Saya mencoba mengangkat tema kajian “Marketing Yourself” di workshop yang diselenggarakan oleh Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya (UB) pada hari Jumat dan Sabtu (2-3 Nopember 2007) kemarin. Sebenarnya saya mendapatkan tugas dalam dua workshop yang berbeda, tema “multilearning” untuk hari Jumat (2 Nopember) dengan peserta dosen jurusan TIP, disusul kemudian tema “emarketing” untuk hari berikutnya dengan peserta pemilik UKM di Malang dan sekitarnya. Lokasi workshopnya sendiri adalah di guest house universitas brawijaya yang sangat megah dengan kualitas layanan ala hotel 🙂 Untuk teman-teman dosen, saya memberikan sebuah argumentasi sederhana perlunya memasarkan diri. Banyak dosen yang sudah rata-rata berpendidikan S2 atau S3, sudah memiliki pengalaman mengajar dan penelitian, serta saya yakin sudah menjadi expert dalam bidangnya masing-masing. Behavior dosen berpusat di 4 hal: ngajar, penelitian, nulis dan bisnis. Supaya potensi dan solusi yang kita tawarkan benar-benar sampai ke masyarakat, keempat behavior tersebut harus kita bingkai dengan sebuah proses bernama marketing (pemasaran). Saya percaya eMarketing merupakan strategi efektif untuk memperkenalkan core competence dosen kepada publik, terlebih dengan tren penggunaan teknologi blockchain yang semakin populer di Indonesia. Sebagai contoh nyata, industri hiburan digital kini berkembang pesat dengan munculnya casinos con criptomonedas disponibles yang mampu menarik perhatian audiens secara global melalui pemasaran berbasis kripto. Dosen harus mulai berani memasarkan diri, atau istilahnya “marketing yourself.” Dengan pengguna internet di Indonesia mencapai 18 juta orang, potensi pemasaran secara digital jauh lebih besar dibandingkan dengan media konvensional seperti koran atau majalah, yang oplahnya bahkan sulit menembus angka 1 juta. Salah satu bentuk eMarketing yang mungkin pas untuk dosen adalah blog marketing, dengan menuliskan ilmu pengetahuan dan know-how yang kita miliki dalam bentuk jurnal atau blog. Saat ini sudah banyak tokoh-tokoh di Indonesia dan dunia yang menggunakan blog untuk marketing baik untuk dirinya sendiri maupun perusahaan. Nah mulailah...
Sehari Keluyuran di PENS ITS
Kamis, 31 Oktober 2007 kemarin saya diminta teman-temen di Politeknik Eletronika Negeri Surabaya (PENS ITS) untuk mengisi dua sesi diskusi tentang pengembangan eLearning dan eCommunity. Uniknya pesertanya adalah dosen-dosen elektro dari 11 negara Asia-Afrika. Ya, ini adalah program training IT internasional di PENS ITS hasil kerjasama dengan JICA. Programnya bernama International Training Course On Information Technology based for Electric Engineering Education. Saya diminta untuk mengenalkan berbagai teknologi dalam pemanfaatan e-Learning dan kemudian share strategi yang saya gunakan dalam membangun IlmuKomputer.Com. Dengan harapan bisa jadi inspirasi teman-teman di negara lain (Asia dan Afrika) untuk mencoba menerapkannya. Politeknik Eletronika Negeri Surabaya ini termasuk salah satu poltek yang masih tetap gabung dengan ITS, meskipun poltek-poltek lain sudah lepas (UI, ITB, Undip, dsb). Gedung-gedungnya juga cukup megah, hasil kerjasama dengan JICA yang sudah dirintis sejak lama. Kalau pernah dengar tentang kontes robot, pasti familier dengan PENS ITS ini. Indonesia selalu diwakili oleh teman-teman mahasiswa dari PENS ITS dalam kontes robot internasional dan banyak kemenangan yang sudah direbut. Di tingkat nasional, robot-robot karya teman-teman PENS ITS juga berhasil mengalahkan robot-robot dari universitas besar semacam ITB dan UI. Brand robot dan kontesnya boleh dikatakan tertancap cukup kuat di PENS ITS. Kebetulan saya banyak punya teman dekat dari PENS ITS, karena dulu bareng sewaktu studi di Jepang. Yang pasti selama di sana saya “diopeni” oleh pak Son Kuswadi, beliau ini dosen senior di PENS ITS dan lulus PhD dari Tokyo Institute of Technology dalam bidang intelligent control (kendali cerdas). Buku berjudul “kendali cerdas” yang ditulis pak Son kebetulan juga baru terbit, silakan kalau mampir toko buku ditengok, dijamin maknyus karena memang ditulis oleh pakarnya. Pak Son ini boleh dikatakan sahabat, temen perdjoeangan dan guru saya. Meskipun sudah cukup senior, tapi tetap semangat untuk penelitian, bekerja dan berorganisasi bareng anak-anak muda. Pernah sama-sama aktif di PPI Jepang dan IECI Jepang semasa di Jepang. Saya...
