Rethink: Pengembangan Konten IlmuKomputer.Com
Saat ini di IlmuKomputer.Com tersedia lebih dari 800 artikel, buku dan tutorial yang ditulis oleh ratusan penulis. Kebanyakan berbentuk text-based content (format pdf yang siap download dan cetak) dan ada beberapa berupa multimedia content. Sudah 4 tahun berlalu sejak saya release pertama kali di bulan April tahun 2003. Awal dulu saya cukup agresif mencari konten (strategi jemput bola), hanya sejak masuk tahun ke dua, karena artikel sudah mulai banyak saya agak stop hunting konten secara langsung. Saat ini server sudah mulai mapan di IIX atas bantuan om Akbar (Jakarta) dan mas Rizal (Bandung). Meskipun tentu saja server masih sering ngos-ngosan kalau traffic meninggi, sehingga perlu tunning dan optimisasi di sana sini supaya tidak banyak menghabiskan resource CPU dan memori server.
Saya pikir sudah waktunya untuk mulai rethink alias memikirkanรโย kembali bagaimana pengembangan konten di IlmuKomputer.Com. Konten boleh dikatakan nyawa dari IlmuKomputer.Com. Semakin banyak (kuantitas) dan meningkat kualitas konten akan berimplikasi ke semakin banyak pengunjung, dan ini berujung ke semakin banyak teman-teman di tanah air yang bisa memanfaatkannya. Saya bermimpi bahwa nantinya IlmuKomputer.Com akan bisa menjadi sebesar MIT OpenCourseWare, atau bahkan lebih besar daripada itu, dari segi kuantitas maupun kualitas.
Nah untuk itu saya mulai menyusun strategi lagi untuk pengembangan konten di IlmuKomputer.Com. Pemikiran yang ada di kepala saya jlenterehkan seperti point-point di bawah. Saya menunggu sumbangan ide, saran, kritik, donasi ๐ dsb untuk mendukung terlaksananya kegiatan tersebut.
-
Membentuk tim profesional untuk mengurusi pengembangan konten. Konsep saya, nantinya akan ada 1-2 orang fulltime or parttime yang diberi target setiap bulan menghasilkan 10-20 artikel berbobot, dan mereka mendapatkan gaji tetap bulanan. Tim ini juga nanti mulai merapikan konten yang ada, menyusun ulang dan merevisi topik, mengembangkan kurikulum ala IlmuKomputer.Com supaya gampang diikuti pembaca.
-
Bekerjasama dengan majalah-majalah komputer Indonesia yang bersedia meng-opencontent-kan artikel-artikel yang sudah diterbitkan. Saya sudah coba mulai dengan kontak pak Rusmanto (Infolinux), dan alhamdulillah dapat sambutan positif. Thanks pak Rus! Saat ini artikel Infolinux tahun 2003-2005 sedang dalam tahap uploading yang dibantu oleh Amin dan Rohman dari SMKN 1 Rangkas Bitung yang kebetulan sedang magang di sekretariat IlmuKomputer.Com. Untuk penulis majalah Infolinux, mohon untuk melakukan klaim artikel supaya atribut bisa mengarah ke penulis.
-
Mewajibkan seluruh komunitas IlmuKomputer.Com untuk menulis. Mohon pengertiannya juga untuk rekan-rekan distributor CD, karena salah satu persyaratan baru menjadi distributor CD IlmuKomputer.Com adalah menulis. Paling tidak teman-teman distributor CD merasakan lebih dalam bahwa ada tulisan mereka dalam CD yang mereka bagikan ๐
-
Huntingรโย langsung ke artikel-artikel yang di-opencontent-kan oleh penulis dan penerbitnya, dan meminta ijin untuk menguploadnya ke IlmuKomputer.Com.
-
Menseriusi kembali project ebook gratis. Penulis-penulis IlmuKomputer.Com yang ingin image branding lebih cepat dan agresif diminta menulis buku, diberi honor menulis (tentu sesuai keuangan IlmuKomputer.Com) dan buku tersebut digratiskan di IlmuKomputer.Com. Dulu sebenarnya sudah saya mulai dengan beberapa tema tentang Linux dan bahasa C, cuman terhenti. Saya akan beri satu space khusus (plus image) di top page untuk yang mendonasikan buku lengkap tulisannya.
