Menengok Arah Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi di Indonesia
Sejak akhir tahun 2005, kebetulan saya diminta membantu Kementrian Negara Riset dan Teknologi (KNRT) dalam kegiatan pembuatan buku putih penelitian dan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia. Sebenarnya kegiatan KNRT untuk pembuatan buku putih tidak hanya dalam bidang TIK, tetapi juga beberapa bidang lain yang disebut dengan 6 bidang prioritas pembangunan Iptek 2005-2025, yang terdiri dari:
- Teknologi Ketahanan Pangan dan Pertanian
- Teknologi Energi: Energi Alternatif dan Terbarukan
- Teknologi Transportasi
- Teknologi Informasi dan Komunikasi
- Teknologi Kesehatan dan Obat-Obatan
- Teknologi Pertahanan
Dan pada tanggal 26 Juli 2006 diadakan acara penyempurnaan draft final buku putih untuk ke 6 bidang diatas, dimana Menristek (pak Kusmayanto Kadiman) dalam keynote speechnya memaparkan beberapa panduan dan filosofi kenapa buku putih harus ada. Tentu dalam tulisan ini saya tidak akan mengupas isi buku putih ke 5 bidang lain selain TIK, karena tugas saya memang hanya di buku putih TIK. Ada satu catatan menarik bahwa sedikit perdebatan hangat terjadi pada pertemuan tanggal 26 Juli 2006, khususnya tentang posisi buku putih ini sendiri. Pak Kusmayanto menyebut bahwa muara kerangka pikir buku putih berasal dari Jakstranas Iptek 2005-2009 dan Agenda Riset Nasional (ARN) . Sedangkan pemikiran rekan-rekan penyusun ARN, bahwa justru ARN yang seharusnya disusun berdasarkan Buku Putih, karena lingkup tahun buku putih yang lebih panjang yaitu 2005-2025. Well, kedua pemikiran ini berlandaskan pada dokumen yang resmi, meskipun saya sendiri kurang jelas, mana madzab yang lebih shohih 😉
Penyusunan buku putih yang lengkapnya bernama “Buku Putih Penelitian Pengembangan dan Penerapan Iptek Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi tahun 2005-2025â€, sempat tertatih-tatih dan mengalami beberapa pergantian tim nara sumber. Saya mengikuti beberapa pertemuan yang diadakan di Jakarta akhir tahun 2005 dan kemudian camp selama 2 hari di Bandung di awal tahun 2006. Tim yang terdiri dari 22 orang, cukup lengkap dan berimbang karena ada wakil dari KNRT (pak Engkos Koswara dan pak Richard Mengko), LIPI (pak Tigor Nauli, pak Handoko, pak Mashuri dan saya sendiri), Depkominfo (pak Ashwin Sasongko dan pak Hadwi Sanjoyo), BPPT (pak Sulistyo dan pak Hary Budiarto), dari Universitas ada pak Abdullah Alkaf (ITS), ada juga wakil dari BATAN, LAPAN, dan yang menarik diundang juga beberapa wakil vendor misalnya pak Harry Kaligis (Sun Microsystems) dan pak Goenawan Lukito (Oracle). Saya secara pribadi juga ingin memberi applaus khusus kepada pak Agus Sediadi, pak Sabartua Tampubolon, pak Kemal Prihatman dan teman-teman di KNRT yang bekerja secara underground menyusun dan mengedit narasi sehingga berbentuk draft yang matang.
Tentu dalam pembahasan terjadi tarik ulur dan diskusi hangat, yang saya pikir terjadi karena pengaruh beragamnya latar belakang bidang pendidikan, core competence dan institusi tempat kerja. Pengaruh lain adalah seperti saya duga di awal, sangat sulit membuat grand design penelitian sampai 25 tahun ke depan untuk bidang yang sangat (terlalu) cepat berkembang seperti TIK. Sampai detik inipun saya belum yakin 100% bahwa poin-poin yang disusun sudah menggambarkan peta penelitian yang sebaiknya dilakukan sampai 2025 di Indonesia. Saya pikir sifat buku putih ini lebih dinamis dan memungkinkan terjadinya revisi ketika kebutuhan dan teknologi berkembang di luar lingkup yang dibahas di buku putih. Draft awal pada pertemuan di Jakarta diperbaiki secara menyeluruh dengan mengubah format dan poin-poin utama pembahasan pada pertemuan (camp) 2 hari di Bandung.
