Sekedar menyampaikan kabar gembira 🙂 , alhamdulillah RomiSatriaWahono.Net mendapatkan penghargaan dari Depdiknas (Pustekkom) pada event e-Learning Award 2008, khususnya untuk kategori Blog Edukatif. Acara penganugerahan dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2008 di Gedung Pewayangan, Taman Mini Indonesia Indah, yang dihadiri oleh Menteri Pendidikan Nasional (Bambang Sudibyo) dan Menteri Riset dan Teknologi (Kusmayanto Kadiman). Pada proses penjurian, saya menyampaikan presentasi tentang dua layanan utama yang saya kembangkan, yaitu: Personal Blog Edukatif (RomiSatriaWahono.Net) dan eUniversity eLearning System (University.RomiSatriaWahono.Net). Objective utama dari RomiSatriaWahono.Net, sesuai dengan yang saya tulis di header blog ini, adalah untuk learning, researching, writing, teaching, motivating and inspiring people. Tema bahasan adalah bidang yang saya geluti selama ini, yaitu: software engineering, game technology, eLearning, research methodology, entrepreneurship, open source movement, knowledge management, internet marketing. Uniqueness yang saya tonjolkan adalah, bagaimana saya dengan menggunakan bahasa sederhana alias bahasa manusia bisa mencerahkan orang lain, menyebarkan ilmu pengetahuan, meng-inspirasi dan me-motivasi orang lain supaya produktif menghasilkan hal yang bermanfaat untuk masyarakat. Statistik dari layanan juga saya sampaikan secara lengkap yang saya ambil dari Webalizer dan Google Analytics. Daily hits yang mencapai 150.000 perhari dengan size download mencapai 60GB perbulan adalah hasil sementara dari layanan yang mulai saya garap serius sejak awal tahun 2006. Penghargaan e-Learning Award dari Depdiknas sebenarnya bukan hal baru bagi aktifis IlmuKomputer.Com, karena di tahun 2006, Brainmatics juga pernah mendapatkan penghargaan e-Learning Award 2006 untuk kategori e-Learning provider. Daftar lengkap pemenang untuk seluruh kategori adalah seperti di bawah: Kategori Blog Edukatif: https://romisatriawahono.net/ (Romi Satria Wahono) http://www.chem-is-try.org/ (Soetrisno) http://istiyanto.com/ (Heribertus Heri Istiyanto) Kategori Corporate: http://www.telkom.co.id/ (PT. Telkom) http://www.indosat.com/ (PT. Indosat Tbk.) http://www.bii.co.id/ (Bank Internasional Indonesia) Kategori Pengembang Konten dan Software E-Learning: http://www.bamboomedia.net/ (PT.Bamboomedia Cipta Persada) http://www.invir.com/ (Indonesian Virtual Company) http://www.binus.ac.id/ (Universitas Bina Nusantara) Kategori: e-Learning Pendidikan Tinggi: http://fe.unibraw.ac.id/ (Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya) http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/ikon (Institut Pertanian Bogor) http://mathematics.its.ac.id/ (Jurusan Matematika FMIPA ITS) Mungkin perlu saya beri catatan,...
Buku Pelajaran dan Multimedia Pembelajaran Gratis Karya Para Gerilyawan...