Untuk sementara itu dulu. Ada ide lain, tambahan, koreksi, atau pingin ikutan jadi aktifis IlmuKomputer.Com untuk kegiatan diatas? Monggo saya tunggu komentarnya. Terima kasih.
Wooo tambah mantab saja ikc. Selama ini saya hanya bisa mbaca saja, menikmati karya orang, belum bisa apa-apa, yah paling cuman nulis pengalaman baru di blog sendiri. Ada beberapa yang sedikit fokus untuk tutorial nge-blog di wordpress.com. Itu karena saya lagi asyik untuk mengeksplore wordpress.com sekalian untuk ngajari siswa saja ngeblog.
Walah malah curhat.
Bisakah beberapa tulisan saya dimuat di IKC terutama terkait blogging untuk pemula. Ditunggu tanggapannya mas romi. Terimakasih.
saya sebagai blogger yang kurang ilmu komputer sangat mendukung kemajuan Ilmukomputer.com
saya sendiri sangat tertarik untuk mmbantu dengan segala kemampuan saya.. (lagi belajar nih, kalo ada kemajuan saya mo nyumbang artikel juga dech)
dan yang cukup penting semoga kehadiran ilmukomputer ini, bisa mengurangi tingginya kesenjangan akan pemahaman ilmu komputer di daerah dan di kota, antara si kurang beruntung dengan si yang diberikan kelebihan baik harta maupun kesempatan belajar ilmu komputer.
oiya tambahan, kalo bisa ilmukomputer membuat tim yang merancang sebuah kurikulum dalam penyampaian secara offline di lapangan, sehingga masyarakat yang belum punya kesempatan menggunakan ineternet bisa mendapatkan manfaat ilmukomputer.com ini. tentunya tim ini tidak komersil seperti lembaga pendidikan komputer, tetapi lebih ke volunter2 yang penghargaanya cukup dijadikan distributor cd ilkom.com, dan kenang2an dikit. atau mngkin ada usulan yang lebih baik
thanks
# Helgeduelbek: Silakan diformat ala IKC saja, terus nanti ditulis di bagian akhir artikel bahwa artikel tersebut juga dimuat di situs blog mas Helgeduelbek. Welcome lah kita tunggu yah.
# abah oryza: Saya tunggu juga artikelnya. Untuk pertemuan darat kita sering bikin juga, hanya memang lebih banyak di jabotabek. Di daerah perlu ada yang mau ngehost.
Saya setuju untuk diadakan 1 atau 2 orang content editor sekelas mas Budi Putra, mas. Paling tidak, content bisa dikelola secara full. Ya nggak mas Bud ?
Meski sifatnya Open Source, dengan segala kelebihan IKC, IKC sudah perlu dikelola secara professional dan bisa stabil berdasarkan professionalitasnya itu.
Perkembangan dan pengurus IKC sendiri menurut saya sudah demikian professional, ditengah kesibukan masing-maisng masih mau meluangkan waktu share ilmu dan pengetahuan. Meski banyak yang tidak menyampaikan ucapan terima kasih langsung kepada IKC atau online via blog pengurus, banyak sekali harapan dan penghargaan untuk IKC atas jasa-jasanya mencerahkan banyak orang.
Ada baiknya IKC memikirkan untuk distribusi CD IKC melalui Depdikbud. Pikir saya, tidak ada masalah berarti mengenai proses distribusi ini.
Kemudian, saat ada Ospek / Studium General (saat PMB), IKC bisa bekerjasama pada personal-personal dimasing-masing Kampus / sekolah untuk distribusi IKC. Viral marketing model ini akan sangat potensial meningkatkan peredaran IKC.
Hihihi, nama saya diatas kok jadi said ? apa karena saya pakai tanda kutif untuk nick name ? ๐
ayo template LaTeX nya dibikin ! ;))
# Vavai: cek dulu sebelum komentar, biasanya cookiesnya masih ada ๐ Hubungan ke Diknas sudah kita rintis, termasuk yang e-dukasi.net aktifis IlmuKomputer.Com juga banyak berperan. Juga lomba-lomba pembelajaran berbasis IT.