Saya mencatat hal menarik dari buku putih TIK ini, yang pertama bahwa hasil penelitian TIK di Indonesia diharapkan mampu berperan dalam:
- Meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat
- Meningkatkan daya saing bangsa
- Memperkuat persatuan dan kesatuan nasional
- Mewujudkan pemerintahan yang transparan
- Meningkatkan jati diri bangsa di tingkat internasional
Dapat kita simpulkan bahwa para peneliti bidang TIK diharapkan lebih melihat user needs (kebutuhan pengguna atau stakeholder), lebih membumi dan memprioritaskan penelitian ke arah mencari solusi kebutuhan riil masyarakat. Tentu peneliti bidang TIK akan semakin sibuk karena disamping harus memilih tema penelitian yang siap terap untuk masyarakat, juga unggul dan dapat bersaing secara internasional, dan apabila diperlukan dapat membantu mewujudkan sistem pemerintahan yang bersih.
Bahasa lainnya, penelitian yang dilakukan harus menjawab kepentingan beberapa stakeholder, yaitu:
- Masyarakat dan publik, untuk menuju masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge based society) dan layanan elektronik (eServices)
- Pemerintah, untuk menuju eGovernment
- Industri, untuk menuju industri TIK yang global dan berdaya saing
- Lembaga Iptek, untuk menuju lembaga Iptek kelas dunia
Kemudian apa prioritas tema penelitian TIK yang direkomendasikan dalam buku putih tersebut? Ada 5 prioritas utama yang masing-masing memiliki bidang garapan seperti di bawah:
- Infrastruktur Informasi: jaringan informasi dan telekomunikasi, information exchange, digital broadcasting, perangkat keras komputer dan device pendukungnya, community access point
- Perangkat Lunak: sistem operasi, sistem aplikasi, bahasa pemrograman dan development tool, opensource, simulasi dan komputasi
- Kandungan (Content) Informasi: respositori dan information sharing, creative digital, data security, eServices
- Pengembangan SDM dan Kelembagaan: edukasi dan research center, sertifikasi dan kurikulum TIK, pengembangan software house lokal, inkubator bisnis dan competence center, pengembangan ICT park
- Regulasi dan Standardisasi: regulasi konvergensi TIK, pengembangan sistem insentif, standardisasi peralatan TIK, universal service obligation (USO)
Informasi lengkap masing-masing tema dapat didownload langsung dari draft buku putih yang ada di situs KNRT.
Di Indonesia sebenarnya dokumen-dokumen semacam Jakstranas Iptek, ARN dan buku putih ini masih menyisakan pekerjaan rumah. Diantaranya yang paling mencolok adalah bagaimana kita bisa mensinkronkan arah penelitian dan pengembangan, karena beberapa kementrian maupun departemen lain juga membuat kajian, kebijakan dan buku putih yang meskipun bertema sama tetapi sering isinya berbeda dan susah mencari titik temunya. Masalah kemudian adalah sosialisasi, mungkin perlu dipikirkan teknik sosialisasi yang lebih efektif secara kualitas dan kuantitas, karena seminar dan workshop sepertinya agak kurang efektif dalam proses diseminasi informasi dari kebijakan-kebijakan pemerintah.
Draft dokumen buku putih ini dapat didownload melalui situs http://www.ristek.go.id. Terutama bagi peneliti yang bergerak di bidang TIK, mudah-mudahan bisa menjadi bahan rujukan dalam penentuan tema dan prioritas penelitian. Saat ini KNRT masih membuka diri untuk menerima masukan berhubungan dengan buku putih ini, masukan dapat dilayangkan melalui halaman Kirim Masukan Buku Putih.
