Tips dan Trik Memilih Jurusan Komputer
Mas, saya baru mo masuk kuliah, tapi saya sedang bingung mo ngambil jurusan apa? Apa sih sebenarnya bedanya jurusan Teknik Informatika, Sistem Informasi, Teknik Komputer dan Manajemen Informatika? Dan yang mana menurut mas Romi yang ke depannya bagus? (Adoy Chumaidi)
Juli dan agustus adalah musim orang mendaftar kuliah. Jadi setiap tahun di kedua bulan ini saya ada ritual menerima banyak pertanyaan lewat YM atau email tentang pemilihan jurusan di bidang komputer (computing). Kalau jurusan lain misalnya Grogol atau Kampung Rambutan biasanya nggak tanya saya sih :). Saya coba rangkumkan beberapa jawaban yang biasanya saya berikan.
Perlu kita garis bawahi dulu bahwa “secara konsep” kurikulum bidang komputer di Indonesia sudah cukup baik. Kurikulum Indonesia mengacu dan mengadaptasi Computing Curricula, yaitu panduan kurikulum bidang komputer (computing) yang diterbitkan secara bersama oleh ACM (the Association for Computing Machinery), AIS (the Association for Information System) dan IEEE-CS (the IEEE Computer Society). Beberapa dokumen usulan kurikulum yang diajukan APTIKOM (Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer) saya lihat juga mengacu ke Computing Curricula 2001 dan 2005. Kalau kemudian ada pertanyaan kok pelaksanaan di lapangan tidak sebagus konsepnya. Ya banyak faktor yang masih menjadi masalah di Indonesia, kualitas SDM pengajar, infrastruktur, minimnya textbook yang baik, dsb. Mari kita perbaiki bersama-sama dan tidak perlu saling menyalahkan 🙂
Sekali lagi, Indonesia hanya mengadaptasi dan bukan mengadopsi Computing Curricula, artinya bahwa tidak semua nama jurusan dan nama mata kuliah di Indonesia sama “plek” dengan apa yang ada di Computing Curricula. Computing Curricula memberikan panduan tentang penyelenggaraan, penamaan mata kuliah beserta pembobotannya dan penyusunan kurikulum pada 5 jurusan, yaitu: Computer Engineering (CE, Teknik Komputer), Computer Science (CS, Ilmu Komputer), Information Systems (IS, Sistem Informasi), Information Technology (IT, Teknologi Informasi), Software Engineering (SE, Rekayasa Perangkat Lunak).
Adaptasi dan acuan kurikulum di Indonesia adalah:
-
Computer Science untuk program studi (jurusan) Teknik Informatika atau Ilmu Komputer
-
Computer Engineering untuk program studi (jurusan) Sistem Komputer atau Teknik Komputer
-
Information System untuk Sistem Informasi atau Manajemen Informatika
Sedangkan Software Engineering dan Information Technology, di Indonesia dianggap bukan merupakan program studi (jurusan) karena masih bisa masuk salah satu bagian dari Teknik Informatika atau Ilmu Komputer.
Lha terus dimana letak perbedaan jurusan-jurusan diatas?
Semua jurusan (program studi) sebenarnya memiliki mata kuliah yang boleh dikatakan “sama”, hanya pembobotannya berbeda. Bobot inilah yang nantinya menentukan jalur karier dan bidang kerja lulusan. Kompetensi lulusan setiap jurusan biasanya di desain seperti di bawah:
-
Computer Engineering (CE) (Jurusan Sistem Komputer atau Teknik Komputer) diharapkan menghasilkan lulusan yang mampu mendesain dan mengimplementasikan sistem yang terintegrasi baik software maupun hardware
-
Computer Science (CS) (Jurusan Teknik Informatika atau Ilmu Komputer) diharapkan menghasilkan lulusan dengan kemampuan yang cukup luas dimulai dari penguasaan teori (konsep) dan pengembangan software.
-
Information System (IS) (Jurusan Sistem Informasi atau Manajemen Informatika) diharapkan menghasilkan lulusan yag mampu menganalisa kebutuhan (requirement) dan proses bisnis (business process), serta mendesain sistem berdasarkan tujuan dari organisasi
-
Information Technology (IT) diharapkan menghasilkan lulusan yang mampu bekerja secara efektif dalam merencanakan, mengimplementasikan, mengkonfigurasi dan memaintain infrastruktur teknologi informasi dalam organisasi.
-
Software Engineering (SE) diharapkan menghasilkan lulusan yang mampu mengelola aktifitas pengembangan software berskala besar dalam tiap tahapannya (software development life cycle).
Computing Curricula membuat suatu komparasi umum dan pembobotan mata kuliah tiap jurusan dengan visualisasi grafis seperti di bawah. Sumbu horizontal menggambarkan arah pengembangan (apakah lebih teoritis atau lebih praktis), sedangkan sumbu vertikal menggambarkan topik dan desain mata kuliah yang diajarkan. Pembobotan ditandai dengan warna abu-abu tua pada visualisasi gambar.
