Dapat Apa Sih di Universitas?
“Saya mahasiswi semester 4 jurusan Teknik Informatika di sebuah Univesitas di Semarang. Sudah hampir 2 tahun saya kuliah, cuman saya kadang merasa nggak tambah pinter, kalau tambah sibuk sih iya karena tugas dari dosen yang kayak tsunami 🙂 Pingin dengar pendapat mas Romi yang kabarnya waktu kuliah IPKnya 4.0 terus. Sebenarnya di kampus itu apa yang kita dapat sih mas?” (Novi – Tembalang, Semarang).
Ini termasuk juga pertanyaan yang banyak masuk ke kotak email saya. Sudah keterima di universitas dan mulai belajar, tapi kadang masih nggak ngeh hakekat belajar 🙂 Lha katanya disuruh menimba air eh ilmu, nah ilmunya ini sebenarnya apa sih?
Dik Novi, kita belajar itu, baik di sekolah, di kampus, di universitas dan di lembaga pelatihan untuk meningkatkan KSTAE atau kata orang betawi (a)PeKTeSiPeng, waduh apaan tuh? 🙂 KSTAE itu Knowledge, Skill, Technique, Attitude, Experience alias (a)PeKTeSiPeng (Pengetahuan, Keterampilan, Teknik, Sikap dan Pengalaman). Ini kalau kita ambil contoh orang belajar naik motor dan belajar di kampus, mungkin penjelasannya seperti di bawah:
Knowledge (Pengetahuan): Kita jadi tahu bahwa di motor ada lampu, stang kemudi, rem, gas, spion, bel. Kita juga tahu cara bagian motor itu bekerja termasuk gimana njalaninya. Kalau kita belajar pemrograman, ya kita ngerti lah apa itu fungsi, apa itu variable, juga apa itu object, apa itu method, apa itu attribute. Kita juga diajarin banyak lagi pengetahuan, sistem basis data, rekayasa perangkat lunak, pemrograman berorientasi objek, software project management, dsb. Pokoknya yang selama ini bikin pusing itulah knowledge. Lho kenapa bikin pusing? Soalnya kampus kadang nggak imbang ngasih knowledge dan keterampilan, alias besar teori daripada praktek 🙂
Skill (Keterampilan): Kita ngerti cara ngidupin motor. Supaya motor maju harus masukan gigi ke satu dan tekan gas. Kecepatan mulai tinggi masukin ke gigi dua, kalau ada halangan di depan injek rem. Kalau mau belok tekan lampu sen. Di kampus, tugas mandiri, misalnya disuruh buat kalkulator atau program deteksi bilangan prima di mata kuliah OOP itu semua untuk ngelatih keterampilan. Semakin banyak tugas, harusnya makin terampil, cuman kalau nyontek, ya makin bego aja mahasiswa 🙂 Usahakan untuk mengerjakan sendiri tugas, karena tujuannya untuk melatih keterampilan kita, sayang masa depan kita kalau kita sering nyontek dalam tugas mandiri. Nah, IPK itu hanya untuk mengukur mahasiswa di level knowledge dan skill. Jadi peran IPK sebenarnya hanya sampai di sini 😉
Technique (Teknik): Ternyata keterampilan nggak cukup, karena kita perlu menguasai teknik misalnya supaya motor kecepatan tinggi nggak ngepot. Kita ngeremnya harus dari jauh dan pakai rem tangan plus rem kaki bareng. Mau belok juga harus ambil ancang-ancang, kecepatan diturunkan, baru belok. Nah kalau di kampus, karena mata kuliah banyak dan di setiap mata kuliah ada tugas coding, keterampilan bahasa Java kita jadi meningkat. Kita bisa bahasa Java kromo inggil, ngoko, eh bukan maksud saya kita jadi punya banyak teknik supaya program kita lebih rapi, program kita lebih cepat jadi, punyak teknik untuk bisa reuse code, coding jalan terus walaupun pakai notepad atau emacs, dsb.
