Teknik Perangkingan Universitas ala Webometrics
Sebelum masuk ke diskusi Webometrics, saya ulang sedikit bahwa teknik perangkingan atau pemeringkatan universitas di dunia ini ada banyak. Di artikel sebelumnya saya telah membahas dua teknik perangkingan universitas yang cukup diakui di dunia yaitu menurut ARWU (Academic Ranking World University) dan menurut THES (the Times Higher Education Supplement). Universitas di Indonesia meskipun cukup “ngos-ngosan” di perangkingan ARWU, alhamdulillah mulai bermunculan di perangkingan ala THES. Nah, teknik pemeringkatan atau perangkingan ala Webometrics sedikit lain dibandingkan THES atau ARWU. Rangking Webometrics kebanyakan mengambil faktor “kehidupan” universitas di dunia Internet. Termasuk didalamnya adalah aksesibilitas dan visibilitas situs universitas, publikasi elektronik, keterbukaan akses terhadap hasil-hasil penelitian, konektifitas dengan dunia industri dan aktifitas internasionalnya.
Webometrics ini adalah sebuah peluang menarik bagi universitas-universitas di negara berkembang bisa menikmati rangking universitas dunia. Lha kok bisa, ya karena kuncinya adalah bagaimana universitas bisa memperbanyak konten (scientific paper) yang dishare ke publik, diindeks di mesin pencari, dan sedikit kepintaran universitas memainkan Search Engine Optimization (SEO) untuk mengarahkan mesin pencari ke situs universitas 😉
Pelopor perangkingan universitas ala Webometrics ini adalah Cybermetrics Lab, sebuah group penelitian dari Centro de Información y Documentación (CINDOC) yang merupakan bagian dari National Research Council (CSIC), Spanyol. Mulai melakukan perangkingan universitas pada tahun 2004, dan mempublikasikan rangking universitas setiap enam bulan sekali (bulan Januari dan Juli). Indikator penilaian rangking berbasis Web ini cukup unik, meskipun sebenarnya tetap memiliki hubungan erat dengan ilmu scientometric dan bibliometric.
Ok, sekarang bagaimana mas Webometrics ini menentukan rangking universitas? Ada empat faktor utama yang menentukan rangking sebuah universitas, yaitu: Visibility (V), Size (S), Rich Files (R) dan Scholar (Sc). Formula penghitungan dan pembobotannya sendiri adalah seperti di bawah:
Webometrics Rank = (4xV) + (2xS) + (1xR) + (1xSc)
Waduh, gimana tuh penjelasannya? Pada intinya, V, S, R dan Sc adalah faktor penilai, sedangkan 4, 2, 1, 1 adalah bobot (weight) tiap faktor.
Sebagai informasi tambahan, formula diatas mengalami revisi sejak Januari 2008 menjadi seperti di bawah (updated: 1 pebruari 2008):

Lengkapnya kita lihat penjelasannya di bawah:
-
Visibility (V): Jumlah total tautan eksternal yang unik yang diterima dari situs lain (inlink), yang diperoleh dari Yahoo Search, Live Search dan Exalead. Untuk setiap mesin pencari, hasil-hasilnya dinormalisasi-logaritmik ke 1 untuk nilai tertinggi dan kemudian dikombinasikan untuk menghasilkan peringkat.
-
Size (S): Jumlah halaman yang ditemukan dari empat mesin pencari: Google, Yahoo, Live Search dan Exalead. Untuk setiap mesin pencari, hasil pencarian dinormalisasi-logaritmik ke 1 untuk nilai tertinggi. Untuk setiap domain, hasil maksimum dan minimum tidak diikutsertakan (excluded) dan setiap institusi diberikan sebuah peringkat menurut jumlah yang dikombinasi tersebut.
-
Rich Files (R): Volume file yang ada di situs Universitas dimana format file yang dinilai layak masuk di penilaian (berdasarkan uji relevansi dengan aktivitas akademis dan publikasi) adalah: Adobe Acrobat (.pdf), Adobe PostScript (.ps), Microsoft Word (.doc) dan Microsoft Powerpoint (.ppt). Data-data ini diambil menggunakan Google dan digabungkan hasil-hasilnya untuk setiap jenis berkas.
-
Scholar (Sc): Google Scholar menyediakan sejumlah tulisan-tulisan ilmiah (scientific paper) dan kutipan-kutipan (citation) dalam dunia akademik. Data Sc ini diambil dari Google Scholar yang menyajikan tulisan-tulisan ilmiah, laporan-laporan, dan tulisan akademis lainnya.
