PNS Tidak Cocok Untuk …
Menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil), bagi sebagian orang Indonesia adalah sebuah dambaan, meskipun bagi sebagian lagi yang lain mungkin keengganan. Menjadi dambaan banyak orang sehingga antrean pengambil formulir pendaftaran CPNS selalu membludak setiap tahun. Orang merelakan apapun yang dia miliki untuk menjadi seorang PNS, baik uang puluhan juta rupiah, harga diri, dsb. Meskipun sudah ada upaya dari pemerintah untuk memperbaiki masalah rekrutmen PNS, baik melalui hukuman dan perbaikan sistem, tapi tetap saja masalah sogok, suap, atau apalah namanya adalah fakta yang terjadi di masyarakat.
Alhamdulillah saya tidak perlu melewati itu semua, karena kebetulan saya menjadi PNS bukan lewat jalur penerimaan biasa, tapi lewat beasiswa sekolah luar negeri dalam program STAID (sebelumnya bernama OFP dan STMDP) yang diinisiasi pak Habibie. Well, meskipun saya tidak pernah bercita-cita menjadi PNS, saya harus ikhlas melaksanakan perjanjian yang dulu saya buat sebelum berangkat ke Jepang. Dan secara dewasa saya harus mengakui bahwa ini adalah jalur jalan kehidupan saya, paling tidak sampai ikatan dinas 2n+1 saya berakhir ๐
Jujur, saat ini saya merasa fatique, penat dan bosan dengan kehidupan saya sebagai PNS. Mohon maaf bagi rekan-rekan saya sesama PNS, sekali lagi saya tidak bermasalah dengan anda semua, saya cinta anda semua dan sedang berdjoeang seperti anda-anda semua ๐ Yang saya penatkan adalah behavior, sistem dan birokrasi yang ada di dalam institusi pemerintah. Biasanya yang menentramkan saya adalah sahabat saya yang lagi nongkrong di jerman, yaitu Made Wiryana yang sering mengatakan bahwa, yang paling gampang itu memang kalau kita memilih berdjoeang di luar, bebas dan tidak terikat. Penghargaan yang besar kepada rekan-rekan yang memilih berdjoeang di dalam institusi pemerintah, membuat inovasi serta perbaikan dari dalam.
Nah saya ingin menshare suatu ide, pandangan dan referensi sebelum saudara-saudara saya tercinta di seluruh Indonesia memilih untuk menjadi PNS. Tentu yang saya sampaikan ini masih bersifat subjektif, masih hanya analisa di satu atau dua institusi pemerintah, dan perlu satu langkah diskusi, survey atau penelitian yang komprehensif sebagai upaya objetifikasi ide. Poin-poin yang saya sampaikan di bawah juga masih bisa ditambahi, dikurangi, dihapus atau bahkan diturunkan kalau muncul desakan di sana sini ๐ Mudah-mudahan ide ini bisa jadi gambaran sehingga tidak ada lagi orang yang salah jalan menempuh jalan terjal dan mendaki menjadi PNS, padahal itu sebenarnya tidak cocok untuk dirinya.
Jadi menurut saya, sekali lagi “menurut saya”, PNS tidak cocok untuk orang-orang seperti di bawah:
-
Orang yang ingin melakukan perubahan, perbaikan, membuat inovasi baru dan berharap itu akan terimplementasikan dalam waktu cepat. Perubahan, perbaikan berjalan lambat karena sistem (baik dalam konotasi baik maupun buruk ๐ ) sudah berjalan sangat lama dan turun temurun. Anda mau nekat? anak kemarin sore dan pahlawan kesiangan adalah gelar abadi anda ๐
-
Orang yang tidak suka melihat uang dan anggaran dipermainkan, diputar-putar dan dipatgulipat. Orang yang memandang bahwa permainan anggaran, permainan perencanaan kegiatan adalah kegiatan yang salah, penuh dosa dan akan mendapatkan balasan setimpal di akherat kelak. Perlu dicatat juga bahwa banyak juga “PNS lurus” yang tidak menyadari bahwa beberapa fasilitas dan honor yang diterima adalah hasil subsidi silang dari kesemrawutan anggaran dan realisasinya.
-
Orang yang tidak suka sesuatu berjalan tidak sesuai dengan rencana atau anggaran yang jauh-jauh hari telah ditetapkan. Dalam rencana anggaran tertulis beli komputer Rp. 20 juta, ternyata harga sebenarnya hanya Rp. 5 juta, dan akhirnya sisanya dipakai untuk keperluan lain yang di luar rencana (honor, tunjangan, beras atau minyak goreng untuk karyawan).