Mudah-mudahan tulisan ini bisa memberikan pemahaman untuk adik-adik sekalian yang baru lulus dan ingin melanjukan kuliah di bidang komputer (computing). Masalah jurusan yang mana yang baik, ini tergantung “minat, keinginan, dan potensi” adik-adik sekalian. Saya yakin tidak seorangpun yang bisa menjudge suatu jurusan lebih baik daripada jurusan lain. Sebenarnya saya ingin mengatakan bahwa “peluang” lebih utama daripada “minat, keinginan dan potensi”. Toh saya dulu berangkat ke Jepang dan masuk ke jurusan yang sebenarnya bukan minat, keinginan atau potensi saya. Ya prioritas berpikir saya adalah peluang dapat beasiswa ke luar negeri, sehingga dapat membantu meringankan beban orang tua. Kebetulan pada saat saya lulus SMA tahun 1993, perekonomian orang tua saya mengalami masa suram. Jurusan apapun, bahkan kalau saya ditunjuk untuk mengambil jurusan ekonomi, politik, dsb, tetap saya akan ambil karena prioritas peluang lebih tinggi 🙂
Yang terakhir, perlu diperhatikan bahwa ada beberapa irisan bidang computing dengan bidang lain yang sepertinya mirip tapi sebenarnya beda. Misalnya, bagi yang ingin mendalami desain grafis dan animasi secara mendalam, saya sarankan tidak masuk ke salah satu dari lima jurusan computing diatas. Akan lebih baik apabila masuk ke jurusan desain komunikasi visual (DKV), yang biasanya ada di bawah fakultas seni rupa. Saya jamin lebih pas untuk yang berminat di animasi dan desain grafis. Banyak mahasiswa yang cita-citanya menjadi animator dan graphics designer akhirnya harus melongo dan menyesal karena salah masuk ke jurusan computing. Akan saya bahas tentang DKV di lain kesempatan 😉
Selamat memilih jurusan!
tergelitik membaca kalimat minat, keinginan dan potensi
ingat waktu dulu lepas sma, bingung mau menentukan kuliah dimana, jurusan apa…
waktu dulu bingung, dalam hati ada keinginan untuk mendalami teknik mesin dan teknik elektro, dua bagian ini diminati karena pernah mengambil keterampilan otomotif dan elektro sewaktu smp, itu baru awalnya…
..dikarenakan nggak masuk UMPTN, tahun pertama ambil kursus komputer…
ada 3 pilihan jurusan, teknik komputer, teknik informatika dan komputer akuntansi…
teknik komputer nantinya diarahkan ke masalah2 hardware, teknik informatika ke pemrograman dan komputer akuntansi cenderung mendalami aplikasi akuntansi…
“iseng2” pilih teknik informatika…
baru ngeh-lah disitu bagaimana membuat algoritma, membuat aplikasi (pascal, c, assembler, dbase, clipper)…ternyata menarik…lebih menarik dibanding otomotif dan elektro…
akhirnya lepas 1 tahun, berlanjut melanjutkan ke d-3 terus s-1….(swasta)
inginnya dulu…ambil juga program s2..s3…tapi keburu enak cari duit..jadi susah bagi waktu untuk kuliah…hehehehehehe
mungkin jalan tersebut cukup mulus buat saya pribadi, namun belum tentu bagi orang lain, hampir 50% teman2 yg masuk d3 teknik informatika berguguran ditengah jalan…bukan karena tidak mempunyai potensi…namun lebih dikarenakan kurang dalam hal minat…
jaman2 awal 90 an teknik informatika bisa dibilang baru mau “booming”…nenteng2 album disket sangat membanggakan…
anggapan orang dulu…lulusan2 sma dgn sertifikat bisa wordstar, lotus 123 dan dBase merupakan senjata ampuh untuk cepat mendapatkan pekerjaan..
ada yg menyangka masuk teknik informatika, adalah mendalami ke 3 jurus pamungkas tersebut…ternyata tidak…malah mendalami ilmu2 logika yang cukup menguras pikiran….
so…memang benar…carilah dulu peminatan terlebih dahulu ….setelah minat ada…pasti akan timbul keinginan….sedangkan masalah potensi saya pikir bisa digali…lebih baik ada minat dgn potensi kurang..dibanding ada potensi tapi minat kurang…yg penting…jangan putus asa dalam belajar…
salam
# Ihsan: Komentar yang menarik mas 🙂 Great idea saya pikir. Saya tambahkan juga bahwa kadang “peluang” lebih diutamakan daripada minat, keinginan dan potensi. Dan saya senang kalimat mas Ihsan terakhir, jangan pernah putus asa dalam belajar !