Wow, 🙂 nambah lagi informasi nich, saya mendukung dan sangat setuju sekali 🙂
bravo — tim penyusun buku putih ICT tahun 2005 -2025
saya sudah baca secara keseluruhan, tapi memang perlu diperjelas atau sekedar klarifikasi saja misalnya pada misinya no.6 disebutkan mewujudkan masyarakat informasi (information society) dan masyarakat berbasis pengetahuan (Kbsociety) ==> terus nyambungnya kemana uraian atau milestones dari misi tersebut diatas, misalnya dalam kurun atau tahapan 5 tahunan misi tsb diatas sampai dimana ??? karena saya cari belum ketemu atau kemana ???
atau memang nyambung ke infrastruktur pertanyaannya apakah IS dan KBS milestones dari jumlah jaringan, komputer, akses ke internet dsb , setahu saya buku putih hanya garis besar tapi milestones nya jelas misalanya dalam 5 tahun I – 5 tahun ke 2 dst , yang saya lihat di warintek apa kesana nyambungnya ?
selanjutnya terus dipertegas pengembangan ICT terkait dengan program strategis untuk menjawab kepentingan stakeholders yaitu:
– masyarakat menuju Kbs
– e-services
– e-gov
– industri TIK global
dst
— kembali lagi jabarannya dimana ya??? serta milestones gimana misalnya apakah tahun 2025 berapa yang sudah menuju ke KBS, e-services, e-gov dan industri TIK global ??? juga apakah juga tidak direncanakan berapa industri TIK akan lahir di Indonesia sampai pada tahun 2025 (kok belum ada atau tidak kelihatan, atau saya salah baca?)
di kebijakan
f. sistem informasi nasional
kok saya belum melihat jabaran atau konsepnya SIN ini seperti apa ? atau mengadop nusantara 21 atau ipteknet memang disinggung tapi secara entitas apa saja yang membentuk suatu SIN belum terlihat kemudian tahapannya juga belum clear, kembali setiap 5 tahunannya sejauh mana bangunan sistem tersebut semakin terwujud.
di pengembangan isi (content) informasi ==> juga belum dijelaskan arahnya kemana isi apa saja ? gimana dst
yang menarik mengenai warintek dibuat juga roadmap warintek s/d 2025 termasuk juga pusat pelatihan warintek ?
gimana hubungan misi diatas, sistem , pengembangan isi (content) dan roadmap ini saya belum jelas benang merahnya ? mohon klarifikasinya dari salah satu tim buku putih ini.
salam
b.setiarso
nuhun om rsw
Thanks responnya untuk mas Dede, mas Rendy dan pak bse. Khusus untuk pak bse, kalau boleh masukannya langsung menggunakan form untuk Masukan Buku Putih di situs Ristek saja pak. Supaya bisa didiskusikan lebih lanjut, mumpung masih bentuk draft dan belum final. Mudah-mudahan bisa melengkapi apa yang belum tersurat di draft buku putih.
Ada beberapa bagan yang sepertinya tidak masuk ke versi cetak, termasuk targeting program dan tahunnya. Tapi dalam pertemuan terakhir tanggal 26 Juli 2006 kemarin, sepertinya rekan-rekan stakeholder lebih cenderung ke penghapusan tahun, karena bisa saja perkembangan teknologi informasi mengalami loncatan-loncatan. Itu dulu.
thanks responsenya, saya coba usulan ke pa Sabartua, tapi sebaiknya juga anggota tim kan lebih kuat. by the way, waktu atau tahun penting sekali disebutkan kalau kita lihat buku putih, renstra atau grand design dari berbagai negara yang saya tahu disebutkan, sekaligus dapat dilihat perkembangan teknologi baik hardware/softwarenya kalau itu bergerak tiga bulan ya bisa saja dalam setahun seperti apa gambaran perkembangan atau perubahannya.
