Arah SDM TI: Dari Spesialis ke Versatilis
Menarik membaca laporan khusus Gartner tentang prediksi 2006 (Gartner Predictcs 2006 Special Report), yang kebetulan juga dibahas di majalah eBizzAsia bulan pebruari 2006. Diramalkan bahwa pada tahun 2010 pasar kerja para spesialis Teknologi Informasi (TI) akan berkurang hingga 40%. Para spesialis (specialist) ini akan digantikan oleh versatilis (versatilist), yang mampu mengkombinasikan kompetensi dan keahlian teknis, dengan pengalaman bisnis dan kemampuan memberikan solusi komprehensif. Siapa itu spesialis? Siapa itu versatilis? kita coba bahas dalam tulisan ini.
Mengapa ada perubahan arah SDM TI seperti ini? Faktor terbesar adalah meningkatnya persaingan bisnis seiring dengan semakin kompleksnya perkembangan Teknologi Informasi sendiri. TI semakin dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan di berbagai bidang, diperlukan solusi multidisiplin, multiplatform dan sesuai dengan konteks permasalahan yang dihadapi. Disinilah Gartner menyebut istilah “IT versatilist”, yaitu orang-orang yang memiliki pengalaman, kemampuan menjalankan berbagai tugas yang beragam dan multidisiplin (versatile), dimana semua itu untuk menciptakan suatu pengetahuan (baru), kompetensi dan keterkaitan (context) yang kaya dan padu guna mendorong peningkatan nilai bisnis.
Sifat sang versatilis adalah fleksibel terhadap teknologi, orientasi utamanya adalah untuk memberikan solusi sesuai requirement (kebutuhan) yang diminta oleh sang customer. Versatilis bukan seorang generalis yang mengenal semua bidang dan teknologi tapi hanya kulitnya (dangkal). Versatilis tidak terlahir tiba-tiba, tapi karena pengalaman matang menjadi seorang spesialis. Versatilis juga bukan spesialis yang hanya mengerti cakupan bidang yang sempit, meskipun dalam. Versatilis adalah seorang spesialis yang berpikir lebih luas, berwawasan, matang, penuh perhitungan, mengerti tentang bisnis, orientasi kerja untuk memberi solusi, mampu bekerjasama (membangun networking) dengan orang-orang TI lain maupun non TI, dan yang pasti tidak mengkotakkan dirinya pada sebuah teknologi, tool atau platform.
Prediksi Gartner ini diperkuat oleh beberapa data, misalnya tentang 80% profesional TI di Amerika bekerja di perusahaan-perusahaan yang menerapkan TI, dan bukan perusahaan-perusahaan TI sendiri (hardware, software, service). Wajarlah seorang profesional TI dituntut untuk memiliki kemampuan verbal dalam menyampaikan konsep-konsep teknologi informasi dalam bahasa yang dimengerti oleh banyak orang. Inilah dia sang Versatilis!
Sebelum membaca laporan Gartner ini sebenarnya saya sudah mendapatkan pencerahan dari pengalaman pribadi selama 10 tahun di Jepang. Keluar masuk bekerja parttime maupun semi fulltime di berbagai perusahaan TI Jepang, mulai dari menjadi teknisi, engineer, developer, konsultan sampai lecturer. Saya mungkin tidak menyebut sebuah terminologi seperti Versatilis, hanya saya mencoba memberi gambaran tentang figur SDM TI Indonesia dalam kesempatan berbicara di seminar dan workshop di berbagai tempat. Mudah-mudahan yang sering mengikuti seminar saya mengingat kembali tentang hal ini π . Pesan yang saya sampaikan khusus untuk para generasi muda SDM TI Indonesia adalah:
-
OS, bahasa pemrograman, software dan teknologi hanyalah sebuah tool (alat), yang harus kita kuasai dan gunakan untuk memecahkan masalah dan membangun solusi. Dia bersifat tidak kekal, dia bukanlah agama yang harus dianut dan difanatikkan seumur hidup. Ketergantungan terhadap sebuah tool adalah kebodohan. Debat kusir tentang tool dan saling mengumpat atau membela mati-matian sebuah tool adalah tindakan sia-sia, karena mereka masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
-
Setiap peluang memiliki nilai untung dan rugi, setiap keputusan yang diambil dalam hidup harus memperhitungkan opportunity cost yang harus dibayar.
