalam menyusun kurikulum.
Thanks pak romi atas postinganya yang menarik
bukan konsumsi orang awam
buah pemikiran yang sangat menarik. Semoga sukses selalu
masih banyak yang harus dibenahi memang
Terima kasih share-nya mas Romi. Sukses selalu
Hem … keren sekali artikelnya Pak Romi,, luar biasa
udah bolak balik kesini, belum ada postingan baru juga, pak romi lagi sibuk apaan kok sampe ga sempet ngeblog
boleh juga ilmunya,,,,
salam kenal semua
http://ayapoeforeastjava-andriansyah.blogspot.com
nambah ilmu lagi,,trims
lulusan akademia terbaik ga selalu dapat pekerjaan terbaik,,,hufff kasian
setuju
trimksih infona. semoga manfaat..
Gap akademi dan industri masalah dan pemecahan.. Ho-o-o-o-t 🙂
Mantap sekali ya pak….
terimakasih pak informasinya
sukses selalu,, 🙂