RomiSatriaWahono.Net
  • Home
  • About Me
  • In the News
  • Lectures
  • Publications
  • Research
Home » Posts by Romi
Menengok Arah Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi di Indonesia
  • Research Methodology
26 Jul2006

Menengok Arah Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi di Indonesia...

Sejak akhir tahun 2005, kebetulan saya diminta membantu Kementrian Negara Riset dan Teknologi (KNRT) dalam kegiatan pembuatan buku putih penelitian dan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia. Sebenarnya kegiatan KNRT untuk pembuatan buku putih tidak hanya dalam bidang TIK, tetapi juga beberapa bidang lain yang disebut dengan 6 bidang prioritas pembangunan Iptek 2005-2025, yang terdiri dari: Teknologi Ketahanan Pangan dan Pertanian Teknologi Energi: Energi Alternatif dan Terbarukan Teknologi Transportasi Teknologi Informasi dan Komunikasi Teknologi Kesehatan dan Obat-Obatan Teknologi Pertahanan Dan pada tanggal 26 Juli 2006 diadakan acara penyempurnaan draft final buku putih untuk ke 6 bidang diatas, dimana Menristek (pak Kusmayanto Kadiman) dalam keynote speechnya memaparkan beberapa panduan dan filosofi kenapa buku putih harus ada.  Tentu dalam tulisan ini saya tidak akan mengupas isi buku putih ke 5 bidang lain selain TIK, karena tugas saya memang hanya di buku putih TIK.  Ada satu catatan menarik bahwa sedikit perdebatan hangat terjadi pada pertemuan tanggal 26 Juli 2006, khususnya tentang posisi buku putih ini sendiri. Pak Kusmayanto menyebut bahwa muara kerangka pikir buku putih berasal dari Jakstranas Iptek 2005-2009 dan Agenda Riset Nasional (ARN) . Sedangkan pemikiran rekan-rekan penyusun ARN, bahwa justru ARN yang seharusnya disusun berdasarkan Buku Putih, karena lingkup tahun buku putih yang lebih panjang yaitu 2005-2025. Well, kedua pemikiran ini berlandaskan pada dokumen yang resmi, meskipun saya sendiri kurang jelas, mana madzab yang lebih shohih 😉 Penyusunan buku putih yang lengkapnya bernama “Buku Putih Penelitian Pengembangan dan Penerapan Iptek Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi tahun 2005-2025”, sempat tertatih-tatih dan mengalami beberapa pergantian tim nara sumber. Saya mengikuti beberapa pertemuan yang diadakan di Jakarta akhir tahun 2005 dan kemudian camp selama 2 hari di Bandung di awal tahun 2006. Tim yang terdiri dari 22 orang, cukup lengkap dan berimbang karena ada wakil...

»»
PNS Tidak Cocok Untuk …
  • Management
28 Jun2006

PNS Tidak Cocok Untuk …

Menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil), bagi sebagian orang Indonesia adalah sebuah dambaan, meskipun bagi sebagian lagi yang lain mungkin keengganan. Menjadi dambaan banyak orang sehingga antrean pengambil formulir pendaftaran CPNS selalu membludak setiap tahun. Orang merelakan apapun yang dia miliki untuk menjadi seorang PNS, baik uang puluhan juta rupiah, harga diri, dsb. Meskipun sudah ada upaya dari pemerintah untuk memperbaiki masalah rekrutmen PNS, baik melalui hukuman dan perbaikan sistem, tapi tetap saja masalah sogok, suap, atau apalah namanya adalah fakta yang terjadi di masyarakat. Alhamdulillah saya tidak perlu melewati itu semua, karena kebetulan saya menjadi PNS bukan lewat jalur penerimaan biasa, tapi lewat beasiswa sekolah luar negeri dalam program STAID (sebelumnya bernama OFP dan STMDP) yang diinisiasi pak Habibie. Well, meskipun saya tidak pernah bercita-cita menjadi PNS, saya harus ikhlas melaksanakan perjanjian yang dulu saya buat sebelum berangkat ke Jepang. Dan secara dewasa saya harus mengakui bahwa ini adalah jalur jalan kehidupan saya, paling tidak sampai ikatan dinas 2n+1 saya berakhir 😉 Jujur, saat ini saya merasa fatique, penat dan bosan dengan kehidupan saya sebagai PNS. Mohon maaf bagi rekan-rekan saya sesama PNS, sekali lagi saya tidak bermasalah dengan anda semua, saya cinta anda semua dan sedang berdjoeang seperti anda-anda semua 😉 Yang saya penatkan adalah behavior, sistem dan birokrasi yang ada di dalam institusi pemerintah. Biasanya yang menentramkan saya adalah sahabat saya yang lagi nongkrong di jerman, yaitu Made Wiryana yang sering mengatakan bahwa, yang paling gampang itu memang kalau kita memilih berdjoeang di luar, bebas dan tidak terikat. Penghargaan yang besar kepada rekan-rekan yang memilih berdjoeang di dalam institusi pemerintah, membuat inovasi serta perbaikan dari dalam. Nah saya ingin menshare suatu ide, pandangan dan referensi sebelum saudara-saudara saya tercinta di seluruh Indonesia memilih untuk menjadi PNS. Tentu yang saya sampaikan ini masih bersifat subjektif, masih hanya analisa di satu atau dua institusi pemerintah, dan perlu satu...

