Konsentrasi Game Technology
Sebulan lebih saya bertapa dari dunia blog 🙂 Ada hobi pekerjaan lama yang bikin saya ketagihan lagi, develop Game! Terakhir ngoprek Game sewaktu part time di Activision di Tokyo 7 tahun lalu. Natsukashii desu ne … kata orang Jepang, cari di kamus yo artinya 😉 Saya sempat sekitar 3 tahun jadi han-sarariman (half-salaryman) di Activision, kerja bareng plus ngajar bule bule amrik yang gendeng hehehe. Intinya gini, awal tahun 2008 ini, saya diminta teman-teman dari Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) untuk menyusun kurikulum Konsentrasi Game Technology Program M.Kom. Konsentrasi Game Technology di Udinus adalah kelanjutan dari usaha sinergis membangun Jurusan Game Technology yang didahului oleh poros barat melalui ITB dan poros timur oleh ITS. Karena satu konsentrasi hanya mendapatkan jatah 5 mata kuliah tambahan, saya coba pilah, pilih dan peras, sampai akhirnya muncul 5 mata kuliah: Graphics Design and 3D Modeling, Game Design and Development, Game Programming I, Game Programming II, Scenario and Immersive Environment.
Saya perlu bantuan teman-teman Desain Komunikasi Visual (DKV) untuk ikutan ngajar dan mengasah sense seni alias otak kanan mahasiswa M.Kom untuk mata kuliah Graphics Design and 3D Modeling dan mata kuliah Scenario and Immersive Environment. Meskipun tentu saja pendekatan computing khususnya teoritika Computer Graphics tetap harus diberikan pada kedua mata kuliah tersebut. Sedangkan mata kuliah Game Design and Development dan juga Game Programming, saya minta untuk bisa ngajar sendiri, karena ketiga mata kuliah itu saya gunakan sekaligus untuk bimbingan tugas akhir bagi mahasiswa yang mengikuti konsentrasi Game Technology. Saya menggunakan model laboratorium penelitian ala Universitas di Jepang supaya saya bisa memonitor progres belajar, penelitian dan pengembangan yang dilakukan teman teman mahasiswa secara teratur.
Jujur saja, saya merasa exciting dan tertantang dengan kesempatan yang diberikan teman-teman dari Udinus ini. Saya ingin membuat lompatan, baik secara kualitas research maupun produk yang dihasilkan oleh 16 mahasiswa yang mengikuti konsentrasi Game Technology ini. Secara kualitas research, saya gariskan untuk tetap pada jalur metodologi penelitian yang benar dan standard. Materi metodologi penelitian juga saya sisipkan, termasuk memberikan shock theraphy ke teman-teman mahasiswa dengan beberapa kali menguji kualitas masalah, tema dan judul penelitian yang mereka ajukan. Saya beri kebebasan seluruh mahasiswa mengusulkan tema penelitian, tapi harus melewati pembantaian uji logic dari saya, yang saya lakukan langsung di depan kelas 🙂 Mohon maaf untuk mahasiswa yang tidak terbiasa dengan behavior penelitian sangar dan brutal seperti ini. Mudah-mudahan pertemuan bulan ini tidak ada lagi wajah-wajah tegang nan mrengut di kelas 😉 Saya lakukan ini semua untuk anda semua, para mahasiswaku tercinta, supaya lulus tidak hanya mendapatkan gelar, tapi juga ilmu dan penelitian bertaraf internasional (meskipun sekolahnya bertarif regional heheheh)
Untuk produk Game-nya sendiri, Genre harus tetap di Education, meskipun diperbolehkan untuk hybrid-genre. Misalnya Genre Education yang hybrid dengan Genre Action, Strategy, RPG, Adventure, bahkan God Game kalau perlu 🙂 Saya juga bebaskan untuk menggunakan tool maupun bahasa pemrograman yang mahasiswa sukai. Hanya, karena saya berambisi membuat lompatan pada kualitas produk, materi mata kuliah Game Programming saya arahkan untuk penguasaan Game berbasis 3D. Supaya mahasiswa tidak “mencret-mencret” karena memainkan langsung DirectX maupun OpenGL ;), saya pilihkan 3D Game Engine (middleware) yang relatif mudah dan learning curve-nya pendek. Target saya adalah munculnya produk Game 3D “layak jual” yang diproduksi mahasiswa M.Kom Udinus sebelum mereka lulus tahun depan. Saya akan bahas masalah 3D Game Engine ini di posting berikutnya.