-
Orang yang tidak tega memalak teman-temannya yang menjadi rekanan bisnis institusinya, dengan meminta kuitansi seharga Rp. 50 juta, padahal nilai pengadaan barang/jasa sebenarnya hanya seharga Rp. 25 juta. Si rekanan bisnis ini karena marginnya kecil, jadi ngemplang pajak, karena memang dia tidak menerima duwit sebesar itu. Perusahaannya bangkrut karena nggak kuat bayar pajak, akhirnya dia buat perusahaan lagi dan ngurus jadi rekanan lagi. Muter-muter terus coi … ๐
-
Anak muda yang cerdas, berwawasan dan bisa mengeluarkan dan merangkumkan ide (pendapat) yang lebih brilian dan strategis daripada eselon diatasnya (eselon 4, 3, 2, 1) atau bahkan seorang menteri. Si anak muda ini ketika bertemu dengan bos yang tidak tepat akan disebut bahwa idenya terlalu strategis dan kurang tepat dengan golongannya yang rendah dan cocok untuk permasalahan teknis ๐
-
Orang yang tidak suka dirinya dan hasil kerjanya dinilai hanya dari absensi. Atau lebih lagi bagi orang yang tidak bisa kerja kalau sebelum kerja harus njeglok mesin absensi ๐ Apa yang anda perbuat, membuat proposal setebal kamus oxford, kerja lembur sampai subuh, membuat kerjasama dengan institusi atau organisasi di luar negeri, atau mengharumkan nama institusi karena anda berprestasi di luar, semua tidak akan dipandang kalau absensi anda jeblog. Kalau anda protes, maka anda akan diminta membaca UU No 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dan PP No 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Kalau perlu bacanya sambil nyungsep di laut saja mas … ๐
-
Orang yang merasa kurang apabila bekerja sehari hanya 4 jam. Karena kemungkinan anda akan datang jam 8 pagi, njeglok absen, sarapan pagi sambil ngobrol sampai jam 10. Istirahat siang jam 12, kembali ke kantor jam 13:15, dan adzan sholat ashar jam 15:15 merupakan bel pulang kantor.
-
Orang yang memiliki jiwa enterpreneur dan selalu melihat segala peluang sebagai peluang yang kemungkinan bisa menjadi bisnis. Ketika jiwa enterpreneur ini diimplementasikan di tempat yang tepat hasilnya akan positif, tetapi apabila diimplementasikan di institusi pemerintah tempat bekerja, bisa jadi sumber korupsi yang maha dahsyat dan mengerikan. Orang ini diharapkan ketika melihat berjubelnya pendaftaran PNS dan mendengar keluhan 4 juta PNS di Indonesia tentang gaji mereka yang rendah selalu berpikir untuk mempunyai perusahaan dan bisa membuka lapangan kerja baru bagi 4 juta orang di Indonesia. Mungkin posisi itu lebih tepat.
Saya yakin bahwa sebagai anak bangsa, baik posisi kita ada di dalam maupun di luar institusi pemerintah, kita ingin dan sama-sama berdjoeang membuat republik kita ini lebih baik, lebih maju, lebih sejahtera dan disegani bangsa-bangsa lain. Seperti yang sudah saya sitir diatas, kadang PNS bukanlah pelaku, tetapi sebenarnya juga menjadi korban. Masih banyak “PNS-PNS lurus” yang siap melakukan perbaikan di negeri ini. Mari kita melakukan perbaikan semampu kita, baik dengan lisan, hati maupun dengan tangan. Dan jangan lupa untuk mensyukuri segala nikmat dan keadaan yang sudah Allah berikan kepada kita.
Wallahualam bisshawab.
Tanggapan tuk comment mr. Acwin:
I think Acwin is not ready to change.. (dan sembunyi dibalik perjuangan guru dan rakyat yang lulusan SD,SMP,SMA. bukannya mereka hanya lulus SD,SMP,SMA karena uang negara dikorupsi).
Saya paling ga suka anda mengatakan bahwa pedagang hanya nyari uang. Anda saat ini bisa menggunakan komputer karena visi seorang pedagang. Pedagang adalah salah satu pihak yang mendorong kemajuan suatu negara, PNS adalah pihak yang memberi lingkungan yang nyaman sehingga pedagang bisa mendorong kemajuan bangsa.
Kalo anda sudah ga suka (atau iri) dengan pedagang yang lebih kaya dengan anda, berarti anda bukan PNS yang baik. Tugas anda seharusnya membuat pedagang tadi lebih kaya lagi sehingga bisa mengangkat Indonesia, bukannya malah menganggap anda lebih baik karena anda tidak mencari duit.
Menurut anda lambat laun PNS akan maju juga? Sekarang sudah ga saatnya lambat laun pak! Sekarang orang sudah pada lari meninggalkan kita karena orang seperti anda menganggap lambat laun kita akan maju juga, tanpa mau usaha alias mencari kenyamanan.
