Knowledge Management dan Kiat Praktisnya
Knowledge management adalah konsep dan jargon besar yang susah diimplementasikan. Apa saking sulitnya dipahami sehingga susah diimplementasikan? Atau apa karena perlu tool yang mahal dan canggih sehingga tidak mudah diterapkan? Atau mungkin karena dosen dan pengajar knowledge management terlalu berteori setinggi langit sampai malah lupa untuk memanage pengetahuannya sendiri? Hehehe mungkin terakhir ini jadi faktor utama. Menurut saya, knowledge management itu mudah, murah dan wajib menjadi perilaku keseharian kita. Ini topik diskusi yang saya angkat ketika mengisi Workshop yang diselenggarakan oleh Divisi Komunikasi (Communication Team) Pertamina beberapa waktu yang lalu. BTW, Workshop ini dilakukan dalam rangka mensukseskan program Transformasi Pertamina menuju persaingan baru. Selain saya yang membawakan tema Knowledge Management dan Learning Organization, di jadwal tertulis nama Prof Roy Sembel yang menyajikan tema Investor Relation.
APA ITU KNOWLEDGE MANAGEMENT
Diskusi saya awali dengan ungkapan Peter Drucker yang sangat terkenal, yaitu:
the basic economic resource is no longer capital, nor natural resources, not labor. It is and will be knowledge
Ya perubahan dunia ini mengarah ke fenomena bahwa sumber ekonomi bukan lagi dalam bentuk money capital atau sumber daya alam, tapi ke arah knowledge capital. Justru karena knowledge alias pengetahuan ini kedepannya memegang peranan penting, karena itu harus kita kelola.
Organisasi dan perusahaan di dunia ini sebenarnya sudah sejak lama menderita kerugian karena tidak mengelola pengetahuan pegawainya dengan baik. Konon kabarnya di suatu institusi pemerintah, hanya karena PNS yang sudah 30 tahun mengurusi listrik dan AC masuk masa pensiun, sehari setelah itu listrik dan AC masih belum menyala ketika para pegawai sudah masuk kantor. Ya, tidak ada yang menyalakan listrik dan AC, karena hanya si PNS itu yang tiap pagi selama 30 tahun menyalakan listrik dan AC. Bahasa ngoko alus-nya:
when employees leave a company, their knowledge goes with them 😉
Organisasi dan perusahaan tidak mengelola pengetahuannya dengan baik, sehingga transfer pengetahuan tidak terjadi. Organisasi perlu mengelola pengetahuan anggotanya di segala level untuk:
-
Mengetahui kekuatan (dan penempatan) seluruh SDM
-
Penggunaan kembali pengetahuan yang sudah ada (ditemukan) alias tidak perlu mengulang proses kegagalan
-
Mempercepat proses penciptaan pengetahuan baru dari pengetahuan yang ada
-
Menjaga pergerakan organisasi tetap stabil meskipun terjadi arus keluar-masuk SDM
Nah, sebenarnya yang berkewajiban mengelola pengetahuan itu individunya atau organisasinya? Sebenarnya setiap orang harus mengelola pengetahuan mereka sendiri, karena yang paling berkepentingan mendapatkan manfaat dari pengelolaan pengetahuan itu adalah individu. Ketika semua pengetahuan yang saya dapat ketika bekerja, part time atau menggarap project saya explicit-kan dalam bentuk tulisan. Kemudian saya simpan rapi dan kalau perlu saya database-kan sehingga muda saya cari kembali, ini semua membantu dan mempercepat kerja saya ketika masalah serupa datang. Kalaupun saya pindah kerja, knowledge base yang saya miliki tadi menjadi “barang berharga” yang bisa saya “jual” dalam bentuk skill dan kemampuan ke perusahaan baru.
Knowledge management itu mudah? Ya, mudah dan kita sudah melaksanakannya selama ini kan 🙂 Kalau nggak percaya cek animasi di bawah deh, itu contoh mudah knowledge management.
Nah dari gambar diatas, kita jadi tahu, KNOWLEDGE atau PENGETAHUAN yang berkali-kali kita bicarakan itu sebenarnya makhluk apa. Pengetahuan itu bisa dibagi menjadi dua:
-
Explicit Knowledge: pengetahuan yang tertulis, terarsip, tersebar (cetak maupun elektronik) dan bisa sebagai bahan pembelajaran (reference) untuk orang lain. Dari contoh di atas, ketika seorang member milis memberi solusi dari buku, maka sebenarnya itu adalah bentuk explicit knowledge.