»»
Aspek Rekayasa Perangkat Lunak dalam Media Pembelajaran
  • Software Engineering
23 Jun2006

Aspek Rekayasa Perangkat Lunak dalam Media Pembelajaran

“Waduh kok softwarenya nggak mau jalan …” “Lho kok proses instalasinya sulit sekali …” Itu mungkin keluhan yang sering kita dengar ketika kita menggunakan sebuah software atau perangkat lunak di komputer kita. Dan bukan sesuatu yang mustahil, kemungkinan besar terjadi juga di perangkat lunak media pembelajaran yang kita kembangkan. Jangan dilupakan bahwa media pembelajaran yang terdiri dari media presentasi pembelajaran (alat batu guru untuk mengajar) dan software pembelajaran mandiri (alat bantu siswa belajar mandiri) adalah juga suatu perangkat lunak. Baik tidaknya sebuah perangkat lunak, biasanya menunjukkan bagaimana kualitas perangkat lunak tersebut, hal ini sudah kita kupas tuntas di artikel tentang pengukuran perangkat lunak. Nah, media pembelajaran yang baik adalah yang memenuhi parameter-parameter berdasarkan disiplin ilmu rekayasa perangkat lunak, seperti pada contoh diatas (efisiensi, reliabilitas, usabilitas, dsb). Setelah aspek dan penilaian media pembelajaran kita bahas, artikel ini akan fokus di satu sisi penilaian yaitu aspek rekayasa perangkat lunak. Bagaimanapun juga saya tetap bersandar ke standard pengukuran perangkat lunak (baik ISO standard maupun best practice) pada saat menyusun kriteria-kriteria penilaian. Saya modifikasi sesuai dengan kebutuhan dan supaya lebih mudah dipahami oleh peserta lomba. Kriteria penilaian dalam aspek rekayasa perangkat lunak yang akhirnya disetujui dalam diskusi di tim penyusun (LIPI, Pustekkom, IlmuKomputer.Com) adalah seperti di bawah: 1. Efektif dan Efisien dalam Pengembangan Maupun Penggunaan Media Pembelajaran “Kok lambat yach?” “Petunjuk Pemakaian: matikan seluruh program lain, karena program ini perlu memory 1GB untuk dapat dijalankan” “Program besar sekali, menghabiskan space di komputer!” Seringkali sebuah program yang sepertinya berukuran kecil dan memiliki fitur yang tidak terlalu rumit, tetapi berjalan sangat lamban. Kalau seandainya saja setiap komputer memiliki kecepatan yang tidak terbatas dan memory (RAM) yang bebas tidak terbatas, maka tentu tidak akan menjadi masalah. Tetapi setiap komputer memiliki kecepatan terbatas, memory (RAM) terbatas dan kapasitas penyimpanan tetap (hardisk) terbatas. Oleh karena...