Kalau kita simak dari buku putih di beberapa negara disebutkan misalnya dari 100 penelitian yang berhasil menjadi komersial hanya 10, berarti 90 gagal total, kemudian hanya 1 atau 2 yang menjadi industri kecil atau menengah jadi jelas faktor keberhasilannya, indikaornya atau parameter kegagalan.
Sedangkan sekarang trend faktor kegagalan yang lebih ditonjolkan dari pada faktor keberhasilannya, jadi indikator dan parameter atau ukuran apa yang dipakai dalam buku putih ini ?
Saya sekitar dua bulan lalu ikut konferensi ICT ke 2 di ITB, kemudian seluruh panelis berkesimpulan hampir permasalahan yang dibicarakan di tempat ini sama dengan 30 tahun lalu (termasuk pa Richard Mengko pada waktu itu mewakili Menristek) jadi apa artinya ??? bahkan 30 tahun yang lalu dengan dicanangkannya penggunaan satelit menjadi faktor pengikat sehingga tumbuh industri2 pendukung seperti: LEN, LIN dan beberapa balai di lingkungan universitas tumbuh dengan subur, tapi sekarang semua rontok jadi harus cari pengikat lagi ??? atau Amerika dengan keinginan ke bulannya makanya maraknya penelitian kearah sana — gitu analoginya.
Terusterang saya belum lihat pengokatnya di buku putih tsb, tapi bisa juga saya salah lihat, tapi sekali lagi –bravo– maju terus.
salam
bse
Mas Romi,,..
Saya setuju dibuatnyaa buku putih,.. tapi memang butuh kerja keras apalagi dengan pertumbuhan di bidang informatika sangat cepat. Wong kita mau internet tan di rumah aja bayar pulsa nya mahal,… dan juga gembar-gembaor igos sepertinya jalan di tempat,..
tapi segala sesuatunya harus di coba,
met berjuang
vote for buku putih
Permasalahan penerapan ICT
1.infrastruktur ==> pada saat ini kondisi teledensity di Indonesia baru mencapai 3% yang berarti bahwa setiap 100 orang hanya tersedia 3 saluran telepon terpasang, coba bandingkan dengan Singapura 67%, Malaysia 12%, Thailand 8% dan Pilipina 6%, jadi bagaimana 25 tahun akan mendatang ?
2. koordinasi ==> sering terjadinya tumpang tindih dalam penyediaan sarana dan prasarananya, banyak sistem informasi yang sama, kurang efisien, pemborosan biaya, waktu dan tenaga. Pada umumnya terjadinya tumpang tindih ditambah saat ini masih berpola pendekatan proyek atau DIPA, jadi sering tidak nyambung atar departemen yang satu kegiatannya berlanjut dan yang satu sudah berhenti atau ganti kegiatan, jadi gimana kedepan suapay lebih terkoordinasi ?
3. SDM ==> saya tidak punya data berapa tenaga ICT saat ini, berapa yang sedang menempuh pendidikan ICT di dalam dan luar negeri, dan berapa sih kebutuhan tenaga ICT di Indoensia ???
4. ICT literacy ==> misalnya dari jumlah pengguna internet tahun 1998: 512.000 orang, sekarang sekitar 2003 meningkat 7.7550.000 , mungkin sekarang sudah 10 jt kali, tapi masih terlalu kecil kenaikkanya dibandingkan jumlah penduduk Indonesia, kemudian yang menarik apa saja yang dicari di Internet, apakah dengan banjirnya informasi juga berdampak pada peningkatan efisiensi dan efektifitas kerja atau banyak lahir inovasi atau tidak ??? kalau dari data paten Indonesia tidak mengalami eningkatan yang signifikan ?