IlmuKomputer.Com Sebagai Blog Teknologi Terbaik di Pesta Blogger 2007...
Alhamdulillah IlmuKomputer.Com memenangkan penghargaan di Pesta Blogger 2007 sebagai Blog Teknologi Terbaik. Terima kasih bagi rekan-rekan bloggers yang telah memilih dan menominasikan IlmuKomputer.Com. Saya sendiri tidak bisa datang karena harus ngajar di Semarang. Paling tidak ada om Alex Budiyanto, yang mewakili maju ke panggung menerima penghargaan. Bagi IlmuKomputer.Com sendiri, ini bukan penghargaan pertama karena sebelumnya kita juga mendapat penghargaan eLearning Award dari PBB dan Depdiknas, kemudian juga dari beberapa majalah komputer Indonesia sebagai portal eLearning IT terbaik. Saya tidak pernah menganggap bahwa semua penghargaan itu untuk saya pribadi, tapi untuk seluruh kontributor, penulis dan aktifis yang sudah mengisi konten IlmuKomputer.Com secara kontinyu. Sesuai dengan positioning IlmuKomputer.Com sebagai “literatur IT terlengkap di Indonesia”, pembaca mengakses IlmuKomputer.Com tentu karena tulisan yang komprehensif, lengkap, berkualitas dan berbahasa Indonesia. Saya mengajak para penulis IlmuKomputer.Com untuk selalu memperbaiki kualitas tulisan, karena kualitas tulisan yang baik akan membawa image branding dan side effect positif bagi penulis. Dan saya mengajak rekan-rekan semua dimanapun berada untuk mencoba share ilmu pengetahuan di IlmuKomputer.Com sekecil apapun. Tidak perlu ada perasaan sungkan, ragu, tidak pede, dsb., toh saat ini banyak juga penulis aktif IlmuKomputer.Com yang masih berstatus sebagai siswa SMA/SMK, mahasiswa S1 atau pedjoeang-pedjoeang IT otodidak. Mari kita kembali ke slogan besar kita, “ikatlah ilmu dengan menuliskannya”. Tetap dalam perdjoeangan...