Mulai awal oktober 2008 ini, Jenderal Eko Purwanto, salah satu aktifis IlmuKomputer.Com yang memimpin para gerilyawan IT di wilayah Medan, membuat strategi perang gaya baru. Musuh dan penjajah yang kita perangi tentu masih sama, kebodohan dan kemunduran republik ini 🙂 Strategi perang yang dipilih sang CEO Webmedia Training Center kali ini adalah dengan membuat buku pelajaran sekolah dan multimedia pembelajaran yang disebarkan secara gratis untuk masyarakat. Bagi saya, mas Eko Purwanto adalah sahabat, partner, guru dan pedjoeang IlmuKomputer.Com generasi awal yang tetap komitmen berdjoeang sampai saat ini. Termasuk penganut garis keras alias fanatik kelas kakap madzab open content, dan sahabat yang paling memahami konsep saya mengapa harus membagi ilmu pengetahuan kepada masyarakat secara bebas dan gratis. Sekali lagi, kebebasan yang hakiki adalah ketika kita berhasil membebaskan orang lain dari kebodohan dan ketergantungan. Workshop dan seminar gratis, tutorial gratis, multimedia pembelajaran gratis, dsb adalah sumbangan besar beliau bagi republik ini. Pengetahuan yang kita miliki adalah pinjaman dari rakyat, dan harus kita kembalikan kepada rakyat, itulah slogan penting kami berdua 🙂 Ketika Depdiknas harus ngos-ngosan mengeluarkan miliaran rupiah dana APBN untuk membeli royalti penulis buku pelajaran sekolah. Mas Eko beserta laskar pelanginya alias Tim Webmedia Training Center 🙂 membuktikan bahwa cara gerilya dan swadaya tanpa tergantung APBN, adalah salah satu cara efektif dan efisien, dalam perdjoeangan menggratiskan buku pelajaran sekolah untuk masyarakat. Buku pelajaran dan multimedia pembelajaran gratis bisa didownload dari IlmuKomputer.Com dan VideoBelajar.Com. Khusus untuk multimedia pembelajaran, di IlmuKomputer.Com sudah kita buatkan kategori khusus yaitu kategori Multimedia Pembelajaran. Selamat kepada Jenderal Eko Purwanto yang sudah memimpin kita dalam peperangan gerilya untuk memberikan solusi buku pelajaran gratis untuk rakyat. Saya yakin, akan datang suatu masa dimana kita bisa kumpulkan dan sinergikan gerakan laskar pelangi kita masing-masing untuk masa depan republik yang lebih baik. Insya Allah. Dan dimulailah revolusi ini...
Guru dan Pengembangan Multimedia Pembelajaran
Sudah beberapa pekan ini saya mengisi seminar dan workshop bertema teknik pengembangan multimedia pembelajaran. Pesertanya rata-rata adalah guru, baik SD, SMP, SMA dan sederajat. Yang pertama, seminar yang diadakan oleh Komed (Komunitas Multimedia Edukasi) di Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Ini lumayan heboh karena total peserta lebih dari 1000 orang. Kemudian tanggal 3 April 2008, saya diundang Direktorat Profesi Pendidik ke gedung baru Depdiknas untuk menyampaikan teknik pengembangan multimedia pembelajaran untuk guru-guru SMP. Tema yang sama saya bawakan tanggal 5 April 2008 di Purwokerto dengan jumlah peserta lebih dari 500 guru dari wilayah Purwokerto, Banyumas, Cilacap dan sekitarnya. Kemudian 15 April 2008, saya ke Universitas Negeri Jakarta (UNJ) di Rawamangun. Saya di UNJ bareng dengan kang Onno memberi materi ke ratusan guru-guru SD, SMP dan SMA. Sehari kemudian, yaitu tanggal 16 April 2008, saya sudah ditunggu rekan-rekan guru di Pontianak yang mengikuti acara seminar eLearning dan multimedia pembelajaran di Politeknik Negeri Pontianak (Polnep). Ramainya guru ikut acara seminar ini ternyata karena sistem baru sertifikasi profesi guru di Depdiknas, dimana guru akan mendapatkan kredit (kum) nilai apabila mengikuti kegiatan ilmiah seperti seminar. Kredit penilaian ini nanti berimplikasi ke besar tunjangan yang akan diberikan oleh Depdiknas kepada guru. Tentu implementasi di lapangan dari sistem penilaian baru untuk guru ini bisa ke arah negatif dan positif. Negatifnya, banyak guru yang akhirnya hanya mengejar kertas sertifikat semata, seminarnya sendiri tidak diikuti dengan baik. Namun saya lihat efek positifnya cukup signifikan, karena guru banyak yang tercerahkan dan termotivasi untuk belajar kembali mengupdate ilmu yang dimiliki. Khususnya untuk tema pengembangan multimedia pembelajaran, saya lihat banyak guru yang kontak japri ke saya untuk bertanya-tanya lebih detail. Ada juga yang membentuk komunitas (seperti Komed di Jawa Tengah) dan membuat beberapa event belajar bersama dengan memanfaatkan infrastruktur di sekolah yang sudah lengkap. Tentu kenyataan ini...