»»
Aspek dan Kriteria Penilaian Media Pembelajaran
  • Software Engineering
21 Jun2006

Aspek dan Kriteria Penilaian Media Pembelajaran

Diskusi menarik terjadi di acara penyusunan kriteria penilaian lomba pembuatan media pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk SMA dan sederajat yang diselenggarakan Dikmenum. Tujuan diskusi sebenarnya adalah menentukan aspek dan kriteria apa yang akan digunakan untuk menilai sebuah media pembelajaran. Dalam bidang rekayasa perangkat lunak sebenarnya sudah ada teknik pengukuran perangkat lunak yang telah saya bahas di artikel sebelumnya. Tapi karena media pembelajaran termasuk jenis perangkat lunak yang melingkupi berbagai disiplin ilmu (pembelajaran, desain, komunikasi, dsb), maka pendapat dari berbagai domain expert menjadi wacana yang menyegarkan. Saya mengusulkan modifikasi aspek penilaian dari tahun sebelumnya yang terdiri dari 4-5 aspek menjadi hanya 3 aspek, yaitu aspek rekayasa perangkat lunak, aspek instructional design (desain pembelajaran) dan aspek komunikasi visual. Kriteria penilaian termasuk mekanisme penjurian tidak digabungkan menjadi satu, tetapi dipisah dan tiap aspek dinilai oleh orang yang kompeten di aspek tersebut. Saya beserta beberapa rekan dari LIPI, IlmuKomputer.Com, dan Pustekkom kemudian menyusun kriteria penilaian dalam aspek rekayasa perangkat lunak. Untuk aspek instructional design (desain pembelajaran), rekan-rekan dari bidang pembelajaran dan pendidikan yang berperan, diantaranya ada mas Ridwan dan mas Uwes dari UNJ, dsb. Sedangkan aspek komunikasi visual dimanage oleh beberapa rekan dari ITB fakultas seni rupa, khususnya program studi desain dan komunikasi visual, diantaranya mas Indarsjah dan mas Agung. Hasil dari penyusunan dan diskusi tentang aspek dan kriteria penilaian media pembelajaran saya share di bawah. Penjelasan lengkap tentang aspek yang susun akan saya tulis di artikel terpisah. Mudah-mudahan bisa menjadi acuan dan persiapan bagi rekan-rekan guru SMA di seluruh Indonesia yang ingin mengikuti lomba pembuatan media pembelajaran yang diselenggarakan Dikmenum tahun 2006 ini. Kriteria ini rencananya akan kita gunakan juga untuk menilai karya yang masuk pada program Smart Teacher yang baru saja kita launching. Aspek Rekayasa Perangkat Lunak Efektif dan efisien dalam pengembangan maupun penggunaan media pembelajaran Reliable (handal)...