Untuk mahasiswaku sekalian, meskipun anda adalah kaum minoritas, terpinggirkan dan termarjinalkan 🙂 Saya yakin anda semua adalah kaum pendobrak yang memiliki nyali dahsyat karena telah mau tersesat memilih berdjoeang bersama orang gila seperti saya di Konsentrasi Game Technology. Saya siap all out dan terjun berkubang lumpur bareng anda semua. Saya harap temen-temen semua juga siap ikut saya nyemplung di jalan gelap, sulit nan mendaki ini. Saya tidak bisa menjanjikan surga, tapi Insya Allah saya menjanjikan ilmu dan penelitian yang bermanfaat, yang perdjoeangannya bisa dengan bangga kita ceritakan ke anak cucu kita kelak 😉 Amiiin.
Tetap dalam perdjoeangan …
hehhe..akhirnya ada pembahasan mengenai Games .., banyak artis-artis di Indonesia pada mahir di software-software 3D yang cukup terkenal, ada yang pake MAX script, MEL script dst..dan pertanyaannya kenapa mesti 3D ..Bang Romi? ada banyak juga artis-artis yang pada jago di flash action script, bisa jadi game yang ga kalah keren kualitasnya dengan game-game 3D..!
#Izoel: Selama ini temen-temen di IlmuKomputer.Com sudah banyak buat elearning content pakai Flash + action scriptnya. Jujur, bosen 🙂 Pingin nyoba 3D Game Engine, kalau bisa porting sampai ke game console lebih maknyus lagi.
Wah, menarik sekali Pak… kalau Artificial Intelligence untuk gamenya diajarkan di mata kuliah yang mana Pak?
akhirnya datang juga…selama sebulan setiap hari 3x buka alamat ini.. gak nongol2, aku jadi penasaran jangan2 ini anti klimaks, kiat mengatur waktu…..;)
nana nen mae, activion o haitte, hontou ni sugoi desu !!
sukses aja buat project game nya bang romi, mudah2an dapat benar2 mendobrak
Pak Romi, prospek game development di Indonesia gimana ya Pak? ya, klo liat game2 dari luar kan, wuiiiih…keren2 gitu.hehe… trus juga gimana strategi mengalahkan musuh sejuta umat: pembajakan. :p
Hmm..tapi kita harus tetep smangat deh! Smangat untuk berdjoeang mendevelop game2 yg mencerdaskan, bukan memalaskan! hehe.. 🙂 🙂
ada rencana utk meng-open source-kan game 3D buatan anda ato mhs anda, mas Romy? 😀
kali2 aja ada yg tertarik utk ngembangin trus sukur2 dipaket di distro linux 🙂
Keren.. ^^
Graphic software development itu memang menarik, Mas Romi ;D Seru, yang jelas hehe. Kebetulan saya dan tim juga sedang menggarap software CAD processing (3D) untuk Mining Solution. Mulai dari 3D modelling, software design, sampai hal yang teknis, semuanya menarik (yaa ngga selalu siih, kadang mumet ;P). Walaupun tidak sepenuhnya sama dengan Game Development, tapi keseruan (bahasa apa ini?) nya hampir sama.
Genre Education yang diusung Mas, saya suka sekali. Dengan begitu, sambil main game, bisa mendapatkan manfaat dari game tersebut.
Waah, sering-sering curhat di blog ya Mas, tentang perjuangannya di Game Technology. Sukses terus, Mas!! Semoga game nya nanti benar-benar bisa bermanfaat dan laris manis ^^
Rupanya NASA juga tertarik membuat game.
Berikut adalah informasi yang saya ambil dari Ligagame.com
”
Game sebagai alat pendidikan, secara cepat mendapatkan pengakuan dunia. Badan antariksa Amerika yaitu NASA (National Aeuronautics and space administration) , mengajak kerja sama para developer game, untuk mengembangkan game online sebagai bagian dari pendidikan antariksa.
Game ini dibuat untuk membantu pendidikan dan dikemas sebagai alat Visualisasi ruang angkasa, laboratorium online, dan kerjasama dalam menyelesaikan suatu tugas.
Pemain akan diperkenalkan dan ditarik ke dunia antariksa yang dibungkus dalam sebuah permainan game yang menantang.