-
Tacit Knowledge: pengetahuan yang berbentuk know-how, pengalaman, skill, pemahaman, maupun rules of thumb. Nah dari contoh di atas, ketika seorang member milis menjawab berdasarkan pengalaman dia, hasil ngoprek atau nggak sengaja dapat solusi misalnya, itu semua adalah tacit knowledge. Tacit knowledge ini kadang susah kita ungkapkan atau kita tulis. Contohnya, seorang koki hebat kadang ketika menulis resep masakan, terpaksa menggunakan ungkapan “garam secukupnya” atau “gula secukupnya”. Soalnya memang dia sendiri nggak pernah ngukur berapa gram itu garam dan gula, semua menggunakan know-how dan pengalaman selama puluhan tahun memasak. Itulah kenapa Michael Polyani mengatakan bahwa pengetahuan kita jauh lebih banyak daripada yang kita ceritakan 🙂
MEMAHAMI KNOWLEDGE SPIRAL ALIAS SECI
Legenda knowledge management tentu tidak bisa kita lepaskan dari Ikujiro Nonaka dengan bukunya The Knowledge-Creating Company. Nonaka menceritakan bagaimana success story Matsushita Electric pada tahun 1985 ketika mengembangkan mesin pembuat roti.
Konon pada era tahun 1985, Matsushita Electric menemui kesulitan besar dalam produksi mesin pembuat roti. Mereka selalu gagal dalam percobaan yang dilakukan. Kulit luar roti yang sudah gosong padahal dalamnya masih mentah, pengaturan volume dan suhu yang tidak terformulasi, adalah pemandangan sehari-hari dari percobaan yang dilakukan. Adalah seorang pengembang software matsushita electric bernama Ikuko Tanaka yang akhirnya mempunyai ide cemerlang untuk pergi magang langsung ke pembuat roti ternama di Osaka International Hotel. Dia dibimbing langsung oleh sang pembuat roti ternama tersebut untuk belajar bagaimana mengembangkan adonan dan teknik khusus lainnya.
Selesai magang dia presentasikan seluruh pengalaman yang didapat. Pada engineer Matsushita Electric menerjemahkannya dengan penambahan part khusus dan melakukan perbaikan lain pada mesin. Percobaan yang dilakukan akhirnya sukses. Dan produk mesin pembuat roti tersebut akhirnya memecahkan rekor penjualan alat perlengkapan dapur terbesar pada tahun pertama pemasaran.
Ikujiro Nonaka membuat formulasi yang terkenal dengan sebutan SECI atau Knowledge Spiral. Konsepnya bahwa dalam siklus perjalanan kehidupan kita, pengetahuan itu mengalami proses yang kalau digambarkan berbentuk spiral, proses itu disebut dengan Socialization – Externalization – Combination – Internalization. Oh ya, saya pernah tulis artikel tentang spiralisasi pengetahuan ini di IlmuKomputer.Com plus dengan edisi yang berbeda juga saya masukkan ke Jurnal Dokumentasi dan Informasi BACA yang diterbitkan oleh LIPI.
-
Proses eksternalisasi (externalization), yaitu mengubah tacit knowledge yang kita miliki menjadi explicit knowledge. Bisa dengan menuliskan know-how dan pengalaman yang kita dapatkan dalam bentuk tulisan artikel atau bahkan buku apabila perlu. Dan tulisan-tulisan tersebut akan sangat bermanfaat bagi orang lain yang sedang memerlukannya.
-
Proses kombinasi (combination), yaitu memanfaatkan explicit knowledge yang ada untuk kita implementasikan menjadi explicit knowledge lain. Proses ini sangat berguna untuk meningkatkan skill dan produktifitas diri sendiri. Kita bisa menghubungkan dan mengkombinasikan explicit knowledge yang ada menjadi explicit knowledge baru yang lebih bermanfaat.
-
Proses internalisasi (internalization), yakni mengubah explicit knowledge sebagai inspirasi datangnya tacit knowledge. Dari keempat proses yang ada, mungkin hanya inilah yang telah kita lakukan. Bahasa lainnya adalah learning by doing. Dengan referensi dari manual dan buku yang ada, saya mulai bekerja, dan saya menemukan pengalaman baru, pemahaman baru dan know-how baru yang mungkin tidak saya dapatkan dari buku tersebut.