Rasulullah diturunkan ke bumi bukan untuk mencari kenyamanan pak. Kalo Indonesia mau step to the next level, ga mungkin bisa nyaman. Masak mau lulus kuliah tanpa ujian (yang jelas ga nyaman).
Saya ingin kontak pak Acwin, tapi sayang ga ada blog atau alamat emailnya. Kalo mas Romi ada email atau cara lain yang bisa menghubungkan saya dengan pak Acwin, saya senang sekali karena saya ingin berdebat dengan pak Acwin.
saya mau sharing aja. sebagai PNS saya cukup senang, karena walaupun memang benar yang dikatakan pak romi tentang birokrasi, sistem, dsbnya dalam PNS tidak baik, tetapi ada sisi positif yang bisa saya ambil, yaitu peluang untuk berkembang. mungkin kita gak bisa hindari segala macam sistem yang semrawut tsb, tapi kita bisa “positif thinking” perihal pengembangan diri sendiri, syukur2 bisa membantu mengembangkan lingkungan kantor disekitar kita dalam artian jenis kegiatan pekerjaan (not money oriented loh).. karena sy melihat sedikitnya ada kemajuan dalam pola kerja terutama diinstitusi tempat saya bekerja sekarang. ada kesempatan luas mengemukakan pendapat dan mengajukan usulan untuk perbaikan diinstitusi sendiri, setidaknya ada niat untuk memperbaiki sistem kerja. tapi maaf untuk memperbaiki sistem keuangan, sy tidak bisa komentar banyak karena saya tidak berkecimpung dibidang tersebut. memang benar sy terkejut juga melihat permainan dalam menegosiasi dg rekanan dalam hal pembangunan atau pengadaan barang. wuih… it’s ridiculous… oiya ada satu lagi yang aku gak habis pikir dengan cara pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan setiap tahunnya di setiap instansi pemerintah. apa iya mereka harus mencari kesalahan yang absurd? tidak pernahkah mereka jujur juga dalam melakukan tugas mereka? perlukah mereka mendapat imbalan dari institusi yang sedang diperiksa, bukannya mereka sudah ada anggaran sendiri sebagai petugas pemeriksa?? soalnya dalam rencana anggaran tidak ada anggaran khusus pemeriksa… (it’s just my thinking) maaf kalau ada yang tersinggung yach…
Saya setuju dengan 8 butir pengejawantahan PNS selama ini. Ingat anda masih 2n+1 berarti anda masih harus nongkrong jadi PNS dulu. Saya khawatir banyak teman-teman anda pada awal masuk PNS yang punya pemikiran seperti anda. Begitu pulang studi dari luar negeri, fasilitas untuk penelitian (sory PNS peneliti) dalam negeri(institusi bekerja) sangat minim. Nongkrong juga, kerja sambilan di luar berarti anda harus menghianati perjanjian dosa juga khan? pada akhirnya terbawa arussssssss. Tapi saya yakin kalau anda penya prinsip walaupun bagaimana tetap menjalankan 8 point diatas, tidak pernah ada ruginya walau anda sendirian. Salut pada anda
Setuju!!!!
Kebetulan saya juga seorang PNS….
setelah saya 1 bln bekerja, saya sudah merasa penat n bosan…apalagi skrg sdh 2 thn…ingin rasanya menjerit…apakah ini nasib saya??apakah ada peluang utk saya utk mencari pekerjaan yg lebih baik lagi?…saya berharap semua PNS di negeri kita ini bisa menjadi contoh yg baik…lebih punya perasaaan…saya tidak bisa berkata-kata lagi….cukup sekian dan terima kasih..(PNS BGT yach??/)..hehehheheheh….lam kenal dech….
Merubah budaya memang tidak mudah. Perlu waktu yang lama dan istiqomah. Barangkali perlu revolusi budaya PNS…tapi siapa mau jadi korbannya….Bukankah revolusi pasti ada korbannya,…sekecil apapun
Salam kenal yah…
Joko
@Dino: aduh pak, bukannya saya mau menenggelamkan diskusi ini. Tapi bukankah sudah cukup jelas disebutkan dalam komentar balasan Pak Romi terhadap Pak Acwin? Masalah PNS atau tidak PNS sekali lagi itu hanyalah salah satu jalan hidup, tidak lah kita menyalahkan jalan hidup itu. Tidak pula kita harus salahkan hal lain. Yang harus direnungkan adalah, (sambil mengutip) “Jangan bertanya apa yang telah negara (bangsa) berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang telah kamu berikan kepada negara (bangsa)”
Saya sengaja menambahkan bangsa dalam tanda kurung. Karena (jangan GeeR Pak Romi..) salah satu PNS yang memberikan kontribusi kepada bangsa yah bapak yang punya blog ini dengan IKCnya. Mas Acwin juga dengan ilmu yang diberikannya kepada murid-murid di kelasnya, dan mungkin Pak Dino dengan gelar MBA-nya nanti dapat memberikan nilai tambah kepada bangsa, minimal diri sendiri.