Wah info yang cukup menarik, dulu saya masih bingung kenapa ada dua jurusan yang sebenernya cukup sama yaitu tek. informatika dan CS, saya sendiri sekarang sedang mendalami CS, oh iya mas romi, kalau sekarang sudah masuk CS terus gimana caranya supaya bisa bertahan di CS, soalnya saya kurang bisa bertahan apalagi saya kurang menyukai progamming terutama algoritma,,,,Gimana ya mas melatih algoritma kita atau membuat kita have fun dalam mengoding :P,,,
# Tonii: Hmm ada banyak theraphy menurut saya:
1. Perbanyak latihan coding dan sebelumnya lihat hasil akhir aplikasi kalau jadi. Kalau hasilnya menarik, pasti kita semangat bikinnya kayak gimana.
2. Orientasikan program untuk dijual, meskipun sederhana. Ketika program kita sudah mulai layak jual, kita akan semakin semangat.
3. Lihat program teman, lakukan review. Pasti ada tantangan, temen saya saja bisa, kenapa aku nggak. Buat program dari yang paling sederhana.
4. apalagi yah … coba dulu deh tiga itu …hehehe
assalamu’alaikum mas romi..
seru juga membaca tulisan ini mas, diagram itu sangat membantu pemahaman saya.. sebelumnya saya pernah mendengar tentang informasi 5 bidang itu dari dosen saya, namun kurang memahami detailnya..
dalam kurikulum di fakultas saya (Ilmu Komputer UI, -red), kita masih bisa mengambil bidang minat lebih spesifik lagi, yaitu rekayasa perangkat lunak, sistem informasi, komputasi ilmiah, dan arsitektur komputer.. jadi, Ilmu Komputer UI lebih umum dan fleksibel dalam pilihan bidang di komputer.. jadi, pilih Fasilkom UI ya! (lho, kok jadi promosi..)
yang lucunya mas romi, beberapa adik angkatan saya di 2006 pindah kuliah, ngambil SPMB lagi (semuanya jurusan IPS!), karena merasa salah jurusan..
Agar semangat coding”mas romi aja bisa, kenapa toni engga?”.he.he becanda mas romi :). soal minat mungkin saat ini saya adalah orang yang minat sekali dalam belajar, kalau ditanya cita-cita hanya belajar.jawaban saya. Dan tinggal kesempatan saja yang mungkin belum mengantarkan ke hidup yang lebih baik. Ganbaree..!
# ilm@N: Peminatan kan sebenarnya untuk mengarahkan ke penelitian (skripsi or TA). Kalau bidang peminatan namanya rekayasa perangkat lunak, sistem informasi … benernya nggak bisa juga disebut bidang peminatan, karena itu masih disiplin ilmu yang besar … hehehe. Harusnya lebih spesifik ke research yang akan dilakukan.
# Ragilt: Yup itu dia yang kelupaan aku tulis. Kalau romi bisa, kenapa Toni nggak 🙂 Romi itu cuman wong ndeso, lahir di ndeso tulungrejo madiun, dari keluarga petani. Aku cuman punya satu modal, yaitu SEMANGAT 😉
Saya juga wong ndeso klo gini 🙂 dibandingkan sama mas Romi yg sudah lama mengalami asam-manisnya di dunia komputer :). Ya saya dulu awal masuk Teknik Informatika ga tau apa2 tentang yang ada di IT, cuma sebatas bisa komputer dan minat aja. Jadi awalnya saya hanya orang katrok yg ga bisa programming dan sejenisnya, setelah masuk kok rasanya asik berkutat sama algoritma2 dan programming jadi akhirnya merasa tertantang dan berkeinginan untuk mendalami. Jadi peluang, minat, keinginan, dll itu penting. Dan satu lagi janganlah pernah puas, jadilah orang yg ingin lebih 🙂 dan kalau perlu jadikan seseorang sebagai rival. Biasanya klo ada rival jadi pengen melebihi orang tersebut. Berusahalah sebaik mungkin ….
Saya dan teman2 waktu kuliah pernah nulis buku berjudul “Jurusan Apa Buat Kamu”. Salah satunya ada jurusan ilmu komputer/teknik informatika. Tulisan mas Romi ini jauh lebih bagus dibandingkan penjelasan saya dan teman2 di buku tersebut. Dulu harusnya aku minta pendapatnya mas Romi dulu nih.
Emang di Indonesia calon mahasiswanya kurang dikasih informasi yang jelas mengenai calon ilmunya. Calon mahasiswa sering mengambil kuliah karena ada anggota keluarga yang sukses di bidang tersebut, atau karena denger2 masa depannya bagus, dll. Tapi mereka kurang tau apa sebenarnya yang bakal mereka pelajari.
oh, emang CE lebih banyak ke arsitektur ya mas. single cycle, multi cycle, pipeline, floating point. pusiiiiiingg. 😀
-IT-
Hmm, yang pasti semua itu membutuhkan kerja keras, karena di bidang IT juga tidak ada yang mudah dan masih terus berkembang pesat.