Attitude (Sikap): Wah ternyata pengetahuan, keterampilan, teknik saja nggak cukup membuat kita bisa survive di dunia. Kita perlu sikap yang baik dalam mengendarai motor. Lampu lalu lintas itu kalau merah berhenti, jangan nyelonong saja. Kalau nyalip orang juga jangan dari kiri. Hormati pengendara lain, dahulukan perempuan atau yang membawa anak-anak. Jangan asal ngebut di kampung orang, kalau nggak mau benjol tuh kepala. Sikap ini kalau di kampus, ya kalau jadi programmer jangan terus buat virus, atau ngerusak sistem orang, atau malah maling code orang 🙂 Nah ini semua adalah sikap. Kampus yang hanya mengajari orang untuk punya pengetahuan, teknik dan keterampilan tanpa memperhatikan attitude (sikap) artinya mendidik orang pinter tapi sesat di jalan.
Experience (Pengalaman): Pengalaman ini seperti jam terbang. Hanya bisa kita dapatkan kalau kita pernah mengalami kejadian dan pengalaman. Contohnya, karena sering bolak-balik ke Puncak untuk jualan pisang 😉 , kita jadi ngerti banget mainin gigi supaya mesin nggak rontok meskipun naik gunung terjal nan macet. Terus juga karena rumah sering kebanjiran, kita ngerti banget lah kira-kira banjir berapa senti yang bikin motor kita nggak bisa jalan. Gimana kalau jatuh, sebaiknya posisi tubuh seperti apa yang membuat luka tidak parah. Semua kita dapatkan dari pengalaman. Pengalaman itu mahal, ya pasti karena kadang ada harga yang harus dibayar. Terus kalau di Kampus, pengalaman kan nggak ada? Hmm pengalaman itu tetap ada, kita KKN, magang, kerja paruh waktu, ngerjain TA itu adalah supaya punya pengalaman. Banyak buat project (software) yang bisa dijual, mulai belajar jualan, latih jiwa enterpreneurship adalah keharusan untuk bekal hidup di dunia IT nan ganas dan kejam.
Untuk adik-adikku mahasiswa dan mahasiswi di manapun berada, jangan cepat menyerah, nikmati pahit dan manis kehidupan kampus, jalani penuh dengan rasa tanggung jawab. Orang tua kita dan juga negeri ini menanti karya kita semua.
Tetap dalam perdjoeangan !
Yang jelas kuliah itu dapet teman, dapet pacar, dapet tugas, dapet ijazah, dapet uang jajan (dari ortu), dapet mejeng, dapet ilmu, dapet pusing, dapet bosen, dan nanti pada akhirnya akan dapet kerja…..hehehehehe
Pokoknya kuliah itu sangat menyenangkan sekali (kalo bwat saya), memang terkadang suka membosankan, tetapi sekali lagi kita harus berpikir dewasa dan objektif bahwa pada dasarnya pendidikan itu sangatlah penting bagi kehidupan kita sekarang dan kelak nanti….
Salam Dahsyat..
Makanya mumpung masih kuliah banyak2lah belajar, buka pikiran masing2, buka wawasannya, jangan terjebak dalam kejahiliahan anak muda yang merasa baru mendapatkan kebebasan, hingga akhirnya lupa diri, lupa status sebagai mahasiswa, lupa akan kewajiban, lupa akan tujuan yang ingin didapatkan dari kuliah… Belajar, Belajar dan belajar, dari mana saja, tidak hanya dari kampus, dari teman, dari dosen, dari internet, dari buku, atau dari mana saja …
jangan sampai menesal di kemudian hari, seperti saya ini contohnya… menyesal mengapa dulu waktu kuliah gak benar2 memanfaatkan waktu, membagi waktu antara kegiatan kampus, main, gaul, dll, dengan tugas kewajiban belajar yang seharusnya lebih diutamakan … jadinya kuliah molor sampai bertahun-tahun, rekan2 seangkatan waktu sma dulu sudah sampai kemana kita masih tetap aja jalan ditempat… jadi buat adik2 yang masih kuliah, ayo kejarlah ilmunya, cari ilmunya sebanyak2 nya, tapi jangan lupa seperti kata pak romi, cari spesialisasi beberapa bidang jangan satu bidang saja (Versality) kuasai dengan benar2 menguasai beberapa bidang yang paling adik2 sukai, insyaAllah tidak akan sulit menghadapi persaingan kerja atau usaha dimana saja…
Wassalam
Hendra Leonar
http://www.ubb.ac.id
Wah.. terima kasih banyak Mas Romi atas pencerahan yang telah di berikan, motivasi saya untuk mengejar cita-cita jadi ningkat lagi nih.. saya baru nyadar, tentang KSTAE, saya belum menguasai semuanya
bener banget mas.romi,,terima kasih banyak,setidaknya kami bisa tahu, mau ngapain kita sebenarnya kuliah itu..”nha lho parah banget kan” bukan hanya belajar buat mendapatkan nilai yahud..tapi juga konsep diri yang cihui..