»»
Smart Teacher: Kompetisi untuk Para Guru
  • eLearning
09 Jun2006

Smart Teacher: Kompetisi untuk Para Guru

Tiga tahun terakhir (2004, 2005, 2006) kebetulan saya terlibat aktif menjadi perumus dan juri untuk lomba pembuatan media pembelajaran berbasis Teknologi Informasi yang diselenggarakan oleh Depdiknas, tepatnya di Dikmenum. Peserta lomba adalah guru-guru SMA dan sederajad di seluruh Indonesia. Dari pengalaman itu saya melihat bahwa guru-guru di Indonesia memiliki potensi yang tinggi dalam bidang Teknologi Informasi dan pemanfaatannya untuk dunia pendidikan. Ini yang menginspirasi saya untuk membuat lomba serupa yang sifatnya lebih kontinyu dan mudah diikuti oleh para guru dari berbagai tingkat pendidikan (TK, SD, SMP, SMA dan sederajad). Kebetulan ide ini diamini dan didukung oleh sahabat saya Donny B Utoyo (Koordinator ICT Watch dan DetikINET). Sehinga berlanjutlah menjadi satu event untuk para guru berupa Kompetisi Menulis Artikel dan Membuat Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi. Kegiatan ini kita beri nama “Smart Teacher”, dengan official sitenya adalah http://ilmukomputer.com/smartteacher.php. Kegiatan diselenggarakan oleh IlmuKomputer.Com dengan didukung secara penuh oleh DetikINET, Partner in Learning, MediaPembelajaran.Com, ICTWatch, Brainmatics, dan beberapa institusi pendidikan. Yang kita lakukan tidak muluk-muluk, intinya kita ingin meng-encourage guru-guru untuk mengenal Teknologi Informasi dan lebih jauh lagi bagaimana memanfaatkan Teknologi Informasi dalam membantu kegiatan belajar mengajar. Jadi yang kita kompetisikan adalah: 2 kategori karya yang akan dikompetisikan yaitu: Artikel  Media Pembelajaran  Setiap minggunya kita akan memilih artikel dan media pembelajaran terbaik, dan menampilkannya di DetikINET pada kolom khusus bernama Smart Teacher. Yang berhasil tampil akan mendapatkan kompensasi berupa uang tunai dan kesempatan mengikuti event di luar negeri yang akan kita tentukan kemudian. Untuk menyemarakkan kegiatan ini, kita juga membuat komunitas milis bernama smartteacher@yahoogroups.com. Milis ini bersifat terbuka, bisa diikuti peserta kompetisi maupun yang hanya ingin berdiskusi tentang teknologi informasi dan pemanfaatannya di dunia pendidikan.  Persyaratan lomba, hasil karya dan mekanisme lengkap program dapat diketahui dengan mengklik http://ilmukomputer.com/smartteacher.php Untuk para guru dimanapun berada, selamat berdjoeang, kami tunggu karya anda !...

»»
Teknik Pengukuran Kualitas Perangkat Lunak
  • Software Engineering
05 Jun2006

Teknik Pengukuran Kualitas Perangkat Lunak

Deras masuknya produk perangkat lunak dari luar negeri di satu sisi menguntungkan pengguna karena banyaknya pilihan produk dan harga. Namun di sisi lain cukup mengkhawatirkan karena di Indonesia tidak ada institusi yang secara aktif bertugas membuat standard dalam pengukuran kualitas perangkat lunak yang masuk ke Indonesia. Demikian juga dengan produk-produk perangkat lunak lokal, tentu akan semakin meningkat daya saing internasionalnya apabila pengembang dan software house di Indonesia mulai memperhatikan masalah kualitas perangkat lunak ini. Kualitas perangkat lunak (software quality) adalah tema kajian dan penelitian  turun temurun dalam sejarah ilmu rekayasa perangkat lunak (software engineering). Kajian dimulai dari apa yang akan diukur (apakah proses atau produk), apakah memang perangkat lunak bisa diukur, sudut pandang pengukur dan bagaimana menentukan parameter pengukuran kualitas perangkat lunak. Bagaimanapun juga mengukur kualitas perangkat lunak memang bukan pekerjaan mudah. Ketika seseorang memberi nilai sangat baik terhadap sebuah perangkat lunak, orang lain belum tentu mengatakan hal yang sama. Sudut pandang seseorang tersebut mungkin berorientasi ke satu sisi masalah (misalnya tentang reliabilitas dan efisiensi perangkat lunak), sedangkan orang lain yang menyatakan bahwa perangkat lunak itu buruk menggunakan sudut pandang yang lain lagi (usabilitas dan aspek desain). APA YANG DIUKUR? Pertanyaan pertama yang muncul ketika membahas pengukuran kualitas perangkat lunak, adalah apa yang sebenarnya mau kita ukur. Kualitas perangkat lunak dapat dilihat dari sudut pandang proses pengembangan perangkat lunak (process) dan hasil produk yang dihasilkan (product). Dan penilaian ini tentu berorientasi akhir ke bagaimana suatu perangkat lunak dapat dikembangkan sesuai dengan yang diharapkan oleh pengguna. Hal ini berangkat dari pengertian kualitas (quality) menurut IEEE Standard Glossary of Software Engineering Technology [3] yang dikatakan sebagai: The degree to which a system, component, or process meets customer or user needs or expectation Dari sudut pandang produk, pengukuran kualitas perangkat lunak dapat menggunakan standard dari ISO 9126...