# Dikshie: Bisa bantu aku buatin template LaTeXnya? buat sama seperti yang odt untuk layoutnya. Thanks ๐
kalo boleh tau, udah menggandeng sponsor2 utk mendanai aktivitas2 atau kegiatan2? kalo dipikir seh, kolaborasi antara beriklan dari pebisnis yg mensponsori dan niat tulus sharing knowledge akan berjalan dan berkembang dengan baik.
salam kenal ๐
Saya sangat setuju dengan ide-ide diatas, saya tunggu implementasinya dansemoga saya bisa bantu ๐
Bravo IKC ……
Untuk membiayai IlmuKomputer.Com ada dua cara. Cara nomor 1 sudah kita mulai, sedangkan nomor 2 belum.
1. Kerjasama dengan vendor, menyediakan space untuk iklan banner, mengajukan grant research/kegiatan ke institusi-intitusi lokal maupun asing. Ini masih bisa dalam bentuk community or yayasan (untuk badan hukum)
2. Mengkonversi IlmuKomputer.Com yang bentuknya komunitas ke dalam bentuk company. Orientasinya tetap untuk menyediakan materi gratis berbahasa Indonesia. Hanya punya bisnis model sendiri, mengerjakan project, dsb. google.com, yahoo.com, wikipedia, dsb adalah contoh-contoh menarik untuk itu. Hanya perlu dipikirkan bahwa bentuk company akan sensitif bagi masyarakat Indonesia ๐
Strategi pengembangan bagaimana IKC-IKO ada di tangan the god fathernya IKC-IKO, beberapa hal yang mungkin tetap harus di jaga dan dipertimbangkan lebih jauh adalah :
1. Akan berakhir dimana seluruh artikel IKC-IKO
2. Bagaimana tetap menjarah hati para penulis lepas di IKC-IKO untuk tetap produktif.
2. Mengeksplorasi lebih jauh tentang infrastruktur pendukung IKC-IKO.
3. Memberikan penghargaan kepada para penulis, pelaku IT yang tergabung di IKC-IKO dalam bentuk yang lebih profesional misalnya : merilis dan menerbitkan buku IKC-IKO dalam bentuk bundel or edisi bulanan or triwulan serta temu penulis. karena bundel cd belum tentu bisa meng-cover keinginan pembaca, masih banyak di indonesia ini siswa dan mahasiswa yang tidak punya komputer di rumahnya, hehehe…
4. Menjalin dan membangun kerjasama dengan instansi pemerintah, instansi swasta dalam dan luar negeri, PTS-PTN, sekolah dalam hal pembiayaan dan pendistribusian.
5. Tetap menjaga image karena IKC-IKO sifatnya low profit bahkan non profit.
yah kayanya sih sama aja ya dengan apa yang diomongin pak romi hehehe ๐ but that’s it …
Gimana jika pakai kategorisasi?
Bukan kategori ala blog, tapi kategori semacam direktori (taxonomy) tanpa menutup kemungkinan suatu artikel juga diberi tag (folksonomy).
Halaman awal IKC cukup menampilkan kategori dan tag cloud saja. Seingat saya di WordPress ada plugin untuk menampilkan strategi static content di halaman pertama. Plugin untuk tag cloud juga udah banyak. It should be easy.
Tentang proses klaim artikel menurut saya agak aneh. Mending bikin kesepakatan bahwa untuk setiap artikel yang dipost, harus juga menulis informasi tentang penulis. Saya mengasumsikan ada semacam nomer ID atau pengenal unik untuk masing-masing penulis, kenapa tidak menuliskan ID itu didalam Custom Tag. Custom Tag juga bisa digunakan untuk fasilitas yang lain misalnya ‘CMS Workflow’.
CMS Workflow yang saya maksud adalah status sebuah artikel. Ini bukan sekedar ‘Draft’ atau ‘Published’. Tapi kita juga bisa bikin semacam:
1. Artikel yang siap publish, hanya si penulis ingin artikel tsb direview terlebih dahulu oleh pihak manajemen IKC (duh bahasanya).