-
Proses sosialisasi (socialization), yakni mengubah tacit knowledge ke tacit knowledge lain. Ini adalah hal yang juga terkadang sering kita lupakan. Kita tidak manfaatkan keberadaan kita pada suatu pekerjaan untuk belajar dari orang lain, yang mungkin lebih berpengalaman. Proses ini membuat pengetahuan kita terasah dan juga penting untuk peningkatan diri sendiri. Yang tentu saja ini nanti akan berputar pada proses pertama yaitu eksternalisasi. Semakin sukses kita menjalani proses perolehan tacit knowledge baru, semakin banyak explicit knowledge yang berhasil kita produksi pada proses eksternalisasi.
KIAT MENGELOLA PENGETAHUAN
Sebelum terlalu ke langit, implementasi knowledge management untuk diri kita gimana yah? Paling tidak jangan lupakan beberapa hal yang mungkin sepele seperti di bawah. Saya sendiri menganggap bahwa kiat di bawah adalah best practice knowledge management untuk individu.
-
Atur dan rapikan file-file yang sudah kita download dari berbagai situs, buat kategori yang baik, masukkan file-file ke dalan kategori tersebut. Buat aturan penamaan file yang mudah mengingatkan kita dan mempermudah pencarian kembali. Misalnya masukkan semuanya dalam folder bernama References
-
Usahakan menuliskan segala pengalaman yang kita dapat, dari hal sepele pengalaman ngurusi kambing untuk idul adha, pengalaman mengadakan workshop di kampus, pengalaman memimpin BEM, tips dan trik mendapatkan IPK yang baik, dsb. Ditulis dimana? Bisa gunakan word processor, emacs, notepad atau apapun. Supaya pengalaman kita bisa dimanfaatkan orang lain, sebaiknya tulis di blog kita. Bahkan dengan blog, proses SECI atau knowledge spiral yang diteorikan Nonaka bisa kita implementasikan dengan mudah. Seluruh kegiatan blogosphere dari blogging, blogwalking, kategorisasi posting, trackback, pingback, social networking, diskusi di kolom komentar adalah proses SECI itu sendiri. Bagi saya pribadi, blog RomiSatriaWahono.Net adalah aktualisasi diri, kehidupan dan karir saya 😉
-
Simpan dan rapikan segala tugas mandiri di kampus, paper, artikel, laporan atau buku yang kita tulis, juga jangan lupa tugas akhir kita buat. Buatlah backup secara berkala. Semua karya kita adalah knowledge penting yang kita miliki, menghilangkan mereka adalah menghilangkan sebagian pengetahuan yang kita miliki. Saya sendiri masih menyimpan semua tulisan yang saya tulis dari pertama kali ikut conference di Jepang tahun 1997 (tingkat 2 program undergraduate) sampai semua tulisan saya sekarang. Saya biasa menyimpan dalam folder Publications
-
Catat semua track record kegiatan kita dan karya kita dalam Curriculum Vitae (CV) kita. Jangan sampai ada yang terlewat, buat supaya kita bisa mengedit secara berkala CV kita dengan mudah. Sepele bagi kita belum tentu sepele bagi orang yang merekrut kita nanti. Siapa tahu kegiatan kita menjadi aktifis remaja masjid di kampus malah menjadi poin tersendiri ketika kita masuk ke perusahaan besar yang ternyata milik keluar kerajaan Saudi … hehehe. Saya sendiri selalu mengupdate CV secara berkala , bagi saya CV bukan hanya untuk mencari pekerjaan, tapi untuk mengelola dan mencatat seluruh aktifitas kita selama hidup. Jadi nggak perlu heran atau sirik kalau CV saya mencapai 36 halaman :P, soalnya memang bukan untuk nyari kerja. Saya biarkan pekerjaan yang mencari saya. Lho kok bisa? Saya biarkan google dan seluruh mesin pencari mengindeks CV saya, maka tanpa perlu mencari pekerjaan, pekerjaan yang akan memburu kita 🙂
Maaf kepanjangan. Mudah-mudahan teman-teman semua semakin termotivasi untuk mengelola pengetahuannya masing-masing. Ingat, tidak ada yang peduli dengan pengetahuan kita, kecuali diri kita sendiri 😉
REFERENSI
-
Peter F. Drucker, The Coming of the New Organization, 1988
-
Ikujiro Nonaka, The Knowledge Creating Company, 1991
-
David A. Garvin, Building a Learning Organization, 1993
-
Romi Satria Wahono, Menghidupkan Pengetahuan Sudahkah Kita Lakukan?, Jurnal Dokumentasi dan Informasi – Baca, LIPI, 2005
tumben nih…gw yang pertamax..hehehee
#Charter: Sudah pada pulang kantor soalnya … hehehe
Great…. thanks sir…
Can i copy this article to my blog?