Rencananya MMO ini akan memberikan latihan penggunaan ketrampilan, kemampuan berpikir, perencanaan, dan pelajaran, seperti yang dihadapi oleh para pegawai NASA. Target nya adalah untuk para murid umur 13 tahun ke atas atau mahasiswa. Game ini diharapkan akan membantu orang untuk mengenal dunia antariksa sebelum mereka tertarik untuk mempelajarinya atau terjun ke dalam pendidikan antariksa.
Informasi yang lebih detail dapat di lihat di http://ipp.gsfc.nasa.gov/mmo/index.html”
http://ligagame.com/index.php?option=com_content&task=view&id=134&Itemid=1
wah…
kasianenak betul mahasiswa yg diajarin sama mas romi. Dapet tugas “nyeremin” kayak gituwadaw … dulu pernah ikut ngoprek game di activision (salut uey …), nah dengar2 banyak developer game dari indonesia, tapi hasilnya dibeli sama perusahaan asing ya ?
jadi developer game-nya sendiri ndak dapat license-nya hayo … misal banyak dari kita mengatakan hebat yang bikin game seperti need for speed underground (dikirain orang asing semua yang ngerjain), eh ternyata teman saya ada yang kecipratan bikin toyota supra-nya
apakah ini salah satu tanda klo’ pasar game di indonesia sulit ato kurang diperhatiin … moga nanti mahasiswa bimbingan pak romi mampu berjoeang (ngutip khas-nya pak romi) untuk numbuh kembangin industri game indonesia 😀
wuii….pernah ngoprek di activision??…wah, jangan2 ada salah satu game buatan mas Romi yg pernah saya maenkan ya?… 😀
Kalo buat 3D game education dan dipake di Indonesia,, wuih maknyuzz. Biar otak indonesia gak kiri semua, semangat buat developer 3D indonesia! Porting ah..
Maen Game ngabisin duit, tapi kalo bikin game pasti ngasilin duit….:)
ngomong2 komunitas game indo, coba mampir ke http://www.gamedevid.org –> utk liat2
utk perkembangan game di indo, saya pernah presentasi di depan mahasiswa ITB S2. yg waktu itu berencana pula ngembangin penjurusan game technology
yg dipresentasikan sih lebih ke pengenalan bbrp game yg dibuat developer Indonesia. Slidenya bisa dilihat di sini:
http://media-ide.bajingloncat.com/2007/11/02/presentasi-trade-expo-perkembangan-advergame-di-indonesia/
terharu rasanya…
temen2 …. ni (pak romi) profil tokoh yang bener2 seorang pedjoeang… supportnya luar biasa pada Kami (mahasiswanya)– benar – benar “membakar” jiwa kami, semangat kami –khususnya pada pengembangan game berbasis 3D— umumnya : membentuk mental yang jujur dan ilmiah…
oh ya mengenai diskusi proposal gamenya ” mantab”–
saya saksi hidupnya —
trims pak romi —
salam — hamrowi — salahsatu dari 16 mahasiswa game tech..
wowww keren…….
ngak papa pak, habisi saja… biar lebih “cerdas”
dalam menilai masalah yang ada, ngak dibuat-buat heeee….
wajah mrengut dan “ngetokke keris” pas dihabisi itu wajarlah…. ya namanya manusia buka dewa… ehh dewa aja bisa murka kog heeeeeee…..
yang penting pak romi ngak putus asa kalo mahasiswanya lelet heee…….
salam
yogantoro at yahoo titik com yang habis dibantai
wah pak romy saya salut dech udah ada jurusan bikin game, tapi ngomong2, peluang kerja untuk lulusan game developer banyak gak yach di indonesia, apa lulusan dari game developer itu di tuntut untuk mandiri mengembangkan usaha game. menurut Pak romy gmn tuch
salam
ridenx
Wah, manteb Pak Romi. Sebulan yang lalu saya baca Game Programming with PHP. Saya baca berulang kali ga mudeng-mudeng.
Kalo bisa sih game yang dibuat sama generasi muda kita ini bisa dipakai sebagai sarana pendidikan.