Bagaimana posisi universitas di Indonesia di rangking Webometrics? Tercatat ada 14 universitas di Indonesia yang bisa masuk 5000 besar, alhamdulillah 🙂 Rangking dan nama universitasnya ada di bawah:
939 GADJAH MADA UNIVERSITY
1046 INSTITUTE OF TECHNOLOGY BANDUNG
1966 UNIVERSITY OF INDONESIA
2329 BRAWIJAYA UNIVERSITY
2546 PETRA CHRISTIAN UNIVERSITY
2946 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELKOM
2988 BOGOR AGRICULTURAL UNIVERSITY
3530 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
3693 HASANUDDIN UNIVERSITY
3873 BINA NUSANTARA UNIVERSITY
4216 GUNADARMA UNIVERSITY
4308 PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY
4407 AIRLANGGA UNIVERSITY
4504 DUTA WACANA CHRISTIAN UNIVERSITY
Selamat bagi universitas yang bisa masuk rangking 5000 Webometrics. Bagi yang belum, saya pikir harus terus berusaha supaya bisa masuk di rangking atas Webometrics. Pada catatan saya paling tidak total universitas di Indonesia yang sudah berhasil diindeks oleh Webometrics mencapai 92 universitas (negeri atau swasta). Saat ini saya sedang membantu beberapa universitas di Indonesia supaya naik rangking Webometricsnya. Mudah-mudahan rekan-rekan yang ada di universitas lain bisa mulai “ngompori” rektorat atau bagian yang berhubungan dengan public relation dan web untuk mulai memperhatikan masalah rangking Webometrics ini. Bagaimana teknik meningkatkan rangking Webometrics ini akan saya bahas di artikel lain 🙂
Oh ya, terakhir, saya pikir ini termasuk tema menarik untuk diangkat jadi penelitian skripsi. Ada masalah (rangking universitas yang rendah), ada parameter yang bisa dimplementasikan, dan ada model yang bisa dikembangkan dari parameter. Resultnya bisa kita cek langsung dari perubahan parameter dan juga hasil akhir rangking Webometrics. Saya sedang membimbing satu orang mahasiswa untuk skripsi dengan tema ini, sayangnya beliaunya mundur, nggak kuat 🙂 Ada yang tertarik ngerjain bareng? Insya Allah saya bisa bimbing secara informal.
Selamat berdjoeang !
pertamaxxxxxxxx……berarti dengan metode ini, semua website universitas di indonesia bisa masuk rangking versi webometric dong…..tinggal SEOnya di perbaiki..
keduaaxxxx dulu, baru baca
hm. bagus neeh utk diangkat jadi topik di kuliah nanti
# Yadi: Seperti aku sebutin diatas, intinya di konten dan SEO. SEO saja tanpa konten (scientific publication) yang dishare juga percuma.
# rd Limosin: Bisa diangkat jadi tema skripsi sih menurutku.
ehm…
mau tanya pak romi..
ada gak kemungkinan karena pinternya orang bermain SEO, hasilnya itu bukan berdasarkan V,S,R dan SC,
# add: Hmmm kayaknya faktor penentu rangkingnya tetap V, S, R dan Sc 🙂 SEO adalah pendukung untuk meningkatkan nilai V, S, R, Sc. Seperti itu dipahaminya.
ITB jelas lebih buruk saat ini peringkatnya, karena management Bandwidthnya tidak baik, situs ITB sendiri memang sulit dibuka dari luar kampus
Dari sekian banyak teknik pe-rangking-an mungkin webometrics adalah yang palin unik.
Kalau dari UI memang menyadari kalau share journal/riset belum terlalu maksimal di dunia maya, jadi peringkat tiga di Indonesia adalah wajar.
~Mas, saya akan coba bantu kompori rektorat UI
# Rendy: nah terus gimana solusinya om ?
# Franova: Aku lagi bantuin bu Riri di UI untk masalah Webometrics ini. Mudah-mudahan Januari 2008 sudah kelihatan hasilnya. Tapi ya itu, syarat terbesarnya adalah paper publicationsnya harus dibuka. Sepertinya Lontar harus dibuka penuh untuk publik, supaya diindeks google scholar. Ini yang sepertinya rada berat bagi UI 🙂
wadoh, di zaman internet masih ngos2-an kyk gini, ada indeks perangkingan yg kayak gini, wah lumayan sulit jg klo Univ.Indonesia buat ngupload.
# Toim: Hmmm saya pikir tetap peluangnya lebih besar daripada harus ikutan pertandingan rangking ala ARWU dan THES. Kita KO di noble prize, award, international publications, etc. Paling menangnya di jumlah siswa dan sayangnya itu tidak dihitung untuk ARWU dan THES, yang dihitung malah rasio mahasiswa-dosen 🙂
kl dipake utk ranking fakultas tertentu di indonesia bisa jg kan ya.. 🙂
Dh,
Seep
thx
# Dani: Kalau mau sampai ke bidang (faculty), yang buat rangkingnya hanya ARWU. Saya lihat THES dan Webometrics belum sampai level faculty.
bagaimana dengan bl.ac.id?
mas romi, ilmukomputer.com kok google ads dah tidak ada?