Perjalanan Darat 1826 km itu Nikmat
Sudah lama sekali tidak mudik waktu lebaran. Selama 10 tahun di Jepang juga pulang bukan pas lebaran. 8-22 Oktober 2007 lalu saya benar-benar off, meninggalkan komputer dan dunia internet, pulang kampung ke Semarang. Jam 5 pagi saya memulai perjalanan panjang nan nikmat itu. Perjalanan besar karena bawa istri dan 5 anak beserta koper-koper baju untuk 2 minggu 🙂 Jalanan pantura masih lancar banget, paling di kanan kiri Escudo hitamku tersayang hanya ada rombongan pemudik berspeda motor. Siang jam 1 lebih dikit sudah nyampe kota Semarang tersayang, muter-muter simpang lima sedikit, nunjukkin ke anak-anak kota Semarang, terus istirahat di rumah mertua di Kinibalu. 11 Oktober, pagi-pagi sudah harus siapkan kendaraan lagi untuk keliling jawa timur dan tengah. Kali ini rombongan lebih besar lagi karena ada 3 mobil iring-iringan 🙂 Tujuan utamanya adalah ke Madiun, tempat kelahiran saya. Di sana saya masih punya nenek dan pakdhe yang masih punya komitmen mengelola pertanian di desa Tulungrejo, masuk lewat jalan kecil di Balerejo, Madiun. Seharusnya kalau lebaran jatuh tanggal 12 Oktober, mau sekalian sholat Ied di sana, tapi keluarga memutuskan ikut pemerintah dan berlebaran tanggal 13. Tanggal 12 siang jalan lagi ke arah Jogja, karena masih banyak saudara dari bapak yang tinggal disana. Nggak lupa mampir Gudeg Yu Jum, dan bawa pulang 3 kendil gudeg 😉 Oh ya sebelumnya mampir juga di Solo, pasar Klewer, berburu batik. Puas ngubek-ngubek Solo dan Jogja, jalan lagi ke arah Magelang, nggak lupa mampir di Muntilan, beli ulekan dan beberapa oleh-oleh kerajinan batu. Setelah itu ngebut ke Semarang supaya nggak terlalu malam nyampe. Jalanan mulai sedikit macet, H-1 memang kejam 🙂 Alhamdulillah jam 10 malam sudah bisa istirahat di rumah dan menikmati malam takbiran di Semarang. Setelah Idul Fitri, waktunya wisata kuliner di Semarang. Yang pasti jadi “kelangenan” dan wajib makan sewaktu di Semarang adalah bakmi jowo dan cap cay gorengnya bu...
Undangan Pesta Blogger 2007
Alhamdulillah mulai hari ini (Selasa, 23 Oktober 2007) sudah bisa online lagi setelah bertapa 2 minggu di Semarang. Aktifitas pertama, nyedot 5000-an biji email dan “metani” email bersih yang penting dan harus dijawab segera. Eh, nemu emailnya om Enda ber-subject “Pesta Blogger 2007: Undangan” 😉 Pesta Blogger 2007 alias kopdar blogger level nasional ini termasuk event menarik dan wajib hadir sebenarnya. Sayangnya tanggal 27-28 Oktober ini saya sudah ada appointment lain untuk “ndosen mabur” di Udinus Semarang. Rencananya saya mau nitip CD IlmuKomputer.Com untuk dibagikan secara gratis ke peserta yang datang, sedang konfirmasi dengan om Enda (Koordinator Acara) tentang masalah ini. Mudah-mudahan acara dapat berjalan lancar dan tercapai tujuan bersama untuk menjadikan blog sebagai “Suara Baru Indonesia”. Thanks untuk om Enda atas undangannya dan mohon maaf karena kali ini nggak bisa hadir...