Jadi mestinya buku putih bisa menjawab persoalan2 diatas serta langkah kongkritnya apa ? atau solusi jangka pendek, menengah dan panjang.
terima kasih
salam
bambang setiarso
heheh sepertinya nanti yang nyusun agak mabuk pak kalau semua harus dimasukkan. Saya yakin akan ada banyak buku putih tentang ICT tergantung tujuannya, misalnya dari BPPT juga mengeluarkan series indikator ICT tahunan. Hanya untuk yang dari KNRT ini orientasinya untuk arah penelitian lho pak, jadi fokusnya ke topik-topik penelitian. Kalaupun yang perlu dilengkapi mungkin data-data penelitian ICT di Indonesia.
iya pak Romi saya tahu bahwa ini adalah penelitian dengan asumsi bahwa riset adalah salah satu solusi permasalahan diatas, kan dibawah Ristek banyak LPND jadi dari permasalahan baru kearah mana penelitian2 ICT dapat mendukung mendukung dan pemecahan masalah diatas yang ditunagkan dalam buku putihnya, jadi bisa saja dari penelitian dasar, experimental, penelitian aplikasi dst, bidangnya bisa dari hardsience sampai softscience, gitu pak jadi komprehensif, sehingga nanti tahun 2025 bisa diukur dan sekaligus output dan outcomenya seperti apa ? dan dampaknya juga dapat dihitung dan diukur, termasuk berapa industri ICT dapat dilahirkan.
salam
bse
saya gak bisa komentar,
Tapi sepertinya segalanya harus dicoba dan berjalan dulu meskipun harus tertatih.
Bravo Teknologi Informasi dan Komunikasi di Indonesia.
Situs RISTEK lambat banget ya.. 🙂
Tambahan data lagi mungkin berguna bagi buku putih serta pemilihan prioritas penelitian ICT mendatang adalah sbb:
– traffic internet nasional terus meningkat dari sejak hanya sekitar 2,05 Mbps pada 199 hingga mencapai hampir 2000 kali lipat di sekitar 3.900 Mpbs pada tahun 2004 , apa artinya ?
– pengguna internet juga melambung hingga 32 kali lipat sejak hanya sekitar 512.000 orang pada tahun 1998 dan pada tahun 2005 diperkirakan telah terdapat 16 jt pengguna internet – bagaimana produktivitas dan efektivitas keinerja kita ?
– nama domain dari hanya 1.479 pada 1998 hingga 21.762 pada akhir tahun 2004.
– ditingkat dunia sejak juli 1996 tercatat jumlah komputer yang terkoneksi dengan internet adalah sekitar 13 juta, sedangkan pada juli 2005 terdapat 353.284.187 komputer yang terhubung. Wooow ?
sumber : Pidato Menteri Komunikasi dan Informatika, 9 Agustus 2006.
salam
b.setiarso
Ok thanks pak … 🙂
Lhoooo kok kemaren buku putih sudah diserahkan ke Wakil Presiden RI oleh MenRistek dalam Harteknas di Merdeka Selatan ? Pa Romy apakah sudah inal buku putih tsb atau mungkin masih ada revisi2 lagi sampai pada final draft buku putih ?
Saya sudah email ke pa Sabartua tapi sampai saat ini belum tahu jawabannya — atau memang hanya masukkan saja –???
by the way, maju terus ICT Indonesia, memang kemaren juga dibahas sepintas di Sekneg pada saat memperkenalkan portal Nasional http://www.indonesia.go.id diuraikan beberapa konsep ICT Indonesia mulai dari Nusantara 21, Telematika Indonesia dan masih banyak lagi turunan2nya sistem informasi…., industri ICT….. dst tapi masih kandas juga, jadi diakui ternyata masalah klasik yaitu anggaran dan SDM — saya juga duga nanti pada area penelitian ICT juga menghadapi hal sama kalau tidak dapat memeras prioritas apa yang mendesak untuk mendukung aplikasi ICT dalam kurun waktu tertentu. Kemudian ada beberapa list masalah yang mendasar juga perlu suatu penelitian adalah : perubahan tingkah laku, reward systems, ICT management, infrastructure, integration network dalam berbagai aspek dan perspektif, “real-time”, searching, search engine portal dsb, belum lagi yang bersifat technical aspects.
