PNS Tidak Cocok Untuk …
Menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil), bagi sebagian orang Indonesia adalah sebuah dambaan, meskipun bagi sebagian lagi yang lain mungkin keengganan. Menjadi dambaan banyak orang sehingga antrean pengambil formulir pendaftaran CPNS selalu membludak setiap tahun. Orang merelakan apapun yang dia miliki untuk menjadi seorang PNS, baik uang puluhan juta rupiah, harga diri, dsb. Meskipun sudah ada upaya dari pemerintah untuk memperbaiki masalah rekrutmen PNS, baik melalui hukuman dan perbaikan sistem, tapi tetap saja masalah sogok, suap, atau apalah namanya adalah fakta yang terjadi di masyarakat.
Alhamdulillah saya tidak perlu melewati itu semua, karena kebetulan saya menjadi PNS bukan lewat jalur penerimaan biasa, tapi lewat beasiswa sekolah luar negeri dalam program STAID (sebelumnya bernama OFP dan STMDP) yang diinisiasi pak Habibie. Well, meskipun saya tidak pernah bercita-cita menjadi PNS, saya harus ikhlas melaksanakan perjanjian yang dulu saya buat sebelum berangkat ke Jepang. Dan secara dewasa saya harus mengakui bahwa ini adalah jalur jalan kehidupan saya, paling tidak sampai ikatan dinas 2n+1 saya berakhir ๐
Jujur, saat ini saya merasa fatique, penat dan bosan dengan kehidupan saya sebagai PNS. Mohon maaf bagi rekan-rekan saya sesama PNS, sekali lagi saya tidak bermasalah dengan anda semua, saya cinta anda semua dan sedang berdjoeang seperti anda-anda semua ๐ Yang saya penatkan adalah behavior, sistem dan birokrasi yang ada di dalam institusi pemerintah. Biasanya yang menentramkan saya adalah sahabat saya yang lagi nongkrong di jerman, yaitu Made Wiryana yang sering mengatakan bahwa, yang paling gampang itu memang kalau kita memilih berdjoeang di luar, bebas dan tidak terikat. Penghargaan yang besar kepada rekan-rekan yang memilih berdjoeang di dalam institusi pemerintah, membuat inovasi serta perbaikan dari dalam.
Nah saya ingin menshare suatu ide, pandangan dan referensi sebelum saudara-saudara saya tercinta di seluruh Indonesia memilih untuk menjadi PNS. Tentu yang saya sampaikan ini masih bersifat subjektif, masih hanya analisa di satu atau dua institusi pemerintah, dan perlu satu langkah diskusi, survey atau penelitian yang komprehensif sebagai upaya objetifikasi ide. Poin-poin yang saya sampaikan di bawah juga masih bisa ditambahi, dikurangi, dihapus atau bahkan diturunkan kalau muncul desakan di sana sini ๐ Mudah-mudahan ide ini bisa jadi gambaran sehingga tidak ada lagi orang yang salah jalan menempuh jalan terjal dan mendaki menjadi PNS, padahal itu sebenarnya tidak cocok untuk dirinya.
Jadi menurut saya, sekali lagi “menurut saya”, PNS tidak cocok untuk orang-orang seperti di bawah:
-
Orang yang ingin melakukan perubahan, perbaikan, membuat inovasi baru dan berharap itu akan terimplementasikan dalam waktu cepat. Perubahan, perbaikan berjalan lambat karena sistem (baik dalam konotasi baik maupun buruk ๐ ) sudah berjalan sangat lama dan turun temurun. Anda mau nekat? anak kemarin sore dan pahlawan kesiangan adalah gelar abadi anda ๐
-
Orang yang tidak suka melihat uang dan anggaran dipermainkan, diputar-putar dan dipatgulipat. Orang yang memandang bahwa permainan anggaran, permainan perencanaan kegiatan adalah kegiatan yang salah, penuh dosa dan akan mendapatkan balasan setimpal di akherat kelak. Perlu dicatat juga bahwa banyak juga “PNS lurus” yang tidak menyadari bahwa beberapa fasilitas dan honor yang diterima adalah hasil subsidi silang dari kesemrawutan anggaran dan realisasinya.
-
Orang yang tidak suka sesuatu berjalan tidak sesuai dengan rencana atau anggaran yang jauh-jauh hari telah ditetapkan. Dalam rencana anggaran tertulis beli komputer Rp. 20 juta, ternyata harga sebenarnya hanya Rp. 5 juta, dan akhirnya sisanya dipakai untuk keperluan lain yang di luar rencana (honor, tunjangan, beras atau minyak goreng untuk karyawan).
-
Orang yang tidak tega memalak teman-temannya yang menjadi rekanan bisnis institusinya, dengan meminta kuitansi seharga Rp. 50 juta, padahal nilai pengadaan barang/jasa sebenarnya hanya seharga Rp. 25 juta. Si rekanan bisnis ini karena marginnya kecil, jadi ngemplang pajak, karena memang dia tidak menerima duwit sebesar itu. Perusahaannya bangkrut karena nggak kuat bayar pajak, akhirnya dia buat perusahaan lagi dan ngurus jadi rekanan lagi. Muter-muter terus coi … ๐
-
Anak muda yang cerdas, berwawasan dan bisa mengeluarkan dan merangkumkan ide (pendapat) yang lebih brilian dan strategis daripada eselon diatasnya (eselon 4, 3, 2, 1) atau bahkan seorang menteri. Si anak muda ini ketika bertemu dengan bos yang tidak tepat akan disebut bahwa idenya terlalu strategis dan kurang tepat dengan golongannya yang rendah dan cocok untuk permasalahan teknis ๐
-
Orang yang tidak suka dirinya dan hasil kerjanya dinilai hanya dari absensi. Atau lebih lagi bagi orang yang tidak bisa kerja kalau sebelum kerja harus njeglok mesin absensi ๐ Apa yang anda perbuat, membuat proposal setebal kamus oxford, kerja lembur sampai subuh, membuat kerjasama dengan institusi atau organisasi di luar negeri, atau mengharumkan nama institusi karena anda berprestasi di luar, semua tidak akan dipandang kalau absensi anda jeblog. Kalau anda protes, maka anda akan diminta membaca UU No 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dan PP No 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Kalau perlu bacanya sambil nyungsep di laut saja mas … ๐
-
Orang yang merasa kurang apabila bekerja sehari hanya 4 jam. Karena kemungkinan anda akan datang jam 8 pagi, njeglok absen, sarapan pagi sambil ngobrol sampai jam 10. Istirahat siang jam 12, kembali ke kantor jam 13:15, dan adzan sholat ashar jam 15:15 merupakan bel pulang kantor.