-cmiiw-
# Wiwing: Setuju 🙂
# Dino: Wah belum tentu saya lebih bagus. PeDe saja mas, itu modal penting …hehehe. Yap yang kita lakukan adalah mencoba memberi alternatif penjelasan tentang jurusan dan program studi. Sebenarnya ini kewajiban universitas sih yg menjelaskan, Tapi mari kita bantu teman2 di universitas 😉
# Irvan: Hehehe …bagi anak yang senang disitu mungkin nggak pusing sih, bagi dia lebih pusing mikir algoritma ..hehehe
setuju. setuju dengan komen yang sebelumnya. klo udah ada minat, semuanya terasa enak. 😀
tergantung pada diri sendiri. tergantung pada kemampuan mengelola diri sendiri.
saya yakin kita diberi kemampuan untuk memunculkan minat. kemampuan ini ada dari dalam, ga dipengaruhi faktor dari luar.
klo saya sendiri sendiri kehilangan minat karena mudah terpengaruh pendapat orang lain tentang sesuatu. klo berhubungan dengan kuliah, aq berusaha mencuekin komentar negatif teman2 sebelum saya merasakan langsung. sampe sekarang, terbukti bahwa semua tergantung saya. klo saya mau, saya pasti bisa.
walah. bahasanya kacau. maksud saya, mirip dengan komentarnya pak romi untuk mas irvan, pusing ato nggak itu relatif. tergantung orangnya.
saya sendiri masuk jurusan informatika, yang saya suka cuma programming. mata kuliah yang berbau laporan aq ga suka. jadinya ga lulus2. :((
sebenernya bukan ga suka. tapi, males. paling susah bukan ngerjakan tugas. tapi, ngatasi males.:((
kok malah jadi curhat……………..
wah, jadi bahan pertimbangan yg bagus…!!
commentnya hohomon bagus juga, hue hue hue sama kita mas, walaupun gak begitu paham tentang pemrograman tapi lebih gak paham dan gak suka dengan yang namanya laporan, tapi suka gak suka soalnya itu kebutuhan je, kalau gak dibuat gak lulus. Tapi belakangan saya pikir kemampuan orang komputer gak cuma handal dalam programming atau apapun namanya tentang yang berbau komputer.
Tapi kemampuan untuk mengungkapkan ( kayak presentasi misalnya ) dan juga kemampuan buat melakukan dokumentasi juga diperlukan…::cmiiw::
Buat mas romi makasih atas sarannya, mungkin seperti yang dibilang mas romi, kalo romi bisa, kenapa saya nggak bisa?Tapi saya ini memang bener-bener baru sama sekali mengenal semua bahasa progamming,,,saat diajarkan progamming terkadang saya sudah mempunyai algoritma tetapi susah implement ke kodingan,,,,mungkin saya akan mencoba saran mas romi,, oh iya mas mau minta saran lagi,,,gimana caranya biar ga pusing sama kodingan kita kalau panjang barisnya udah lebih dari 200 baris?,,,saya suka kayak gitu :P,,,beda kalo baca buku Sherlock Holmes,,meski panjang tapi enak 😀
Wow, penjelasan Mas Romi emang keren. Yah, yang cita-citanya pengen jadi programmer masuk CS aja ya … 🙂 🙂
@toni : hanya saran, kalo bingung ama banyaknya baris, usahain tiap baris atawa fungsi dalam coding kasih comment. Biar ga bingung.
Coba saya baca ini dua tahun yang lalu…
# Hohoman: Hehehehe curhat yang menarik
# rd Limosin: Mudah-mudahan bermanfaat
# addthe: Kemampuan verbal harus tetap dijaga, karena itu mendukung kita untuk menjadi versatilist. Baca artikel saya lain tentang ini 🙂
# Toni: 200 baris sudah pusing? Hehehe … banyak tekniknya mas.
1. Pakai comment yang banyak
2. Pecah fungsi/method, jangan terlalu panjang buat fungsi/method
3. Pakai OOP. Kalau punya UML tool di reverse engineering saja biar kelihatan class diagramnya 🙂
4. dan masih banyak lagi …hehehe
# fR3dDy: Yap secara umum begitu. Kalau nanti ada jurusan software engineering, lebih menarik kalau masuk ke sini
# ahmad simanjuntak: belum terlambat untuk memulai 🙂
Tks atas pencerahannya mas Romi…..
Kebetulan di tempat saya FTI UKSW juga menggunakan Computing Curricula ama AIS (untuk progdi Sistem Informasi) sebagai acuannya….dan saya sepakat…kita cuma bisa adaptasi…dan agak kesulitan adopsinya..hehe…
Satu yang menjadi kelemahan selama ini adalah sulitnya mendapatkan pengajar yang betul2 qualified di bidangnya. Apalagi bidang IT kan lagi trend, jadi orang2 pinter jarang banget yang mau jadi dosen…apalagi dosen di kampung Salatiga…hehehe…..bersyukurlah teman2 di kota2 besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan Jogja yang bisa dengan mudah mendapatkan para profesional IT untuk bisa membantu mengajar di PT-nya.
Ini menjadi tantangan kami disini mas (hehe..kok malah curhat)….makanya kehadiran BISTEK (Inkubator TI FTI UKSW) diharapkan mengurangi gap tersebut……..
