Saya lihat 2-3 tahun terakhir ini mulai banyak universitas di Indonesia yang memasukkan tema entrepreneurship sebagai mata kuliah wajib atau pilihan untuk jurusan dan fakultas computer science. Tentu jalan entrepreneur adalah alternatif karir menarik bagi mahasiswa selain menjadi “tukang IT” dengan bekerja di perusahaan. Kebetulan tanggal 24 Juli 2007 kemarin saya diundang teman-teman ke UKSW Salatiga untuk ngisi seminar tentang entrepreneurship. Dilanjutkan dengan menjadi juri untuk kompetisi business plan di siang harinya. Saya bareng dengan pak Benny Ranti (UI, KADIN) dan pak Eka Simanjuntak (PT Wacana Tata Akademika). Cikal bakal kompetisi business plan adalah dari mata kuliah entrepreneurship di Fakultas Teknologi Informasi UKSW yang digawangi pak Johan. Total 50 proposal masuk, kemudian disaring menjadi 10 proposal untuk maju di babak final dimana peserta harus mempresentasikan dan mempertahankan proposal mereka. Parameter penilaian relatif agak diperingan, karena sebenarnya objective utamanya adalah untuk latihan. Dua aspek besar yang dinilai adalah dari konten (ide, originalitas, uniqueness, teamwork, logika bisnis, dsb) dan dari kemampuan presentasi (teknik penyampaian, kemampuan argumentasi, penggunaan waktu, penggunaan alat bantu, dsb). Yang bikin seru, karena presentasi di floor dan dihadiri seluruh mahasiswa, jadi mirip kontes Indonesian Idol hehehe. Jadi pingin bikin event IT Idol nih 😉 Tim bernama AdNix Software Developer menampilkan proposal bisnis membangun aplikasi manajemen sekolah. Tim AgriDigital Business ingin mencoba membangun pusat informasi untuk pertanian di wilayah salatiga dan sekitar (Joglosemar). Tim ITBay juga ingin membangun aplikasi manajemen sekolah, hanya keunggulannya adalah aplikasi lebih terintegrasi karena menyatukan berbagai fitur-fitur yang biasanya disediakan beberapa aplikasi yang berbeda (digital library, manajemen sekolah, manajemen finansial sekolah, dsb). Satu lagi yang cukup unik adalah sajian dari tim bernama MEISY, usaha yang pingin dibangun adalah “one stop service for pet” 😉 Mau membangun usaha perawatan, pemandian, pelatihan, pemrotretan, jual beli sampai biro jodoh untuk hewan piaraan (pet)....
10 Resep Sukses Bangsa Jepang
Setelah Hiroshima dan Nagasaki luluh lantak terkena bom atom sekutu (Amerika), Jepang pelan tapi pasti berhasil bangkit. Mau tidak mau harus diakui saat ini Jepang bersama China dan Korea Selatan sudah menjelma menjadi macan Asia dalam bidang teknologi dan ekonomi. Alhamdulillah saya mendapat kesempatan 10 tahun tinggal di Jepang untuk menempuh studi saya. Dalam artikel sebelumnya saya mencoba memotret Jepang dari satu sisi. Kali ini, saya mencoba merumuskan 10 resep yang membuat bangsa Jepang bisa sukses seperti sekarang. Tentu rumusan ini di beberapa sisi agak subyektif, hanya dari pengalaman hidup, studi, bisnis dan bergaul dengan orang Jepang di sekitar perfecture Saitama, Tokyo, Chiba, Yokohama. Intinya kita mencoba belajar sisi Jepang yang baik yang bisa diambil untuk membangun republik ini. Kalau ditanya apakah semua sisi bangsa Jepang selalu baik, tentu jawabannya tidak. Banyak juga budaya negatif yang tidak harus kita contoh 😉 1. KERJA KERAS Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan. Di kampus, professor juga biasa pulang malam (tepatnya pagi ;)), membuat mahasiswa nggak enak pulang duluan. Fenomena Karoshi (mati karena kerja keras) mungkin hanya ada di Jepang. Sebagian besar literatur menyebutkan bahwa dengan kerja keras inilah sebenarnya kebangkitan dan kemakmuran Jepang bisa tercapai. 2. MALU Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau...
