PNS Tidak Cocok Untuk …
Menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil), bagi sebagian orang Indonesia adalah sebuah dambaan, meskipun bagi sebagian lagi yang lain mungkin keengganan. Menjadi dambaan banyak orang sehingga antrean pengambil formulir pendaftaran CPNS selalu membludak setiap tahun. Orang merelakan apapun yang dia miliki untuk menjadi seorang PNS, baik uang puluhan juta rupiah, harga diri, dsb. Meskipun sudah ada upaya dari pemerintah untuk memperbaiki masalah rekrutmen PNS, baik melalui hukuman dan perbaikan sistem, tapi tetap saja masalah sogok, suap, atau apalah namanya adalah fakta yang terjadi di masyarakat.
Alhamdulillah saya tidak perlu melewati itu semua, karena kebetulan saya menjadi PNS bukan lewat jalur penerimaan biasa, tapi lewat beasiswa sekolah luar negeri dalam program STAID (sebelumnya bernama OFP dan STMDP) yang diinisiasi pak Habibie. Well, meskipun saya tidak pernah bercita-cita menjadi PNS, saya harus ikhlas melaksanakan perjanjian yang dulu saya buat sebelum berangkat ke Jepang. Dan secara dewasa saya harus mengakui bahwa ini adalah jalur jalan kehidupan saya, paling tidak sampai ikatan dinas 2n+1 saya berakhir 😉
Jujur, saat ini saya merasa fatique, penat dan bosan dengan kehidupan saya sebagai PNS. Mohon maaf bagi rekan-rekan saya sesama PNS, sekali lagi saya tidak bermasalah dengan anda semua, saya cinta anda semua dan sedang berdjoeang seperti anda-anda semua 😉 Yang saya penatkan adalah behavior, sistem dan birokrasi yang ada di dalam institusi pemerintah. Biasanya yang menentramkan saya adalah sahabat saya yang lagi nongkrong di jerman, yaitu Made Wiryana yang sering mengatakan bahwa, yang paling gampang itu memang kalau kita memilih berdjoeang di luar, bebas dan tidak terikat. Penghargaan yang besar kepada rekan-rekan yang memilih berdjoeang di dalam institusi pemerintah, membuat inovasi serta perbaikan dari dalam.
Nah saya ingin menshare suatu ide, pandangan dan referensi sebelum saudara-saudara saya tercinta di seluruh Indonesia memilih untuk menjadi PNS. Tentu yang saya sampaikan ini masih bersifat subjektif, masih hanya analisa di satu atau dua institusi pemerintah, dan perlu satu langkah diskusi, survey atau penelitian yang komprehensif sebagai upaya objetifikasi ide. Poin-poin yang saya sampaikan di bawah juga masih bisa ditambahi, dikurangi, dihapus atau bahkan diturunkan kalau muncul desakan di sana sini 😉 Mudah-mudahan ide ini bisa jadi gambaran sehingga tidak ada lagi orang yang salah jalan menempuh jalan terjal dan mendaki menjadi PNS, padahal itu sebenarnya tidak cocok untuk dirinya.
Jadi menurut saya, sekali lagi “menurut saya”, PNS tidak cocok untuk orang-orang seperti di bawah:
-
Orang yang ingin melakukan perubahan, perbaikan, membuat inovasi baru dan berharap itu akan terimplementasikan dalam waktu cepat. Perubahan, perbaikan berjalan lambat karena sistem (baik dalam konotasi baik maupun buruk 😉 ) sudah berjalan sangat lama dan turun temurun. Anda mau nekat? anak kemarin sore dan pahlawan kesiangan adalah gelar abadi anda 🙁
-
Orang yang tidak suka melihat uang dan anggaran dipermainkan, diputar-putar dan dipatgulipat. Orang yang memandang bahwa permainan anggaran, permainan perencanaan kegiatan adalah kegiatan yang salah, penuh dosa dan akan mendapatkan balasan setimpal di akherat kelak. Perlu dicatat juga bahwa banyak juga “PNS lurus” yang tidak menyadari bahwa beberapa fasilitas dan honor yang diterima adalah hasil subsidi silang dari kesemrawutan anggaran dan realisasinya.
-
Orang yang tidak suka sesuatu berjalan tidak sesuai dengan rencana atau anggaran yang jauh-jauh hari telah ditetapkan. Dalam rencana anggaran tertulis beli komputer Rp. 20 juta, ternyata harga sebenarnya hanya Rp. 5 juta, dan akhirnya sisanya dipakai untuk keperluan lain yang di luar rencana (honor, tunjangan, beras atau minyak goreng untuk karyawan).