Pak Romi benar-benar sibuk ya^^
Pak, kalau bisa bikin game yang bertemakan Indonesia dong.
klo kita tau source codenya game2 besar kaya EA Games apa bisa kita modifikasi sendiri…..???
wah, hebat dong klo gitu
(ngayal trus stinggi-tingginya)
Rasanya pingin kuliah lagi. N mau ikut di test logic yang sangar 🙂
#Fisto: Ya sepertinya ada kok …hehehe
#Pitra: Sip om, thanks tambahan informasinya yang bermanfaat
#Asfarian: Ya gamenya pasti bertemakan Indonesia 🙂
#Orang pinter: Hmm kok orientasinya nyontek gitu yah. Padahal secara teknis tidak ada kesulitan kalau mau serius buat LIGINA 2009 untuk gantikan FIFA 2009. Nggak ngayal kok … heheheh
saya ikut mendoakan mas romy, smoga cita2x luhurnya tercapai, ayo bikin games !
tetep dalam perdjoangan aja om…
Temen ane ada yang pinter mbuat ginian, kemarin dapet juara 2 waktu kompetisi pembuatan game. kalau aku mah boro-boro bisa 😀
Sekalian nich mohon dukungan backlinknya, saat ini saya sedang berjuang di Busby SEO Challenge international contest. Berharap bisa mengharumkan nama bangsa Indonesia di Tingkat dunia.
Kayaknya bakal seru nih..
really interesting 😉
menarik sekali pak romi.. kalo saya mau belajar dimana nih pak tempatnya.. ada di jakarta ?? 🙂
ini menarik
mudah2 an industri game developer
bisa go international
selamat berjuang sodata2 ku
menarik nih.. saya mendukung banget. semoga sukses ya Pak Romi. Saran saya sebaiknya ada programming di 2d nya juga. karena lebih bersifat basic.
Selain itu juga perlu diperhatikan game logicnya sebab ini adalah hal2 yang “tersembunyi” oleh player di dalam game..
Ini yang saya tunggu2….banyakkin referensinya dong pak Romi….buat penelitian nih…
Kalau Blender bisa gak yah untuk membuat game? saya taunya cuma buat bikin movie aja.
Trus yang kalau mau bikin game yang komplex dan lengkap, kira-kira butuh berapa personel dan di bidang kerja apa saja yang harus ada?
Semoga saja game indonesia banyak bermunculan…. dengan artikel di atas sebagai penyemangat…
Tertarik sekali..
Ngomong-ngomong Pak Romi, Udinus dimana ya?
wew…buat game…!!
di kampus saia gak ada tuh, mata kuliah kayak gitu…
wong, saia juga cuma bisa maininnya aja… 😀
lahan perjoeangan baru nih Mas?
sebagai pecandu Game semenjak kuliah…saya menunggu game First Person Shooter (macam Counter Strike, Medals of Honor) serta game Strategi (macam AOE, Red Alert, Yuri dsb) buatan Indonesia.
kalau bisa bertema sejarah Indonesia, misal Perang kemerdekaan, Trikora, Dwikora, Operasi di Timor-timur dan Aceh, dan beberapa operasi militer yang pernah terjadi di Indonesia. untuk strategi mungkin bisa berlatar belakang kerajaan majapahit, kerajaan sriwijaya dsb.
pokoknya bakal beli original deh gak bajakan, asal harganya dibawah 20 ribu… 😀
hidup gamers…
Saya sudah suka game dari sejak SMP. Saya masih ingat ketika itu saya membeli buku ‘Membuat game dengan QBasic’ dan mencoba memodifikasi game dari situ, yang lalu dilanjutkan dengan ‘Membuat game dan Animasi Profesional’ waktu itu dengan menggunakan Pascal. Sayang, aktifitas programming game saya terhenti sejak masuk kuliah karena kurangnya dukungan tuntutan akademis dan pasar.
Saat ini saya sedang coba mencoba lagi untuk kembali ke dunia ini karena ini sudah seperti mimpi hidup saya. Saat ini saya mencoba kembali melalui Flash actionScripting dan bergabung dengan beberapa teman dari DeKave untuk membangun game-game berbasis Flash. Sayang hal ini hanya saya bisa lakukan paruh waktu.
Berkaitan dengan ini, saya ingin meminta saran dari Romi-Sensei, pantaskah kalau kita mempertaruhkan seluruh waktu kita di dunia Game? Maksudnya, worth it kah? Mengingat game developing di Indonesia sepertinya kurang dihargai.
Kedua, seberapa besar program pendidikan Formal dalam game developing dapat mendongkrak skill dan ability kita dalam mendevelop game? Saya sebelumnya pernah mendenger mengenai S2 jurusan Game di ITB. Saya sebelumnya sangat tertarik, namun ketika saya melihat ujian masuknya ternyata membutuhkan ability yang tinggi di bidang matematika dan Aljabar. Saya agak lemah dalam matematika Aljabar (Integral, Penurunan, Deret dll), namun saya menyukai matematika ruang. Bagaimana menurut Romi-sensei, apakah Aljabar sangat dibutuhkan dalam sebuah pemrograman (terutama 3D mungkin?)
ah akhrinya akan muncul e-learning untuk game berbahasa indo. ditunggu mas
wadew… activision? hemmm, rasanya pengen jadi muridnya pak romi nih? bapak buka e-learning juga ta?