Keberhasilan dalam Kesederhanaan
Keberhasilan dan kesuksesan seseorang kadang belum tentu karena penguasaan teknologi tinggi, lulusan universitas terkemuka, kemenarikan user interface (baca: tampan atau cantik), kewibawaan, kejeniusan, kepandaian, atau karena atribut-atribut hebat dan keren yang lain. Banyak jalan untuk sukses, saking banyaknya jalan, membuat “teknik menjadi sukses” menjadi sulit untuk dibuatkan formulanya. Kita tentu tidak bisa menduga bahwa apa yang dilakukan oleh seorang mahasiswa bernama Jerry Yang dengan mengumpulkan link-link situs, membuat kategori dan fitur pencarian akan menjadikannya situs portal dan search engine terkemuka di dunia (Yahoo.Com). Itu adalah sekelumit diskusi di Kuliah Umum Universitas Widyatama Bandung, dimana saya diminta menjadi pembicara untuk tema “Trend SDM dan Jalur Karir IT”. Thanks om Alex yang sudah nemenin saya mengarungi tol cipularang 😉 Iwan Fals telah menjadi legenda dalam permusikan Indonesia. Padahal seperti pengakuan mas Iwan di awal-awal karirnya, dia hanya bisa mainin 3 chord gitar. Lagunya juga sederhana-sederhana, kekuatan dan keunikannya justru adalah di lirik. Justru dengan kesederhanaan penggunaan chord gitar, saya yang waktu itu masih SMP bisa dengan mudah menyanyikan lagu-lagu “Sarjana Muda”, “Aku Antarkan”, “Buku ini Aku Pinjam” milik Iwan Fals dengan gitar murah yang dibelikan orang tua saya. Demikian juga dengan anak-anak yang biasa berkumpul di post ronda di kampung, yang belajar gitar asal-asalan, tetap bisa dengan merdu menyanyikan lagu-lagu mas Iwan. Dan akhirnya lagu-lagu sederhana mas Iwan menggema di seantero republik, terkenal dan melegenda. Mirip dengan mas Iwan, Kangen Band sering dicibir orang karena musiknya low quality, dalam lagunya “Antara Aku, Engkau dan Dia” hanya bermodal 3-4 chord gitar. Tapi kenyataan membuktikan bahwa penjualan lagu tersebut mencapai lebih dari 400 ribu keping (meraih dua platinum). Dengan kesederhanaan (atau bahkan kekurangan) yang kita miliki kita tetap bisa berkreasi untuk menuju suatu keberhasilan. Tukul Arwana menjadi satu ikon baru dalam dunia talkshow di Indonesia. Mas Tukul mendobrak...
ePUP: 3 Pilar Strategi Branding di Internet
“Budi adalah seorang mahasiswa Universitas Gunadarma jurusan Teknik Informatika. Untuk keperluan mengerjakan tugas di kampus, Google.Com, IlmuKomputer.Com dan Wikipedia.Org adalah sarapan hariannya. Tugas akhir yang sedang dikerjakan mengharuskannya membaca berbagai literatur dan jurnal ilmiah baik yang ada di perpustakaan kampus maupun di jurnal online Ebsco.Com yang disediakan oleh kampusnya. Supaya tidak kuper dengan berita-berita terbaru tanah air, default URL di browsernya diarahkan ke Detik.Com. Updating berita dan pengetahuan Islam didapatkan dari situs Eramuslim.Com. Kesibukan harian sebagai mahasiswa agak menyulitkan Budi untuk pergi belanja elektronik langsung ke Mangga Dua. Tapi itu tidak menjadi masalah karena ada Bhinneka.Com dimana Budi cukup ada di depan komputer untuk berbelanja berbagai parts untuk Laptop merk Acer miliknya.” Hidup Budi dan pasti juga kita semua dikelilingi oleh berbagai brand (merek), baik brand di dunia nyata maupun dunia maya (Internet). Dari kisah diatas, paling tidak ada 6 brand Internet yang muncul, diantaranya Google.Com, IlmuKomputer.Com, Detik.Com, dsb. Brand atau merek menurut Patricia F. Nicolino dalam buku