Please visit my open source web blog project http://www.dwi.web.id/
Thanks
#Dwi: Monggo, asal author dan link urlnya jangan dihilangkan 🙂
Ini baru komentarnya : Setuju mas kalo kedepannya knowledge capital akan berkuasa mungkin ditambah lagi dengan bantuan teknologi digital seperti ini. Hadirnya blog memang paling tidak membantu memanage knowledge seorang blogger bagi yang mau melakukannya…
baru saja senin kemarin presentasi KM ke account gw.
KM memang sudah dibuthkan oleh prsh yang punya banyak bagian agar tidak terjadi permasalahan knowledge yg hilang ketika orangnya pindah atau bukunya ilang.
hmm mau join solution? 🙂 japri yaks.
terima kasih pak romi, tulisan yg bermanfaat
mungkin saja pa secara individu KM itu mudah seperti yang anda katakan — dalam hal ini setuju — cuma kalau kita terapkan dalam tataran organisasi ternyata berbeda antara teori dan praktek, dengan asumsi individu2nya yanf tidak jelasatau belum terbentuk secara kuat core competencenya, konsistensinya di pekerjaan, belum lagi pendokumentasinya yang jelek atau tidak melakukan catatan dalam rekord yang jelas,dst. Contohnya penulisan notulen hasil rapat saja, ada yang dilakukan kadang tidak dan juga tidak dipublikasikan secara mudah diakses, jadi banyak sekali kendala2 elementer yang tidak dilakukan secara konsisten dan komprehensif ==> menjadi suatu budaya itu intinya pak supaya spiral itu benar berjalan siklusnya memang perlu disiplin,konsisten dan jangka panjang, jangan jangka imah?
Jadi kalau bicara penerapan KM di organisasi ==> paling berpengaruh ya SDM, lingkungan dan budaya mungnkin ini yang membedakan penerapan KM di organisasi di belahan barat dan timur, makanya muncul konsep Nonaka adalah menjawab karakteristik timur seperti yang anda tulis dalam tataran individu.
salam
bse
Selama ini saya kaku melihat KM. Bahwa tools KM hanya di sekitaran software Document Management System. Padahal dengan ‘hanya’ mengarsip dengan baik sehingga ditemukembalikan dengan mudah, maka itulah sudah KM yg sederhana.
Makasih ya mas 🙂
Pak Romi, blog dan tulisan anda sangat menarik dan sekarang menjadi menu sarapan pagi saya. Boleh saya link ke website saya Pak Romi?
my personal website> http://essencehoney.wordpress.com
Terimakasih dan Salam,
Sylvia
bagaimana klo soal hal2 sepele spt pegawai yg biasa bangun pagi lalu menyalakan listrik itu, mas Romy? apa pengetahuan yg remeh temeh itu kudu ditularin jg?
Maap yah, pertanyaan-nya gak mutu 🙂
Mas Romi, terima kasih, artikelnya menarik sekali dan sangat bermanfaat.
Mohon dibahas juga dalam topik selanjutnya mengenai taxonomy yang berkaitan dengan KM ya mas.
#BSE: Yap itu dia pak, pendapat nonaka sebenarnya mirip dengan Peter Drucker, bahwa KM itu dimulainya dari individu. Yang memiliki kepentingan utama mengelola KM ya individu sendiri. Kalau seperti ini sudah kita tumbuhkan, di level organisasi, knowledge sharing, collaboration, documentation akan menjadi hal yang sederhana
#Ahmad: Menang isu yang berkembang selalu merelasikan KM dengan tools, padahal tidak tepat 🙂 Notepad juga tool yang baik untuk KM … heheehe
#Sylvia: Silakan mbak …
#Toim: Harus mas
#Toto: Mudah-mudahan bisa dilanjutkan 🙂
Pak Romi, ini aku dapat undangan seminar di UNISSULA Smg.. tgl 14 Mei’08, yg ngisi Pak Romi… benarkah…?,di jadwal kok blum di merah-merahin ?
puanjannnggg yah … 🙂 bisa buat bahan presentasiku di kuliahan nih heheh … 🙂
Wah, baca ini jadi inget tesis S2 saya dulu.. Tentang KM juga.. 😀
#Agus: Sepertinya benar mas. Hehehe kelupaan masukin 😀
Kebetulan saya pernah mendapatkan mata kuliah KM juga.