Memproduksi game yang layak jual sebelum mahasiswa bapak lulus tahun depan… Wih, hebat banget nih misinya.
Semoga bapak mendapatkan banyak dukungan positif dari mahasiswa bapak sehingga proyek ini berjalan lancar.
Ijinkan saya menjadi salah satu pembeli pertama ketika game itu diluncurkan nanti 🙂 (Asal specnya tidak terlalu tinggi dan berat buat komputer)
Best of Luck, sir, cause luck is everything (dikutip dari: anda)
Pak, ikutan GameDevId Pakk… 🙂
http://www.gamedevid.org/
Nyumbang-nyumbang ilmu… 😀
#Youfa: Lha sudah ikut je. Cuman memang masih belum aktif 🙂
@Guntur Aries Setiawan:
Wah buat toyota supra di NFS bag apanya bang? Keren juga. Salah satu favoritku tuh.
perlu mr.romi tahu, ada mahasiswa anda yang lompat ke gametech karena liat uji logic yang sangar dan bikin muntah-muntah itu. Jujur aja pak, doktrin anda yang mampu membakar semangatku, untuk berani masuki kubangan bersama menembus lorong untuk menggapai cahaya pencerahan. Mahasiswa tua nakal yang punya “mimpi”kaya aku ini kalo ndak digituin ya… meh mlempem he .. he.. he.
Wah, saya senang sekali baca blog ini. Akhirnya ada yang “menyorot” game juga sekarang. (Walau sangat sedikit). Perkenalkan pak romi, saya Lead Developer di salah satu perusahaan game developer Indonesia.
Cukup memprihatinkan juga sebenarnya, di Indonesia ini, game jarang mendapat perhatian, baik dari dunia Industri maupun pemerintah. Bahkan dulu ketika saya belajar OpenGL dan DirectX dibilang “tidak menjual” oleh salah satu project management saya. Padahal setahu saya hampir seluruh mata kuliah yang dijelaskan di jurusan Ilmu Komputer atau Teknik Informatika dipakai dalam pembuatan game.
Tetapi saya liat dunia game industry makin merangkak naik. walau sangat pelan. Sayang sekali kalau talent-talent indonesia banyak “dicuri” ke game industry Singapore, Korea, maupun Jepang. Krn game industry sendiri sebenarnya amat menjanjikan.
Wah mas Romi, membaca artikel ulasan di atas juga ikut menambah semangat saya, walau saya tidak menjadi mahasiswa ‘njenengan’. Kebetulan saya ikut berjuang di bidang yang sama dengan mahasiswa-nya mas Romi, tapi ikut bergabung di poros timur (ikut pinjam istilahnya mas Romi). Ketika masuk di semester matrikulasi bulan feb 2008 kemarin, kami langsung ‘dijejali’ dengan mata kuliah Rekayasa Perangkat Lunak, Pemrograman Lanjut (pakai Java), Jarkom, Multimedia n Pengolahan Citra Digital. Padahal poros timur (ITS) angk. 2 ini banyak juga yang pendidikannya berasal dari seni dan DKV. So, banyak yang ‘klimpungan’ untuk mengejar materi pemrograman yang sama sekali blm pernah ditemui di ‘dunia’ sebelumnya. Tapi berkat bantuan dosen n teman2 yang sudah terlebih dahulu bisa, maka kami2 yang sama sekali tidak ‘ngeh’ dengan dunia game ini akhirnya bisa mengikuti walau harus dipaksa dan ditarik2.
Harapan saya, mas Romi, kita bentuk suatu wadah komunikasi bagi yang memperdalam ilmu gametech ini, walau berbeda univ, paling tidak untuk ajang bertukar informasi aja. Kami tidak tahu apa yang akan dihadapi pada semester depan, tapi tetap harus optimis untuk terus mau berusaha dan kerja keras agar mampu berbuat sesuatu bagi dunia pendidikan kita. Hidup Gametech!
Merdekaa…hidup penuh perjuangan…
Tulisan yg inspiratif..kita sama2 berjuang 😛
Perjuangan = Kemampuan X Kemauan
jadi pengin gabung nih