-
Orang yang tidak tega memalak teman-temannya yang menjadi rekanan bisnis institusinya, dengan meminta kuitansi seharga Rp. 50 juta, padahal nilai pengadaan barang/jasa sebenarnya hanya seharga Rp. 25 juta. Si rekanan bisnis ini karena marginnya kecil, jadi ngemplang pajak, karena memang dia tidak menerima duwit sebesar itu. Perusahaannya bangkrut karena nggak kuat bayar pajak, akhirnya dia buat perusahaan lagi dan ngurus jadi rekanan lagi. Muter-muter terus coi … 🙁
-
Anak muda yang cerdas, berwawasan dan bisa mengeluarkan dan merangkumkan ide (pendapat) yang lebih brilian dan strategis daripada eselon diatasnya (eselon 4, 3, 2, 1) atau bahkan seorang menteri. Si anak muda ini ketika bertemu dengan bos yang tidak tepat akan disebut bahwa idenya terlalu strategis dan kurang tepat dengan golongannya yang rendah dan cocok untuk permasalahan teknis 😉
-
Orang yang tidak suka dirinya dan hasil kerjanya dinilai hanya dari absensi. Atau lebih lagi bagi orang yang tidak bisa kerja kalau sebelum kerja harus njeglok mesin absensi 😉 Apa yang anda perbuat, membuat proposal setebal kamus oxford, kerja lembur sampai subuh, membuat kerjasama dengan institusi atau organisasi di luar negeri, atau mengharumkan nama institusi karena anda berprestasi di luar, semua tidak akan dipandang kalau absensi anda jeblog. Kalau anda protes, maka anda akan diminta membaca UU No 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dan PP No 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Kalau perlu bacanya sambil nyungsep di laut saja mas … 🙁
-
Orang yang merasa kurang apabila bekerja sehari hanya 4 jam. Karena kemungkinan anda akan datang jam 8 pagi, njeglok absen, sarapan pagi sambil ngobrol sampai jam 10. Istirahat siang jam 12, kembali ke kantor jam 13:15, dan adzan sholat ashar jam 15:15 merupakan bel pulang kantor.
-
Orang yang memiliki jiwa enterpreneur dan selalu melihat segala peluang sebagai peluang yang kemungkinan bisa menjadi bisnis. Ketika jiwa enterpreneur ini diimplementasikan di tempat yang tepat hasilnya akan positif, tetapi apabila diimplementasikan di institusi pemerintah tempat bekerja, bisa jadi sumber korupsi yang maha dahsyat dan mengerikan. Orang ini diharapkan ketika melihat berjubelnya pendaftaran PNS dan mendengar keluhan 4 juta PNS di Indonesia tentang gaji mereka yang rendah selalu berpikir untuk mempunyai perusahaan dan bisa membuka lapangan kerja baru bagi 4 juta orang di Indonesia. Mungkin posisi itu lebih tepat.
Saya yakin bahwa sebagai anak bangsa, baik posisi kita ada di dalam maupun di luar institusi pemerintah, kita ingin dan sama-sama berdjoeang membuat republik kita ini lebih baik, lebih maju, lebih sejahtera dan disegani bangsa-bangsa lain. Seperti yang sudah saya sitir diatas, kadang PNS bukanlah pelaku, tetapi sebenarnya juga menjadi korban. Masih banyak “PNS-PNS lurus” yang siap melakukan perbaikan di negeri ini. Mari kita melakukan perbaikan semampu kita, baik dengan lisan, hati maupun dengan tangan. Dan jangan lupa untuk mensyukuri segala nikmat dan keadaan yang sudah Allah berikan kepada kita.
Wallahualam bisshawab.
bang romi sekedar sharing saja. memang tidak dipungkiri ada orang baik di lembaga atau instansi pemerintah. tapi saya pesimis dengan keadaan PNS kita. Ada cerita seorang staff ahli menteri dari departemen yang basah tentang PNS nakal. PAdahal menteri baru saja mengangkat mereka menjadi pejabat di jajaran departemen saja. Mereka tidak kurang satu apapun baik keahlian, pengalaman, organisasi, dan kerja mereka baik-baik saja. cuma apa yang kurang? Mereka tidak tahan untuk tidak KORUPSI!
Seorang menteri juga pernah curhat bahwa ia dimusuhi oleh hampir semua orang karena ingin menegakkan kejujuran. kalau menurut saya PNMS sekarang harus banyakan yang diganti sementara yang sedikit atau yang jujur tetap diperthankan.
Assalaamu ‘alaikum.
Saat ini saya bekerja sebagai tenaga honorer IT di sebuah balai penelitian. Honor saat ini saya terima 600rb per bulan, ditambah insentif dari kerjaan-kerjaan tambahan. Tapi masih belum memenuhi kuota, apalagi setelah anak pertama saya lahir. Banyak teman-teman menyarankan untuk bersabar, namun setelah membaca tulisan dan comment diatas yg ngga abis-abis saya kembali goyah untuk melanjutkan berdjoeang untuk menjadi PNS lurus atau kembali mengais rejeki di swasta yang penuh tantangan dan resiko.
Awal tahun 2009 ini ada beberapa kegiatan yang menyangkut IT, dengan nilai tidak kurang dari 200juta. Saya yakin (tidak bermaksud takabur) pada prakteknya nanti, 50% saya yang akan menggarapnya karena saya satu-satunya programmer disana. Sebagai orang yang pernah menjalani freelance diluar, tentu saya akan bertanya “Berapa yang akan saya dapat dari proyek itu ?”. Namun berapapun yang akan saya dapat, saya masih ragu halalkah uang itu ? Lain halnya bila status saya masih freelance atau meningkat bikin CV sebagai Independent Software Vendor, maka saya bisa tawar menawar nilai pekerjaan itu. Dan insya Alloh halalan toyyiban.
Sampai saat ini saya masih istikhoroh memohon kepada Alloh SWT untuk menunjukkan jalan yang terbaik, yang akan membawa keselamatan di dunia dan akherat. Mohon do’anya kepada Pak Romi, dan sahabat-sahabat semua.
