Software Engineer Sebagai Sebuah Profesi
Saya mendapat satu slot waktu untuk berbicara tentang profesi Software Engineer pada acara PHP Developers Day 2008 di PDII LIPI tanggal 19 Juni 2008 kemarin. Sebenarnya bingung juga mau ngomong apa :). Karena yang ke arah technical sudah cukup diwakili om Luri, om Rama, om Irving, om Riyogarta dan om Risman, akhirnya saya putuskan untuk menarik proyeksi ke titik lebih tinggi, “nggedabrus” masalah yang lebih strategis, relatif abstrak dan mungkin buram alias nggak jelas … hehehe. Acara PHP Developers Day 2008 yang dibikin LIPI, IlmuKomputer.Com, dan Zend ini memang unik. Moderatornya nggak jelas karena dipegang om Hendro yang kadang ijin untuk ngurus kambingnya di luar :), jadinya waktu bisa cepet or molor sesuai dengan mood pembicaranya … hehehe. Tapi yang pasti makanannya uenak, maknyus, jempol dua 🙂
Diskusi saya awali dengan data yang menarik, 10 orang terkaya di Indonesia dan 10 orang terkaya di Amerika. Di Indonesia, ada nama nama Aburizal Bakri, Sukanto Tanoto, dsb. Sedangkan di Amerika, Bill Gates tak tergoyahkan, diikuti Paul Allen, Larry Ellison (Oracle), dsb. Ada sesuatu fenoma unik apabila kita lakukan komparasi pada kedua data ini. Olala, orang terkaya di Indonesia sebagian besar karena bisnis yang berhubungan dengan sumber daya alam (minyak, batubara, emas, dsb), sebagian lagi adalah broker, dan boleh dikatakan sebagian besar kaya karena keturunan. Di lain sisi, sebagian besar orang Amerika yang masuk daftar sebagai orang terkaya, hampir tidak ada yang berbisnis sumber daya alam, semuanya bermain di knowledge capital alias berbasis pengetahuan. Bahkan data menunjukkan bahwa mereka memang orang besar yang memulai bisnis dari kecil, pekerja keras, berkubang lumpur, dan di waktu mudanya mereka sangat memahami masalah teknis berhubungan dengan bisnisnya.
Bagaimanapun juga, sumber daya alam akan habis dalam waktu dekat, otomatis bisnis dengan cara seperti ini tidak akan bertahan lama. Indonesia dan SDMnya mau tak mau harus memikirkan untuk mencoba bermain di bisnis berbasis knowledge capital yang relatif bisa bertahan lebih lama. Software engineer adalah profesi dan peluang baru yang saya yakin akan menjadi besar di Indonesia. Di Amerika sendiri, dalam beberapa tahun ini software engineer bertahan di nomor urut pertama untuk 50 best jobs in America. Bahkan dominasi software engineer mengalahkan profesi university professor, financial adviser dan human-resources manager.
Tidak bisa dipungkiri bahwa seperti juga negara berkembang lain dalam fase pembangunan fisik (infrastruktur), mungkin network engineer lebih “laku dijual” daripada software engineer. Tapi kalau kita mau mempelajari laporan IDC Professional Developer Model pada tahun 2004, diperkirakan jumlah pengembang profesional di Indonesia adalah 56.500 orang (menyumbang 0.5% dunia) dan akan meningkat sampai 71.600 orang di tahun 2008. Jumlah software house di Indonesia juga tercatat meningkat ke arah diatas 250 perusahaan, dan diperkirakan akan menjadi dua kali lipat pada 5 tahun mendatang. Ini modal besar dan tentu peluang yang sangat besar yang sayang kalau dilewatkan.