-
Cerdas dalam mengambil berbagai peluang yang ada dan usahakan mengemasnya dalam sebuah karya dan produk yang menjadi solusi bagi orang lain.
-
Mengambil kesempatan kerja part time atau full time sebagai proses pembelajaran dan melatih diri secara riil
-
Latihlah kemampuan verbal. Diantara kesibukan berkomunikasi dengan mesin (komputer), tetap latih teknik dan strategi berkomunikasi dengan manusia. Berlatihlah menyampaikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kita kuasai dengan bahasa sederhana dan dapat dipahami dengan mudah oleh orang awam sekalipun.
-
Bangun jaringan (networking) dan kerjasama dengan berbagai pihak. Setiap pertemuan dengan orang lain, siapapun dia, akan membawa manfaat bagi kita, meskipung kadang-kadang tidak langsung datang seketika.
Perlahan tapi pasti, dengan modal pengalaman, skill, kompetensi, dan sertifikasi spesialis yang kita miliki, marilah kita berlatih menjadi seorang versatilis.
Selamat berdjoeang ….
Cool π Menarik juga nih, apakah versatilis = “advanced superman”?
Bung Romi Yth,
Saya agung Suyono, peminat IT walaupun bukan IT expert saya mengikuti perkembangan IT melalui milis dan internet.Saya penerjemah bahasa Inggris dg background pendidikan Fisip HI, UGM angkatan 1980.
Kalau kita bisa bekerja sama alngkah indahnya, terutama dalam penerjemahan buku-buku IT. Thanks
Assalamualaikum wr. wb.
subarasii desu ^^
Bang Romi Anaknya dah banyak yah ..^^
mbesarin anak di jepang baru satu aja susye .
nggak ada sanak famili sih
iina, itsuka Indonesia no “senjyo” ni chousen simasu
ima investoral no vektor wo migaiteimasu. sokono bubun wo bukini,
itsuka tatakai ni sanka sasete itadakimasu.
Wassalamualaikum wr. wb.
hartaman.
Dunia TI tetap memerlukan spesialis. Dan versatilis adalah seorang spesialis, dengan tambahan berbagai karakter seperti tertulis di artikel ini π Justru karena aktifis IT tidak ada yang bisa jadi superman, makanya muncul term versatilis π
Kok pas ya.. hari ini aku lagi ngonrol denganams fidens soal aku ke depannya. Memang seh, aku belum menemukan sesuatu yang dapat aku tonjolkan dari diriku. Bisa dibilang, baru ngerti kulitnya dan belum bagian mana yang akan aku kelupas isinya.
Dulu memang sempet dinasehati sama temen, “Kalo bisa jangan semua digali. Cari yang cocok, dan gali yang dalem, setelah itu.. terserah kalau mau gali lagi”. Maksudnya kurang lebih biar kita mempunyai bidang spesialisasi dalam TI. Sayangnya aku lum bisa menerapkannya. Minatnya seh sebenernya ke Jaringan atau web. tapi kata mas Fidens itu dah terlalu banyak. Suruh nyoba Hardware. Ya coba dulu aja. mumpung lagi magang di lab kampus π
Artikel yang bagus pak. Saya suka artikel-artikel bapak, karena easy read. Enak dibaca. Salam
kebeneran saya mirip banget sama versatilis itu.
tapi siapa yang tau?
n how to prove it?
Salam Bang Romi…
Artikelnya bagus juga buat para aktivis TI, tapi buatin donk tips and triks menjadi seorang IT versatilis yang bisa mengikuti perkembangan TI, dan juga analisa bagaimana IT indonesia kedepannya?
Wassalam.
Tulisan yang sangat bagus,
Terus terang saya juga pindah – pindah perusahaan salah satunya karena saya menginginkan bisa mengetahui beberapa bidang dalam ICT (Mas Romi saya pake ICT) dan ternyata baru hari ini saya tau bahwa itu namanya Versatilis.
Pertama saya kerja di bidang telekomunikasi yang memberikan layanan Fixed Satellite Services dari sini saya tau bahwa dimanapun di belahan dunia ini dapat menikmati layanan komunikasi ( Voice, Data, dan Video) dan saya bisa provide perangkatnya π
Kedua saya bekerja di vendor GSM & CDMA kemudian saya mengerti Insya Allah tidak hanya kulitnya tetang GSM dan CDMA khususnya di bidang transmisi. dan seterusnya…..hihihi
Jadi tau bagaimana mendirikan operator dan berapa biayanya dan juga ROI-nya.