Brand Management adalah entitas yang mudah dikenali dan menjanjikan nilai-nilai tertentu. Kalau kita analisa dari kata kuncinya: Mudah Dikenali (ada atribut yang memisahkannya dibanding produk lain, misalnya logo, warna, slogan, dsb), Entitas (sesuatu yang memiliki eksistensi yang khas dan berbeda), Janji-Janji (klaim berhubungan dengan kelebihan), Nilai (keuntungan yang didapat oleh pengguna). Menarik menganalisa teknik branding di Internet. Internet adalah dunia yang secara konsep sama dengan dunia nyata, hanya di beberapa aspek memiliki perbedaan signifikan. Hal inilah yang membuat teknik dan strategi branding agak sedikit berbeda. Target dari Internet branding adalah sederhana, yaitu bagaimana mengarahkan URL browser dari pengguna Internet di Indonesia yang berjumlah 18 juta atau bisa dikembangkan ke arah 1,3 miliar untuk pengguna Internet dunia (data dari internetworldstat.com) ke situs kita. Saya mencoba membuat rumusan teknik dan strategi branding di Internet yang saya beri nama ePUP alias ePositioning, eUniqueness, ePromotion. Ketiga pilar ini saling berhubungan...
6 Tahap Membangun Komunitas Maya
Community building (membangun komunitas) bukan hanya monopoli orang yang bergerak di darat, tetapi juga di dunia maya. Komunitas adalah kumpulan manusia atau kelompok yang berkumpul dan berdiskusi karena memiliki tujuan atau ketertarikan yang sama dalam suatu bidang tertentu. Berbeda dengan terminologi organisasi yang ketat (strict) khususnya berhubungan dengan adanya tujuan tertentu yg dikejar bersama, komunitas relatif lebih bebas karena masing-masing individu bisa saja memiliki tujuan yang berbeda-beda. Komunitas maya lebih fleksibel terutama dalam dimensi ruang dan waktu. Siapapun, kapanpun dan dimanapun kita berada, kita masih bisa tetap aktif bergabung dan berdiskusi dalam komunitas maya. Saya mencoba memformulasikan apa yang telah saya lakukan dalam membangun IlmuKomputer.Com. Alhamdulillah akhirnya jadilah konsep 6 tahap membangun komunitas maya, yang saya sebut dengan ISeSoSBI = Identification – Segmentation – Solution – Selling – Branding – Innovation. ISeSosBI merupakan penjabaran dari 2 pilar besar community building, yaitu institution building dan image building. 1. IDENTIFICATION Intinya adalah identifikasi menyeluruh terhadap diri kita. Siapa kita? Apa potensi kita? Apa karya kita? Apa kompetensi kita? Pelajari potensi dan kompetensi teman-teman dekat kita (network). Ini adalah titik terpenting karena hasil identifikasi potensi dan kompetensi diri kita akan menentukan lahan dan bidang perdjoeangan yang akan kita garap. Potensi yang terbaca di diri kita kadang belum tentu kompetensi kita saat ini. Misalnya, saya punya kompetensi di bidang software engineering atau elearning system karena saya lulus dan dapat degree dalam tema itu. Tapi mungkin saya punya potensi untuk terjun ke entertainment, misal jadi pelawak … hehehe. Nah ini yang saya sebut bidang perdjoeangan yang akan kita garap itu. Kenapa perlu mempelajari potensi dan kompetensi teman-teman kita? Supaya nanti gampang dapat dukungan, kolaborasi, sinkronisasi dan networking dalam berbagai kegiatan. Saya kadang terpesona melihat tetangga saya di Perbalan Semarang yaitu mas Tukul Arwana yang sukses meskipun modal mepet dan wajah yang katrok tur ndeso 😉 Tapi saya putuskan bahwa saya akan fokus ke core competence saya dan...