Tapi seperti biasa, dosen menjelaskan dengan terlalu teoritis.
Tapi untungnya pak Romi bisa memberikan sedikit contoh-contoh sederhana penerapan KM.
Jujur saja, saya baru ngeh akan manfaat KM setelah membaca tulisan ini!
NB : Pada saat menjelang ujian dulu, SECI paling sering dihapal mati oleh teman2 mahasiswa sekelas. 😀
#Taufik: Hehehe ya SECI soalnya yang krusial dan wajib dipahami untuk topik KM. Paling enak di logika saja sih, nggak perlu dihapal. Saya biasanya malah membei nilai lebih ke mahasiswa untuk yang menyampaikan dengan bahasa sendiri … hehehe
Kok waktu ikut pelatihan KM, Pak Romi gak ngajar ya, kalo cetho welo2 begini kan saya gak setengah hati ngikutinnya.
#Wiwik: Waduh ikut pelatihan KM yang di mana bu?
good article, KM memang perlu dilestarikan dan dibudayakan oleh individu dan perusahaan. ini mungkin yang tidak dimiliki oleh perusahaan tempat saya bekerja. Sehingga SDM itu bukan dianggap asset sehingga pertukaran antara karyawan yang keluar dan masuk cukup tinggi.
assalamualaikum salam kenal. masih baru nih di dunia blogging 🙂
nambahin tips dikit :
1. bikin blog register di blogspot.com
2. trus posting Hasil tulisan CV, artikel, pengalaman dll-nya (for good shake of course).
3. register ke adsense.com
4. pasang iklan di blog kamu.
5. pamerin ke saudara dan temen2 deket.
6. Insya Allah ada yg nge-clik blog panjenengan…, [syukur2 ada yg nge-click iklannya 😀 ]
7. akhirnya = ???? [ntar juga tau sendiri, hehehe…]
what an awesome knowledge Mr. Romi!!!
thanx for publishing everything you write!!!
Sangat menarik Mas Romi.. Saya juga termotivasi nge-blog berkat tulisan dan hasil karya Mas Romi. Blog menjadi tempat berbagi pengetahuan sekaligus CV online.. 😀
#
Ardhi Says:
May 8th, 2008 at 21:39
Wah mas ardhi, seharusnya sampeyan yang langsung mraktekin….mbahnya adsense malah diajarin…hehehe. Bulan ini sudah berapa ribu dollar mas :)) (nglirik mas romi)
Very inspiriting Mas. I love it! 🙂
Dik Romi (maaf saya panggil Dik karena saya sudah tua/pensiunan), saya urun rembug saja. Tahapan proses pencerahan manusia (human learning) ataupun organisasi (organizational learning) bahkan “mesin” teknologi (machine learning)”step by step” meliputi kemampuan membangun Data –> Informasi –> Knowledge (Pengetahuan) –> Wisdom (Kearifan) –> “Beyond Wisdom” (Makrifat). Transfer Informasi hanya menghasilkan “well informed”nya (kognitif) seseorang. Baru disebut transfer of knowledge kalau dampaknya menghasilkan “action and performance” (psikomotor dan afektif)seseorang. Dari yg saya alami, ada 3 catatan : 1.Hakeket KM adalah me-manage Proses (output) yg menghasilkan perubahan Knowledge (outcome). 2.”Process Management” ini dipermudah kalau Community of Practice (COP) KM tsb terlatih menjalankan Competency-based dlm learning strategy-nya. 3.Dlm praktek ternyata Social Network Marker dlm lingkungan Web 2.0 sbg KM Tools sangat membantu COP KM. Trims.