Menjadi PNS bukan untuk mencari lahan uang tapi harus didasari dengan keikhlasan dan bekerja secara profesional,dengan begitu segala macam program baru dari pemerintah kujalani dengan ringan. masa kerjaku hampir 23 tahun , mengajar di Sekolah Dasar.
maaf komentarnya telat.
Saya juga PNS yg mungkin sama pendapatnya dengan anda. Perlu diketahui alasan utama saya jadi pns adalah ingin menggadaikan SK untuk digunakan sebagai modal usaha walaupun usaha saya sekarang belum berhasil (SK pengangkatan sebagai pns hanya bertahan kurang seminggu di rumah langsung dititipin ke bank)
Saya juga anti sekali dengan pengangkatan honorer menjadi pns karena rata-rata honorer adalah pengangguran atau orang yg tidak mau ambil resiko, juga mereka umumnya anak, istri, ipar dan keluarga pejabat. Kualitas mereka sangat rendah. Sama seperti menterinya, buat kebijakan yang akan memperparah birokrasi.
Tapi yang aneh lagi orang yang gagal jadi pns malah menuduh hal yg macam2 seperti :
1. Mau jadi pns pakai uang ; padahal tidak semua begitu. Saya dari daftar sampai lulus cpns cuma habis uang tidak lebih dari 30.000,- yg sebagian besar untuk ongkos. memang kebanyakan seperti itu tapi jangan pukul rata.
2. PNS korupsi ; kebanyakan juga begitu tapi saya sering menyampaiakan bantuan pemerintah ke penduduk sampai level terbawah dan mereka juga berusaha untuk korupsi. Saya juga pernah bekerja di perusahaan swasta dan situ juga ada korupsi. KESIMPULAN SAYA : KORUPSI HANYA MASALAH KESEMPATAN, tapi sebaik-baiknya adalah tidak korupsi
Pesan saya sebelum berkomentar tentang pns lihatlah dulu apakah ada diantara keluarga anda yg jadi pns. lihatlah yang terjadi diantara merekas
Asslamu’alaikum wr.wb.
maaf terlambat, tapi better late than never (betul nggak mas?)
Saya seorang PNS angkatan 2005 yang pada saat itu merupakan proses recruitment masal pertama untuk menjadi PNS.
Saya tidak pernah bercita-cita atau bermimpi untuk menjadi PNS, ikut proses recruitment hanya sekedar memenuhi keinginan orang tua. Tetapi nasib mentakdirkan saya untuk lulus dan akhirnya menjadi PNS. Saya lulus PNS tanpa meneluarkan biaya sedikit pun (kecuali biaya membuat surat lamaran dan ongkos test.
Saya sangat setuju dengan artikel yang Mas Romi tulis, semua hal diatas adalah BENAR adanya.
Mungkin (sekali) bahwa saya adalah orang yang (menurut Romi Satria Wahono) tidak cocok menjadi PNS, karana saya merasa cocok dengan kriteria 1-7 orang yang tidak cocok menjadi PNS (1x lagi menurut RSW).
pertanyaan saya :
1. Apa yang harus saya lakukan?
2. Apakah PNS yang masuk kedalam 8 kriteria diatas
bisa membuat perubahan dalam tatanan birokrasi
yang telah tercipta sekarang ini?
3. Apa yang harus di lakukan utuk merubah tatanan
birokrasi yang sudah ada? (menurut RSW)
4. Bagaimana mental dan jiwa (sebagian besar) PNS
sekarang ini? (menurut RSW)
demikian (dulu) pertanyaan saya, terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
*nb) apabila mas berkenan untuk menjawab, mungkin lebih baik lewat email, agar RSW dapat lebih bebas berpendapat dan untuk menghindari pensalah pahaman atas jawaban mas.
@hendra
wah hebat anda hanya membutuhkan 30ribu untuk sampai lulus ke cpns.
Saya sendiri membutuhkan dana kurang-lebih 500.000 rupiah untuk lulus persyaratan ini-itu.
Biaya 500.000 itu adalah biaya untuk mengurus:
1. surat keterangan kelakukan baik mulai dari rt-rw-kelurahan-kecamatan-polsek-polres.
Meskipun saya kenal baik dengan rt / rw, tapi tetap saja saya ingin memberi uang alakadarnya buat pa rt dan pa rw. Buat melegalisir di polres pun ga gratis lho! 1 lembarnya dikenai biaya 1000 rupiah.
2. Fotokopi dan legalisir ijazah terbaru.
Yang ini agak lebih mahal untuk legalisir, biayanya 2000 rupiah per lembar.
3. Surat keterangan sehat dari dokter pemerintah (harus dari rumah sakit).
Karena ga bikin kartu jamkesmas, yah lumayan hampir ngeluarin biaya hampir 40.000 rupiah
4. Surat keterangan bebas narkoba.
Ini surat harus dibuat di rs, pemeriksaannya pun dengan memberikan sample urin kita. Biayanya lumayan mahal 150.000-200.000 an
5. Surat keterangan sehat jiwa
Sama kayak nomor 4. biayanya sekitar 150.000-200.000an. tes ini melalui ngisi-ngisi macem psikotes gitu deh.
6. Biaya ngafdruk foto.
Macem-macem aja nih, foto kita kudu latarnya berwarna putih lah. Kepaksa deh kudu foto ulang. Biaya afdruknya 1 lembar foto 1000 rupiah. Mana kudu nyiapin hampir 12 lembar pas foto lagi.