Memperkuat Branding Media Massa Elektronik
Perkembangan media massa elektronik saya pikir mau tak mau akan mengikuti arus konsep Web 2.0. Web 2.0 yang mengusung keyword: blogging, social bookmarking, social networking, RSS feeds, wikis, podcasts, social software ini kalau kita tarik abstraksinya akan berujung ke community building dan community participation. Ini mungkin sekelumit tema diskusi tadi malam, kamis 3 Mei 2007 di markas eramuslim.com di Pondok Indah yang benar-benar indah dan megah 😉 Teman-teman di EraMuslim.com, salah satu media massa elektronik dengan target muslim yang mungkin saat ini boleh dikatakan terbesar di Indonesia, mengundang saya untuk berdiskusi masalah trend dan perubahan media massa elektronik. Hmmm mungkin yang jadi provokator adalah mas Furqon, sahabat saya dari Medan yang sedang berdjoeang di eramuslim 🙂 Diskusi saya mulai dari perkembangan Internet yang membuat dunia semakin datar. Diskusi saya pertajam ke analisa pemikiran Thomas Friedman yang senada dengan majalah Times, dimana perubahan-perubahan besar akan bergeser ke movement individu. Thomas Friedman lewat Globalisasi Versi 3-nya dan Times melalui Person of the Year 2006 yang bukan memilih orang tapi YOU, ya anda semua yang share ide, konten dan knowledge di Internet. Movement individu membuat model inovasi berubah dari top-down menjadi bottom-up, bisnis juga akan mengarah ke community based organization, dimana individu or community participation akan memegang peranan penting. Otomatis ini membawa implikasi ke divisi marketing yang harus berorientasi ke marketing by participation. Pembelian egroups oleh yahoo yang akhirnya menjadi yahoogroups, Google dengan google adsensenya, Amazon dengan book reviewnya, Digg.Com dan Kilasan.Com dengan teknik toss beritanya, adalah contoh-contoh sederhana bagaimana strategi mereka mengakomodasi konsep individu participation. Beberapa pemikiran saya untuk eramuslim.com saya rangkumkan dalam bentuk point-point seperti di bawah. Saya sengaja share di blog karena saya yakin bahwa pengetahuan ini mungkin bisa berguna untuk rekan-rekan lain yang sedang berdjoeang di dunia konten Internet 😉 Eramuslim sudah memilih ceruk pasar tersendiri yang unik dan selama ini terbukti cukup setia, yaitu...
Hermawan Kartajaya dan Marketing Open Source
Hermawan Kartajaya, guru marketing ngomongin tentang open source? Ya benar, itu terjadi di acara ulang tahun ke-2 majalah e-Indonesia yang diselenggarakan di Hotel Bina Karsa, Bidakara, Jakarta, 24 April 2007 kemarin. Saya kebetulan dapat undangan dari mas Suhono (Kepala Pusat Inkubator Bisnis ITB) dan mas Andi Zoeltoem (Pemred e-Indonesia) untuk ikutan di acara tersebut. Mas Suhono sendiri adalah teman, sahabat dan senior saya pada saat studi di Tokyo, dan pernah sama-sama aktif di PPI Jepang dan juga IECI Jepang. Acara ini selain ulang tahun e-Indonesia, juga disambungkan sekaligus dengan acara conference CIO Indonesia keesokan harinya (25 April 2007). Format acaranya sendiri adalah diskusi dan talkshow dengan tokoh yang ditampilkan adalah pak Kusmayanto Kadiman dan pak Hermawan Kartajaya, dengan dimoderatori pak Eko Indrajid. Pak Kusmayanto Kadiman memulai diskusi dengan informasi tentang perdjoeangan Kementrian Negara Riset dan Teknologi (KNRT) dengan IGOSnya, diantaranya adalah pendirian 13 pusat open source di Indonesia, membantu solusi migrasi ke open source, dsb. Tugas KNRT adalah mendorong pergerakan, dan ketika sudah bergerak sendiri (energi inersia), maka tugasnya hanya memonitor. Pemilihan open source selain keseimbangan, antikapitalisme, dan juga melatih kreatifitas anak bangsa. tentang isu perpecahan Depkominfo dan KNRT, pak KK menyebut ini sebagai sebuah Co-existence, dan term ini adalah kunci untuk hidup lebih dinamis. Pak Hermawan memulai diskusi dengan 9 elemen marketing yang dimulai tiga segitiganya yaitu positioning, differentiation and branding. Yang utama dan harus dilakukan dalam teknik marketing open source adalah menemukan keunikan dari open source. Komunitas, pengembang dan peneliti di dunia open source harus memahami marketing, juga harus mulai menggabungkan science dan art. Harus dipahami juga bahwa business landscape is changing, perhatikan adanya proses digitalization, globalization, futurization dan jangan lupa bahwa kadang dunia ini penuh dengan paradoksial. Intinya pak Hermawan mengajak kita berdjoeang bersama supaya open source bisa meng-encourage jiwa entrepreneurship. Microsoft yang sekarang market leader di dunia...