salam
b.setiarso
Coba nanti saya kontak pak Sabar, sepertinya masih ada revisi-revisi kok. Cuman memang serah terimanya harus sudah, karena itu harusnya direlease tahun 2005. BTW, thanks atas segala ide-ide briliannya 🙂
mungkin perlu disimak juga buku Indikator Iptek Indonesia 2006 yang diterbitkan oleh LIPI (Pappiptek LIPI) intisarinya adalah sebagai berikut:
Indikator Iptek Indonesia 2006 ini memperlihatkan dua hal : pertama, pemetaan keadaan dan kecenderungan pembagunan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia dalam 15 tahun (1990-2004), dan kedua peran ilmu pengetahuan dan teknologi pembangunan, khususnya ekonomi di Indonesia dalam 15 tahun (1990-2004). Keadaan, kecenderungan dan peran tersebut di Indonesia berciri BERGELOMBANG MENURUN (naik sedikit dan turun terus) menuju ketertinggalan. Hal ini diperlihatkan oleh informasi penunjuk yang disusun dalam lima kelompok, yaitu: ekonomi dan intensitas teknologi industri, iptek disektor pemerintah, iptek di sektor industri manufaktur, penyediaan tenaga terdidik dan kegiatan iptek di perguruan tinggi dan luaran iptek = 5 bidang penelitian yang jumlah publikasinya cukup menonjol dalam basisi data ESI (Essential Science Indicators) 1994 – 2004 adalah: clinical medicine, plant & animal science, environment/ecology, geosciences dan agricultural sciences. Kelompok lima bidang berikutnya adalah : chemistry, engineering, physics, biology & biochemistry and microbiology– bhakan ada beberapa bidang penelitian yang tidak memiliki publikasi : mathematics, computer science dan neuroscience & behavior ???
nyambung ngak ya dengan buku putih atau paling tidak buku putih dapat mengisi gap tsb diatas ?
salam
b.setiarso
mas romi saya ada masalah dalam menyusun pelatihan guru (laboran) komputer untuk pendidikan dasar, pelatihan tersebut untuk menyiapkan laboran tersebut untuk rencana kurikulum untuk pendidikan dasar untuk kurikulum komputer. mohon bantuan nya
Mas Romi, saya senang sekali membaca dan mengetahui bahwa Bangsa ini telah punya banyak SDM di bidang TIK. saya berharap, dengan membaca artikel ini, saya akan lebih melek tentang TIK. Regard from Aceh,
ArbY
Selamat Siang, Maaf sebelumnya saya gak pantas mengomentari Bapak, tapi saya hanya ingin menambah wawasan saya sebagai anak bangsa yang ingin kreative. trimakasih
Bung Romi,
Mengapa waktu yang dibutuhkan ICT Indonesia agar maju begitu lama 2025 ?
Bila perlu bantuan saya dan perlu untuk membuat aplikasi yg merakyat
bagi bangsa Indonesia ini silakan ke http://tech.groups.yahoo.com/group/JavaGeo/files/
Salam merdeka !
haiiiii……….mana informasi tentang energi nehhh????lagi butuh nehh//????
kalau ada hubungi kenomer HP kakak gw ya…..oke…..thanks
haiii….aku udah baca neehhh….panjang buanget….tp oke juga…..eh informasi tentang energi ditambahin lagi dooong,,,cz adek aku si “Bunga” lagi butuh buanget neeeeehh….kalau ada hubungi nomer 085697366410
aku tunggu yaaaaaaaah………….awas kalau gak ya….hehehehehehhehe kidding……..dah ya…..dah malam neeeeeeh…besok mo kekampus neeeeeehh…..heheheheheheh….thanks
Hi Semua,
Saya merupakan seorang yang berkecimpung dalam dunia IT. Saya sangat tertarik tentang pembuatan buku putih oleh team ICT indonesia.