Bagi saya, kembali kepada 3 hal amalan yang abadi pahalanya yang salah satunya adalah ilmu yang bermanfaat. Salut to you Mr. Romi, salut to you Mr. Acwin, and salut to all PNS and Non-PNS who struggle for our country.
So, panjang lebar gini.. konklusinya adalah..
PNS ato gak PNS, bukan itu masalahnya.. tapi apakah kita mau berjuang untuk orang lain? untuk bangsa? untuk negara? bukan cuma untuk diri sendiri (harta, tahta, dan -maaf- wanita)
Maaf kalau ada kalimat yang salah, maklum ijazah saya cuma D3 Akuntansi.. hehehe..
Yuuup Mas Romi
Waaah saya tergelik juga untuk komentar……
Dosa besar yang sulit di ampuni oleh Sang Maha Pencipta bertambah satu lagi…… yaitu “Kesalahan Membuat Sistim”
Sistim yang ada seperti benang kusut, sehingga kesulitan membedakannya. Bukan lagi seperti belajar teknik Digital “0” dan “1” atau “Hitam” dan “Putih”, tetapi hitam dan putih sudah berbaur melahirkan variant baru ” abu-abu”.
Tinggal kita pandai memilah dan memilih kecendrungan variant baru itu apa condong ke hitam atau putih.
Semoga Allah memberi ilmu pada kita untuk dapat membedakannya, SEMOGA…….
saya cuma baca sekilas, dan membaca sebagian komentar dari para komentator dan disana juga saya ikut-ikutan jadi komentatornya.
saya adalah pegawai kontrak yang bisa dikatakan sudah 3 tahun menjadi tenaga tidak tetap di dinas.
dan membahas tentang pekerjaan di (pekerjaan pns) tidak semuanya santai-santai seperti yang dikomentarkan, bahkan ada banyak yang siang malan kerja.
bahkan bagi saya, untuk mengambil libur saja hampir tak bisa. sabtu dan minggu sering digunakan untuk kerja. bahkan tidak hanya di kantor, pekerjaan itu sampai dibawa kerumah, sampai yang mengerjakan juga dibantu istri juga saudara.
jadi tak selamanya pns itu (walau saya belum jadi pns) kerjanya cuma leha-leha.
jadi kesimpulannya (menurut saya) bahwa pns hanya bekerja santai-santai itu gak benar secara keseluruhan.
Yah gitu tp ibarat sepakbola kalau kita gak ikut jd pemain kita g bs ngrubah permainan????
Salam kenal mas Romi,
Apa yg anda lakukan dengan dot com nya luar biasa, keep on the track.
Sedikit tanggapan dengan polemik statement pembenaran anda untuk tidak memilih menjadi PNS, itu hak anda dan juga rekan-rekan yang lain yang sama-sama pernah menikmati beasiswa hutang dari LN, puas? puass? puas.? (maaf mengutip keyword-nya tukul).
Apapun dalih, alibi, pesan moral yang anda bawa, mari kita kembalikan kepada HUKUM yang seharusnya berlaku. Setahu saya (semoga tidak salah), kontrak dinas untuk menjadi PNS apabila mendapatkan beasiswa sudah pasti ada. Dan ini yang sedang anda coba berkelit. Kalau sudah menjadi PNS, apapun pahitnya (gaji kecil, fasilitas minim, kreatifitas terbelenggu, moral dipertanyakan, jalan akhirat jauh dsb dsb) adalah konsekwensi yang harus dilaksanakan. Kalau tidak, ada jalan keluarnya. Kembalikan uang tersebut 2 x nya, sesuai dengan perjanjian HUKUM yang telah disepakati. Hitung kasar saja, uang saku untuk S-1 di Jepang 5 tahun x 12 bulan x Yen 150.000,- = 9 juta yen, Uang Kuliah 5 tahun x 1 juta yen = 5 juta yen, Total 14 juta yen. Kali 2 = 28 juta yen. Kurs tengah saat ini 1 yen = 75. Maka anda harus membayar ke negara 28 juta yen x Rp. 75 = Rp. 2,1 milyar. Cukup murah untuk orang sekelas anda kan.
Tidak bisa anda berkelit, dengan membangun komunitas dot com anda merasa sedang membayar hutang tersebut kepada rakyat. Tidak Bisa.
Koruptor tidak bisa berdalih akan mengembalikan hutang dengan konversi yang berbeda. Pengemplang BLBI tidak bisa menyatakan membayar hutang dengan membangun rumah sakit misalnya. Tetap saja, koruptor akan diminta kembali uang yang telah di korup, plus dengan konsekwensi tidur pulas dalam penjara.