»»
Meluruskan Salah Kaprah Rekayasa Perangkat Lunak
  • Software Engineering
30 May2006

Meluruskan Salah Kaprah Rekayasa Perangkat Lunak

Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering), sedikit mengalami pergeseran makna di realita dunia industri, bisnis, pendidikan maupun kurikulum Teknologi Informasi (TI) di tanah air. Di industri, para tester, debugger dan programmer sering salah kaprah menyandang gelar Software Engineer. SMK di Indonesia juga latah dengan membuka jurusan Rekayasa Perangkat Lunak, meskipun secara kurikulum hanya mengajari bahasa C atau Pascal (mungkin lebih pas disebut jurusan pemrograman komputer) 😉 Tulisan ini berusaha meluruskan salah kaprah yang terjadi tentang Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering) berdasarkan kesepakatan, acuan, dan standard yang ada di dunia internasional. Sejarah munculnya Rekayasa Perangkat Lunak sebenarnya dilatarbelakangi oleh adanya krisis perangkat lunak (software crisis) di era tahun 1960-an. Krisis perangkat lunak merupakan akibat langsung dari lahirnya komputer generasi ke 3 yang canggih, ditandai dengan penggunaan Integrated Circuit (IC) untuk komputer. Performansi hardware yang meningkat, membuat adanya kebutuhan untuk memproduksi perangkat lunak yang lebih baik. Akibatnya perangkat lunak yang dihasilkan menjadi menjadi beberapa kali lebih besar dan kompleks. Pendekatan informal yang digunakan pada waktu itu dalam pengembangan perangkat lunak, menjadi tidak cukup efektif (secara cost, waktu dan kualitas). Biaya hardware mulai jatuh dan biaya perangkat lunak menjadi naik cepat. Karena itulah muncul pemikiran untuk menggunakan pendekatan engineering yang lebih pasti, efektif, standard dan terukur dalam pengembangan perangkat lunak. Dari berbagai literatur, kita dapat menyimpulkan bahwa Rekayasa Perangkat Lunak adalah: Suatu disiplin ilmu yang membahas semua aspek produksi perangkat lunak, mulai dari tahap awal requirement capturing (analisa kebutuhan pengguna), specification (menentukan spesifikasi dari kebutuhan pengguna), desain, coding, testing sampai pemeliharaan sistem setelah digunakan. Kalimat “seluruh aspek produksi perangkat lunak” membawa implikasi bahwa bahwa Rekayasa Perangkat Lunak tidak hanya berhubungan dengan masalah teknis pengembangan perangkat lunak tetapi juga kegiatan strategis seperti manajemen proyek perangkat lunak, penentuan metode dan proses pengembangan, serta aspek teoritis, yang kesemuanya untuk mendukung terjadinya...

»»
Menyegarkan Kembali Pemahaman tentang Requirement Engineering
  • Software Engineering
29 Apr2006

Menyegarkan Kembali Pemahaman tentang Requirement Engineering...

Requirements engineering adalah fase terdepan dari proses rekayasa perangkat lunak (software engineering), dimana software requirements (kebutuhan) dari user (pengguna) dan customer (pelanggan) dikumpulkan, dipahami dan ditetapkan. Para pakar software engineering sepakat bahwa requirements engineering adalah suatu pekerjaan yang sangat penting. Fakta membuktikan bahwa kebanyakan kegagalan pengembangan software disebabkan karena adaya ketidakkonsistenan (inconsistent), ketidaklengkapan (incomplete), maupun ketidakbenaran (incorrect) dari requirements specification (spesifikasi kebutuhan). Banyak definisi yang diungkapkan oleh para peneliti tentang requirements engineering. Satu definisi yang cukup jelas dan diterima secara umum adalah yang diuraikan oleh Pamela Zave [Zave-97]: Requirements engineering adalah cabang dari software engineering yang mengurusi masalah yang berhubungan dengan: tujuan (dunia nyata), fungsi, dan batasan-batasan pada sistem software. Termasuk hubungan faktor-faktor tersebut dalam menetapkan spesifikasi yang tepat dari suatu software, proses evolusinya baik berhubungan dengan masalah waktu maupun dengan software lain (dalam satu famili). Studi di The Standish Group mencatat bahwa prosentase akumulatif kegagalan sebuah project pengembangan software sebagian besar disebabkan oleh masalah requirements dan spesifikasinya [Standish-94]. Untuk merangkum masalah yang ingin dipecahkan dalam cabang ilmu requirements engineering, kebanyakan pakar mengamini ungkapan Ed Yourdon dalam foreword yang ditulisnya untuk buku Managing Software Requirements – A Unified Approach karya Dean Leffingwell [Leffingwell-00]. Ed Yourdon menggunakan istilah “the rock problem (masalah batu) sebagai diskusi dasar masalah yang selalu muncul dalam proses pengerjaan proyek software. Customer (pelanggan) yang datang kepada kita untuk mengerjakan sebuah proyek pengembangan software, adalah ibarat seseorang yang mengatakan kepada kita, “Tolong buatkan saya batu”. Ketika kita memberikan kepadanya sebuah batu, dia akan melihatnya sebentar dan mengatakan kepada kita, “Ya terima kasih, tapi sebenarnya yang saya inginkan adalah sebuah batu kecil berwarna biru”. Dan ketika kita bawakan untuknya batu kecil berwarna biru, dia mengatakan bahwa yang diinginkan adalah yang “bentuknya bulat”. Demikian seterusnya proses iterasi (iteration) terjadi berulangkali sampai akhirnya kita dapatkan yang...