2. Beberapa artikel bisa jadi kurang laik terbit. Tapi mengingat sifat IKC yang berbasis komunitas mau ga mau artikel tersebut harus ditampilkan juga. Untuk itu Custom Tag bisa digunakan oleh manajemen IKC sebagai penanda kualitas artikel.
3. Dan status artikel yang lain. Think CMS. Ada reviewed, approved, crosscheck needed, dlsb.
Mestinya 2 orang yang rencananya digaji itu bisa difungsikan sebagai penjaga QC di IKC. Hehe.
Dari sisi teknis saya rasa ndak masalah. WordPress gampang diobrak-obrik dengan ratusan juta plugin.
Jika tidak mau ribut dengan plugin sekalian pindah dari WordPress ke CMS yang lebih ‘serius’ seperti EE, Txp, Joomla, dan jika servernya punya banyak space bisa pake MT.
Lebih keren lagi jika IKC buka blog buat penulisnya. Bisa pake Wordress MU atau CommunityServer (berbasis .NET). Heheh..
Asal ada waktu dan bandwidth, saya bisa bantu.
Bagaimana jika dikembangkan dengan fasilitas semacam SF.net?
Jadinya ada teori ada praktek.
Pantesan ilmukomputer.com ga bisa dibuka! kalo di jadi Source Forge, si oke2 juga, keren juga tuh masukan dari Bro DiN
Bang Romi, bagaimana kalo digalakkan kembali offlinenya alias CD IKCnya..jadi hemat bandwith bnaget kan? jadi biar ilmukomputer.com versi lightnya aja..thanks
# Izoel: lho versi offlinenya masih ada kok, dah banyak kok yang download, copy atau ambil CDROM ๐
promosi lampung lewat blog, mudah-mudah transper ilmu di lampung bisa terwujud, go blog indoneisa…
Walaah.. pantas tiap hari tulisan-tulisan di Ilmukom cepat sekali berubah… Uploadnya malem2 diatas jam 12 sampe jam 4 pagi.. bahkan malem minggu..
hehehehehehe!
Kalo pikiran saya sih, lebih bagus artikel dari Infolinux dibikinin kategori sendiri dibawah linux.
# Farwan: Ya kan sudah ditaruh di bawah kategori linux ๐ Meskipun nggak semuanya. Kalau tentang pemrograman ya masuknya di pemrograman.
hallo
saya pendatang baru ingin bergabung, bagaimana caranya ?
Salam kenal Mas Romi, saya sangat tertarik dengan ide mas untuk membuat IlmuKomputer.com menjadi “company” (pake tanda kutip karena kadang bisa jadi ini sensitif).
Saya sendiri sedang bikin web plan untuk situs yang konsepnya “ternyata” mirip banget dengan konsep yang mas Romi bikin. Bahkan desain, strategi marketing kasar, dan strategi membangun contentnya sudah saya siapkan. Setelah baca artikel Mas ini, saya berpikir “Kenapa tidak kolaborasi saja..?”
Untuk hal sponsorhip.., saya lebih suka menyebutnya marketing. Karena kalo sudah jadi company kan arahnya marketing (walaupun tetap memberikan artikel yang gratis) CMIIW.
Kalau saya ingin ikutan project ini boleh Mas? Apa ada syarat khusus?
tetap cayo mas
pantang menyerah
hidup telematika Indonesia
Alhamdulillah ilmu komputer sangat berguna bagi kemajuan bangsa ini,karena segala aspek tentang komputer dapat dibaca&didownload secara gratis,saya termasuk pemula untuk bidang komputer ini,semoga dengan rajinnya saya untuk mengunjungi situs ilmukomputer.com saya bisa menjadi orang yang mengerti tentang komputer,Terima kasih banyak atas ilmu yang bermanfaatnya.