Ok, kalaupun anda tidak mau membayar sesuai dengan Hukum yang telah disepakati. Banyak diantara rekan-rekan ex-pns beasiswa LN yang mencoba mengganti alamat rumah, menyembunyikan indentitas dsb. TAPI INGAT !!!, ADA yang MAHA TAHU perbuatan tersebut. Kalau masalah hutang tidak bisa diselesaikan di dunia, kelak ALLAH SWT lah yang akan meng-hisab hutang tersebut. Kasihan Ahli Waris anda, saat sebelum dimakamkan saat pihak keluarga menanyakan, apakah ada hutang dari almarhum yang belum terbayarkan semasa hidupnya, mohon segera disampaikan kepada ahli waris supaya segera dilunasi sebelum mayit ini dikuburkan ?
Lha kalau ada wakil pemerintah di acara penguburan tersebut berkata, ADA ! Almarhum pernah mendapat beasiswa hutang dari Luar Negeri, dan tidak konsekwensi menjadi PNS 2n+1, dan tidak mau membayar uang pengganti kepada negara sebesar 2,1 milyar rupiah . Lalu ahli warisnya mau bayar pake apa ??? kalaupun ahli warisnya ndablek juga, nggak mau bayar. Enak aja bayar 2,1 milyar, yang menikmati sekolah di LN kan si mayit, ya dosanya tanggung sendiri ! nah kasihan deh lu
Sekali lagi, dulu sebelum dapat beasiswa, anda dan teman-teman ex-beasiswa LN adalah WONG NDESO. Lha biaya sekolah saja harus minta subsidi pemerintah dengan konsekwensi menjadi PNS yang gajinya kecil. Lha sekarang begitu dapat titel dan harta yang melimpah kok Lali asale rek.
Sekian dan mohon maaf apabila ada kata-kata saya yang kurang berkenan bagi anda dan teman-teman sekalian
# Wahyuutomo: Coba dibaca lg mas artikel saya, berkelitnya di mana yah ๐ Dalam berdiskusi yg sehat, hati boleh panas tapi kepala harus tetap dingin. Lebih fair lg kalau data anda lengkap hehe …
Point 1………….8…. SETUJU….. tapi harus ada orang – orang yang mempunyai semangat dan berhati “lurus” untuk berada di PNS , agar kondisi ini bisa berubah, kalau tidak ada yang masuk PNS, bagaimana bangsa ini bisa berubah….
Setuju mas Romi, tapi gak berarti PNS yg ada sekarang itu “gak beres” semua. Soalnya saya sendiri PNS. Beberapa rekan2 saya yg sudah “tidak mampu menahan rasa gerah” satu persatu mulai mengundurkan diri dari status PNS-nya dan memilih berwiraswasta ato bekerja di beberapa perusahaan ๐ Lucky them… Saya gmana ya? Kayaknya masih ingin bikin perubahan, biarpun itu kecil… sekalian mempertahankan keberlangsungan pembelian Susu buat si kecil. ๐
# wahyutomo
cukup keras jg tanggapan Anda, tapi Bung Romi sudah memberikan rambu-rambu kepada kita semua khususnya saya yg lagi mikir 2x mau jadi PNS karna bujukan teman2 yg sudah menjadi PNS.
Saya yakin semua tergantung niatnya dan saya juga sangat yakin bung Romi tidak punya niat buruk seperti yg bung wahyutomo jelaskan.
Saya tidak mau men-judge bung Romi seperti yg Anda jelaskan. coz indeed, yg paling lebih tahu adalah Allah SWT. Kita saling bersaudara sesama muslim, semoga Allah selalu memelihara kita dari Api Neraka.
pak…gak ada kalimat lain yang bisa saya katakan, selain….saya setuju sekali dengan tulisan anda di atas……bahkan saya kira masih banyak point2 yang lain….
saya seorang pemuda yang…gak tau kenapa jika mendengar….pns….wahhh…imej jelek itu langsung muncul di otak saya….males, santai….wahh pokoknya sama seperti yang anda tulis di atas…setelah baca tulisan anda diatas…saya merasa gak sendirian….ternyata ada orang yang mempunyai….pemikiran like what i have….ya kan coyyy….. ๐
. ironisnya…..orang tua saya, sangat mengingankan anaknya menjadi pns…..
wahhh…bingung nihhhhhh…………..
saya juga seorang PNS, dan masih baru, baru 3 taon. saya melihat di unit kerja saya, orang pinter dan punya pendidikan tinggi masih sangat diperlukan di institusi pemerintah, mereka2 inilah yang di harapkan bisa melakukan perbahan, sebab, mereka2 inilah orang orang yang di anggap mempunyai intelektualitas yang tinggi, di karenakan, sebenarnya institusi pemerintah sangat kekuarangan SDM yang intelektualitasnya tinggi, banyak yg bergelar tp banyak yg didapat bukan dari kuliah. POLRI seperti penerimaan AKPOL baru2 ini, mereka merekrut khusus untuk S1, di harapkan, nantinya mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan.