Assalamualaikum
Pak Romi emang sistem perangkingan model webometrics di lihat melalui web nya saja dan nampak di search engine yah ?? di negeri yang tercinta aja internet masih bayar mas blum gratis seperti negara – negara yang lain wajar saja kalo kita blum yang terbaik di antara universitas-universitas top di dunia wong negara aja ndak memfasilitasi ( hihiiih ko malah nyindir ke pemerintah dikit ) 😀 ngomong 2 di bulan ini ga padat yah schedule nya pak Romi mw balek ke Semarang yah
Salam buat keluarga yah yg ada di Semarang kalo ada omongan saya yang salah mohon di maapin 😀
#Bayu:
Pak Romi, maaf saya nyelonong mau nanggapi komen Bung Bayu di atas.
Benar, tapi tidak sepenuhnya benar. India adalah contoh yang paling baik, dimana dunia IT bisa berkembang pesat meskipun pemerintah nggak memberikan kontribusi yang signifikan.
Masalah yang nggak kalah besar mungkin datang dari budaya pribadi bangsa kita yang terkadang (sering) malas, ogah-ogahan, dan sebagainya, dan sebagainya …
Assalamualaikum Pak Romi, saya pengunjung baru situs bapak nih, dan kayaknya bakal sering2 mampir biar tambah nih wawasannya.. 🙂
Wah senangnya kampus saya Gunadarma ternyata masuk 5000 besar Webometrics ya… hehe. Walaupun belum bisa dibandingin dengan Univ2 Negeri yang notabene pasti bagus-bagus, saya rasa ini sudah cukup menunjukkan perkembangan yang berarti buat Gunadarma khususnya agar dapat lebih baik ke depannya.
Mengenai infrastruktur dan prasarana, saya rasa saya setuju dengan Pak Romi. India bisa dijadikan contoh. Setuju Pak. Moga2 bangsa kita bisa lebih baik mental dan ketekunannya ke depan … 🙂
mas Romi,
Webometrics sangat menjanjikan dan membangun wacana pengambil keputusan di bidang pendidikan.
kenapa harus sasarannya perguruan tinggi ?
sedangkan SMK di Indonesia harus berpartner dengan DUDI LN, bisakan dikembangkan.
#Agus: Hmm sasarannya memang perguruan tinggi mas untuk Webometrics 🙂
Webometrics edisi Januari 2008 sudah di-release pada tanggal 29 Januari. Sekarang tinggal 13 Perguruan Tinggi di Indonesia yang masuk Top 4000 yang terdiri dari 9 PTN dan 4 PTS. Memang ranking khusus ASEAN belum dipublikasikan seperti pada edisi-edisi sebelumnya. Dari 14 PT pada edisi Juli 2007 seperti yang dikutip Mas Romy di atas, dua PT tidak masuk lagi di TOP 4000 dan ada satu PT baru yang masuk. Selengkapnya bisa dilihat di http://www.webometrics.info. Memang ada sedikit perubahan minor pada formulanya diantaranya mengenai pembobotan S, V, R, dan Sc.
Mudah-mudahan ke depannya lebih banyak lagi PT di Indonesia yang masuk ranking tersebut dengan ranking semakin lebih baik lagi tentunya.
#bhermana: Thanks info yang sangat bermanfaat, saya memang sedang nunggu-nunggu release untuk Januari 2008. Saya coba cek. Thanks banget mas 🙂
Kang romi mohon izin jiplak artikelnya ( so pasti direferences ksini 🙂 ).
Mas Romi, minta tolong dijelaskan normalisasi logaritmik itu bagaimana dong. Thx
wah hebat juga universitas hasanuddin, meskipun lebih banyak aktifitas tawurannya bisa juga nangkring di urutan no. 9 … hebat euyy. universitas eike sihh
UGM naek woi 2008… cui cui
sekarang 57 tingkat asia,
Saya sangat tertarik dengan ulasan tentang sistem perangkingan universitas oleh webometrics ini, ulasan ini cukup bermanfaat, oh ya saya juga tertarik dengan tawaran untuk melanjutkan “skripsi” yang tidak jadi diteruskan oleh mahasiswa tersebut. Bagaimana jika saya menawarkan diri untuk dijadikan teman kerjasama bapak?
Salam Hrmat, Mohon di response ya pak
pak romi, saya minat bikin skripsi dengan topik ini. studi kasusnya IPB. bagaimana pak, mohon bimbingannya 🙂
institut teknologi sepuluh nopember surabaya masih masuk 3000 an ya? 🙁
pak Romy….mau tanya…plugin PPT yang di gunakan dalam wordcap kemarin apa namanya pak…?!
Mas, liputan webometric 2009 seperti apa ?
ditunggu lho… thank you!
pak romi, kalau boleh tahu, apa saja keuntungan web kita masuk ke dalam rank webometric?
terimakasih
Salam kenal Pak