Masih Tentang MoU Microsoft (versi KNRT)
Melanjutkan kisah sebelumnya, pertemuan hari ini, Jumat, 19 Januari 2007 di Kementrian Negara Riset dan Teknologi (KNRT) lebih rame daripada pertemuan sebelumnya di Depkominfo. Teman-teman dari komunitas opensource yang datang juga relatif lebih banyak dari sebelumnya. Yang pasti ada nama-nama: Ahmad Suwandi, I Made Wiryana, Rahmat M. Samik Ibrahim (2 hari turun gunung terus), Rusmanto, Harry Sufehmi, Ahmad Sofyan, Heru Nugroho (moderator acara), Adang Suhendra, Prihantoosa, Irwin Day, Anjar Ari Nugoho, Dheche, Aulia Adnan, Bona Simanjuntak (telat loe Bon, dasar!) dan saya sendiri Romi Satria Wahono (bukan Wirawan ya om DonnyBU, tolong ganti yg di detikinet! grrhhh) ;). Dari KNRT, pak Kusmayanto Kadiman (KK) full team, ada pak Richard Mengko, pak Engkos Koswara, pak Kemal, pak Idwan, dsb. Tolong tambahi lagi ya kalau ada yang kelewat, pasti banyak 🙂
Model acaranya sedikit berbeda dengan sewaktu ketemu pak Sofyan Djalil. Pak KK minta kita mengenalkan diri dan apa yang sedang diperjuangkan (mewakili komunitas apa). Saya pikir format ini lebih menarik, karena kita semua diberi kesempatan bicara. Setelah itu baru pak KK memberikan beberapa patah kata berhubungan dengan tema pembahasan. Karena saya telat, maaf mampir dulu ngambil dokumen di LIPI, sambil nunggu 3in1, beberapa hal yang sempat tercatat adalah:
-
Made Wiryana cerita tentang aktifitas opensource dan Linux di Indonesia dan kerjasama dengan 3 generasi pemerintah, Bona cerita tentang Asia Source di Sukabumi, saya cerita tentang opencontent dan IlmuKomputer.Com (termasuk sedikit tentang mimpi ke depan seperti MIT opencourseware), Ahmad Sofyan cerita tentang RimbaLinux, Harry Sufehmi cerita tentang pengalaman migrasi sewaktu di UK (birmingham), pak Rusmanto cerita tentang Yayasan Penggiat Linux Indonesia dan juga masalah tentang infolinux dan masalah pemasang iklan yang menurun karena satu dan lain hal (maaf boleh ditulis disini pak Rus?). Pak Adang cerita ke-Gunadarma-an dan Wandi cerita tentang ke-airputih-annya. Irwin Day juga muncul hari ini dengan gaya ceplas ceplos ala milis 🙂
-
Pak KK mengatakan bahwa dia tidak berniat untuk beradu argumentasi lebih jauh dengan pak Sofyan Djalil. IGOS adalah kesepakatan bersama banyak mentri, termasuk didalamnya Depkominfo di tahun 2004. Pak KK hanya ingin komitmen itu dijalankan bersama, sekali lagi IGOS bukan cetusannya, mungkin dia hanya perbaiki tata bahasanya menjadi “Indonesia, Go Opensource” (pakai koma). Dia pingin tunjukkan dan buktikan dengan progres, sudah seberapa jauh beliau bisa me-migrasi instansi-instansi pemerintah ke opensource. Dia mulai dari beberapa rekan yang kebetulan memimpin institusi Jimly Assidiqie(Mahkamah Konstitusi), Faisal Basri (KPPU), dsb. Pak KK juga sempat cerita bagaimana beliau mengkritik seorang Mentri di Thailand karena ucapannya di media massa yang keliru tentang opensource. Sukses migrasi opensource di KNRT karena pak KK sendiri maju, langsung menggunakan opensource. Ketika yang diatas sudah mau melaksanakan, pasti yang di bawah akan ikut.