sebenernya, seorang enterprenuer juga sangat di perlukan di institusi pemerintah, karena, jiwa seorang enterprenuer yang di antaranya pekerja keras, jujur, pantang menyerah, penuh gagasan baru dll sangat di perlukan untuk melakukan perubahan di negeri ini.
memang kalau di kaitkan dengan gaji PNS tidak ada apa-apanya. tetapi saya bingung, kenapa secara tidak langsung menjadi barometer harga sembako di negeri ini ????
wah rangkuman pengalaman pribadi mas romi …….. tapi bener2 cocok.
sayangnya banyak orang idealis/ profesional akhirnya masuk kepelukan sistem birokrasi ( akhirnya pengen dan seneng jadi PNS )
seharusnya memang sistem birokrasi kita harus direformasi sehingga menghasilkan PNS yg profesional
yah.. saya setuju dengan 8 hal yang dikemukakan mas romi ๐
saya seorang PNS bekerja pada tahun 1987 dengan pendidikan SLTA setelah sepuluh tahun kerja baru saya menyelesaian S1, Lembaga Adimistrasi Negara dengan susah payah karena gaji pada waktu itu hanya 240 Ribu, jadi menurut saya sekarang sudah sepantasnya kalau gaji PNS dinaikkan diatas UMR, Dulu PNS dipandang sebelah mata karena penghasilan dibawah standar. Perlu diketahui kebijakan pemerintah sekarang tidak pernah memihak kepada rakyat buktinya banyak dep/lembaga yang direstruktursisasi dengan alasan efisiensi tetapi pejabat negara, kepala daerah, legislatif berlomba-lomba menyelewengkan uang negara. Berjamaah menjadi trend di INDONESIA tetapi berjamaah masuk penjara. Jadi sekarang setelah ditinggal era ORDE BARU malah carut marut sistem yang sudah ada tidak ditabrak sana sini dengan alasan demokrasi ?
MAU DIBAWA KEMANA TATANAN DAN BUDAYA REPUBLIK INI ?
Saya hanya guru bahasa Inggris yang biasa mengajar IELTS, TOEFL, GMAT, GRE, SAT untuk murid2 saya yang akan ke luar neger, baik biaya sendiri (sedikit sekali, tapi sebagian besar dari mereka mendaftar juga untuk beasiswa) maupun berburu beasiswa ke LN (porsi terbesar, 85%). saya menemukan situs ini ketika sedang mencarikan informasi beasiswa dan segala perniknya untuk tambahan informasi murid2 saya.
Banyak juga fresh graduates yang ingin masuk menjadi PNS dengan alasan karena akan mudah mendapatkan fasilitas untuk melanjutkan sekolah S2 S3 ke luar negeri
Maaf, belum selesai terpencet, gaptek. hehehe. Ini lengkapnya Saya seorang ibu, guru bahasa Inggris plus maths yang biasa mengajar persiapan IELTS, TOEFL, GMAT, GRE, SAT untuk murid2 saya yang akan ke luar negeri, baik biaya sendiri (sedikit sekali, tapi sebagian besar dari mereka mendaftar juga untuk beasiswa) maupun yang berburu beasiswa ke LN (porsi terbesar). Saya menemukan situs ini ketika sedang mencarikan informasi beasiswa dan segala perniknya untuk tambahan informasi murid2 saya.
Banyak juga fresh graduates di antara mereka yang ingin masuk menjadi PNS dengan alasan karena akan mudah mendapatkan fasilitas untuk melanjutkan sekolah S2 S3 ke luar negeri karena PNS dan yang berbau DIKNAS memang masih anak emas bagi yang ingin mendapatkan beasiswa. Mudah-mudahan setelah mereka pulang nanti keadaan di negeri ini sudah semakin baik karena banyak Romi2 yang mampu tetap bertahan sebagai PNS dan memperbaiki dari dalam semampu dan sesuai dengan jalan yang mereka buka, sehingga adik2 dan anak2 kita yang brilliant tidak justru lari bekerja tidak untuk negeri yang sama kita cintai ini. Amien
Sedihnya PNS = 8 poin yang sudah diketik oleh Romi ๐
Setuju banget, Pak!