Oh iya…ada yang berminat menjadi dosen di FTI UKSW Salatiga? Tks
Halo pak romi,
Bacaan yg sangat menarik bagi saya pak, saya ini lulusan smk IT, kmaren sempet bingung untuk meneruskan kemana harus kuliah & juga kebetulan nasib saya hampir sama kyk pak romi (krisis ekonomi melanda keluarga) saya akhirnya memutuskan untuk bekerja dulu, alhasil skrg saya bekerja di sebuah ISP, ya mendinglah pak daripda menganggur kan?hehehehe…
kebetulan dunia networking udah menjadi kerjaan dan hobby saya pak, nah dari suara temen2 yg laen kyknya untuk perkuliahan yg spesifik menjurus ke networking di indonesia kurang ngeh…jadi kuliah itu anggapanya lebih menjurus ke pembentukan watak & daya pikir bukan ke skill, karena kata2 spt itu dari temen2 & hasil survei,kmaren tawaran dari perusahaan untuk kuliah saya tunda dulu,
mohon masukan dari anda pak, dimana tempat kuliah yg lebih spesifik ke jaringan dan bener2 isinya manteb….
terima kasih pak romi,
Dulu nyari nyari tentang informasi ini, pas sebelum masih kuliah ngga ketemu, akhirnya masuk kedalam CE, jadilah it infrastruktur…
mungkin pak romi bisa kasih samplenya untuk di tambahkan, kalau CE spesialisasi nya apa, SE, dll…
Di tunggu di artikel berikutnya
wah menarik banget diskusinya. Saya dari smu dulu udah punya cita-cita jadi ahli komputer kaya yang di film2 itu hehe :-). tapi ketika mau daftar UMPTN(waktu jaman saya) malah di underestimate-kan ( gimana ya bahasanya..) jurusan TI bukan untuk saya, kurang pinter di matematika gitu deh.
tapi saya rasa kalau programming:
banyak latihan n banyak bertanya kalo ga bisa, orang yang awam pun pasti bisa buat program.
Akhirnya saya dapat mengetahui perbedaan dari jurusan-jurusan tersebut. Karena pernah saya memiliki pengalaman menarik tentang jurusan-jurusan tersebut. Pernah bertanya ke salah satu teman yang termasuk dari salah satu jurusan di atas, bahwa apakah anda bisa programming, dan saya kaget klo saya tidak bisa programming.
Dalam benak saya klo semua jurusan di atas dapat mengoding program. ternyata anggapan saya salah..
Kalau saya dulu minat ke teknik arsitektur dan elektro, ada yang kasih masukan ke jurusan komputer saja, aku pilih jurusan teknik komputer dan emang nggak terlalu jauh sama elektro gitu…oh ya masukan aja buat temen-temen yang mau ambil jurusan komputer ada loh keuntungan selama ambil jurusan komputer..kita bisa nyambi ngerakitin PC dan bikinin program lumayan buat bayar kuliah…nah buat yang mau kerja sambil usaha cocok ambil jurusan komputer karena kita bisa nyambi untuk membuat program atau instalasi jaringan. dan saya mau ngasih semacam usulan buat mas romi saat ini belum ada jurusan komputer berbasis bisnis (memunculkan enterpeneur baru) artinya keluar dari jurusan komputer bukan kerja tapi bisnis karena terus terang dari survey mengatakan salary IT di indonesia masih dibawah rata-rata.
mas romi, saya tuh lg nyusun TA (Tugas Akhir) yg berhubungan dg knowledge managemen. Saya tuh banyak referensi dr internet tp kebanyakan dlm bhs inggris, pas saya terjemahkan ternyata banyak yg gak sesuai dg maksud yang sebenarnya. saya tuh kesulitan nyari referensidalam bhs indonesia, barangkali masromipunya ebooknya atau situsnya yang dalam bhs indonesia boleh gak saya minta buat bahan referensi TS saya?
makasih sebelumnya.
di univ. brawijaya ada:
1. program diploma 3 MITEK, terbagi menjadi 2 jurusan, MI = manajemen informatika dan TEK = teknik komputer
2. program S1 ILKOM = Ilmu Komputer, dibawah Fakultas MIPA
3. program S1 Teknik Informatika, dibawah Fakultas Teknik
.. jadi rancu ..
# Sandynata: heheheh … sebenarnya gini. Karena disiplin ilmu komputer itu relatif baru, dulu sempat masuk ke fakultas MIPA dan teknik. Di Jepang juga meskipun ilmunya sudah lama, tapi disiplinnya baru diakui dan dipakai di kampus di era 1980-an, sehingga masih banyak yang masuk ke teknik. Indonesia sendiri banyak yang masuk ke MIPA, mungkin karena namanya “ilmu komputer”. Dosennya juga dari kedua fakultas itu, kebanyakan dari matematika kalau MIPA dan elektro kalau teknik.