Berkaitan dengan itu semuah Saya butuh informasi tentang content spesific yang dimuat dalam buku putih untuk sub Teknologi informasi…
mungkin saya boleh langsung ke point bahasa pemrogramman.. saya membaca di salah satu milist indonesia tentang rencana ICT untuk membangun atau memiliki bahasa pemprogramman yang nantinya akan menjadi maskot tersendiri di negeri kita…. apakah itu benar..?
dan apa yang akan menjadi dasar dari itu semua nantinya ya..?
apakah mengembangkan suatu bahasa yang ada, atau membangun suatu bahasa baru yang memiliki protokol, struktur data, dan defenisi obejct yang berstandard internasional.. atau apa ya..
hanya itu yang saya mau tanyakan untuk saat ini dan saya sangat membutuhakan bantuan dari Bapak/Ibu untuk bisa memberikan penjelasan kepada saya. terimakasih.
regards,
me
Mas Romi, bisa cerita bagaimana proses penulisan buku putih ini? Berapa orang yang menulis, berapa kali rapat, dan bagaimana proses revisi-nya? Mengingat sifat dokumen ini penting dan memiliki kekuatan hukum negara dalam menentukan arah penelitian.
salam kenal
ini baru pertama kami mebaca situs bapak, kebetulan kami mencari info tentang terapan ict pada pendidikan non formal.
kami coba download file naskah buku putih dimaksud namun selalu gagal. jadi jika bisa mohon kami dikirimkan file naskah tersebut ke alamt imel kami.
sebelumnya kami ucapkan terima kasih
# Sukimin: coba ke URL ini mas, saya tulis lengkap di situ. http://ilmukomputer.com/2006/10/05/buku-putih-teknologi-informasi-dan-komunikasi/
Assalamualaikum,
bapak yag terhormat, saya sangat bermohon kepada bapak untuk dapat menolong saya, saya sangat membutuhkan artikel tentang ” rencana pembelajaran berbasis internet, sudah saya cari tapi nggak ada, jadi saya mohon kepada bapak untuk dapat menolong saya mengirimkan ke e-mail saya artikel yang saya maksud diatas , terlebih dulu saya ucapkan terima kasih
# Catello: Waalaikum salam wr wb. Hmmm nyarinya dimana mas, kok sampai nggak ketemu 🙂 Gimana kalau mencoba link ini:
http://www.google.com/search?hl=en&q=pembelajaran+berbasis+internet
Salam kenal bapak Romi..
Saya sedang mencari konsep e-Learning yang tepat untuk sekolah saya. tapi saya butuh masukan2 untuk membangun sistem utuk sebuah e-Learning Community di lingkungan dari SD-SMA di Yayasan kami. Maka aplikasi apakah yang cocok untuk hal semacam ini..saya ingin menerapkan e-Learning yang diterapkan spt di universitas2 spt UGM dll dengan menggunakan Computer Base Training maupun Web Base Trainig..
Mohon masukanya..
Best regards
Andreas Arintoko
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENUJU TERWUJUDNYA KNOWLEDGE BASED SOCIETY*
Oleh: Soekartawi**
(soekartawi@yahoo.com)
ABSTRAK
Pemerintah telah bertekat untuk mensukeskan pembangunan nasionalnya agar pada tahun 2025 nanti masyarakat Indonesia tergolong sebagai masyarakat yang berbasis pengetahuan (knowledge based-society atau KBS). Masyarakat yang demikian dicirikan oleh masyarakat yang menyadari akan kegunaan dan manfaat informasi. Dalam KBS masyarakat telah memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mengakses dan memanfaatkan informasi serta menjadikan informasi sebagai nilai tambah dalam peningkatan kualitas kehidupan.