Literatur Penelitian dan Jurnal Ilmiah Gratis
“Mas, mau nanya situs-situs yang bagus untuk cari jurnal penelitian apa ya?” (Winky) Pertanyaan menarik dari mas Winky, yang mungkin juga menjadi pertanyaan bagi sebagian rekan-rekan yang bergerak di dunia penelitian, baik mahasiswa yang lagi nyusun skripsi/thesis/disertasi, juga bagi dosen ataupun peneliti yang ada di lembaga penelitian. Studi literatur dalam proses penelitian adalah wajib hukumnya, karena dari sana penelitian mulai bergerak. Nah, literatur ilmiah yang akan menjadi referensi ini sebaiknya apa dan dimana dapatnya? Yuk kita bahas. Perlu dicatat bahwa dalam penelitian ilmiah, referensi utama yang paling sahih adalah jurnal ilmiah (scientific journal), baru setelah itu bisa proceedings conference, scientific report, buku dan terbitan lain. Ketinggian derajat sebuah jurnal ilmiah biasanya ditentukan oleh suatu nilai yang disebut dengan impact factor. Impact factor ditentukan dari jumlah rujukan (citation) ke paper-paper di jurnal ilmiah tersebut. Di beberapa bidang ilmu, jurnal-jurnal yang sangat tinggi impact factornya biasanya diterbitkan oleh asosiasi ilmiah yang berumur tua dan disegani. Misalnya di bidang elektronika, komunikasi dan komputer, jurnal dan transaction terbitan IEEE dan ACM-lah yang memiliki impact factor tinggi. Selain itu ada juga jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh penerbit seperti Elsevier, Kluwer Academic, dsb. Paper yang ada di jurnal ilmiah terkadang dari paper submission langsung (pengiriman makalah) atau sering juga dari selected paper (makalah pilihan) dari sebuah International Conference. Jurnal ilmiah di Indonesia jujur saja agak chaos dan terlihat semrawut. Tidak banyak asosiasi ilmiah yang benar-benar mendukung “kegiatan ilmiah” dan menerbitkan jurnal yang besar dan disegani. Setiap universitas menerbitkan jurnal ilmiah sendiri, bahkan banyak jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh jurusan atau fakultas. Akhirnya jurnal ilmiah tumbuh seperti jamur, muncul ribuan dalam waktu cepat dan banyak yang tenggelam dalam waktu yang singkat juga. Alasannya kenapa? Mungkin karena kita jago kandang alias tidak pede, tidak ada biaya, atau karena tidak ada tema penelitian unggulan. Alasan yang paling tidak menarik...
Penerapan e-Learning dengan Model Motivasi Komunitas
Ceritanya, saya mencoba membuat model berdasarkan strategi-strategi yang saya lakukan dalam implementasi e-Learning, khususnya untuk IlmuKomputer.Com dan beberapa sistem e-Learning lain. Dan jadilah formulasi sederhana bernama Model Motivasi Komunitas alias Community Motivation Model. Saya bungkus formulasi tersebut dalam suatu penelitian sederhana yang saya propose sebagai penelitian individu pada Diklat Peneliti LIPI tahun 2006. Nggak nyangka, dengan judul penelitian ini saya mendapat penghargaan menjadi peneliti terbaik pada Diklat Peneliti LIPI itu …hehehe (narsis mode on). Nah seperti biasa daripada paper 17 halaman ini nongkrong terus di hard disk, tahun ini saya coba kirimkan ke jurnal ilmiah Teknodik yang diterbitkan oleh Pustekkom, Depdiknas. Alhamdulillah atas bantuan teman-teman di Pustekkom (thanks pak Ade, pak Uwes dan pak Gatot ;)), bisa cepat masuk di Jurnal Teknodik edisi Agustus 2007, tepatnya No. 21/XI/TEKNODIK/AGUSTUS/2007. Nah, daripada juga cuman sedikit dibaca orang di jurnal teknodik, saya share sekalian di blog ini … Paper saya susun dalam bentuk standard penelitian ilmiah, yaitu pendahuluan, metodologi penelitian, proposed model (model motivasi komunitas), hasil dan pembahasan, dan terakhir penutup. BTW, saya sedang membuat satu tulisan lagi tentang teknik dan metode penelitian untuk skripsi, dan saya akan jadikan penelitian ini sebagai contoh penelitian. Hanya mungkin perlu saya perbaiki format penulisan paper (makalahnya) menjadi format skripsi. Ok mohon sabar menunggu untuk artikel yang satu ini 🙂 Kembali ke tulisan di jurnal, saya mengambil latar belakang adanya masalah di dunia penerapan e-Learning. Menurut sebuah studi tahun 2000 yang dilakukan oleh Forrester Group kepada 40 perusahaan besar di Amerika menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja (lebih dari 68%) menolak untuk mengikuti pelatihan atau kursus yang menggunakan konsep eLearning. Ketika eLearning itu diwajibkan kepada mereka, 30% menolak untuk mengikutinya [Dublin & Cross, 2003]. Sedangkan studi lain mengindikasikan bahwa dari orang-orang yang mendaftar untuk mengikuti eLearning, 50-80% tidak pernah menyelesaikannya sampai akhir [Delio, 2000]. Nah dari sini, saya approach dengan Model Motivasi Komunitas yang saya buat. Model inilah...