#Lutfi: KM banyak banget referensinya. Repot kalau nggak bisa baca literatur bahasa inggris karena jarang yang indonesia. Yang mau diteliti apa yah 🙂
# Wien: di Inggris dan Amerika sudah mulai banyak jurusan khusus untuk IT Business. Hanya untuk daerah Jepang yang agak ortodoks, karena jurusan bener2 harus disiplin ilmu yang jelas, belum banyak ada. Kebanyakan sih dimasukkan ke mata kuliah entrepreneurship. Lihat artikel saya sebelum ini tentang itu.
# Azkari: Alhamdulillah kalau bermanfaat 😉
# Annie: Khususnya untuk yan banyak di programming, logika dan matematika memang harus kuat. Tapi saya setuju, asal kita kerja keras, apa sih yang tidak mungkin 🙂
# Raffael: sebagian sudah saya tulis di artikel ini, cuman memang belum lengkap. Sebenarnya dari visualisasi grafis kita bisa melihat spesialisasi arahnya ke mana.
# Tri Budi: Tidak ada jurusan bernama networking 🙂 Bagusnya mungkin masuk di jurusan teknik informatika, nanti masuk ke peminatan networking. Dan jangan lupa, belajar mandiri atau ikut course di luar untuk mengambil sertifikasi misalnya CCNA, dsb. Jalan itu kayaknya lebih dekat untuk mencapai cita-cita.
# Johan: Mantab pak … tuh ada tawaran dari pak Johan. Ayo siapa tertarik ..hehehe
Berbicara tentang kuliah mungkin menjadi sesuatu yg agak sy pandang miring, meskipun terlahir dari keluarga yg berpendidikan. Begini pak Romi, dari yg saya alami selama ini sebagai mahasiswa T.Informatika sebuah PTS rasanya pendidikan di perguruan tinggi khususnya jurusan yg saya ambil kurang bermanfaat dalam artian materi yg diajarkan hanya kulitnya saja. Jadi ketika kita mempelajari suatu mata kuliah, kita hanya diajarkan materi itu sebanyak 8 pertemuan(kurang lebih). Ketika kita sudah tertarik dan ingin mempelajari tidak ada kelanjutannya. Selanjutnya kita harus mengambil mata kuliah lain yang berikutnya yg kadang nggak ada hubungannya dengan minat kita(dan tdk ada hubungannya dengan yg sblmnya), karena beban sks maka terpaksa kita ambil. Sehingga mahasiswa terkadang bingung thdp bidang yg mau mereka seriusi dan berujung tidak ada penguasaan thdp bidang yg spesifik. Mengingat kata orang tua saya dulu ketika masih kecil, bahwa pendidikan itu membentuk pola berpikir. Rasanya tidak sy temui pada pendidikan sy selama ini, pelajar/ Mahasiswa hanya diberi penjelasana seperti ini dan kerjakan dengan benar sesuai dengan apa yg guru/dosen inginkan. Dan ketika sy kurang puas dengan pendidikan yg ada, dan mencari pengalaman di dunia kerja. Rasanya penglaman itu lebih bernilai dari sekedar segudang ilmu teoritis yg kita dapatkan (hanya mungkin terkadang sarjana lebih dipandang walaupun tanpa skil). Saya kira bukan masalah kita berpendidikan formal atau tidak, selama kita punya suatu SEMANGAT(yg seperti pak Romi katakan)/tekad dan tidak bermental instant rasanya tidak ada yg salah dengan menempuh pendidikan di University of Life, dan kalo dari prespektif saya itulah definisi pembelajaran yg sebenarnya dan tentu akan lebih baik jika diiringi pendidikan formal yg sudah mengalami pembenahan. 🙂
Salam.
# Hananto: Dulu sekolah di mana mas …hehehe. Benar belajar di universitas adalah untuk membentuk pola pikir. Program S1 adalah mendidik karakteristik dan pemikiran konseptual. D3 dan dibawahnya lebih practical. Pertemuan 1 semester itu seharusnya sekitar 13 -16 pertemuan. Kalau 8 pertemuan, baru dapat setengah semester deh 😉 S1 memang tidak mendidik SDM untuk siap kerja, tapi lebih tepat disebut “siap terap”. Pemikiran konseptual penting karena ini berpengaruh di daya nalar, pemikiran algoritmik, teknik pemecahan masalah dan metode untuk mencari kebenaran. Praktek lapangan memang menyenangkan dan kadang melenakan, karena semua lebih terang benderang. Menurut saya kombinasi keduanya akan menjadikan kita lebih bijak, tajam berpikir, runut menganalisa dan solusi sesuai dengan kenyataan di lapangan.