Salah satu manfaatnya jika seseorang jadi Vertilisasi ngomongnya bisa nyambung dengan banyak orang.
Ngomong – ngomong bahasa jepang di atas artinya apa ya?
Saya mah bisa sunda aja π
Parlin
Bagus sekali artikelnya Pak Romi.
Saya menangkap kesan dalam artikel tsb,’lakukan apa saja untuk customermu selama itu membuat mereka puas’
Betul / salahkah pendapat saya..?
“Dunia TI tetap memerlukan spesialis. Dan versatilis adalah seorang spesialis, dengan tambahan berbagai karakter seperti tertulis di artikel ini ”
Jadi Versatilis itu lebih hebat dari Spesialis?
Mas Romi, bagaimana kalau di web mas Romi dibuatkan download (khusus utk artikel) supaya saya gampang mendownloadnya. Krn meskipun umur saya lebih tua dari mas Romi, tapi ilmunya mas Romi lebih tua daripada saya. Makasih atas artikelnya
“meningkatnya persaingan bisnis seiring dengan semakin kompleksnya perkembangan Teknologi Informasi sendiri…”
Menarik sekali Bapak π
Inilah dunia yang membentang di hadapan… π
Pragmatic Programmer !!!
menurut saya, makna “versatilis” itu bukan berarti orang yang tidak memiliki kompetensi di bidang-bidang tertentu, namun lebih kepada sifat fleksibelnya dalam menangani masalah, tidak kaku, tidak melihat masalah hanya dari (ilmu) sudut pandang yang ia miliki, karena seorang versatilisi tidak akan sungkan untuk mencoba menawarkan solusi lain (walaupun solusi lain itu bukan spesialisasi dirinya) .
jadi, kalo saya boleh coba menjawab pertanyaan “Jadi Versatilis itu lebih hebat dari Spesialis?”, saya akan jawab “Iya”
wallahu alam…
Wah Subhanalloh.. Analisis pa romi patut di renungkan, kita sebagai generasi muda jadi tertantang, kita disini akan tetap semangat. Dari yang diutarakan diatas bahwa seorang IT akan selau dituntut memenuhi perubahan perkembangan zaman yang tadinya pasif mejadi Aktif , yang hanya memiliki kemapuan parsial harus memiliki kemampuan yang Universal dalam menghadapi tantangan di zaman global, klo tidak kita bakal hanya jadi penonton bukan pemeran.
Barokallahu fiikum ya akhi Romi….
Sungguh luar biasa artikel yang mas Romi muat ini …
Dunia IT itu sangat kompleks dan luas sekali … dan kebanyakan para pakar IT / spesialis IT mempunyai sifat yang kaku sekali dalam berkomunikasi atau dalam pergaulannya dengan orang lain… sehingga kadang kala memberikan solusi yang sakklek (mau gak mau harus itu) π kurang bisa fleksibel terhadap kemauan para customer …
Dan menurut saya, peluang saat ini adalah bagaimana bisa mengkombinasikan bahasa tubuh dengan bahasa pikiran … dengan singkat kata … IT harus bisa lebih fleksibel dalam memenuhi kebutuhan customer dan hendaklah orang IT jangan itung-itungan kalo menolong orang yang memang buta IT … dan yang terakhir inilah yang kita butuhkan untuk memajukan masyarakat Indonesia terhadap perkembangan IT ..
Versatilis dan spesialis ……
Sebenarnya kedua hal tersebut bisa saling menunjang … tapi tetap pada proporsinya ….. hal yang terpenting bagi kita semua adalah bagaimana kita bisa mengubah mentalitas SDM IT kita menjadi lebih fleksibel dan mau saling membantu untuk tujuan yang mulia …
Salam Cerdas !!