Desain Baru IlmuKomputer.Com
Sudah hampir setahun IlmuKomputer.Com menggunakan desain warna hitam. Banyak kritik yang masuk, intinya pingin supaya warnanya lembut seperti dulu lagi. Ehm .. ngalah deh 😉 Akhirnya kemarin saya ganti desain theme IlmuKomputer.Com menjadi bentuk seperti sekarang, dasar putih dengan sedikit permainan warna di font. Intinya ada tiga visi (halah pakai visi segala :)) yang ingin saya kejar. Yang pertama, desain harus sangat simple dan navigasinya mudah. Yang kedua warna lebih cerah, tidak gelap atau terlalu terang dan enak dilihat. Yang ketiga, saya ingin supaya efisien di user interface. Mudah-mudahan ini bisa ngurangi pemakaian resource server terutama CPU dan memory, yang membuat IlmuKomputer.Com agak berat diakses seperti selama ini. Untuk sasaran ketiga ini saya mencoba ngoprek theme yang fully menggunakan technology AJAX. Dan jeng, jeng, jeng … jadilah seperti ini … Hasil ujicoba dari markas IlmuKomputer.Com di Menara Bidakara dengan koneksi Cable Vision + Indosat (SOHO), situs IlmuKomputer.Com relatif ringan diakses. Saya masih bisa ngoprek server meskipun di siang hari, saat traffic-nya lagi kenceng-kencengnya. Kalau dulu, saya harus hindari masuk server IlmuKomputer.Com di siang hari, karena lambat dan malah mengganggu kunjungan. Tanggal 1 Oktober 2007 kemarin, hari pertama saya gunakan desain baru, tercatat 363.696 daily hits, 318.357 file didownload, 52.381 halaman diakses, dan total transaksi file mencapai 5GB. Alhamdulillah server masih relatif tenang. Loading AJAX mungkin agak berat di awal, setelah itu pengaksesan halaman lumayan cepat. AJAX sedikit bikin bingung ketika kita akses ke link page berkali-kali, termasuk beberapa kadang gagal dilakukan. Saya masih nyari info untuk benerin masalah satu ini. Terakhir, meskipun secara teknis sudah lulus uji validasi xHTML 1.1 :), saya yakin pasti masih banyak kekurangan di berbagai tempat. Saya akan terus perbaiki dari masukan yang ada. Mohon kritik dan saran dari rekan-rekan sekalian, baik aktifis, kontributor, penulis atau pemerhati IlmuKomputer.Com. Tetap dalam perdjoeangan...
Teknik Perangkingan Universitas ala Webometrics
Sebelum masuk ke diskusi Webometrics, saya ulang sedikit bahwa teknik perangkingan atau pemeringkatan universitas di dunia ini ada banyak. Di artikel sebelumnya saya telah membahas dua teknik perangkingan universitas yang cukup diakui di dunia yaitu menurut ARWU (Academic Ranking World University) dan menurut THES (the Times Higher Education Supplement). Universitas di Indonesia meskipun cukup “ngos-ngosan” di perangkingan ARWU, alhamdulillah mulai bermunculan di perangkingan ala THES. Nah, teknik pemeringkatan atau perangkingan ala Webometrics sedikit lain dibandingkan THES atau ARWU. Rangking Webometrics kebanyakan mengambil faktor “kehidupan” universitas di dunia Internet. Termasuk didalamnya adalah aksesibilitas dan visibilitas situs universitas, publikasi elektronik, keterbukaan akses terhadap hasil-hasil penelitian, konektifitas dengan dunia industri dan aktifitas internasionalnya. Webometrics ini adalah sebuah peluang menarik bagi universitas-universitas di negara berkembang bisa menikmati rangking universitas dunia. Lha kok bisa, ya karena kuncinya adalah bagaimana universitas bisa memperbanyak konten (scientific paper) yang