@Romi Satria Wahono
terima kasih pak sarannya,
ok pak, saya tak survei lagi..btw anda punya saran kl jogja untuk jurusan teknik informatika yg bagus di univ mana ?
dulu waktu masih smk pernah ikut CCNA, kesimpulan setelah ikut course itu : 1. tenaga pengajarnya masih kurang optimal
2. gara gara no.1 saya harus rajin rajin mencari referensi
sendiri
3. program itu kurang optimal (dari segi pemberian materi oleh
tutor, dan praktek)
intinya seperti yg dikatakan oleh pak Hananto “hanya kulitnya saja” hehehe…
@Hananto
bener pak saya rasa malah banyak pengalaman kalo langsung ke dunia real, “Rasanya penglaman itu lebih bernilai dari sekedar segudang ilmu teoritis yg kita dapatkan”
untung saya nemuin boss yg mau terbuka dalam memberikan wawasan ke anak buahnya, jadi tiap hari rasanya udah seperti kuliah ketmu face to face langsung dengan dosennya,hehehehe…
satu alasan mungkin yg menjadi keinginan kenapa saya harus kuliah adalah untuk membentuk pola pikir saya supaya lebih termanage, (orang kuliah pinter2 ngomong & mencetuskan ide)
# Tri Budi: Mungkin yang anda ambil dulu CCNA 1, secara kurikulum memang lebih banyak konsep networking. Tapi sebenarnya ini cukup signifikan, dan menurt saya bukan kulitnya, justru ini akarnya. Cuman anda memang belum selesai secara utuh. Coba lanjutkan dengan CCNA 2 sampai 4. Dijamin akan puyeng dengan praktek …hehehe
wah, artikel yang bermanfaat bgt bagi adik2 yang baru lulus..
oiya mas, klo memang ada waktu, saya minta saran melalui tulisan2 mas romi, tentang mensiasati waktu kalo udah kerja sebagai programmer yang terikat di hari kerja, tetapi ingin membuat usaha kecil2an juga (di bidang It tentunya)..gmn time management yang baik & mungkin bisa diceritakan kisah2 tmn2 yang udh sukses menerapkannya.thx.
T o p b g t g t l …..:-)
Salah satu kendalanya pak…Kalo kita masuk kuliah,terus nanya perbedaan jurusan2 itu ke PTnya, jawabannya masih ngambang. Tidak seperti penjelasan dari Pak Romi di atas.
Tulisan pak Romi ini…bakalan di contek habis nih sama marketing PT..hehehee
maaf..lupa. Sekalian mohon ijinnya pak…artikelnya saya sebarkan buat adik2 calon mahasiswa.,.
Mr. K: Hmm ini sangat bervariasi casenya. Mudah-mudahan di lain waktu bisa share 🙂
Syakri: Hehehe ini saya lihat karena pihak universitas tidak mengedukasi dengan baik para marketernya. Universitas kan sebenarnya juga sebuah industri, karena punya produk/layanan yang “dijual” yaitu jurusan atau program studi. Harusnya product knowledgenya dipahami secara baik oleh sivitas akademikanya, khususnya yang mengurusi marketing universitas 😉 Untuk artikel ini silakan disebar luaskan. Mudah-mudahan bermanfaat.
berbicara soal diploma dan strata…
saya jadi ingat waktu dulu ambil D3 disebuah pts kecil di bandung.
dahulunya, sekolah ini didirikan oleh para dosen itb dgn misi membentuk para praktisi it yang lebih siap kerja.
untuk menunjang idealisme tsb maka sampai dibuka D4
namun rupanya idealisme tidak bisa menembus “pasar”…
selain dari pemikiran hampir semua orang, bahwa strata lebih tinggi dibanding diploma, atau strata itu merupakan kelanjutan dari diploma (padahal kan beda jalur_, sementara itu juga, pasar kerja pun menuntut hal serupa…lebih mencari s1…
padahal…jika semua pihak mau meluruskan, akan lebih mudah bagi para calon pekerja dan perusahaan mendapatkan solusi. pekerja akan lebih dapat cepat bekerja, dan perusahaan akan lebih dapat cepat mendapat hasil dari pekerja tersebut.
istilah link and match akan lebih mengena.
dari pengalaman, kami lebih senang memperkerjakan para lulusan diploma dibanding strata. mengapa ? krn mereka lebih cepat mengerti.
nampaknya untuk kebutuhan it di tanah air, perlu dibentuk kembali alur spesialisasi antara diploma dan strata…
kebutuhan akan praktisi2 it lebih banyak dibanding para enjinir2 it (dalam arti benar enjinir asli yg tukang ngoprek, bukan para “installer”)
ada hal lain yg saya liat dilingkungan sendiri, temen2 dari teknik elektro dan teknik fisika, malah mendominasi bergelut dalam bidang it…hehehehehehe
kenapa ?…
heheheh, ga salah aku milih jurusan teknik informatika, seperti yang aku harapkan. lebih banyakan praktek. thx kang romi
Tanya…
Kalau mau mendalami networking, lebih baik mulai darimana? Kalau sekolah ngambil jurusan apa? Kalau pilih yang diatas seperti yang pak romi terangkan, pilih yang mana? Saya sangat tertarik dengan jaringan.
Mohon bantuannya karena saya seorang amatir.