Belum diitung bensin, uang parkir, makan dll, waduh emang kudu punya duit lumayan juga tuh buat MENUHIN PERSYARATAN-nya.
Ngurusin ginian tuh ngabisin waktu hampir 4 harian.
cape deh…!
Assalamualaikum wr.wb.
Makasih Mas atas pencerahannya…
banyak dari point2 tsb yg nyangkut pada diri saya.
Saya adalah PNS yg diterima pada penerimaan CPNS serentak thn 2004.sama seperti kawan2 diatas saya juga tidak pernah mimpi apalagi berhasrat untuk jadi PNS.Gara2 anter adik saya yg baru lulus smu ngelamar cpns. karena saya males nunggu berjam-jam akhirnya saya ikut ngelamar juga padahal saya sedang menunggu jadwal sidang skripsi S1 saya.singkat kata saya diterima adik saya tidak..Apakah ini ANUGERAH atau COBAAN ?
*Anugerahnya saya bisa bahagiain orangtua karena anaknya bisa jadi PNS,bisa bantu orang tua dan adik2 dan tentunya status bukan pengangguran yg menjadi beban negara dan ortu.
*Cobaannya saya harus mulai dari golongan terendah 2A,gak kenal siapapun,apalagi departemen dan ruang lingkupnya.
gak terasa udah berjalan hampir 4 thn pergolakan batin,terjebak sistem,kreativitas terbelenggu dll.
Bingung nih mas mikirin karir dan masa depan jd PNS….ada solusi gak?
Jadi PNS atau tidak ada pilihan masing-masing. Mungkin benar seperti yang disampaikan Mas Romi tidak mudah untuk menjadi PNS dengan tetap mengedepankan kejujuran dan idealisme. Tapi saya yakin dan percaya juga selalu ada PNS-PNS yang sungguh-sungguh berbakti untuk negeri.
Atas nama perdjoeangan …
Semoga saja Pak Romi berusaha maju untuk menjadi orang nomor satu di Negeri tercinta ini, amin.
yaruki ga aru no deshouka.
wuuusssh …. salam sesama PNS Pak Romi, … saya dapat postingan blog Anda dari pacar saya tercinta yang tiap hari denger saya ngoceh sana sini soal kerjaan saya jadi PNS huehehe
saya merasakan semua yang Pak Romi tulis mengenai orang yang tidak cocok untuk jadi PNS, kebetulan semua yang Bapak tulis masuk kriteria saya.
Saya terus terang tidak bahagia jika mendapatkan uang dari pekerjaan saya di luar gaji pokok dan tunjangan yang memang diberikan di lembaga saya. (itu uang rakyat, saya digaji dengan uang rakyat, jadi sebelum rakyat makmur rasa2nya tidak pantas saya tertawa memakan harta mereka) …
makasih yah analisanya … huehehehe … Anda mempermudah saya untuk menguraikan masalah hati saya
Wuiihhh….. analisis yang subyektif tapi mendasar…
Saya baru ketrima jadi PNS juga pak, tp dengan perjuangan yang cukup lah (banting idealis dan prinsip). Tp ternyata memang jalan hidup secara tidak kita sadari ada yng mengatur (walaupun kita lah yang menentukan atau setidaknya ingin menentukan).
memang benar sih apa yang di tulis pak Romi, tapi saya yakin semua bisa diperbaiki. Tidak semua kreatifitas kita dibatasin kok di PNS, justru ditantang untuk lebih kreatif. Kebetulan Departemen tempat saya bekerja sedang melakukan Reformasi Birokrasi, dalam arti menuju perbaikan di SDMnya.
Ibarat sebuah pisau bermata 2, jika di pegang oleh Ibu2, pisau menjadi alat yang bermanfaat bagi banyak orang karena digunakan alat bantu untuk memasak. Namun jika digunakan oleh seorang preman, pisau jadi barang “haram” karena digunakan untuk kejahatan.
Begitu juga PNS, kita Posisikan sebagai apa, itu pilihan kita. Mau bermanfaat atau merusak semuanya di tangan kita masing-masing.
Berbeda dengan Usaha yang tidak halal, dengan niat apapun dan kreatifitas apapun tidak akan mengubah posisinya. Ibarat daging Babi (untuk muslim) mau dimasak dengan cara apapun atau dimakan oleh Kyai sekalipun, namanya babi itu haram.
mudah-mudahan sharing saya tidak menyinggung siapapun, memang tujuannya bukan menyinggung…
thx pak Romi. Tulisan yang Oke.
Pak Rommy,
Apa yang anda katakan adalah benar.
Salam hangat,
Tommy
Binusian 2006
mahasiswa anda
Mantap!!!
Saya sangat setuju dengan pesan bang Romi, PNS berjiwa statis sering dianggap sebagai pelaku kriminal. seperti kerbau yang dicocok hidungnya karena nasib tergantung pada “penilaian pimipinan”.
Terus terang saja, saya menjadi PNS karena ingin membahagiakan orang tua.Awalnya saya pun tidak tahu apa itu PNS. karena tidak ada satupun di lingkungan saya yang menjdi PNS. maklum, jauh dari kelurahan.