Setelah menyajikan analisa berbagai data, saya masuk ke sedikit sejarah dan teori bagaimana terminologi software engineering muncul. Diawali sebuah conference bertema pengembangan software di tahun 1969, yang dipicu terjadinya software crisis di dunia. Software crisis muncul karena lahirnya komputer generasi ke 3 yang sudah mulai menggunakan IC, bentuk komputer lebih kecil dan perubahan berbagai teknologi semakin memudahkan kita mengembangkan software berskala besar. Masalahnya, ini tidak diimbangi oleh adanya metodologi yang tepat berhubungan dengan bagaimana software yang kompleks dikembangkan. Industri dan pengembangan software tidak bisa lagi dipandang lagi seperti industri kerajinan tangan atau perkebunan. Pendekatan informal tidak cukup efektif baik secara biaya, waktu dan kualitas dalam pengembangan software. Metodologi dan proses yang standard, termasuk juga software engineering body of knowledge kemudian disusun dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan riset dan teknologi. Software engineering menjelma menjadi sebuah disiplin ilmu baru. Pekerjaan yang berhubungan dengannya akhirnya mengkristal menjadi suatu profesi unik yang sangat di cita-citakan para mahasiswa jurusan computing di berbagai belahan dunia. Apa itu? Software Engineer ? Ya iya lah, masak ya iya dong … hehehe
Diskusi saya tarik kembali ke Indonesia, ada banyak hal yang harus disiapkan dalam membentuk SDM dengan profesi software engineer ini. Paling tidak yang saya perhatikan perlu kita benahi dan soroti adalah sebagai berikut:
-
Memperbaiki kurikulum pendidikan jurusan computing, khususnya bidang Software Engineering termasuk untuk development technique, standard methodology, certification, management, dan entrepreneurship
-
Keterlibatan pemerintah diperlukan dalam membuat pipa antara software developer dan pasar, juga masalah kebijakan proteksi ke perusahaan software lokal
-
Mengarahkan SDM software engineer kita untuk memiliki keunggulan defacto (kreatifitas) dan keunggulan dejure (degree) sekaligus, dalam level sesuai dengan kemampuan yang bisa diraih
-
Membina para spesialis software engineer kita untuk menjadi seorang versatilist, karena Gartner Group memperkirakan dalam laporan khususnya bahwa dalam tahun 2010, pasar IT dunia akan dikuasai oleh para versatilist, yang menggerus 40% lapangan kerja spesialis
-
Yang terakhir, manfaatkan Internet sebagai alat softmarketing, personal branding dan knowledge sharing. Dengan populasi lebih dari 1 miliar pada tahun 2008 ini, mau tidak mau, suka tidak suka, kita akan masuk, bersentuhan dengan Internet dan secara tidak sadar Internet membentuk kultur dan behavior baru dalam kehidupan sehari hari. Sekali lagi tidak ada satu media massapun yang akan bisa menandingi oplah media bernama Internet ini.
Lima poin diatas seperti biasa, saya jelaskan, uraikan dan argumentasikan kepada audiense secara riil dengan mengambil contoh apa yang saya lakukan saat ini baik dalam kerangka bisnis, education dan social-networking. Materi dan screenshoot lengkap silakan dipelajari dari materi saya di bawah.
Download materi lengkap: romi-softwareengineer-pdiilipi-19juni2008.pdf
Selamat berdjoeang wahai para software engineer Indonesia, giliran anda sudah datang!
Ah, jangan terlalu banyak muluk-muluk namun nggak ada follow up-nya Pak. Yang seperti ini sudah sangat klise. Jangan cuma beri ceramah aja, tapi jadikan segala sesuatu jadi kenyataan di masa yg sulit bagi negara kita. Bagaimana mau mengambil kebijakan proteksi software, mengarahkan SDM software engineer untuk unggul dan memiliki pekerjaan dibidangnya serta pemanfaatan internet marketing, jika ekonomi masih begini ? Untuk menggalakkan warnet…susah jika listrik semakin naik, untuk proteksi software…susah jika harga software gila-gilaan (mending ke mangga dua, bisa eksprerimen di rumah dengan modal Rp. 25.000,-), untuk lapangan kerjaan Software Engineer…susah jika perusahaan di Indonesia masih sedikit yg tahu efisiensi di bidang IT.
Jadi intinya…ekonomi musti yg paling harus dipulihkan dan tugas Bapak untuk meyakinkan perusahaan2 di Indonesia akan arti pentingnya IT bagi efisiensi waktu dan uang serta efektifitas kerja.
Jadi sebaiknya jangan membual dengan hal-hal yg tidak penting.
#Mahasiswa STMIK Inti: Lha saya memang praktekkan selama ini kok mas hehehe. Saya nggak akan cerita kalau nggak ada pengalaman riil, lagipula saya kurang pandai bermain-main teori 🙂 Memulihkan ekonomi gimana mas caranya? 🙂
Lho kok Pak Romy malah tanya ke kami soal memulihkan ekonomi ? Itu khan tugas mereka-mereka yg di pemerintahan, kita mahasiswa hanya bisa bantu sesuai bidang keilmuan kita.
Kami tidak minta Bapak memulihkan ekonomi dengan memberikan saran-saran kepada pemerintah atau yang lain, namun saya yakin Bapak ‘expert’ di software dan lobby dengan perusahaan-perusahaan (sebab kami lihat di portfolio). Itu yang kami maksud. Kalau Bapak tidak pandai teori apalagi kami.
tp mungkin yang terkaya kebayakan dari pajak, la wong pajak indonesia tertinggi se asia.
mas web ya saya link yang di WP
Pak,….saya bingung sebenarnya kalo merancang sistem infomrasi melalui proses analisa dan perancangan sistem informasi dan hasilnya adalah aplikasi berbasis windows aplication interface
maka hasilnya itu disebut software atau program aplikasi….
Terima Kasih….