Oh ya, kalau mau cari modul-modul cisco buat belajar, saya harus cari dimana? Kalau googling, “keyword”nya apa? Kalau ada link, boleh saya di email.
Terima Kasih..
Tonii: Hmm theraphy dari saya:
1. Pakai teori ATM ( Amati Tiru dan Modifikasi ) coding aplikasi orang kalau hasilnya bisa lebih menarik, pasti kita semangat bikinnya yang lainnya.
2. Tanamkan Percaya diri. Orang lain saja bikin program kaya gitu aja laku untuk dijual, meskipun sederhana.
3. Timbulkan motivasi. Kita yang mendalami bidang pemprogram kita masa program kita tak layak jual.
4. Review program kita dengan teman-teman, biar mereka mengomentari program kita, untuk perbaikan program selanjutnya. Mulai dari sekarang kalau tidak di coba banyak code yg lupa looh.
# Ihsan: Jawabannya gampang, kalau di Indonesia jurusan dan disiplin ilmu mereka lebih tua daripada computing. Otomastis SDM dosen, tatanan kurikulum dan juga mahasiswa yang masuk lebih terpilih 😉
# Adi: Alhamdulillah kalau cocok …
# Cupliz: Coba dibaca reply saya untuk pertanyaan tentang pendalaman di networking di page ini 🙂
# Aryo: Great advice 🙂
Ulasan yg bagus., moga2 bisa jadi pencerahan buat mereka yang masuk di jurusan ini.. biar lebih banyak IT Profesionals yang bisa tangguh masuk dunia kerja.
Seneng udh bisa mampir kesini, salam hangat dari afrika barat!
tanya..pak romi saya masih kerja sebagai teknisi sound & computer dalam 3 shiff .sehari masuk pagi 2 hari sore 2 hari malam. bisa engga atur schedul kulia pas masuk pagi.kalau ambil kulia reguler unindra.. thank s u
salam kenal buat Mas Romi dan semuanya.. saya punya minat yg besar di bidang IT tp minat tersebut datang terlambat setelah saya sekolah di jurusan ilmu sosial. tp akhirnya saya belajar secara mandiri dari internet dan IKC sangat membantu sekali dan ikutan training2 dari IKC sampai CNAPnya brainmatics.. Alhamdulillah akhirnya sekrang bisa kerja di bidang IT dan sampai saat ini masih terus belajar.
tetap semangat dan terus berdjoeang kawan2..
Salam kenal buat Pak Romi dan semuanya
Saya kebetulan juga sedang mengambil kuliah jurusan Teknik Informatika dan kebetulan untuk tingkat diploma. Tetapi pada awalnya saat saya memilih jurusan ini memang lebih mengandalkan tujuan peluang daripada minat dan bakat, akibatnya saya harus sangat bekerja keras untuk mengejar kekurangan saya dibanding teman-teman, nah satu hal yang saya masih selalu cari jawabannya adalah kenapa saya terlalu sulit untuk mengemukakan ide saya dalam bentuk program, sehingga banyak dari ide tersebut akhirnya dipakai oleh orang lain. Dan saya sangat merasa kurang bagus dalam praktek dan selalu berorientasi pada buku. Mohon sarannya agar saya bisa lebih memiliki kompetensi khusus dalam bidang ini. Terima kasih
Pak Romi, maap numpang nitip komen buat pak Johan.
(Dasar gak bisa tahan kalo liat lowongan dosen…hehehe).
Untuk pak Johan:
Saya berminat pak, FYI saya dulu S1-nya dari FTJE UKSW (lulus th 2002), lalu sekarang sudah lulus S2 MTI UI (lulus th 2007). Gimana cara hubungi bapak? Thx
Makasih ya pak Romi…. 😀
Mas, mohon bantuannya.. saya Jurusan T.Informatika ambil kelas akselerasi (1 th 3 semester) karena saya sambil kerja pagi-sore, kuliah sistem 3 semester ternyata sangat merugikan karena banyak sks dipotong (algoritma & pemrograman cuma 3 sks), belum lagi pengurangan jam kuliah, 3 sks dan 2 sks sama sama dibuat 2 jam, eh ditambah semua pelajaraan ga menyinggung soal software engineering tapi lebih pada dasar database. Sementara TA di tuntut Software Engineering (mabok aku dibuatnya). Selama kuliah Alhamdullilah klo soal nilaiku masuk kategori sangat memuaskan tapi jujur aja, aku malu klo untuk di bawa keluar karena menurutku ilmunya ga bisa dibanggakan… nah dalam tugas akhir ini aku pingin punya sesuatu yang sedikitnya bisa menghapus rasa frustasiku. Jadi mohon dengan sangat bantuannya untuk memberikan contoh salah satu TA lengkap dengan algoritma & codingnya agar wawasanku dalam membuat TA terbuka dengan baik dan aku bisa belajar lagi, agar kalau keluar aku ga cuma bisa tertuntuk… makasih sebelumnya.. klo ga keberatan kirim ke emailku..