Saya ingin sekali mengungkapkan isi hati sebagaimana yang dituliskan bang Romi. Kini saya sudah lega, karena bang Romi telah merumuskannya dengan sangat cerdas. trimakasih
Status: Sedang mengkaji madzhab bang Romi. 😀
kapan yah mental saudara-saudara PNS kita dapat mengarah ke 8 karakter tersebut?
Namaku Wahyu. Asal Kebumen. Aku mau kasih info mungkin kamu tertarik dengan program kami. Hal ini terpikir ketika teman kami di daerah kalteng butuh pulsa mintanya ke saya yang di jateng. Karena di desanya jauh dari counter pulsa. Untuk beli pulsa ke counter dia bisa menghabiskan ongkos 50000 lagipula selisih harganya dengan di jawa bisa 1500an. akhirnya saya tawari program pulsa2000 kami dia merasa ini harus ditawarkan sama teman2 lain.
Kalo berminat teman teman bisa kirim email nanti saya kasih gambaran program kami atau coba buka http://www.pulsa2000.com
alamat emailku wahyunurbani@hotmail.com no hpku. 081226956729
Betul mas,..saya merasakan apa yang mas sampaikan (terutama dari no. 1 s/d 7 semuanya pass sama yang aku rasakan sekarang..) tapi bagaimana lagi..saya cuma pegawai rendah yang gak pinter kaya si mas..pengen keluar juga harus mikir2 lagi..sopo nanti yang mau nampung..tapi sueer..saya cape sama kondisi kerja skrg.. (saya juga di puslit biologi lipi, pernah datang konsultasi ke si mas soal digilib di lt. atas gd PDII th.2005an pasti mas lupa..kalo saya masih ingat). Now i’ve to survive & adapted with all ridicolous conditions, and pray to god, wish to find the best solution for me..
Good article, mas.
Sebagai seseorang yang memperhatikan operationalnya negara Indonesia, saya bisa mengerti perjuangan hati seorang PNS yang menginginkan system yang lebih baik.
Waduwh, sebagai seorang CPNS, saya merasa tertohok membaca artikel ini. Tetapi saya masih optimis bahwa di masa yang akan datang, dimana pegawai-pegawai muda yang idealis akan dapat membawa perubahan (ke arah yang lebih baik tentunya). Doakan kami,ya. 🙂
Hebat, bang. ente memang pas mencari tema isi blog. 300 sekian comment. Anyway kalau mereka yang bermental baik tidak ada yang mau jadi PNS,… terus siapa yang mau memperbaiki ? Mas, bisa memperbaiki dari luar lewat “gugahan”, “kritik” yang paling pedas sekalipun, namun, dukung juga, angkat mereka yang mas tahu berpotensi untuk memperbaiki institusi negara ini dari lingkar dalam. Bina mental mereka untuk tidak terbujuk, caranya ya beri jalan mereka untuk sejahtera selain dari hasil korupsi. fair kan ? Sebagai seorang RSW yang sudah mulai melegenda… (istilahnya bu Tuti Ibawardani… selebritis) mari melihat secara wholepack, utuh. meri berjuang mas, kebetulan saya dari dalam, bantu saya untuk survive agar mampu mencapai level pembuat kebijakan/keputusan. let’s see the difference… (hopefully the development)
Aduh Pak Romy, makin ancur saja hati ini baca 8 rumusan ntu, apalagi poin 2&3… Saya baru 2 tahun jadi PNS, tapi sudah bolak balik mikir ‘kerjaan ini berkah ato kutukan sih buat saya?’
Salam kenal pak…
Membaca artikel Pak Romy, jadi inget masa awal-awal jadi PNS dulu (1997-98). Di saat orang lain sangat mendambakan jadi PNS bahkan sampai “nyogok” untuk jadi PNS, waktu itu saya malah sempat stress hampir dua tahun karena ketrima jadi PNS (Guru). Awalnya hanya ingin membahagiakan orngtua ndaftar PNS (maklum pak orang desa), e malah ketrima.
Sampai saat ini dalam hati saya masih menyesali garis nasib yang saya terima ini, namun lama-lama memang inilah suratan takdir yang harus saya terima dengan ikhlas dan lapang dada…
Betul apa yang Bapak tulis, memang PNS tidak cocok untuk ….. Saya sendiri merasakan pak sampai saat ini. Apalagi di lingkungan pendidikan, guru kayak sudah “terlelap tidur” di tambah lagi sekarang dengan pemberian “cuma-cuma” dengan sertifikasi dengan hanya ngumpulin berkas. Mau profesional dan berkualitas kok “kayak pengepul” ngumpulin berkas n gaji 2 xlipat. Duh lihat lingkungan, rasanya pingin berontak pak… Teman-teman susah diajak maju, birokrasi n pejabat pendidikan ya gitulah. Kalau kita lebih maju diomongin sok lah, dll. Akhirnya yang saya lakukan sekarang ya, justru “manajemen diri” agar tidak terbawa arus dan belajar n terus belajar… Kapan ya pak sistem ini berubah? Lantas siapa ya yang berani merubah?