MAs sebuah dilema ketika anak bangsa yang termasuk 8 poin orang yang tidak cocok jadi PNS tersebut tidak terdapat dalam instansi pemerintah yang notabenenya adalah pelayan rakyat. Jadi apakah yang mengurusi negara ini haruslah di isi oleh orang-orang yang bermental penipu, pencuri dan lain sebagainya…akan dibawa kemana bangsa ini……????
salam kenal mas
hihihi kebetulan saya juga PNS tapi alhamdullillah saya diterima ga pake sogok2an segala–lha saya kere.sejak menjadi PNS saya lgs dipekerjakan di perguruan tinggi swasta (employer lama saya),sehingga 8 poin yg disebut di atas ga berlaku di lingkungan kerja saya dan saya juga belum pernah merasakan kerja di lingkungan seperti itu (amit2 de).saya sendri baru sadar klo kerjaan di kantor2 govt pada kek gitu. seyem deh.
jadi takut deh klo nantinya ditempatkan di kantor2 yg berkarakter kek disebut di atas.aaadddoooowwww.
emang bener kerja itu bukan hanya tuk cari uang, yang paling penting dari esensi bekerja adalah kepuasan batin dan pengakuan atas hasil kerja.
klo mo buat perubahan yax jadi politisi dunks… awal ne jd caleg di DPRD, trs bupati/walikota trs jd gubernur…trs jd presiden nah klo dah jd presiden silahkan melakukan perubahan…tapi presiden juga bekerja dgn PNS itu. klo PNS nya ga berubah yah percuma apa yg dilakukan presiden….kek lingkaran setan. sooo sebaik apapun program presiden klo PNS nya ga nyambung ya percumaaaaa.
kalau Mas Romi jadi atasan PNS pasti melakukan hal yang sama seperti itu…. berarti belum mengerti bagaimana mengelola keuangan suatu instansi pemerintah yang minim dana tetapi kegiatan seabrg….. harus jalan ke mana mana ngurus ini dan itu….
seninya seorang pimpinan instansi pemerintah itu ya disitu … kenapa nggak ditanya kenapa melakukan itu semua?,
Dengan mendapat response seperti yang terjadi pasti membuat mas Romi seneng dan bangga dah bebas dari LIPI dan aturan pemerintah…..
semoga ditempat baru nggak menerima dana yang nggak tahu dari mana ya….
Sekarang ini:
PNS = Pengkhianat Negara dan rakyat Sipil
Kalo Mr. Romi atau orang idealis lainnya jadi presiden dan pejabat tinggi, maka:
PNS = Pahlawan Negara dan rakyat Sipil
menyambung komen ami,
AMIN YA ALLAH
Hai aset negara (orang pinter dan idealis) yang ga tahan dan memilih kabur ke LN: kembalilah kalian ke pangkuan ibu pertiwi, bersatulah dan selamatkan kami dari belenggu penjajahan bangsa sendiri
dengan pertolongan Allah, kalian pasti bisa berbuat sesuatu yang dasyat untuk RI
kami siap menunggu instruksi dan rela dikendalikan oleh kalian
kali ini aq ngikutin gayanya anggota DPR zaman OrBa
S E T U J UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU
hmm.. melihat dan membaca berbagai postingan sebelumnya, membuat saya mikir lagi nih…
seorang freshgrad dari PTN di Sby, dan lulus seleksi sebagai CPNS salah satu Departemen di Jkt dan sebentar lagi harus daftar ulang….
gimana ya?…
niat awal saya adalah, memperoleh penghidupan dan pekerjaan yg layak dan halal, serta bisa menjamin hidup saya nantinya..karena udah ada rencana untuk nikah :D…
mas2, bapak2… ada saran?
Message: Siip… Ternyata yang terpikir di om romi sama dengan saya. Walaupun status saya bukan PNS, tetapi saya terlibat langsung dengan kegiatan yang diadakan oleh Institusi Pemerintahan. Saya merasa dibohongi, ditipu, dan dikerjain habis-habisan.
Tahun 1998 saya adalah salah satu mahasiswa yang pernah menduduki gedung DPR/MPR dalam rangka menuntut reformasi bagi bangsa ini. Sampai sekarang, saya merasa jiwa reformasi masih ada dalam diri saya. Sehingga dengan kondisi alam pemerintahan seperti ini membuat saya sangat sedih.
Bahkan saya selalu menolak apabila diajak kerjasama lagi dengan mereka, yang ujung-ujangnya nanti adalah saya sebagai korban.