-
Pak KK mendukung konsep Be Legal. Dan dia juga tidak mempermasalahkan MoU secara isi karena justru itu wujud demokrasi. Kalau semua dipaksa memakai satu solusi itu gaya sosialis, dan itu tidak baik untuk republik ini. Mungkin yang perlu diperhatikan mengenai masalah kewenangan, seorang mentri berwenang penuh terhadap kementrian/departemen yang dipimpin. Ketika seorang mentri ingin membuat kebijakan untuk seluruh Indonesia, dia harus mendapatkan delegasi formal dari pemimpin diatasnya atau mentri yang secara default mendapat mandat yaitu Mentri Luar Negeri. Juga tentang bahasa yang digunakan wajib menggunakan bahasa Indonesia, untuk beberapa hal khusus bisa saja bahasa Inggris, namun wajibnya adalah bahasa Indonesia.
-
Aulia Adnan mengatakan bahwa dia telah membuat analisa mengenai MoU Microsoft dan Pemerintah Indonesia, kesimpulan sementara dari segi hukum (sesuai core competencenya) lebih banyak mengarah ke MoU yang ilegal!
Dari dua hari ini bertemu dengan pak Sofyan Djalil dan pak KK, saya sendiri melihat bahwa pemicu berpikir keduanya cukup positif. Keduanya ingin memecahkan masalah bangsa ini, ingin mengangkat Indonesia dari keterpurukan, hanya mungkin strategi dan caranya sedikit berbeda. Pak Sofyan ingin cepat menurunkan piracy rate kita, supaya Indonesia segera terangkat dan tidak lagi masuk watchlist yang cukup berefek negatif ke industri dan perdagangan Internasional Indoesia. Sedangkan pak KK mencoba solusi yang lebih memiliki kebebasan dan kemandirian. Pak KK juga buktikan di KNRT yang dia pimpin bahwa migrasi ke opensource adalah sangat mungkin dilakukan. Yang pasti keduanya memiliki satu konsep sama yaitu: Be Legal!
Untuk foto-fotonya, sekali lagi nunggu setoran Om Wandi 😉
wah mantap bos, akhirnya para tokoh2 IT beneran bisa dikumpulkan dalam satu meja perundingan ( konferensi meja bundar ) heheheh…
selamat bos atas usahanya dan maju terus, aku tetap dukung terus sampai akhir hayat :)) asal untuk kebaikan dan kemaslahatan ummat kita tetap dukung.
Semoga IKC bisa sekelas MIT Courseware….amin ya rabbal alamin. Pamit dulu ikutan Asia Source II di Sukabumi mewakili IKC :)) nanti bagi2 CD IKC deh….
Yup sip. Aku dah titip kemas 10 keping CD IKC versi terbaru. Siapa tahu bisa bagi bagi di sana. Kemas ngisi 3 sesi di Asia Source 🙂
ASS
muantap… go opensorce, emang sih pake linux susah, susah karena belom terbiasa klw dah terbiasa juga bisa ya gak??? mas
ok deh maju terus opensorce, walau msh pemula… hehehehehhe
WSS
Pak Romi, kami di Klorofil Project sangat senang mendengar hal tersebut. Kami akan selalu mendukung perjuangan Pak Romi dan kawan-kawan dalam memperjuangkan open source untuk kemajuan bangsa.
Adanya pertemuan antara komunitas Open Source dan Pemerintah menunjukkan perjuangan komunitas Open Source telah mulai membuahkan hasil. Kita telah memiliki bargaining position yang cukup baik. Tentunya hal tersebut jangan membuat kita terlena. Kita perlu berjuang lebih keras.
Pernyataan dari Pak Sofyan bahwa Open Source jangan sekedar hobby perlu kita sikapi dengan arif. Kita tidak boleh memungkiri statement dari Pak Sofyan “bisa jadi” adalah gambaran pandangan sebagian besar (mungkin) rakyat Indonesia. Kita harus lebih “business friendly”. Segala hal yang berkaitan dengan proyek open source harus dikelola dengan lebih profesional. Sebagai contoh, pada saat pemilihan lisensi (GPL, BSD, CPL, dsb), kita tidak boleh lagi “asal comot”. Kita harus memikirkan efek lisensi tersebut bagi kalangan industri.
Maju terus Open Source Indonesia!
Om Romi, ada yg nyariin tuh..
http://direktif.web.id/arc/2007/01/era-baru-ilmu-komputer
^_^
Heheheh … dah gw balas be 😉
saya ga akan posting foto karena tidak ditulis sebagai peserta.