#Santo: Menarik pak. Bagaimana kalau dijlentrehkan dalam sebuah artikel supaya lebih gamblang 😉 Saya memiliki beberapa pemikiran tentang transformasi data-informasi-knowledge-wisdom, hanya mungkin subyektif dari background saya yang computing. Mudah-mudahan pak Santo bisa memberi pencerahan dengan lebih gamblang. Terima kasih 🙂
#YADISYAHID Says:
May 9th, 2008 at 21:34
sebenarnya saya cuman mo “mancing” Pk Romi kok. soalnya dulu beliau pernah janji mo kasih rahasia “cari duit” alias earning money from internet…
tapi nggak tau juga, mungkin mo ditulis tahun depan kayaknya, atau bisa jadi 10 tahun ke depan… 😛 hehehe…
pak romi kemarin bill gates datang ke indonesia, yg nyambut Presiden langsung, boleh minta komentarnya…
#Yadi dan Ardhi: Sabar jangan berantem. Bill Gates datang? Sorry aku nggak ada urusan dengan beliau dan juga nggak ngerti urusannya ke Indonesia, jadi ya nggak bisa komentar 😉
hehehe… i knew it! 😀
Alhamdulillah… ternyata kebiasaan ngumpulin download-an dan bahan2 bacaan yang dimulai sejak masih SMA bisa bermanfaat hingga skrg. Sampe2 aq dijadiin sumber pencarian referensi buku dan software ma temen2.
Padahal dulu denger KNOWLEDGE MANAGEMENT aja enggak,wekeke 😀 Baru ngerasa manfaatnya pas kuliah, gak perlu waktu banyak buat cari referensi kalo pas bikin paper atau tugas.
matur suwun.. 😉
Ternyata kebiasaan ngumpulin download-an n bahan bacaan sejak SMA banyak manfaatnya. Baru terasa waktu kuliah mau bikin makalah atau sekedar tugas kuliah gak perlu repot2 cari referensi lagi. Sampe temen2 jadiin aq sumber referensi n tempat pinjeman software, saking banyaknya koleksi. 😀
Padahal dulu denger KNOWLEDGE MANAJEMEN aja enggak, terbukti manfaatnya euy.. 😉
matur suwun..
assalamualaykum..pak romi
artikel disini memberi saya inspirasi dan pencerahan..
saya minta ijin link ke blog ya pak…
makasih..
http://www.ruangkecil.wordpress.com
#Yuli: ok silakan.
Saya sangat tertarik dengan kiat mengelola pengetahuannya..
thx
Trims.. ya, lumayan buat tambah2 bahan ajar, hehehehe
Trims ya.. pak Romy.., lumayan buat tambah2 bahan ajar.., hehehehe
Wah mestinya semua pendidik bisa ngajari KM ini ke anak didiknya.soalnya hal yang sering dianggap sepele ini besar banget manfaatnya.seperti halnya kalo kita mengarsipkan semua aktivitas kita di buku harian…
#iyank4: Ok thanks
#Agung: silakan digunakan, cuman jangan lupa diberi crtedit ke penulis asal … hihihi
#Utik: Setuju. Guru dan dosen kadang tidak memberi contoh yang baik how to manage their knowledge, dari masalah yang sederha saja misalnya teknik filing koleksi file-file elektronik kita;)
mas romi, kalo implementasi KM di perusahaan seperti apa yah, apa membuat dokumentasi besar2an sebagai bentuk akumulasi dari aktifitas kerja karyawan lama untuk implementasi oleh karyawan baru ??
Nice article mas romi….
aku mau menambahkan sedikit thn 2007 kmrn aku menghadiri event KM Asia 2007, ada beberapa kritikal point yg aku tangakap dari para pembicara2nya salah satunya International keynote nya yang cukup menarik perhatian para peserta confrence Dave Snowden, Founder and Chief Scientific Officer Cognitive Edge Pte Ltd, membawakan presentasi yg berjudul “Fail-safe or safe-fail?”
– KM Doesn`t have substantial meaning
Multiple Origins :
==================
-Intellectual Capital
-Collaboration Technology
-SECI (Socialisation, Externalisation, Combination and Internalisation) & DIKW (Data-Information-Knowledge-Wisdom )
– Decision & Support
It has come to mean :
-Best practice
-Content focus
-Knowledge as a thing
-Formal communities
-Teams -> collaborating people to do something
-Replicating outcomes recipe type rollouts
Lalu ada pembicara lainnya yang cukup famous juga di kalangan praktisi KM di Indonesia yaitu David gurteen, founder of the GurteenKnowledge Community -a global learning network of over 14,000 people in 150 countries. yang keukeuh mengedepankan diskusi sebagai the best tool bagi penerapan KM
Conversation & Prolog absolutely Best Tool in KM
Sebenernya ada beberapa tokoh lain yang menarik perhatianku juga salah satunya juga Mayor Adrian Tan, yang membuka KM Jorney dari Republic of Singapore Navy.