eLearning sebagai Alat Bantu Pembelajaran
Sabtu, 29 Maret 2008 kemarin saya mengisi satu sesi bertema eLearning A to Z di Seminar Pemanfaatan ELearning Sebagai Alat Bantu Pembelajaran yang diselenggarakan oleh LP3T-NF dan Universitas Al Azhar. Ini pertama kali ini saya mengisi di aula Universitas Al Azhar yang megah. Termasuk jenis ruangan yang saya sukai, ukuran besar, sound system bagus, jarak pembicara dengan audiense tidak terlalu jauh, dan yang paling penting adalah suara tidak menggema. Materi eLearning yang saya sampaikan bukan materi baru, sudah saya sampaikan juga di beberapa tempat lain. Hanya susunan materi, data, dan contoh saya rekompilasi supaya sesuai dengan objective acara dan audiense yang kebanyakan bapak-ibu guru. Isi materi saya terdiri dari lima bagian: Pengantar eLearning Komponen eLearning: System, Content, Infrastructure eLearning di Amerika dan Singapore Menganalisa Masalah di eLearning Teknik Membangun eLearning yang Sukses Materi saya gabungan dari beberapa artikel yang sudah saya tulis di sini dan di sana. Saya mengisi bareng mas Tosa dan pak Rusmanto sebenarnya. Hanya pak Rusmanto sepertinya ada acara mendadak di Surabaya. Mas Tosa memberikan materi tentang teknik membangun eLearning dengan opensource (Moodle). Diskusi dan pertanyaan kebanyakan di seputar masalah keengganan pengajar (guru, dosen) untuk sharing materi di eLearning system yang sudah dibangun, masalah eLearning yang belum ada peraturan dari pemerintah, atau sekitar bagaimana teknik meningkatkan motivasi pengguna supaya mau menggunakan eLearning. Konsep seminar yang diadakan LP3T-NF dan Universitas Al Azhar ini sebenarnya sangat menarik, karena disertai acara eksebisi dan pameran produk-produk eLearning dari berbagai perusahaan atau organisasi. Hanya mungkin promosinya terbatas sehingga gema-nya agak kurang terasa, implikasinya ke peserta eksebisi yang terbatas. IlmuKomputer.Com mendapatkan stand gratis di lantai 1 Universitas Al Azhar. Saya sudah seriusi untuk ikut meramaikan acara 3 hari eksebisi eLearning ini untuk sekaligus melatih teman-teman IlmuKomputer.Com dalam menawarkan produk ke publik. Terakhir, thanks untuk mas Unggul yang ngopeni saya selama...
National Innovative Teacher Competition 2008
Seperti yang telah saya ungkapkan di artikel 7 langkah membuat multimedia pembelajaran, target deadline lomba adalah faktor penting untuk menjaga kontinyuitas proses belajar kita dalam membuat multimedia pembelajaran. Satu ajang lomba telah merelease Call for Participants (CFP), yaitu National Innovative Teacher Competition 2008. Tahun 2007 kebetulan saya mendapat kesempatan untuk ikut menjadi juri di kompetisi ini. Tahun 2008 ini mudah-mudahan semakin banyak bapak-ibu guru yang berpartisipasi dengan mengirimkan produk-produk inovatif berhubungan dengan pemanfaatan teknologi informasi dan multimedia untuk proses belajar mengajar. Bagi bapak dan ibu guru yang baru belajar, anggap saja event ini adalah proses belajar dan mencari pengalaman. Bagi yang sudah mahir, anggap bahwa event ini untuk menguji kemampuan dan peluang mengikuti kompetisi serupa di level internasional. Syaratnya apa saja, kapan deadline-nya? Berbeda dengan komba tahun 2007 yang menyediakan dua kategori, yaitu untuk guru dan calon guru, tahun 2008 ini lomba khusus diperuntukkan untuk guru SD, SMP, SMA dan yang sederajat. Perlu dicatat bahwa tidak hanya produk multimedia pembelajaran yang dinilai, tapi bapak dan ibu guru juga diminta menyampaikan laporan penelitian tindakan kelas (PTK) yang membuktikan keunggulan dan kelemahan metode kreatif dan inovatif berbasis teknologi informasi dan multimedia tersebut. Lengkapnya ada lima aspek yang dinilai dalam lomba ini: Implementasi materi pembelajaran berbasis multimedia (teknologi informasi dan komunikasi) secara nyata di kelas Kadar manfaat materi untuk peningkatan hasil belajar siswa dapat diungkapkan dengan jelas dan terukur Kreatifitas, orisinalitas, serta akan lebih baik jika mampu bersifat edutaintment (education – entertainment) Kesesuaian dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Kemampuan penyampaian / presentasi proposal dan/atau materi pembelajaran yang fokus pada sasaran dan mudah dipahami Tolong dicatat bahwa pemenang tahun sebelumnya tidak diperkenankan untuk mengikuti lomba lagi tahun ini. Syarat peserta lomba secara lengkap adalah: Guru (SD/MI, SMP/MTs atau SMA/MA/SMK), baik sekolah negeri maupun swasta di seluruh daerah di Indonesia Warga...