Salam kenal Pak Romi. saya ardy lbh dikenal sbg aredie. numpang Copy and Paste untuk 10 Recipe Success Keysnya yg saya publish juga di blog saya.
MOCP = Master of Copy Paste
Pak, Saya tamat kuliah dengan embel-embel majoring di SE, tp koq saya kayak gada feel di SE nya itu sendiri yah?
Apa karena saya kurang minat untuk membaca artikel yang notabene teknikal (tesis orang, penelitian orang, dll).
Gimana sih pak suapaya tumbuh minat membaca itu?
terus, sebaiknya sekarang ini apa yang sebaiknya saya lakukan?
Saya jadi takut kalau saya jadi orang yang ga tau apa yang saya mau. Mudah-mudahan di jauhkan Allah.
maaf pak? mo nanya
d porfolio bapak lum ada bmg, knapa?
emang seh kalo bapak tahu di situ jaringan internetnya awut2an…
tolong bantu bmg pak…
sekedar pemberitahuan bahwa bmg butuh jaringan sistem yang baik dan cepat, coz buat ngejar target 5menit pencapaian info gempa dan tsunami k masyarakat…
Hi, Pak Romi. Saya mau nanya kira2 ada nggak manfaat blog atau situs pribadi dari segi economi. terimakasih, masalah nya saya pengen punya situs pribadi dan dapat keuntungan dari situs tersbut. ok sekian dulu . Thanks. sucess always for U
terus software engeenering itu apa sih pak. sebenarnya saya cukup intens terhadap semua yang berkaitan tentang komputer, yah paling tidak saya bisa sedikit sperti pak romi, he he. terimakssiiii Pak.
tolong bgi uang nya pak, eeh salah tolong bagi ilmunya pak . matur suwun.
makasih banget mas romi!
tulisan ini bener2 memotivasi!
lage² telat…..
setelah sekian bulan di posting baru bisa di baca….
kenapa medaan selalu ketinggalan yah…..
gimana kalau pemerintah buat PT khusus teknik informasi yang gratis, mungkin bisa berbisnis pake iptek. selama ini masalahnya kan uang
I totally agree with this idea! Betul sekali pak! Negara kita punya SDM yang baik! Yang kita belum punya adalah standar, plus penerapan standar itu sendiri di dunia Software Engineering dalam negeri. Mungkin hanya beberapa kawan yang kebetulan beruntung bekerja di perusahaan2 swasta yang menerapkan standar (kayak CMMI) sudah menerapkan standar2 dalam dunia SE, cuman mesti kita akui bahwa masih banyak perusahaan IT lokal yang menerapkan metode hajar bleh dalam operasional perusahaannya (bikin software-nya). Pengakuan software engineer sebagai sebuah profesi tentunya harus dibarengi juga dengan penetapan standar2 tersebut (tentunya lebih mengkhusus kepada standar yang sesuai dengan kondisi bisnis software dalam negeri).
Wah, kepanjangan… saya komentari dari blog saya saja ah (semoga sempat bikin postingannya, hehehe…).
Software Engineer sebagai sebuah profesi? Tentu saja! Kenapa Tidak?!
salam mas romi…saya salut atas semua mas romi tulis,baik dari pengetahuan tentang IT,maupun keseharian yang sangat membangun jiwa bagi saya yg pemula ini
terima kasih atas semuanya…maju terus IT indonesia!!
om romi saya minta izin untuk mengopy artikel ini
ini semata tugas dari suhu saya
thank izinnya
bagaimana dengan hardwarenya? apakah masih import terus. kita harus pikirkan masalah hardware juga.
Wah sip mas, berarti negara kita perlu perubahan mendasar kalo gitu.
pak..
kirimin aq program C++ 2008 dong…
software na ya…. plsss
aq baru masuk kull di bidang informatika niiii…
suatu hal yang sangat2 menarik, di amerika gaji programmer bisa 60k setahun setara dengan berapa tahun gaji programmer di PT besar di indo? 😀
tentu saja yang berlaku di indonesia adalah hukum demand supply, pintarpun dibyar murah jika menjual mura 🙂
mampir ke blog ku ya http://jjcorner.com
Salam hangat,
jimmy johanes
Jangan software mulu donk yang ditingkatin
hardware juga perlu.
mas, kalo mau membuat aplikasi handphone <terutama HP berbasi java) bagi pemula mudahnya menggunakan software apa ? maaf sebelumnya compi saya RAM nya cuma 512 MB. terima kasih
Titip info seperti yang pernah tak bahas di FB mas, tentang yang pertama kali mencetuskan istilah “software engineering” adalah Anthony A. Oettinger di majalah ACM Communication tahun 1965. Selengkapnya bisa dibaca pada artikel kami “Sejarah Otentik Software Engineering” http://kivli.com/?p=102.
Trims mas.
Saya datang dari masa depan