»»
Konflik Dunia, Perang dan Gap Sosial
  • Management
25 Apr2006

Konflik Dunia, Perang dan Gap Sosial

Konflik dan perang telah terjadi dimana-mana di seluruh dunia ini. Bumi yang terkotak-kotak menjadi 192 negara dimana lebih dari 6 milyar manusia hidup didalamnya, ternyata penuh dengan konflik. Konflik antar manusia, antar golongan, antar etnis dan antar negara. Steven D. Strauss dalam bukunya menyatakan bahwa dalam setengah abad terakhir, tidak ada dari 192 negara di dunia ini yang tidak pernah terlibat konflik. Setiap negara pernah mengalami konflik baik dalam negeri maupun luar negeri, satu kali atau bahkan lebih. Konflik politik di Rwanda tahun 1994 telah menyebabkan 1 juta penduduk etnis Tutsi tewas mengenaskan karena dibantai lawan politiknya yang beretnis Hutu. Di belahan bumi yang lain lagi, konflik di Korea juga menyebabkan jutaan orang tewas. Lebih dahsyatnya lagi, konflik ini menyebabkan terbelahnya Korea (yang sama sekali sama dalam bahasa, budaya, geografi dan agrikultur) menjadi dua negara (Korea Utara dan Korea Selatan). Kalau ditanya negara manakah yang paling banyak terlibat dalam masalah konflik luar negeri setengah abad terakhir ini. Tidak mengejutkan bahwa jawabannya adalah Amerika Serikat. Disamping terlibat dalam 5 konflik dan peperangan penting abad ini, antara lain dalam perang di Korea, Vietnam, Perang Dingin, Irak dan Afganistan. Amerika juga terlibat dalam 3 invasi dan serangan mendadak ke negara lain yaitu ke Laos, Kamboja dan Libya. Kemudian juga terlibat dalam paling tidak 6 operasi keamanan, yaitu ke Dominika, Lebanon, Somalia, Kosovo, dan beberapa negara teluk. Terlibat dalam 2 misi penyelamatan di Iran dan Mayagues, dan juga misi pengusiran pemerintah nasional di Panama. Negara berikut setelah Amerika, yang banyak terlibat dalam masalah konflik antar negara adalah Israel. Setelah perang dunia kedua selesai, paling tidak Israel terlibat dalam 6 peperangan dan konflik. Yaitu perang kemerdekaaan (1948), perang Suez (1956), perang 6 hari (1967), perang Atrisi (1967-1970), perang Yom Kippur (1973), perang Lebanon (1982), dan yang sampai belum terpecahkan...