Terimakasih pak, tulisan Bapak menjadi pencerahan untuk saya.
assalamualaikum…
pak, mumpung saya masih mahasiswa…tapi saya kuliah cos dapet beasiswa pemerintah en dah teken sblom’y bakalan mengabdi sbg PNS kalo dah lulus kul. gimana atuh pak? kaya’y saya “terlalu idealis” jika mo jadi PNS…apalagi kaya’y saya masuk kategori2 yang 8 itu. mohon pencerahannya ya pak. trim’s sblom’y…
betul pa Romi gara2 takut saingan ma uang suap, waktu seleksi aku ga make ijazah terakhir tapi pk ijazah sltp, mohon doa supaya aku bisa tetap istiqomah walaupun berjuang diawali dengan mungut sampah tiap hari di instansiku
saya pns daerah di kabupaten
apa yg bapak sampaikan di tulisan ini semuanya ada benarnya.
kalo bisa disimpulkan, pns itu banyak makan hatinya pak.
btw, mohon ijin copy paste ya pak.
yahhhhhh memang payahhhhhhhhhhhh PNS dahhhhhhhh
tapi tergantung sihhhhhh dari orangnya temen saya ada yang ibunya menjadi PNS dri thn 74 sekarang katanya udh 1 thn lagi pensiun….tapi banyak pengorbanan yang dialami……karena departemennya dulu pernah dibubarkan dari kurang lebih ribuan pegawai ternyata dia tidak dirumahkan karena dulu dia berpredikat pns yang rajin masuk dan rajin tugas dan menolak adanya patpatgulipat…….tdk seperti teman2nya yang sangat haus dengan harta rakyat……masuk semaunya kalo masuk cuma ambil gajian doang tapi hasilnya……dari punya mobil4 rumah3 gatanggung diderah2 strategis rumahnya……sekarang ngontrak ga tau gimana nasibnya…… memang klo awalnya baik maka hasilnya baik dan sebaliknya seperti pepatah orang IT GIGO garbage in garbage out……………….
Hampir semuanya sesuai dengan kenyataan. Mungkin keadaan bisa semakin baik, tapi tidak bisa diketahui kapan. Lagipula, bagaimana bisa semakin baik jika generasi muda yang bisa dikatakan calon penerus:
1. Dikenalkan dengan seniornya dengan cara perploncoan (masih terjadi di PTN dan PT non N tertentu)
2. Dikenalkan dengan dosen-dosennya dengan cara “mempersulit” kelulusannya (ini juga terjadi)
3. Merusak pagar yang dibayar dari uang rakyat yang mereka “bela” (hehehe.. yang ini ada di TV)
ctt: beberapa orang bahkan merasa bangga dan hebat jika melakukan hal-hal di atas dan merasa bersalah jika tidak melakukannya, lalu meneruskannya ke generasi selanjutnya. Jika dinasehati, mereka akan merasa tersinggung dan akan menzalimi kita (yang ini saya alami sendiri).
Mungkin benar juga bahwa mulai saat ini kita harus lebih mandiri serta dapat mengambil pilihan tegas antara “ya” dan “tidak” untuk menjadi PNS, apapun janji-janji yang ditawarkan (termasuk pensiun sekalipun), karena menyaksikan kerusakan sistem dari dekat memang lebih menyakitkan daripada patah hati (jika tidak kuat mental mungkin bisa gila).
Tapi lebih dari itu, hal semacam ini tidak dapat dikhususkan pada PNS saja. Ini terjadi pada lapisan manapun dan satu-satunya alasan bagi pelaku kerusakan untuk tidak melakukan hal-hal yang merusak adalah adanya jaminan akan balasan yang setimpal. Jika tidak ada balasan, apa ruginya bagi mereka? Toh itu membuat orang tersebut semakin bangga dan merasa hebat.
Jadi, mari kita belajar membuat Game dengan XNA Game Studio dan DirectX!
Mungkin emang bener bngget sebagian PNS tuh kayak gitu, tapi gak semua kali ya……
Yang jelas saya yaQn ketika mereka melakukan sebuah keJANGGALAN dlm menjalankan kePNS an mrk, HATI NURANI ga bisa diboongin…… God Job aja dewh!!!
kalo pns kayak di amrik dan eropa seperti apa yah ? sama gak dengan yang di indonesia
Pa…berarti karakter saya ga cocok u/ PNS..
Makanya Pa kalo ada lowongan PNS saya ga pernah mau ikut.
Kok yang bapak tulis ada didalam diri saya ya…
Sebenernya yang diomongin bang romi kurang pas,,, karakter seperti yang disebut diatas, malah bagus kalo pns seperti itu. Cuman masalahnya waktunya sekarang kurang tepat. Ibaratnya orang macam bang romi ini kan lampu ditutup jerami, masih ada cahayanya cuman ga banyak berguna karena ketutupan jerami, yang salah itu yang naruh lampu, bukan lampunya…
Makanya revolusi itu penting…
Soalnya aku jg pns…, dan jadi tukang komputer di tempatku kerja, tp bingung mo keluar pa ga ya ?? soale disini baunya minta ampun….!!!!!