7 Langkah Mudah Membuat Multimedia Pembelajaran
Meskipun ada sedikit masalah di udara, alhamdulillah Seminar tentang Multimedia Pembelajaran di Udinus berjalan lancar. Seminar ini cukup heboh karena jumlah total peserta sekitar 1400 orang yang terbagi menjadi beberapa lokasi. 500-600 pendaftar pertama menempati kursi-kursi di Hall lantai 3 kampus Udinus, sebagian peserta ada di gedung D, dan sebagian yang lain ada di kota lain secara teleconference atau dengan media TV. Acara ini juga disiarkan secara langsung oleh TVKU, perusahaan TV lokal yang memiliki ijin siaran di wilayah Jawa Tengah. Karena peserta 80% adalah guru SD, SMP dan SMA (dan yang sederajat) yang datang karena ingin mendapatkan pengetahuan berhubungan dengan pengembangan multimedia pembelajaran, saya membawakan topik materi agak berbeda dari biasanya. Materi kali ini saya pertajam ke langkah taktis pengembangan dan usaha memotivasi bapak ibu guru yang hadir untuk mengembangkan multimedia pembelajaran. Success story para bapak ibu guru yang memenangkan berbagai lomba level nasional dan internasional juga saya sampaikan, termasuk personnya saya tampilkan. Kebetulan acara seminar ini bersamaan dengan launching KOMED (Komunitas Multimedia Edukasi) yang beranggotakan pemenang-pemenang berbagai lomba pengembangan multimedia di tanah air. Jadi teman-teman pengembang multimedia pembelajaran juga banyak yang ikut hadir. Apa saja 7 langkah mudah mengembangkan multimedia pembelajaran itu? Penjelasan lengkap ada di bawah. 1. TENTUKAN JENIS MULTIMEDIA PEMBELAJARAN Perhatikan dengan benar, yang akan kita buat itu apakah alat bantu kita untuk mengajar (presentasi) ke siswa atau kita arahkan untuk bisa dibawa pulang siswa alias untuk belajar mandiri di rumah atau sekolah. Jenis multimedia pembelajaran menurut kegunannya ada dua: Multimedia Presentasi Pembelajaran: Alat bantu guru dalam proses pembelajaran di kelas dan tidak menggantikan guru secara keseluruhan. Berupa pointer-pointer materi yang disajikan (explicit knowledge) dan bisa saja ditambahi dengan multimedia linear berupa film dan video untuk memperkuat pemahaman siswa. Dapat dikembangkan dengan software presentasi seperti: OpenOffice Impress, Microsoft PowerPoint, dsb. Multimedia Pembelajaran Mandiri: Software pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh siswa secara...
Meluruskan Salah Kaprah Tentang e-Learning
Mas Romi, kami ingin membangun e-Learning untuk sekolah kami, tapi kami tidak punya dana untuk membeli peralatan teleconference. Apa saja sih prasyarat sehingga bisa disebut sekolah kami telah menerapkan e-Learning? Mohon pencerahannya ya mas. Thanks. (Taufik, Purwokerto) Berbarengan dengan booming e-Learning di sekolah dan kampus, banyak pertanyaan senada meskipun dengan narasi berbeda yang masuk ke mailbox atau YM saya tentang implementasi e-Learning. Intinya menanyakan seperti apa sih yang disebut e-Learning itu dan apa saja komponen yang harus dilengkapi untuk implementasi e-Learning. Mari kita kupas bersama makhluk menarik bernama e-Learning ini. DEFINISI DAN KOMPONEN E-LEARNING Kita mulai dari definisi. Istilah e-Learning atau eLearning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan tentang definisi eLearning dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi yang cukup dapat diterima banyak pihak misalnya dari Darin E. Hartley [Hartley, 2001] yang menyatakan: eLearning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain. LearnFrame.Com dalam Glossary of eLearning Terms [Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa: eLearning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone. Definisi-definisi lain berserakan di buku-buku. Cara termudah dan tercepat melihat berbagai definisi e-Learning, ya lewat Google 😉 Coba deh klik di sini. Untuk yang tertarik eksplorasi Google lebih jauh, jangan lupa untuk ikuti artikel saya tentang teknik pencarian di Google. Ok apa yang dapat kita simpulkan dari berbagai definisi diatas? Metode belajar mengajar baru yang menggunakan media jaringan komputer dan Internet Tersampaikannya bahan ajar (konten) melalui media elektronik. Otomatis bentuk bahan ajar juga dalam bentuk elektronik (digital). Adanya sistem dan aplikasi elektronik yang mendukung proses belajar mengajar Kesimpulan definisi diatas ini yang sering saya gunakan untuk membuat bagan komponen e-Learning. Dengan kata lain, komponen yang membentuk e-Learning...