»»
Teknik Mengadopsi CCNA ke Kurikulum Pendidikan
  • Network Security
24 Mar2006

Teknik Mengadopsi CCNA ke Kurikulum Pendidikan

Artikel ini saya tulis untuk menjawab beberapa pertanyaan yang datang dari guru, dosen, dan kepala jurusan di SMK dan Universitas tentang bagaimana cara mengadopsi kurikulum CCNA (Cisco Certified Network Associate) ke dalam kurikulum pendidikan kita. Pertanyaan ini muncul seiring dengan keinginan banyak lembaga pendidikan yang membuka jurusan teknologi informasi atau jaringan (SMK, Akademi, Universitas), dan ingin memberi nilai lebih kepada (maha)siswanya supaya lulus dengan memiliki sertifikasi internasional. Sedikit berbeda dengan sertifikasi-sertifikasi vendor lain (Microsoft, Novell, dsb), materi sertifikasi Cisco tidak hanya terfokus ke pembahasan produk yang dimilikinya (Internetwork Operating System (IOS) atau hardware). Tetapi juga memberi landasan konsep dan teori yang matang untuk Networking, Internetworking, Internet Protocol, TCP/IP, dsb. Hal ini yang membuat menarik dunia akademisi karena materi-materi itu sebenarnya juga diajarkan (telah eksis) dalam kurikulum jaringan komputer. Jadi bagaimana supaya bisa digabungkan, atau ditambahkan, atau diadopsi? Yang menarik, Cisco Systems memiliki program jalur akademik, yang terwadahi dalam Cisco Networking Academy Program (CNAP). Kurikulum disusun per-semester (bukan model course seperti lembaga pelatihan), dan sudah tersedia modul interaktif, online assesment, serta manajemen akademi secara online (elearning system). Materi yang tersedia misalnya untuk mempersiapkan ujian sertifikasi CCNA, CCNP, IT Essensial, dsb. Hirarki akademi menurut standard Cisco Systems terbagi menjadi tiga: CATC (Cisco Academy Training Center), RA (Regional Academy) dan LA (Local Academy). CATC memiliki previledge untuk membuat dan mengelola beberapa RA beserta pelatihan untuk instrukturnya, demikian juga RA yang mengelola beberapa LA termasuk pelatihan untuk instruktur LA. Sedangkan LA mempunyai previledge untuk membuka kelas bagi student. Seluruh manajemen dilakukan secara online dalam sistem elearning yang bernama Academy Connection (http://cisco.netacad.net), yang memungkinkan pengelola akademi atau LMC (Legal Main Contact), instruktur, student dan alumni berkolaborasi dalam kegiatan belajar mengajar. Sekali lagi, kurikulum, modul, kuis, ujian online, dan bahkan sertifikat kelulusan (bagi yang lulus) sudah tersedia secara digital.  Lembaga pendidikan kita (SMK, Akademi, Universitas, dsb) cukup...