KBS semakin diperlukan karena hal-hal sbb: (a). Semakin besarnya permintaan tenaga kerja terdidik (skill workers) yang menuntut adanya pendidikan sepanjang hayat. (b). Semakin besarnya pemanfaatan ICT yang berdampak pada proses produksi (proses produksi yang cepat, biaya produksi yang murah, diperlukan skill workers yang ICT-literate). (c). Semakin besarnya tuntutan wawasan global untuk mengetahui perkembangan ekonomi dunia (perdagangan, investasi asing, knowledge transfer). (d). Semakin besarnya kerjasama internasional dan karenanya sangat dibutuhkan network yang berskala internasional, dan (e). Semakin pentingnya R&D dan kegiatan lain yang melahirkan inovasi.
Peran Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dalam ikut mewujudkan KBS telah dicanangkan dalam Visi dan Rencana Strategis (Renstra) Pendidikan Nasional dengan program yang dinamakan tiga pilar pembangunan pendidikan nasional. Visi Depdiknas adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Sementara tiga pilar pembangunan pendidikan nasional adalah (a). Pemerataan dan perluasan akses pendidikan; (b). Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing keluaran pendidikan; dan (c). Penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik pendidikan.
Bila cita-cita menuju KBS ini dapat diwujudkan, maka tujuan pembangunan seperti yang diamanatkan dalam UUD-1945 yaitu mencerdaskan bangsa akan semakin dapat dicapai. Karena itulah maka kebijakan menuju KBS ini adalah (a). Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia; (b). Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar; (c). Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral; (d). Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global; dan (e). Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Namun demikian masih banyak kendala yang harus diperhatikan dan diselesaikan dalam menuju KBS ini yaitu, antara lain kendala yang berkaitan dengan (a). Konektivitas, dimana tidak semua daerah Indonesia terkoneksi dengan audio, video, komputer dan web-based technology; (b).Tersedianya SDM menguasai teknologi tersebut, (c). Isi pembelajaran yang digunakan, dan (d). Tersedianya kebijakan yang mendukung upaya-upaya menuju KBS.
Kata Kunci: Kebijakan Pemerintah, ICT dan Knowledge Based Society.
—————————————
*Makalah Undangan (Invited Paper) disampaikan pada Konferensi Nasional Sistem Informasi (KNSI) 2008 yang diseleggarakan oleh Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, tanggal 14-15 Januari 2008.
**Guru Besar Universitas Brawijaya Malang yang kini ditugaskan di Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Pak Romi…
saya minta ijin untuk mengkutip tulisan Bapak untuk keperluan tulisan saya.
Sebeumnya saya ucapkan terima kasih
Mas Bambang Purnomo Sigit
assalamu’alaikum, informatika kesehatan termasuk salah satu bidang ICT ga ya? kuliah 3 tahun ko rasanya ilmunya nanggung.
klo kita ingin meneliti menggunakan LMS untuk mengatasi permasalahan belajar, apakah kita harus membuat LMS sendiri atau bisa menggunakan LMS yang ada???
Mas Romi masih inget dg nama adam d workshop buku mas yg “Dapet apa sih dr universitas” d DT-Bandung bareng temen2 MQS??
Lupa ya?tak apalah.. heu
mas saya lagi asyik neliti ttg mobile learning (M-Learning),saya pengen tahu pendapat mas ttg potensi m-learning ni bagi pendidikan kedepannya.. syukran
@Adam: Mana penah bisa melupakanmu om. om Adam yang ganteng, pinter, baik hati dan tidak sombong, rajin menabung dan ketua BEM itu kan hihihi
Mobile learning? baik-baik saja sih potensinya hihihi
mas ni becandanya gak ketulungan!heu.. tapi saya suka
pertanyaan tu berawal dari pertanyaan dekan saya d FPMIPA mas,katanya “Saya kepengen tau peranan handphone dalam pembelajaran saat ni,ada gak yah yang neliti?’ yowes,sayalah jawabannya!haha
Saat ini teknologi informasi dan komunikasi di indonesia sudah mengalami kemajuan.
semakin maju teknologi indonesia
Mudah-mudahan Indonesia Jadi lebih maju…
thanks infonya min,lumayan wawasan saya tambah luas hehe…
wah iyaa setuju,terimakasih infonya