Siapkah Sekolah Menerima Internet?
Tema diskusi menarik dalam seminar yang diadakan oleh Forum Teknologi Informasi untuk Pendidikan (FORTIP) di Hotel Atlet Century Senayan, tanggal 27 Desember 2007. Saya sendiri membawakan materi berjudul “Memikirkan Kembali Internet untuk Sekolah”. Diskusi saya buka dengan bagaimana perkembangan teknologi informasi dan pemanfaatan Internet di berbagai bidang. Dan di balik semua manfaat itu, ternyata dunia Internet juga membawa sisi dunia gelap dan cybercrime, diantaranya adalah pornografi, cracking activities, carding dan software piracy. Siapkah sekolah menerima semua manfaat dan mudharat Internet itu? Menariknya, Indonesia dengan penetrasi Internet yang relatif rendah (8%), tapi memiliki nama yang terang benderang dalam dunia cybercrime 🙂 Ini sebenarnya karena anak muda kita punya potensi yang bagus, tapi kurang adanya ajang untuk berkompetisi secara legal. Sedangkan pornografi sendiri bisa dicegah dengan tiga cara: hukum, teknologi dan socio-culture. Hukum dan teknologi relatif kurang efektif, dan boleh dikatakan bahwa pendekatan socio-culture, yaitu dengan membuat sang anak sibuk di Internet dengan berbagai penugasan dan kegiatan kreatif adalah solusi terbaik. Bagaimanapun juga, menurut saya Internet masuk sekolah adalah program yang harus didukung oleh seluruh komponen bangsa. Karena Internet memiliki manfaat yang besar dalam pembentukan SDM generasi muda kita, yaitu: Membuka mata dan wawasan ke dunia luas Membentuk generasi yang kreatif, produktif dan mandiri Sumber ilmu pengetahuan tanpa batas Membantu mempermudah kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan berbagai otomasi dan sistem informasi Adanya kesalahan pandang bahwa Internet masuk sekolah hanya membawa arti di bawah, harus segera diluruskan. Internet masuk sekolah = koneksi Internet masuk sekolah Internet = alat browsing, email dan chatting Internet = alat lihat gambar dan video porno Internet = tempat siswa mencari berbagai informasi secara bebas tanpa kontrol Internet = menggantikan peran guru secara keseluruhan Internet masuk sekolah = synchrounous learning Syarat sekolah siap menerima Internet ketika pemahaman kita sudah sama bahwa Internet masuk sekolah berarti: Komputer dan...