»»
  • Recent
  • Popular
  • Random
  • 5 Kiat Sukses S3 Lulus Tepat Waktu 5 Kiat Sukses S3 Lulus Tepat Waktu Posted by Romi Satria Wahono on 27 May, 2020
  • Analisis dan Desain Sistem dengan Unified Modeling Language (UML) Analisis dan Desain Sistem dengan Unified Modeling Language (UML) Posted by Romi Satria Wahono on 19 May, 2020
  • Knowledge Management: Konsep, Proses, Sistem atau Apa? Knowledge Management: Konsep, Proses, Sistem atau Apa? Posted by Romi Satria Wahono on 14 May, 2020
  • Software Engineering Research Trends Software Engineering Research Trends Posted by Romi Satria Wahono on 7 May, 2020
  • 10 Mitos Software Engineering 10 Mitos Software Engineering Posted by Romi Satria Wahono on 3 May, 2020
  • Big Data Trends 2018 Big Data Trends 2018 Posted by Romi Satria Wahono on 20 Mar, 2018
  • 10 Mitos Penelitian Computing 10 Mitos Penelitian Computing Posted by Romi Satria Wahono on 8 Dec, 2017
  • Research in Progress 2016: Software Defect Prediction Research in Progress 2016: Software Defect Prediction Posted by Romi Satria Wahono on 5 Dec, 2016
  • Systematic Literature Review: Pengantar, Tahapan dan Studi Kasus Systematic Literature Review: Pengantar, Tahapan dan Studi Kasus Posted by Romi Satria Wahono on 15 May, 2016
  • Literature Review: Pengantar dan Metode Literature Review: Pengantar dan Metode Posted by Romi Satria Wahono on 7 May, 2016
  • PNS Tidak Cocok Untuk … PNS Tidak Cocok Untuk … Posted by Romi Satria Wahono on 28 Jun, 2006
  • Defragmentasi Otak Defragmentasi Otak Posted by Romi Satria Wahono on 10 Aug, 2009
  • 20 Gaya Posting Blog 20 Gaya Posting Blog Posted by Romi Satria Wahono on 8 Mar, 2010
  • Penghitungan Subnetting, Siapa Takut? Penghitungan Subnetting, Siapa Takut? Posted by Romi Satria Wahono on 11 Feb, 2006
  • Wajibnya Skill Coding Bagi Mahasiswa Computing Wajibnya Skill Coding Bagi Mahasiswa Computing Posted by Romi Satria Wahono on 13 Apr, 2009
  • Membangun Sendiri Radio Internet Membangun Sendiri Radio Internet Posted by Romi Satria Wahono on 1 Feb, 2006
  • 3 Kiat Jitu Mengatur Waktu 3 Kiat Jitu Mengatur Waktu Posted by Romi Satria Wahono on 15 May, 2008
  • Ketika Cinta Ini Membunuhmu … Ketika Cinta Ini Membunuhmu … Posted by Romi Satria Wahono on 18 Nov, 2008
  • Tips dan Trik Memilih Jurusan Komputer Tips dan Trik Memilih Jurusan Komputer Posted by Romi Satria Wahono on 3 Aug, 2007
  • Penelitian Tugas Akhir Itu Mudah (1) Penelitian Tugas Akhir Itu Mudah (1) Posted by Romi Satria Wahono on 16 Dec, 2007
  • Juara Lomba Pembuatan Media Pembelajaran 2006 Juara Lomba Pembuatan Media Pembelajaran 2006 Posted by Romi Satria Wahono on 27 Nov, 2006
  • IlmuKomputer.Com Learning Network IlmuKomputer.Com Learning Network Posted by Romi Satria Wahono on 28 Nov, 2008
  • Keberhasilan dalam Kesederhanaan Keberhasilan dalam Kesederhanaan Posted by Romi Satria Wahono on 3 Jun, 2007
  • 7 Langkah Mudah Membuat Multimedia Pembelajaran 7 Langkah Mudah Membuat Multimedia Pembelajaran Posted by Romi Satria Wahono on 3 Mar, 2008
  • Menunggu Bill Gates Made in Indonesia Menunggu Bill Gates Made in Indonesia Posted by Romi Satria Wahono on 24 Mar, 2008
  • Knowledge Management dan Kiat Praktisnya Knowledge Management dan Kiat Praktisnya Posted by Romi Satria Wahono on 6 May, 2008
  • Software Engineering Research Trends Software Engineering Research Trends Posted by Romi Satria Wahono on 7 May, 2020
  • Tren Konten Internet di Indonesia 2009 Tren Konten Internet di Indonesia 2009 Posted by Romi Satria Wahono on 11 Feb, 2009
  • Antara Aku, LIPI dan IlmuKomputer.Com Antara Aku, LIPI dan IlmuKomputer.Com Posted by Romi Satria Wahono on 13 Nov, 2007
  • Komunitas Terdidik: Belajar dari Jepang Komunitas Terdidik: Belajar dari Jepang Posted by Romi Satria Wahono on 7 Feb, 2006

About Me

Researcher & Technopreneur. Founder dan CEO BrainmaticsID & BraindevsID. Data Science & Enterprise Architecture Guru. Professional Member of the IEEE CS (90598687), ACM (6680333) dan PMI (2822015). Contact:
- Telegram/WA: +628118228331
- Youtube: romisatriawahono
- Facebook: romisatriawahono
- Instagram: romisatriawahono
- Twitter: romisw
- Email: romi@romisatriawahono.net

My Categories

Activities Campus Data Mining eLearning Family Internet Technology Management Network Security Research Methodology Software Engineering Technopreneurship

My Schedule

Copyright © 2004-2025 RomiSatriaWahono.Net. All rights reserved.