Wallahu ‘alam
Entahlah, saya berpikir konsep yang dikemukakan oleh Gartner, bukanlah konsep yang baru, sama seperti apa yang diklaim dan dirasakan oleh sdr. Philips diatas. Ataukah kita telah menjadi ‘West minded’ yang hanya mengekor pemikiran-pemikiran barat? Tidak semua iklim di Barat cocok diterapkan di Indonesia, karena kita punya kultur dan dimensi yang berbeda seperti di Barat. Kultur kita (menurut saya pribadi) lebih ke arah kelompok bukan invidualis karena kemanfaatan (sinergi) bersama adalah lebih besar daripada kemanfaatan individu. Dan dimensi kita adalah asas Ketuhanan dimana kemanfaatan secara menyeluruh bagi banyak orang menjadi tujuan…
Tapi tulisan pak Romy di atas cukup menunjang sebagai faktor defacto dalam pemikiran IT (setidaknya di Barat menurut saya) …
to mas agung suyono
would you please contact me at:
sidharta@apol.co.id
or
fotunadid@inco.com
thanks in advance…
andy sidharta
smasa a’92
Bung Romi mari bersama-sama membangunkan bangsa ini yang terlelap tidur tidak sadar hendak kemana masa depan ditaruhnya. Mereka yang tersadarkan termasuk kita-kita hanya sedikit, alhamdulillah saya mengetahui http://www.ilmukomputer dari bapak Priyambodo saat saya ikuti pelatihan jurnalistik intensip di LPDS dr sutomo Jakarta. Benar kadang kita yang awam IT terkadang dimanfaatkam oleh mereka yang melek IT dengan menarik sekian ratus ribu bahkan juta rupiah padahal yang sebenarnya tidak semahal itu. Ya kita harus melek IT itu harga yang harus kita bayar dan tularkan ke anak-anak generasi muda kita kalau bangsa ini ingin sejajar dengan yang lainnya. Bravo bung Romi
Kalau lihat lowongan kerja di koran2 saat ini, gejala dibutuhkannya “kaum” versatilis sepertinya sudah kelihatan. Misalnya saja ada perusahaan yg sedang berkembang membutuhkan programmer yang menguasai VB, Delphi, C++, Java, SQL Server, Oracle, dsb. Tidak tahu apakah yg dimaksud “menguasai” tersebut adalah semuanya atau salah satunya saja (saya juga nggak pernah coba melamar kerja diiklan spt itu… ^_^).
Tapi yang jelas memang kecenderungannya sudah seperti itu. π
Om Romi, saya seorang guru SMP di kota Magelang, yang amat dangkal dalam pengetahuan dan pengalaman masalah IT, karena basicnya adalah guru BK/BP.
Karena senang bidang komputer, oleh KS dipercaya mengelola perkomputeran di sekolah kami. Jumlah komputer di sekolah kami sekitar 70 buah, dan satu dengan lainnya sudah terkoneksi menggunakan topologi jaringan type star. Juga, kami menjadi anggota WAN Kota Magelang, sekaligus memiliki akses internet 24 jam perharinya, termasuk hari libur.
Saya berusaha mengoptimalkan fungsi komputer di sekolah kami, tidak hanya sekedar pengganti mesin ketik, tapi harus merambah semua aspek pendidikan, sehingga mempermudah operasional dan peroleh hasil optimal.
Permasalahan yang muncul, saya merasa frustasi. Sebagai orang awam, yang tidak pernah belajar IT secara formal, merasa kebingungan, seolah “gaptek” masuk pada belantara ilmu IT yang demikian lebat.
Setiap hari muncul berbagai permasalahan berkaitan dengan komputer kami. Mulai dari mengatasi kerusakan komputer akibat serangan virus, sampai mengatasi akan ketidaktahuan kami tentang bagaimana membangun networking yang unggul.
Intinya, kami menyadari bahwa komputer merupakan tuntutan kebutuhan yang harus dipenuhi. Tapi, kami tidak tahu bagaimana komputer bisa membantu kami.
Itu barangkali sekedar gambaran tentang kami, mohon advice. Terima kasih.
Pak Yuddy, terima kasih atas sharenya. Saya pikir itulah gunanya ada forum diskusi pak. Kita bisa lemparkan masalah forum diskusi dan ada kemungkinan orang lain yg sudah experience dengan masalah tsb mau share solusinya ke kita.
wah terima kasih telah menuliskannya secara gamblang, btw ada artikel yang menarik juga terkait profesi-profesi ti yang hot menuju ke 2010 “Hot Skills, Cold Skills : The IT worker of 2010 won’t be a technology guru but rather a ‘versatilist.’ di Computer” di ComputerWorld.
wuihhh, malem-malem gini dapet pencerahan. Terimakasih Pak Romi atas pencerahannya.