Saya sangat setuju dengan abang-2 semua, saya salah salah satu anggota lsm di malang, ternyata say juga melihat kebobrikan pns-2 , terutama pns depag, salah satu kepala sekolah dimalang sebut saja di jalan bandung , jelas-2 melakukan manipulasi uang di tempat lembaganya, dan kayaknya didukung depag kota, rencananya kami mau melaporkan dana yang dikorupsinya, yaitu dana bos ke kpk dan ditjen kepegawaian depag pusat, draft dan bukti sudah siap , tolong langkah kami juga di dukung teman-2
Mas, pprestasinya hebat.apa gak berat tuh tanggung jawabnya?
keren mas, prestasi itu mungkin anugerah yang perlu di pertanggung jawabkan
Bung Rom…
berdiskusi dengan berdebat sama apa nggak ya?
kalau berdebat dengan membela diri, sama apa nggak ya?
kalau membela diri dengan 1001 alasan dibenarkan ngga ya?
katanya…katanya sich…
orang jepang selalu mengakui kesalahan.. dan tidak suka beralasan..
orang jawa juga lho…
he…he…. Rame banget ya stiap blognya Bang Rom.
memang…Trubel maker..he….he.
hebat topik ini ni… bertahan 2 tahun masih dikoment. salut buat mas romi!!!
PNS : dicaci tapi juga dicari hahahahaha… pisss!
setuju om,,, klo jadi pns susah berkembang oleh karena itu saya lebih milih kuliah di ptn biasa daripada ke ptn ikatan dinas padahal udah keterima (hehehe,,,,)
gw bagian dari pns nih,, tpi pns plus, penuh disiplin dan aturan, kalau gw sih nikmatin banget ni pekerjaan, krena memang dah cita2, biar kliatan gagah pke uniform, dan gw bersyukur banget, dengan uang gaji gw bisa berkreasi tanpa henti, termasuk bikin antena wajan, nyontek dari yg udah jadi bikinan orang, skrg jangan heran klo di perumahan instansi gw banyak tutup panci di atas atap, demi pasilitas internet yg makin digemari, jadi, pns ga menutup kita untuk berkreasi, yang penting kita rela berkorban, seperti berkorbannya seorang ibu kepada anak nya.. hidup ini pengorbanan,, nanti ada saatnya enak trus, yaitu di surga, so friend, siapa pun anda, pns atau bukan, tetaplah berkreasi untuk kepentingan ummat, minimalisir mudharat, insya Allah kemuliaan dari Allah akan kaliat dapat, tak peduli itu pejabat atau pun rakyat, kelas teri ataupun kakap semua mendapat kesempatan untuk meraih kemuliaan, so ITTAQULLAH
mending jadi koruptor yang dermawan drpd kyai yang pelit…salam perjuangan.. M E R D E K A
PNS, Pekerjaan yang di Benci tapi banyak juga yang CINTA
bapak ni punya sikap mental dan pandangan yg samadengan 2 dosen saya dikampus , sama-sama doktor lulusan Amrik, punya job lain selain ngajar dikampus, dan mereka berdua selalu bilang kalo pns bukan jadi job utama tapi sekedar status aja, cozz jadi pns tu gak pernah cukup buat biaya hidup mereka, jadilah kedua dosen saya tu jadi pengusaha pertambangan emas dan trainer… tapi saya tetep sependapat ama ummu irsyad, saya cuma pengen abinya anak2 pergi jam 7.30 am dan uda plg sore tnp perlu korup, kan gak mau juga ya ngasi makan dgn duit haram buat anak istri…
Saya siap jadi salah satunya mas . . .
ternyata menjadi PNS sangat tidak cocok buat saya . . .
the real entrepreneurship . .
tetap dalam perdjoeangan . . .
Begitulah lingkaran kehidupan PNS…
Tapi selama PNS itu punya ketrampilan komputer dan ikhlas bekerja…pasti ada aja yang harus dikerjakan..
Tetapi kalo sudah tidak mau belajar komputer terus pilih2 pekerjaan jadinya ya nggak ada kerjaan!!!!
Kadang PNS senior malu belajar komputer, lebih senang pekerjaan lapangan atau manual yang seiring waktu akan terkikis habis karena komputerisasi….
PNS kita gembung tapi kualitasnya nggak segembung jumlahnya….manajemen aparaturnya juga manejemen kasihan, terlalu banyak maaf…jadi mau diapakan lagi?
Bahkan bagi yang Yunior sering diakali dan ditumpuki kerjaan…sehingga pimpinan ikut2an juga memerintah langsung ke Yunior…gaji sama tapi volume kerjaan beda sudah begitu yang rajin kerja dianggap penjilat atasan dan pengin dapat duit banyak…
Saya heran dengan fenomena ini….Senior dan Yunior bisa nggak satu visi…
Begitulah lingkaran kehidupan PNS…
Tapi selama PNS itu punya ketrampilan komputer dan ikhlas bekerja…pasti ada aja yang harus dikerjakan..
Tetapi kalo sudah tidak mau belajar komputer terus pilih2 pekerjaan jadinya ya nggak ada kerjaan!!!!
Kadang PNS senior malu belajar komputer, lebih senang pekerjaan lapangan atau manual yang seiring waktu akan terkikis habis karena komputerisasi….
PNS kita gembung tapi kualitasnya nggak segembung jumlahnya….manajemen aparaturnya juga manejemen kasihan, terlalu banyak maaf…jadi mau diapakan lagi?
Bahkan bagi yang Yunior sering diakali dan ditumpuki kerjaan…sehingga pimpinan ikut2an juga memerintah langsung ke Yunior…gaji sama tapi volume kerjaan beda sudah begitu yang rajin kerja dianggap penjilat atasan dan pengin dapat duit banyak…
Begitulah fenomena ini….Senior dan Yunior bisa nggak satu visi…
sunny#: saya setuju dengan pendapat anda”, beberapa hari saya mentraining beberapa PNS di suatu instansi pendidikan di daerah kabupaten , mereka memang perlu banyak belajar tentang IT untuk bisa memajukan instansinya.