The World Is Flat: 10 Kekuatan Yang Mendatarkan Dunia
Dalam buku The World Is Flat, Friedman mengatakan bahwa dunia ini didatarkan oleh konvergensi 10 peristiwa utama yang berhubungan dengan politik, inovasi dan perusahan. Perkembangan cepat yang membuat manusia menjadi semakin sibuk, semakin dapat melihat satu dengan yang lain meskipun dalam belahan bumi yang berbeda. Melanjutkan artikel saya sebelumnya berjudul The World Is Flat: Globalisasi Versi Baru, saya coba merangkum 10 kekuatan yang menurut Friedman mendukung proses pendataran dunia. 1. ABAD BARU KREATIFITAS: KETIKA DINDING RUNTUH DAN JENDELA DIBANGUN Runtuhnya tembok Berlin pada 9 Nopember 1989 adalah tonggak mulainya demokratisasi dan tumbuhnya kreatifitas. Tidak hanya menjadi titik tolak sejarah bersatunya jerman timur dan barat, pengaruhnya runtuhnya tembok Berlin bahkan sampai ke India. Menteri Keungan India pada saat itu yaitu Mannohan Singh mengambil inisiatif mulai membuka pintu ekonomi pada tahun 1991, melepaskan manajemen gaya sosialis yang hampir saja membangkrutkan India, meningkatkan cadangan devisa yang sebelumnya hanya $1 juta menjadi $118 miliar, dan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dari hanya 3% menjadi lebih dari 7%. Di Eropa sendiri runtuhnya tembok berlin juga membuka jalan terbentuknya Uni Eropa, ekspansi 15 negara menjadi 25 negara, dan munculnya mata uang bersama bernama Euro. 6 bulan setelah runtuhnya tembok berlin, Microsoft Windows 3.0 muncul dengan fitur yang lebih mudah digunakan. Meskipun tentu saja Bill Gates harus mengucapkan terima kasih kepada para pesaingnya yaitu Steve Jobs yang lebih dulu mempelopori komputer rumah bernama Apple II tahun 1977, juga IBM yang membuka standar Personal Computer (PC) sehingga bisa dikembangkan oleh siapapun di dunia seperti sekarang ini. Beberapa kreatifitas lain yang luput dicatat oleh Friedman adalah di tahun yang sama Linus Torvald membangun kernel Linux generasi pertama, yang tidak diduga oleh pembuatnya sendiri Linux menjadi sistem operasi modern dan saingan terbesar Microsoft di era kini. 2. ZAMAN KONEKTIFITAS: KETIKA WWW MENDUNIA World Wide Web...