dishare ke publik, diindeks di mesin pencari, dan sedikit kepintaran universitas memainkan Search Engine Optimization (SEO) untuk mengarahkan mesin pencari ke situs universitas 😉 Pelopor perangkingan universitas ala Webometrics ini adalah Cybermetrics Lab, sebuah group penelitian dari Centro de Información y Documentación (CINDOC) yang merupakan bagian dari National Research Council (CSIC), Spanyol. Mulai melakukan perangkingan universitas pada tahun 2004, dan mempublikasikan rangking universitas setiap enam bulan sekali (bulan Januari dan Juli). Indikator penilaian rangking berbasis Web ini cukup unik, meskipun sebenarnya tetap memiliki hubungan erat dengan ilmu scientometric dan bibliometric. Ok, sekarang bagaimana mas Webometrics ini menentukan rangking universitas? Ada empat faktor utama yang menentukan rangking sebuah universitas, yaitu: Visibility (V), Size (S), Rich Files (R) dan Scholar (Sc). Formula penghitungan dan pembobotannya sendiri adalah seperti di bawah: Webometrics Rank = (4xV) + (2xS) + (1xR) + (1xSc) Waduh, gimana tuh penjelasannya? Pada intinya, V, S, R dan Sc adalah faktor penilai, sedangkan 4, 2, 1, 1 adalah bobot (weight) tiap faktor. Sebagai informasi tambahan, formula diatas...
Arah dan Trend SDM IT
Sabtu kemarin (22 September 2007) saya diminta mas Dana Kusumo (Dosen STT Telkom) untuk mengisi Kapita Selekta di STT Telkom Bandung. Berangkat bareng Alex dan Udin dari Jakarta jam 7 pagi dan alhamdulillah jam 9 kurang dikit sudah nyampe di kampus biru STT Telkom. STT Telkom ini kampus kenangan, karena dulu saya sempat 2 bulan di sana, masuk jurusan elektro tahun 1993, ikut ospek dan penataran P4, meskipun setelah itu keterima di program beasiswa STAID (BPPT) dan terbang ke Jepang. Tema kapita selektanya sendiri mungkin bukan tema baru, karena sudah sering saya bawakan di berbagai kampus, terutama ketika audiensenya adalah mahasiswa-mahasiswa tingkat akhir. Diskusi saya buka dengan ulasan tentang apa yang sedang terjadi di dunia ini. Dunia ini sedang didatarkan, begitu kata Thomas Friedman dalam bukunya berjudul “The World is Flat”. Menurut Friedman ada 10 kekuatan pendatar dunia, yang 6 diantaranya berhubungan erat dengan teknologi informasi, yaitu WWW, Opensourcing (linux, blogging, wikipedia), Software Revolution (people collaboration), Informing (yahoo and google), Outsourcing dan Steroid (PDA, mobile apps). Hal ini diperkuat bagaimana pengguna Internet dunia yang sudah menembus angka 1 miliar, Indonesia menduduki peringkat 13 dunia dengan jumlah pengguna Internet mencapai 18 juta orang (internetworldstats.com). Friedman melanjutkan bahwa ada fenomena menarik dimana perubahan yang terjadi di dunia ini sejak era 1990, bukan lagi dilakukan oleh negara (globalisasi versi 1) atau perusahaan (globalisasi versi 2), tapi dilakukan oleh individu atau komunitas kecil (globalisasi versi 3). Globalisasi versi 3 begitu kata Friedman, tokoh utamanya adalah individu yang dengan menggunakan alat pendatar dunia, seseorang atau sekelompok kecil bisa melakukan perubahan. Ternyata pendapat Friedman ini diamini oleh majalah Times yang pada penghujung tahun 2006 seperti biasa mempublikasikan “Time Person of the Year”, yang anehnya di tahun 2006 majalahnya diberi cermin kecil dimana kita disuruh berkaca. Lho? Ya benar, 2006 Time...