Waduh, pantesan mas setiap saya mo daftar PNS sering males ngurus2 nya harus ke Polisi lah, Depnaker lah… bla… bla… bikin pusing … Makanya ga pernah ikutan.
Cape deh …. blom ngantri nya… bikin puyeng.
Ya .. walaupun ada ‘iklan’ bebas biaya… ?????
Tetep aja kali …
Assalamualaikum Mas Roni,
Saya baru beberapa hari ini menjalani pekerjaan menjadi cpns di salah satu instansi pemerintah (bidang saya ketika kuliah dan kerja sebelumnya adalah I.T), namun baru beberapa hari pula itu saya juga merasa pusing dan ragu apakah ini jalan hidup yang saya ambil, terus terang saya merasa tidak kerasan, setiap saat selalu melihat jam kapan pulang. padahal sebelumnya ketika bekerja di perusahaan sebelumnya, saya bahkan sampai tidak sadar kalau sudah malam karena asiknya bekerja, dan bercanda dengan teman sekerja yang menurut saya lebih klop (di tempat sekarang lebih banyak ibu-2 atau bapak-2 yang benar-2 berbeda cara pikirnya).
Ketika sedang pulang, saya bertemu dengan teman satu cpns satu angkatan yang juga sebelumnya pernah kerja di swasta, dia juga menceritakan hal yang sama, walaupun alasannya mungkin sedikit berbeda (yang jelas bukan gaji) ketika dia melihat sekelilingnya hampir tidak ada kerjaan.
Setelah saya membaca tulisan mas rony ini saya jadi berpikir keras apakah saya mengundurkan diri saja, toh saya masuk kesini (Alhamdullilah sepengetahuan saya) memakai jalur yang normal berusaha tanpa ada KKN atau semacamnya. Terus terang ditempat lama saya merasa ide saya lebih terakomodasi, lebih cepat dengan perubahan dan saya bisa mengembangkan diri saya lebih sesuai bidang saya, hanya saja sayang ketika itu saya berpikir mengenai status saya yang masih kontrak dll (faktor orang tua , kemapanan dll). Namun untuk kembali terjun ke dunia lama saya merasa takut juga nanti susah menemukan pekerjaan lagi.
kira-2 ada saran untuk saya tidak mas Ron?
Assalamualikum, halo P.Romi,
pak, ciri2 yg Anda sebutkan di atas kenapa ada semua didalam diri saya? he3..
Selama ini pola pikir saya dianggap berbeda di antara teman2 krn saya suka hal2 baru, tidak mudah menyerah dan selalu punya ide yg kdg2 dianggap tidak realistis..
Sekarang saya bisa membuktikan bahwa mereka salah, saat ini saya berhasil terpilih menjadi mahasiswa berprestasi undip 2009 salah satunya karena pola pikir optimistis dengan ide2 yang kadang dianggap remeh oleh dosen saya..saya berhasil membuktikan kalau saya bisa.
Pak Romi dan rekan-rekan pecinta diskusi ttg PNS, Jujur saya katakan bahwa apa yang dikatakan oleh Mas Romi ada benarnya, namun tidak bisa dipukul rata sama semuanya. karena saya adalah seorang pegawai yang bekerja di lingkungan instansi pemerintahan di bidang pendidikan, begitu juga suami saya, seorang PNS di lingkup pendidikan juga. Saya dan suami sering merasakan pekerjaan yang tidak ada habis-habisnya (malah kadang makan siang dan sholat juga telat, ini yang dosa kan, karena terbentur deadline pekerjaan yang harus diselesaikan.(walau kami sering mengeluh, namun sering menghibur diri sendiri, smoga gaji yang kita dapatkan halal, karena keringat yang kita keluarkan pada saat bekerja). Namun tidak dipungkiri pula, bahwa di tempat kami bekerja pun, ada sebagian teman kami yang tidak bekerja dgn baik, malah terkesan malas-malasan, itu yang membuat kadang hati ini kesal. selain itu, kalau kita berbeda pendapat dgn mereka tentang anggaran yang digelembungkan, korupsi waktu, pemerasan uang atas layanan kita ke publik dll, kita dimusuhi oleh mereka, jadi capek deh hati ini. satu lagi, 12 tahun kami jadi PNS, untuk mengajukan cuti tahunan pun kami agak sulit, karena tidak ada peluang “waktu yang santai” dan bebas dari rutinitas kewajiban. jadi intinya, tidak semua PNS jelek dan suka korupsi, tapi memang sistem di Indonesia lah yg hrs segera dibenahi….Stuju????? SEMANGAT
Wah, artikel yang mencerahkan..
Saya betul2 tidak cocok jadi PNS.. Lebih baik jadi pengusaha saja..
Sukses pak..
mmg apa yang anda sampaikan benar adanya untuk kondisi skrg ini krn kita maklum jk peran pns ya mmg sbg alat negara msh spt jaman2 belanda dulu. Tp Insyaallah dengan adanya reform birokrasi,rasionalisn n tranform personel,reform kultural dan remunern penghasilan yang sedang di giatkan saat ini mk hipotes anda akan tumbang dengan sendirinya, mari kita tunggu tanggal mainnya.