Terima kasih banyak atas ilmu yang bermanfaatnya di ilmukomputer.com
# Okto: Sip mas, mari kita berkolaborasi ๐
# Purnomo: thanks dukungannya
# Rio: mudah-mudahan bermanfaat …
assalammu’alaikum wr wb pak Romi
sebenernya sejak taun 2004-an jadi pengunjung IKC, tapi baru sekarang “berani” say hello ke bapak.
saya tertarik dg e-book itu pak. itu maksudnya buku yang blm dipublikasikan tho? saya saat ini sedang blajar nulis buku dan mimpinya sama seperti konsep IKC, banyak yg dpt ilmu tanpa kluar banyak biaya. hmm, boleh ga klo saya tanya ini itu ke email pribadi bapak? krn masih kurang PD dg apa yang saya tulis.
trima kasih byk, Pak
w3
Pokok nya IKC ok banget dech
Assalamu ‘alaikum pak Romi.
Walau agak terlambat tulis komentar ( ya karena menemukan artikel ini juga kebetulan, pas lagi searching yg lain ). Kebetulan kita juga sedang punya project website dan Digital Library. Rencananya sih tahun depan mau dikembangkan digilib untuk SMA / MAN se Jawa Tengah.
Masalah klasik di kita juga sama. Dari mulai dana yang minim, guru yg belum mudheng cara mengoperasikan komputer apalagi internet, belum tahu apa yg akan ditulis di web / digilib, dll. Semuanya menambah kerunyaman masalah yang sudah bermasalah. Tapi kalo mau jujur, masalah bisa selesai dengan cara memanfaatkan apa yang ada. Dan bukan terlalu mengharapkan apa yang belum ada.
Sebagai contoh kalo di sekolahan, lebih mudah mengajari siswa tentang komputer, daripada mengajari guru pelajaran selain TIK tentang komputer. Kebetulan saya juga guru TIK merangkap webmaster. Jadi sedikit tahu problematika yang muncul di sekolahan. Plus sudah berwirausaha di berbagai bidang selama 6 th sehingga punya beberapa cara pandang tentang suatu masalah. Wajarlah kalo terpengaruh oleh ‘cara berfikir wirausahawan’ yang berfikir efektif, efisien dan fungsional.
Jadi dalam kasus kami lebih mudah ‘memanfaatkan’ siswa untuk membantu fungsional digilib dan website daripada ‘memaksa’ guru untuk memanfaatkan digilib dan web yang ada. Karena toh apapun hasilnya, jika kita melibatkan siswa dalam ‘proses’ sama saja merupakan ‘pembelajaran’ bagi dia. Siswa jadi mengerti betapa sulitnya membangun sistem, content dan menarik minat sesama siswa untuk memanfaatkan digilib yg telah disediakan. Dan secara tidak langsung siswa berfikir bagaimana dan apa content yang akan dibuat untuk digilib. Dan sering terjadi content yang akan dibuat merupakan materi / pelajaran yang belum dimengerti / belum diajarkan oleh gurunya. Sehingga secara tidak langsung juga ‘dipaksa’ dan ‘penasaran’ tentang materi / pelajaran tersebut.
Tentang pembentukan tim ‘profesional’ untuk mengurusi ilmukomputer, saya hanya bisa menduga apa yang akan terjadi ( semoga tidak terjadi ) :
1. Tim profesional yang ada dalam hal kerja dan ‘kepandaian’ mengolah content, tidak seperti yang kita duga / harapkan sebelumnya. Ini terjadi karena kita berharap ada orang lain yang menyelesaikan pekerjaan kita, padahal sebenarnya kitalah yang ‘lebih ahli’ dalam hal tersebut.
2. Tim profesional yang ada kehilangan arah dan tujuan yang telah ditetapkan. Ini terjadi karena perbedaan persepsi, pengetahuan dan kebiasaan antara tim profesional dengan ‘founding father’ ilmukomputer.
3. Tim profesional yang ada menuntut materi yang lebih, karena merasa mengurusi hal yang penting dan menyetarakan dengan gaji profesional IT sejenis.
Dari tiga ‘kemungkinan’ tersebut, ada beberapa hal yang bisa ditarik kesimpulannya :
a. Mencari dan memahami ‘masalah sebenarnya’.
b. Mencari solusi masalah yang tepat.
c. Dan tidak melupakan ‘founding father’ ilmukomputer. karena biasanya kalau lembaga non profit jadi profit, orang yang pertama kali lengser adalah ‘penyumbang pemikiran’.