Inilah Pemenang Lomba Multimedia Pembelajaran 2007
Setelah melewati penjurian tahap pertama dan tahap terakhir, yang kemudian dilanjutkan dengan 4 hari workshop perbaikan karya multimedia pembelajaran. Akhirnya tanggal 4 desember 2007 kemarin diumumkanlah para pemenang lomba pembuatan multimedia pembelajaran 2007 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen atau dulu bernama Dikmenum), Depdiknas. Pemenang lomba terbagi menjadi empat urutan dengan jenis dan besar hadiah yaitu: EMAS (12 Juta Rupiah), PERAK (10 Juta Rupiah), PERUNGGU (8 Juta Rupiah)dan NOMINATOR (4 Juta Rupiah). Saya atas nama dewan juri lomba multimedia pembelajaran 2007 mengucapkan selamat kepada peserta (wakil sekolah) yang telah berhasil membawa pulang penghargaan. Siapa saja mereka dengan karya apa dan dari sekolah mana saja? Sebelumnya mungkin perlu saya jelaskan bahwa sesuai dengan keputusan dewan juri, untuk tahun 2007 ini tidak ada satupun peserta yang memenangkan penghargaan EMAS. Dan perlu diperhatikan juga bahwa tahun ini kita mempertajam konfirmasi terhadap aspek penilaian yang bernama “Software Ethics”, artinya aspek etika pada saat pengembangan multimedia pembelajaran. Pokok aspeknya terletak di orisinalitas karya dan tidak melakukan kegiatan yang tidak terpuji berhubungan dengan pembuatan karya multimedia. Termasuk didalamnya, tidak menggunakan karya orang lain, tidak memberikan karya ke orang lain untuk diikutkan lomba dengan nama orang tersebut, serta bagaimana peserta memberikan “credit” kepada orang yang membantu dalam pembuatan multmedia pembelajaran tersebut. Saya yakin ada satu dua peserta yang tidak puas dengan masalah ini. Tapi sekali lagi bahwa yang kita cari bukan hanya produk sofware multimedia yang baik, tapi juga pengembang multimedia yang memiliki attitude dan etika dalam proses produksi. Konsep ini berakar ke kenyataan bahwa melatih skill pembuat multimedia pembelajaran lebih mudah daripada melatih masalah etika dan attitude 🙂 Kembali ke pemenang lomba, urutannya adalah sebagai berikut: EMAS: Tidak ada PERAK: Suyud (SMA Immersion Ponorogo) dengan judul “Melakukan Operasi Dasar Komputer dan Menggunakan Operating System” (Teknologi...
90% Siswa Menyukai Multimedia Pembelajaran Saya!
Begitulah klaim salah satu peserta lomba pembuatan multimedia pembelajaran yang diselenggarakan oleh Dikmenum, Depdiknas. Kemarin adalah hari terakhir penjurian tahap akhir lomba, dimana peserta harus mempresentasikan karyanya masing-masing. Penjurian tahap akhir ini berorientasi ke konfirmasi seberapa jauh orisinalitas karya, teknik presentasi, penguasaan karya dan etika pengembangan karya. Banyak klaim yang bermunculan dari peserta, ada yang mengatakan bahwa 100% ini karya peserta, meskipun ternyata akhirnya menyatakan bahwa secara content (materi ajar) hanya 25% yang dibuat sendiri. Sedangkan secara software (sistem) masih banyak script, image, icon dan logo yang mengambil dari berbagai sumber. Saya memimpin penjurian untuk aspek rekayasa perangkat lunak, juri lain ada mas Hendro, pak Agung dan pak Bambang (aspek desain komunikasi visual), pak Chaeruddin dan pak Zuhdy (aspek pembelajaran). Melanjutkan proses penjurian tahap sebelumnya, ada 19 peserta yang berhasil masuk ke penjurian tahap akhir ini, baik atas nama perorangan maupun tim. Propinsi yang paling banyak wakilnya adalah Jawa Timur (6) dan kemudian disusul oleh Jawa Tengah (5). Sedangkan Bali, DIY, DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Sumatra Barat dan Sumatra Utara masing-masing diwakili 1 peserta. 30% peserta finalis tahun ini adalah juga peserta finalis tahun lalu. Dan seperti tahun tahun sebelumnya, sesuatu yang unik karena dominasi asal finalis justru tidak dari kota kota besar. Ini bisa juga karena rekan-rekan guru di kota-kota kecil lebih termotivasi mempelajari hal-hal baru. Saya lihat bahwa hampir semua peserta sangat bersemangat ketika bercerita bagaimana proses belajar sehingga bisa membuat multimedia pembelajaran. Ada yang harus susah payah meyakinkan kepala sekolah bahwa multimedia pembelajaran bermanfaat membantu meningkatkan pemahaman siswa, ada yang harus berdjoeang sendiri membeli komputer, ngoprek dan belajar berbagai software untuk pengembangan, belajar membuat script dan program, dsb. Mari kita beri applaus kepada rekan-rekan guru sekalian karena perdjoeangan mereka ini. Setelah penjurian presentasi selesai, peserta akan dibimbing secara intensif...