The World Is Flat: Globalisasi Versi Baru
Dari jalan-jalan ke toko buku akhir pekan lalu, saya membawa pulang buku karya Thomas L. Friedman yang berjudul The World is Flat. Buku best seller ini memberikan sebuah gambaran ringkas bagaimana berjalannya peradaban dunia saat ini. Saya mencoba merangkumkan pemikiran-pemikiran Friedman dalam beberapa artikel di blog ini. Dimulai dari kisah perjalanan Friedman ke India dan penemuan menarik bahwa ketika dia menjalani hidup di Bangalore, seolah serasa hidup di Kansas. Ketika bermain golf di India Selatan itu, lapangan golf dikelilingi oleh gedung-gedung perusahaan besar Amerika, ada IBM, Microsoft, Goldman Sachs, HP, dan Texas Instruments. Aksesoris lingkungan juga tidak jauh berbeda, karena penanda tee golf disponsori oleh Epson, sang Caddy mengenakan topi 3M, rambu lalu lintas tertempel Texas Instruments, papan billboard Pizza Hut dengan judul “Gigabites of Taste”. 500 tahun yang lalu Columbus berlayar bersama ratusan orang di tiga kapalnya untuk menemukan jalan lebih singkat ke India yang penuh dengan sumber kekayaan berupa emas, mutiara, batu permata dan sutra. Dia berlayar ke barat menyeberangi lautan atlantik serta menghindari selatan (mengitari Afrika) seperti yang ditempuh portugis. Columbus sedikit keliru memperhitungkan jarak, dan menemukan suatu daratan yang ternyata bukan India, meskipun orang di daratan tersebut dia beri nama “Orang India”. Columbus mempekerjakan “Orang India” itu sebagai budak dan sumber tenaga kasar yang gratis. Columbus juga berhasil membuktikan bahwa dunia ini bulat. Sebaliknya, Friedman menuju India dengan pesawat Lufthansa, tentu tidak perlu tersesat karena ada GPS dengan tingkat kekeliruan hanya 1-2 meter. Friedman-pun pergi mencari kekayaan India seperti Columbus, hanya berbeda dengan Columbus yang mencari perangkat keras, Friedman mencari perangkat lunak, kekuatan otak, algoritma kompleks, pekerja intelektual, pusat layanan informasi dan terobosan baru teknologi serat optik sebagai sumber kekayaan masa kini. Berbeda dengan Columbus, Friedman justru kaget karena “Orang India” yang dia temui ternyata malah mengambil alih pekerjaannya, pekerjaan orang-orang di negaranya dan...
Jadi Pebisnis IT, Siapa Takut?
Artikel saya yang juga diterbitkan oleh Majalah Kontan edisi Khusus September 2006 tentang entrepreneurship. Saya letakkan di blog, siapa tahu ada yang ingin membaca-bacanya lagi. 😉 Pada suatu pagi di musim dingin tahun 1974, dalam perjalanan mengunjungi sahabatnya Bill Gates, Paul Allen membaca artikel majalah Popular Electronics dengan judul World’s First Microcomputer Kit to Rival Commercial Models. Artikel ini memuat tentang komputer mikro pertama Altair 9090. Allen kemudian berdiskusi dengan Bill Gates, dan mereka menyadari bahwa era “komputer rumah” akan segera hadir dan meledak, membuat keberadaan software untuk komputer-komputer tersebut sangat dibutuhkan. Bill Gates kemudian menghubungi perusahaan pembuat Altair, yaitu MITS (Micro Instrumentation and Telemetry Systems). Dia mengatakan bahwa dia dan Allen, telah membuat BASIC yang dapat digunakan pada Altair. Tentu saja ini adalah bohong. Bahkan mereka sama sekali belum menulis satu baris kode pun. MITS, yang tidak mengetahui hal ini, sangat tertarik pada BASIC. Dan hebatnya dalam waktu 8 minggu BASIC telah siap diimplementasikan dan bekerja sempurna di Altair. Setahun kemudian Bill Gates meninggalkan Harvard, dan bersama dengan Paul Allen mendirikan Microsoft. Kisah berbeda datang dari Jerry Yang, yang pada tahun 1990 menjalani program doktor di Stanford University. Bersama dengan sahabatnya David Filo, mereka lebih menyukai kegiatan surfing di Internet, daripada aktifitas dan penelitian program doktor yang mereka ikuti. Mereka mulai mengumpulkan link situs-situs yang menarik, sampai akhirnya list yang mereka buat telah menjadi terlalu panjang dan terlalu banyak. Mereka kemudian membaginya menjadi banyak kategori dan subkategori. Inilah peristiwa bersejarah yang mengawali lahirlah perusahaan besar bernama Yahoo!. Yahoo merupakan singkatan dari â€Yet another Hierarchical Officious Oracleâ€. Awalnya, yang mengakses ke direktori Yahoo! hanya Yang, Filo, dan beberapa teman dekat mereka di Stanford University. Namun, dari obrolan mulut ke mulut, orang mengakses ke Yahoo! menjadi semakin banyak. Mengetahui bahwa orang yang mengakses ke Yahoo! menjadi...