Dan ilmukomputer akan kehilangan nuansa ‘kebersamaan komunitas / pecinta komputer’ dan artikel yang ada akan dipenuhi oleh barisan artikel yang kurang menjiwai karena tidak timbul dari pengabdian / keprihatinan untuk mengajarkan ilmu yang dipunyai. Ibarat Guru sudah menjadi ‘pekerjaan’ dan bukan ‘pengabdian’
Rasulullah pernah bersabda ‘jika suatu urusan tidak diserahkan pada ahlinya, maka tunggu saat kehancurannya’. Ya, ‘the right man in the right place’.
Kalo sekedar content, di ‘internet’ khan ada jutaan bahkan milyaran artikel, foto, ilustrasi, video tentang komputer dan sebagainya.
Kalo sekedar ‘mengurangi beban kerja’, tinggal minta tolong ‘bagian-bagian dari kerja’ yang tidak sanggup dikerjakan sendiri. Tapi bukan dalam hal yang pokok / inti. Misal tugas yg bisa didelegasikan adalah mencari donatur, mencari penyumbang artikel, mengurusi teknis pengelolaan content ( domain, artikel, security jaringan ), mengetik proposal, mengurusi e-mail masuk, nyupir kendaraan, nyapu ruangan { hanya misalkan } ).
# Ronym: Jujur saja, aku malah nggak ngerti arah komentar mas Ronny …hehehe. Ketika yahoo.com dan google.com fully jadi profit oriented, sepertinya jerry yang, larry page dan sergey brin tidak lengser sebagai pemberi saran hehehe.
Coba dirangkumkan lagi idenya agar bisa dipahami orang dengan mudah. Paragraf tersusun dari beberapa kalimat, dan tentukan pokok kalimat dalam paragraf. Atur alur cerita dalam tulisan mas Ronny, sehingga seperti aliran ide yang jelas landasan berpikirnya. Aku tunggu komentar sistematiknya. Thanks ๐
Assalamu ‘alaikum.
Begini kesimpulannya pak Romi…
1. Tidak menghilangkan kebersamaan dan unsur sukarela dalam penulisan artikel di ilmukomputer. Misalnya seperti wikipedia.org
2. Urusan teknis yang tidak berhubungan dengan content ilmu komputer, bisa didelegasikan / dipekerjakan TIM khusus. Contohnya memasang + memenej CMS / blog ilmukomputer, pencari donatur, pencari konsumen,
dll.
3. Yang bisa ‘dikomersilkan’ misalnya :
a. ‘menjual’ CD Ilmukomputer seharga Rp 5.000 – 10.000. Kalo cuma 1000 copy memang tidak terlihat hasilnya. Tapi kalo 10% dari siswa SMA + SMP ?. Jadi 10%x 6.823.994 x Rp 5.000 = Rp 3.411.997.000.
b. ‘menjual’ fasilitas dan alat dalam satu paket ‘digital library’. Kalo satu sekolah / kampus seharga Rp 10.000.000. Maka jika ada 1.000 kampus / sekolah = Rp 10 Jt x 1.000 = Rp 10.000.000.000.
Jumlah SMA se Indonesia 22.067, SMP 39.961 dan PT+PTS 2.741. Jumlah siswa SMP se Indonesia 4.203.857, SMA 2.620.137 ( sumber diknas.go.id ).
4. Untuk menambah jumlah content secara exponensial bisa direct link ke wikipedia, digilib universitas se indonesia – se dunia, situs komunitas pecinta komputer, programmer, dll. 1 Juta artikel sih lebih…
Uang segitu cukup untuk menghidupi ilmukomputer selama 100 tahun, mungkin lebih, apalagi kalo diputar untuk ‘ide’ lain. Dan paling hanya butuh modal 100jt ( dengan catatan efisien, efektif dan fungsional ).
Menjadi komitmen kita untuk memberikan ‘pendidikan’ TIK kepada siswa dan mahasiswa se Indonesia secara murah, efektif dan aplikatif. Disamping juga memaksimalkan peran guru / dosen dan hardware komputer di sekolah / kampus.