Apakah perlu saya dan temen2 mahasiswa menggulirkan rovolusi?
tety wrote:
referensi : pemilik ilmukomputer.com
https://romisatriawahono.net/2006/06/28/pns-tidak-cocok-untuk/
sebelumnya, maaf bagi yang tidak
berkenan..di browse aja url di atas ๐
Saya juga PNS spt. Mas Romi. Saluut buat posting PNS (28 Juni 2006) masih di-comment sampai hari ini (12-Desember 2007). Perlu masuk rekor MURI nich. Kebanyakan PNS (termasuk saya juga denk)datang pagi terus nge-net (yang nggak ada hubungannya dengan kedinasan) bagi yang ada fasilitas internet ato baca koran sampai ke iklan-iklannya ato nggosip bagi PNS putri terus makan ke kantin ato jalan ke mall balik lagi ke kantor udah jam mau pulang. Yaa… terus pulang. Jadi kapan kerja buat kedinasannya donk? Ini mungkin tapi pasti 90% PNS. Yang 10%nya sich bener bener kerja…………………..meureun.
wong pinter koyo kowe kok pns, eman-eman mas. mending metu golek perusahaan sing wani mbayar ke staid. right man on the wrong place.
usulnya mas persib yang bicara banyak banyakan coment, boleh liat ini dulu http://ihateindon.blogspot.com/2007/11/i-hate-indon.html#links wew! banyak banget comentnya. Apa keuntungan yang dia dapat? komentarin dong mas Romi
saya juga PNS, ada benarnya juga apa yang sdr romi satria katakan, saya mungkin termasuk orang dengan beberapa kategori yang dipaparkan diatas., terutama butir 1 dan 7, walaupun bagaimana, saya juga bisa mengambil banyak hikmah dari apa yang dialami selama ini. seperti fasilitas yang minim, tetapi dituntut kinerja tinggi. belum lagi banyaknya kolega kerja yang justru merasa marah jika ada satu atau dua orang punya ide dan baru mau mengimplementasikannya. itu saja.
Posting yg bagus, saya baru baca pdhal dah lama ya. Sedih jg membacanya, karena saya sendiri melihat & mengalaminya.
Entah drmna mesti mengubahnya, mungkin istilahnya mesti potong satu generasi. Yah mungkin kt ubah mulai dr diri sendiri aja deh.
salam kenal mas romi…
kutipannya sederhana tapi menarik dan juga harus diperhatikan bagi orang2 yang ingin menjadi PNS.sebenerny saya juga ad niatan tuk jadi CPNS tapi nanti setelah usia saya diatas 30 karena menurut saya PNS itu menjamin hari tua.walaupun saya tahu lika liku tentang PNS seperti yang mas romi kutip. sekarang saya sudah menyelesaikan studi D3 informatika dan bekerja (magang) di sebuah perusahaan.karena saya masih muda, saya ingin terus berusaha tuk maju dan siapa tau niatan masa tua saya tsb berubah menjadi lebih baik.amiiiiiiiiiiiiiiiin.
* mengamini tulisan mas Romy *
Salam kenal mas romi,
sayang banget saya baru baca. Udah beberapa bulan ini saya menjadi cpns. Selama beberapa bulan saya mengalami dilematis. Emang ya jadi pns itu susah-susah gampang. Dilain pihak kita pingin bener2 kerja karena kita udah digaji. Tapi bagaimana bisa kerja klo kerjaan diborong ama bos-bos. Ujung2 dapat kerjaan tapi hasil kerja orang lain yang dapat nilainya (klo bagus) klo jelek tetap kita yang salah. Beda banget waktu kerja di swasta. Tapi dengan adanya posting mas romi, saya jadi semangat lagi karena ternyata saya nggak sendiri. Saya yakin Indonesia akan lebih baik klo pnsnya jujur, kreatif dan semangat untuk perubahan. Amin.
ijin menautkan ke http://kertasputih.wordpress.com/ B.
semoga sukses
pinginnya sih begitu mas, tapi mau bagaimana lagi untuk kerja di swastapun sekarang yg dilihat almamater kampus, jadi ya kalah bersaing donk….
jadi pegawai NeGri CaPe Dehh
klo saya nilai pegawai negri tuh kalo kalau ada pekerjaan yang masih ada di bikin sulit ngapain di bikin gampang…..=))
beda dengan kita sebagai pegawai swasta/ IT kalau ada pekerjaan yang susah ngapain di bikin susah atau di bikin sulit…. saya rasa pasti pegawai negri nanti banyak yang masuk neraka….hiiihi=)) mentrinya yang ngerti agama aja korupsi ๐
asw. terima kasih poin-poin berharganya di atas, seharusnya kita bijaksana dan bijaksini dengan posisi kita dimana saja berada, dan sebagai apa saja fungsi dan tugasnya maka harus berusaha sebisa dan semampu mungkin dari dalam dan dari luar sistem berdjoeang memperbaiki mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil, dan mulai sekarang ke arah yang lebih baik. (…aa gym neh) let’s make things better than before, nobody is perfect and I’m nobody.
Salam,
Unang.
bismillah
minta maap pada semua yang setuju dengan pendapat mas romi. tapi menurut saya, judul tulisa yang harus di ganti : “PNS harus dimasuki orang :….”
karna menjadi keawajiban kita untuk merubahnya. bukan menjauhinya.
wallahualam