Gitu aja mas romi.. salut buat mas romi yang terus konsisten membagi ilmunya…
Anom PH
KM Specialist
PT Excelcomindo Pratama, Tbk
#i-am: kalau mau gampang, coba lihat SECI, apakah sudah mulai tampak di perusahan. Kalau sudah mulai tampak berarti sudah mulai implementasi KM
#Anom: Wo .. ada pakar KM nih 🙂 Great job mas. Thanks informasinya.
nambahi aja kemarin 13 mei 2008 ada peluncuran buku yang berjudul “mencairkan gunung es — siasat mengubah kebekuan di oraginisasi” oleh Miranda S Goeltom, 214 hal
ini menarik pengalaman beliau dalam menerapkan knowledge management di bank Indonesia beberapa tahun yang lalu.
Dalam perjalanannya, bahwa penerapan KM tidak hanya bicara mengenai teori dan best practices saja. Namun, kita juga tidak boleh bosan untuk terus menggali dan menemukan suaru cara baru yang dapat disukai orang sehingga orang tidak merasa terpakasa dengan inisiatif ini.
Buku ini juga membahas bagaimana memahami konsep team work, kesatuan yang cair dan lumer, serta bagaimana membongkar kekauan pola hubungan dan komunikasi.
Epilognya : pengelolaan pengetahuan yang seksama dan sungguh merupakan cara ampuh untuk membentuk pegawai yang kreatif dan inovatif.
jadi secara keseluruhan buku ini menceritakan perjalanan transformasi internal dalam menghadapi perubahan, serta bisa berbagi dan belajar dimana proses ini terjadi pertukaran pengetahuan secara berkesinambungan.
salam
bambang setiarso
salam kenal mas bambang… aku sering baca juga artikel dari mas bambang di ilmukomputer.com nya mas romi and sangat inspiring to me untuk di terapkan di perusahaan.
memang teori gunung es ini yang harus kita coba telusuri lebih dalam lagi.. analoginya mungkin sebuah perusahaan Google yang kalau dari luarnya apa sih yang mereka punya mungkin server, co-location/clustering di bbrp negara.. tp kalau kita lihat nilai sahamnya wooow.. berarti ada sesuatu dibawah ‘gunung es’ google tsb yang sangat mempengaruhi nya.. mungkin Intelektual kapital/Market share or etc..
klo di Indonesia mungkin fenomena pembelian mayoritas saham Sampoerna ke Philip moris dapat kita jadikan benchmarking penerapan KM yang secara tidak sengaja tp dapat kita pelajari lebih dalam lagi.
klo mengutip dari Mayor Adrian Tan, yang membuka KM Jorney dari Republic of Singapore Navy. Konsep “Think Big Start Small” di tambah “CREATE AWARENESS OF KM” & “SEED, SELECT AMPLIFY”.
Think big, start small
=======================
-The Big Pict VS our daily bread
-KM a multidisciplinary & its impact on other areas of management
-Don`t try to boil the ocean
Parsing Awareness
=================
Going on educational road shows
Awareness at all level
Awareness as a means to an end, NOT an end initself
Seed, Select & Amplify
======================
Celebrating Success The Corporate CommCampaign
Knowledge Fair :
-Share Ideas
-Demonstrating Practical application
-Management Buy in
Mungkin ini step2 bagi KM Practitioner untuk lebih mudah dijalankan.
Salam
-Anom-
pak Bse dan mas Anom, informasi yang menarik. Thanks.
salam kenal kembali mas Anom Prio Handoko menarik juga oleh2 anda tentang KM Asia — saya juga diundang langsung sama pa David Gurteen dan pa Dave S tapi biasalah ngak ada doku buat kesana.
by the way, gimana kalau makalah2 nya bisa di share ke kami — kalau boleh.
sebenarnya kiat KM hampir sama aja dibolak balik ya itu2 juga, cuma jalaninya yang susah, walaupun pa Romi sudah bikin kiat praktis hehehhehe tetap juga masih gimana mulainya ? selalu itu yang menjadi pertanyaan.
jadi kesimpulannya kiat KM yang praktis cuma : mau dan mampu jalani.
salam
bambang setiarso