Begitu….
Mau kerjasama ?
I am ready. Insya Allah.
Wassalam
# Ronny: 1-4 sudah saya lakukan. Kenyataan kadang tidak seindah dan semudah teori ๐ Mas Ronny punya portfolio atau experience yang bisa dijadikan studi kasus? Kalau masih teori ya repot ….:D
Assalamu ‘alaikum.
Itulah perjuangan…
Waktu pertama kali kami merintis pelatihan sempoa th 2001, peminatnya cuma 40 siswa ( 1 sekolah ). Namun setelah kami semakin serius menangani 2-3 th, menjadi 1.500 siswa itupun dari hasil hunting ke 100 SD di kota kami, kebetulan waktu itu masih tinggal di semarang.
Itulah pengalaman, dari mulai Marketing Manajer sempoa, jualan makanan kecil yang dititipkan di beberapa sekolahan, bersama-sama teman mengelola suatu acara ( event organizer ), menjual jasa ngreparasi komputer, jual-beli komputer, menjadi asisten programmer, webmaster dan agrobisnis tanaman hias.
Kini mengabdi menjadi guru TIK di salah satu Madrasah Aliyah Negeri di Surakarta atas permintaan bapak. Walaupun begitu masih ada beberap bisnis yang tidak bisa ditinggal. Kadang kita buat project kecil – kecilan yang hanya bisa untuk biaya makan keluarga selama 1 tahun.
Sekarang sedang menunggu realisasi sebuah proyek yang cukup besar, em-em an walaupun tidak sampai angka Rp 3 M. Sinambi nunggu proyek itu jalan, mengerjakan digilib untuk SMA / MAN, dimulai dari tempat kami mengajar, merambah ke sekolah-sekolah yang lain.
Itulah perjuangan, mungkin sekarang cuma dapat Rp 5 Jt. Lain hari cuma Rp 50.000,-. Mungkin suatu hari dapat Rp 1 Triliun, kita tidak tahu. Itulah takdir ( rahasia Allah ).
Khan yang penting bukan apa yang kita hasilkan kini, melainkan apa yang telah kita usahakan. Dan masalah uang kan hanya 1 masalah yang dihadapi manusia. Walaupun penting, tapi bukan yang terpenting. Dan menurut agama kita khan seseorang bukan diukur dari materi, kedudukan atau atribut tertentu. Yang diukur dan ditimbang adalah niat dan amal kebaikannya.
Mimpi = cita-cita. Tidak dapat dibandingkan dengan kenyataan, karena memang belum terwujud. Suatu tujuan mulia tidak akan terhenti hanya karena komentar sinis orang lain atau saran dari orang yang kita cintai yang sebenarnya tidak ingin kita jatuh dalam kegagalan. Namun sekali lagi kegagalan adalah pelajaran. ia tidak berbohong kepada kita tentang apa yang salah dan apa yang belum sempurna kita kerjakan.
Ingatlan ketika Rasulullah ditahun-tahun awal hanya mempunyai ‘kawan’ beberapa orang itupun bukan merupakan orang orang yang mampu dan berkedudukan. Namun takdir Allah tidak pernah meleset, kelak dikemudian hari beliau adalah pemimpin sebuah kekhalifahan yang kekuasaannya 1 / 3 dunia, mengalahkan kerajaan romawi yang terkenal tangguh dan kokoh di dunia. Walaupun kenyataannya dalam benak beliau tidak pernah terpikir untuk cari kekuasaan. Beliau hanya menyampaikan amanat / wahyu yang mesti disampaikan kepada manusia. Tidak boleh mengurangi maupun menambahi.
Wah maaf ini,,,, jadi panjang en beberapa komentar…
Pamit dulu en Wassalam.
perkenalkan mas saya orang baru didunia blogger.Tapi saya senang dengan cara pikir ikc dan pak Rommy, makanya sedikit-sedikit saya mulai menulis dari pola-pola yang diajarkan mas romi dalam blog dan ikc.
Terima kasih mas emang bermanfaat.
Maju terus mas dengan IKC.
IlmuKomputer adalah legenda
Writer at Lazulfa Digital Media