Saya membaca langsung article dari gartner sebelum saya mendapat referensi yang sama dari tulisan ini. Dari article tersebut saya menemukan kata yang tepat untuk menggambarkan apa yang sedang saya jalani saat ini dan kedepannya. Banyak orang yang bilang saya tidak konsisten dan fokus pada satu bidang, sehingga bisa kehilangan waktu untuk menjadi sukses (pada suatu bidang). Tapi saya sendiri berpendapat, saya belajar dan mengambil pengalaman dari berbagai bidang baik IT maupun lainnya. Dan penguasaan materi yang menyeluruh (generalist) digabung dengan penguasaan lebih mendalam (specialist) dapat memberikan solusi yang komprehensif dan mengambil keputusan yang tepat jika kita berada pada suatu organisasi baik perusahaan sendiri(business owner) ataupun sebagai Top Executive. Jadi selama masih ada waktu, teruslah memperluas wawasan dan skill dan tingkatkan value kita di masa depan dengan menjadi Versatilist.
versatilist.blogspot.com
Assalamu ‘alaikum.
Maunya sih versatilist, tapi jika baru bisa spesialis yo tidak apa-apa. Khan Allah menciptakan manusia beraneka rupa dan gaya. Yang penting khan berkomitmen menyumbangkan yang terbaik sesuai bidangnya. Boso inggrisipun ‘do the best you can’.
Misalnya kalo ‘ditakdirkan’ jadi tukang sapu jalanan, ya ‘do the best’. Sebab kalo didunia ini sudah tidak ada lagi yang mau jadi tukang sapu jalanan, atau setengah-setengah dalam menyapu, trus piye ?. Bisa-bisa kotor semua jalanan di dunia ini. Sama seperti jika tidak ada orang yang ‘spesialis’ nginput data alias operator, pasti sistem tidak akan jalan dan database kosong semua.
Nabi Daud bekerja sebagai pembuat baju besi. Nabi Nuh, tukang kayu. Lha Rasulullah ?, khan pedagang.
Semuanya ‘memainkan’ peranannya masing-masing. Jadi bukan siapa dan bagaimana kita, tetapi ‘apa yang telah dan akan kita lakukan untuk sesama’ itulah yang terpenting. en diniatkan untuk ibadah. Wassalam
# Ronym: Kalau ditakdirkan jadi tukang sapu jalanan, setahun jadi tukang sapu, tahun depan jadi koordinator tukang sapu, tahun berikutnya lagi punya perusahaan pengelola tukang sapu, dst. Itu namanya versatilist yang lahir dari spesialis. Orang harus berkembang dan meningkatkan kapasitasnya. Tukang kayu, pedagang, operator komputer, dsb seharusnya punya keinginan yang sama untuk terus berkembang.
Assalamu ‘alaikum
Kalo mula-mula jadi tukang sapu, kemudian 3 tahun kemudian punya usaha pengelola tukang sapu, berarti orang itu memang bermental panglima / jendral. Ia tidak ingin keterbatasan pada dirinya menjadi batu penghalang meraih kesuksesan.
Kami jadi teringat salah satu klien. Jika komputer beliau ada problem, kita dipanggil untuk memperbaiki. Suatu ketika kami dipercaya membuatkan website untuk Panti Asuhan Anak di Jawa Tengah. Kalo masalah pekerjaan sebagai teknisi dan webmaster mungkin tidak jauh beda cara kerjanya. Yang membuat terkesan berbeda adalah beliau.
Allah mentakdirkan beliau mempunyai keterbatasan fisik yaitu kaki beliau tidak sebagaimana normalnya kaki. Setelah kami mendalami pekerjaan, usaha, titel beliau yang Drs dan MM. Saya jadi bertanya-tanya. Beliau ini punya keterbatasan fisik tapi kok bisa jadi MM, Kepala TU, punya perusahaan konstruksi yang omzetnya lebih dari Rp 1 M pertahun, punya beberapa kos-kosan, dll.