Menurut saya, yang paling penting sekarang adalah pelaksanaan dari Undang-Undang HAKI tanpa pandang bulu. Jika hal ini sudah bisa berjalan dengan baik, nantinya konsumen [baca:pemakai] akan menentukan sendiri software apa yang dia pakai sesuai dengan kemampuan kantong-nya sendiri.
Jadi mau FOSS ataupun propierty be sure It’s Legal 🙂
*ngomong apa sih aku*
# Wandi: bukannya udah, coba cek lagi dong, tuh pertama malah …heheh
Setuju mas Alex. Tapi saya jadi mau diskusi masalah lain nih, banyak yang berpikir bahwa dengan opensource itu berarti gratis. Jangan-jangan masih pada mikir kesana. opensource tidak sesempit itu kan ? Gimana mas Romi rencana kedepannya apa sudah dihitung profitability-nya juga dan dicoba dibandingkan ? Open source buat suatu institusi bisa jadi lebih banyak mengeluarkan cost terutama bagi yang belum siap.
Rom, kemauan untuk mandiri dengan menerapkan open source merupakan niat yang bagus. Aku usul, komunitas opensource ketemu dua pihak lagi (maaf kalau sudah) yaitu Presiden dan DPR. Presiden kan punya hak untuk meminta seluruh jajarannya menggunakan opensource yang tidak terlalu membebani negara. DPR juga perlu diajak bicara agar menekan pemerintah agar menghemat pengeluaran untuk beli lisensi tidak perlu yang sudah ada alternatif solusinya melalui opensource.
Namun semua itu bukan berarti tanpa perjuangan lain. Kaum kapitalis tentu nggak akan tinggal diam. Ya nggak?
Sepertinya DPR sudah cukup banyak masukan kok dari komunitas, meskipun lewat berbagai jalur 🙂 Kalau presiden memang belum bos. Pertemuan pak Sofyan dengan DPR sepertinya terjadi kemarin (kamis), dan beritanya ada nongol di koran hari ini. Coba cek, sepertinya aspirasi sudah cukup tertampung. Tinggal nunggu aksi konkretnya saja.
Terimkasih Untuk para Pakar Indonesia yang berbaik Hati untuk memajukan Bangsa Ini…. Semoga Apa yg kita cita-citakan dapat Terlaksana dan IGOS dapat menolong rakyat indonesia begitu juga MoU dgn MICROSOFT, agar dari sisi Legal Software dimata internasional kita lebih baik. Yang Terakhir Untuk Semua PIHAK YANG DIPEMERINTAH REPUBLIK INI TOLONG BERIKAN SUPPORTNYA
Thanks.
Beberapa hari ini di Garut Santer akan ada sweeping dari Microsoft ?!!!
Seandainya itu terjadi …
Sepertinya Kota kita ini 99,99 % bakalan terkena sweeping ….
Soalnya Mas Romy tahu sendiri khan gimana di Kota Kami kondisinya
Kami yang buka warnet, rental, dan usaha kecil lainnya kalang kabut dan cukup terganggu dengan kondisi sekarang ini …
Rekan-rekan di Kota lain yang sudah merasakan pahit getirnya sweeping mungkin bisa berbagi pengalaman dengan kami disini
Ditunggu dengan amat sangat oleh banyak rekan2 calon tertindas di Kota Kecil kami …
(Kutipan Budi Raharjo WP)
Gini saja deh, Microsoft melakukan sweeping ke kantor pemerintahaan saja. Terus berangus yang pakai produk Microsoft tanpa lisensi. Sekalian juga bawa orang yang bertanggung jawab (sampai ke Menteri dan Gubernur) ke bui. Nanti kita lihat siapa yang mau bertanggung-jawab. he he he. Paling-paling lempar tangan.
Gerakan open source pun nampaknya hanya sekedar lip-service. Sebal dan kesal. Gini deh, kalau nggak beres juga, tahun depan saya usahakan ikut membereskan deh. Tapi nggak janji lho. ha ha ha. kak kak kak. Ngoprek dan support open source yuk …
Beberapa hari ini di Garut Santer akan ada sweeping dari Microsoft ?!!!
Seandainya itu terjadi