dikampus cuma dapet 10% ilmu sedangkan 90% lagi kita harus eksplorasi diluar kampus, kita dituntut mengembangkan apa yang telah didapat di kampus, saya seorang mahasiswa tingkat akhir jurusan teknik informatika, orang mengenal seorang it jago pemograman namun berbeda dengan yang ada, saya dikampus dicekokin dengan konsep, logika, analis, hitung2an dan hanya sedikit ilmu programming.
Firaz Tri Hartanto
My Website
Intinya belajar dan jadi orang berpendidikan kan “:><
trimakasih buat motivasinya…
saya mau belajar, ya, belajar dengan lebih semangat.
Doakan saya!
BOS, saya tuch pernah ke DO…msh untung ada perempuan yang mau jadi istri saya…dan akhirnya menuntun saya tuk ikhtiyar lagi…dan dikasih jalan oleh ALLAH tuk merintis asa lagi…bos kapan kira-kira orang harus berhenti beajar/kuliah? sampe dapet S3ya…hkhkhk
Mas botaxx, pengalaman Anda membuktikan kalau istri tidak selalu perlu ijazah pendidikan Anda kan? Kalau Anda sering baca kisah sukses manusia, banyak juga yang tidak punya ijazah tetapi bisa sukses juga.
Tidak kuliah tetapi bisa jadi eksportir kopi. Malah petani yang berpengalaman puluhan tahun justru bisa jadi pembimbing mahasiswa pertanian.
Kuncinya, mereka walaupun tidak menikmati pendidikan formal tetapi tetap belajar juga. Itulah yang disebut belajar secara otodidak
kalo aku sih kang dapet istri ama pekerjaan kang…..
Sebenarnya itu semua dari individiu masing-masing,kalau saat di kuliah kita hanya main-main saja maka saya rasa mau dapat keterampilan atau skill itu suatu hal yang mustahil.
kalo aku sih kuliah boleh dikata ngga dapat apa2, kemampuan programming justru dari pertemanan di dunia maya, disini … buanyak sekali teman yg bermurah hati berbagi ilmu, termasuk Pak Romi salah satu contohnya
yang pasti bener kata mas…juga dapet ijasah ama gelar…ama sakit kepala kalo yang ga depet ke2 nya..hehehheh
yah..pastinya menjadi mahasiswa mas…dan gelar!!!tapi semua kembali pada masing-masing individu apakah memahami dan mampu mengaplikasikan yang didapat nantinya dalam dunia kerja dan mampu menciptakan daya saing mas…hihi
banyak bgt
aku bisa nulis2 gini jg gara2 masuk universitas
trus bisa kerja gini jg kr kuliah
hehehheh
dapat gelar sarjana dong
yup mas..bener banget..jangan menyerah, tetap optimis menjalani beratnya sebagai mahasiswa, dan lebih bertanggung jawab krena nanti sebagai bekel kita buat cari pengalaman kerja dan berkeluarga hihih..setujuh aku mas
dapet gelar..dapet nganggur juga mas..sekarang susah cari kerja
ngejer gelar doank gak lebih, haha,, ilmu? kaya nya nggak deh, he
kuliah sangat penting dan sangat membantu untuk tujuan kita ke depannya
pengambilan jurusan yang tepat juga sangat perlu, sehingga pada saat di dunia kerja lebih gampang