Pasti perjalanan hidup beliau yang menempa menjadi seperti itu. Setelah beberapa bulan, kami baru tahu kalau beliau berasal dari keluarga normal di klaten, kami berkenalan dengan kakak, adik dan ayah beliau. Itulah sepenggal kisah hidup yang saya belum sempat bertanya lebih jauh karena kami telah pindah ke kota lain. Namun jika Allah memberi jalan, mungkin kami akan bertanya lebih jauh perjalanan dan perjuangan hidup beliau. Agar menjadi pelajaran dan penyemangat bagi kami dalam mendarmabaktikan kemampuan dan potensi yang ada untuk kebaikan manusia.
kenapa ya aku baru tau blognya mas romi sekarang??
T_T…
PAk Romi, Terima kasih atas pencerahannya. Saya mendapatkan sesuatu yang sangat berharga dari tulisan bapak. Walaupun saya memiliki kemampuan IT yang terbatas tetapi saya tidak pantang menyerah….karena jika kita mau menekuni pasti di situ ada jalan keluar.
Dengan bertanya, mencari artikel di internet, dan melihat kinerja sang pakar saya berusaha meningkatkan kemampuan saya. Walaupun saya dikucilkan karena sesuatu hal…saya tetap optimis. Saya harus bisa…!!!
Terima kasih pak Romi, semoga kita bertemu pada saat dan keadaan yang lebih baik…
Insya 4jji pak Saya ingin bertemu dengan Seseorang yang memotivasi saya untuk berkarya…
SELAMAT BERJUANG jg Pak untuk memberikan seseorg ilmu yang bermanfaat…..SUKSES TERUS…SALAM kenal dari saya…..YOGA.
thanks for your lesson sir, we always looks just on a surface but not deep inside. artikel anda seharusnya menyadarkan anak bangsa tentang banyak hal yang terjadi dinegri ini. bagaimanapun juga solusi terhadap permasalahan bangsa tidak bisa dihadirkan dalam keadaan instan.. karena semua yang sporadis hasilnya akan prematur, sehingga diperlukan perubahan yang sistimatis.. yang didahului oleh mindset, anda telah memulainya maka selanjutnya semangat untuk meneruskannya dan kegigihan untuk menyelesaikannya.. penyataan anda tentang sosok yang memiliki kemampuan verbal dalam menyampaikan konsep-konsep teknologi informasi dalam bahasa yang dimengerti oleh banyak orang mungkin bisa menjadi solusi bagi sebagian besar masalah tapi bagaimana anda menjelaskan tentang bagaimana mereka melakukannya?
wassalam
Pak Romi, saya sendiri sedang mendalami Web Programming dengan PHP,
Namun saya cuma berijazah Diploma Satu. Bagaimana menurut bapak prospek pekerjaan bagi saya dengan ijazah seadanya?.
PAK ROMI TERIMA KASIH ATAS ARTIKEL-ARTIKELNYA.
DENGAN MEMBACA ARTIKEL BAPAK, GAIRAH BELAJAR
KOMPUTER SAYA MENJADI BANGKIT LAGI.
SUWUN
Namun ada hal yang memprihatinkan, masih banyak SDM dengan latar belakang IT, karena tidak (belum) kebagian bekerja dibidang yang sesuai (IT) karena kalah bersaing pada tahap perekrutan misalnya, akhirnya bekerja dibidang non IT.
Mas, saya baca tulisan mas ini mirip sekali dengan yang di tulis oleh Tata Sutabri di majalah BISKOM edisi April 2008 halaman 63. Bagaimana nih mas siapa yang duluan nulis nih π
#Ardiansyah: Coba lihat tanggal aku nulis artikel ini, 24 Pebruari 2006, lebih dari dua tahun lalu. Ya kalau ada artikel sama dengan tulisanku dan muncul April 2008, tahulah siapa yang nyontek … hehehe. Ada screenshootnya nggak, aku malah belum baca itu tulisan π
artikelnya keren banget pak, wallaupun artikel lama tapi merupakan artikel yang baru buat saya(ketinggalan jaman yah hehehehe), minta ijin buat kirim – kirim ke temen2 kerja ya pak.
Dalam dunia kerja, memang nampak munculnya kebutuhan akan versatilis tersebut, “tolong perbaiki monitor ini!”, padahal belum tentu kita bisa. Mungkin cuman bisa buat program, kalaupun dijelaskan, paling ditimpali “kamu orang komputer kan?”