-
Orang yang memiliki jiwa enterpreneur dan selalu melihat segala peluang sebagai peluang yang kemungkinan bisa menjadi bisnis. Ketika jiwa enterpreneur ini diimplementasikan di tempat yang tepat hasilnya akan positif, tetapi apabila diimplementasikan di institusi pemerintah tempat bekerja, bisa jadi sumber korupsi yang maha dahsyat dan mengerikan. Orang ini diharapkan ketika melihat berjubelnya pendaftaran PNS dan mendengar keluhan 4 juta PNS di Indonesia tentang gaji mereka yang rendah selalu berpikir untuk mempunyai perusahaan dan bisa membuka lapangan kerja baru bagi 4 juta orang di Indonesia. Mungkin posisi itu lebih tepat.
Saya yakin bahwa sebagai anak bangsa, baik posisi kita ada di dalam maupun di luar institusi pemerintah, kita ingin dan sama-sama berdjoeang membuat republik kita ini lebih baik, lebih maju, lebih sejahtera dan disegani bangsa-bangsa lain. Seperti yang sudah saya sitir diatas, kadang PNS bukanlah pelaku, tetapi sebenarnya juga menjadi korban. Masih banyak “PNS-PNS lurus” yang siap melakukan perbaikan di negeri ini. Mari kita melakukan perbaikan semampu kita, baik dengan lisan, hati maupun dengan tangan. Dan jangan lupa untuk mensyukuri segala nikmat dan keadaan yang sudah Allah berikan kepada kita.
Wallahualam bisshawab.
negara maju karena banyak pengusaha,bukan pegawai negerinya,yang justru malah menambah anggaran saja,banyakin pengusaha biar indonesia maju..
yang makin membingungkan adalah kenapa banyak banget yg pengen jadi pns ya (malah ada yg curang)? ketika ditanya, jawabannya adalah “biar dapet dana pensiun”
walah, niat awalnya aja bukan melambangkan pejoeang sejati..! hhe
Betul saya juga merasa tertekan dengan keaadaan bekerja sebagai cpns….
sangat menyakitkan dan bertentangan dengan hati saya
SETUJU pak… mengundurkan diri dari PNS adalah kemajuan…
saya kurang sependapat dengan In the middle of crossroads. sebagai orang IT yang notabene lulusanIT, seharus anda tidak perlu merasa kurang kerjaan. Saya juga seorang PNS dan lulusan IT seperti anda. kebetulan saya bekerja di institusi pendidikan agama. Ketika saya masuk, saya ditempatkan di bagian umum dan kepegawaian, segera saya melihat permasalahan apa yang ada di bagian ini. disela-sela waktu saya membuat aplikasi (atas inisiatif saya sendri) pencatatan surat masuk-surat keluar. kemudian saya buat lagi aplikasi Akademik seperti juga atas inisiatif saya sendiri dan sekarang sudah dipakai, setelah itu sekarang saya sedang membuat aplikasi Penghitungan angka kredit jabatan2 fungsional untuk saat ini bagi dosen, rencananya nanti bagi Arsiparis, Pustakawan dsb. Rencananya saya juga akan membuat Aplikasi Kearsipan (Retensi Arsip), juga sedang oprek database SIMPEG, saya juga berencana untuk mengkonekkan (dalam bahasa saya) semua aplikasi yang ada (SIMPEG, SIMAK, DJA, RKA-KL, BMN, KEARSIPAN, PERSURATAN dsb). dengan begitu saya selalu merasa waktu saya kurang. -semoga bermanfaat-.
Alangkah mulianya pemikiran abang ini, semoga masih banyak lagi pejuang-pejuang masa depan NKRI ini memiliki pemikiran yang seperti abang kita sampaikan.
Itulah kesalahan niat kebanyakan kita untuk menjadi PNS, kalaulah mereka berniat seperti guru-guru ngaji di kampung-kampung, akan …………… negara ini.
Ingat Hidup bukan untuk makan, tapi makan untuk hidup.
bapak NDX, sangat beruntungnya anda dengan beberapa karya aplikasi yang anda buat. saya pribadi sependapat tentang apa yang sudara kerjakan di kantor pemerintahan.
tentu dengan melihat lansung masalah, anda lansung bisa tanggap sekali untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut. sekali lagi anda termasuk seorang pakar IT Loyal dengan dengan pekerjaan anda. namun dalam diri anda sebenarnya menentang sedikit akan beberapa aturan dalam PNS yang curang.
dalam uraian pns-tdak-cocok utnuk. sebenrnya anda masuk dalam salah sutu kriteria yang disebutkan.
tapi entah karena kemampuan dan jiwa anda seorang pakar IT dan seorang PNS hingga bisa berbaur dengan birokasi yang di sebuktkan dalam tulisan di. atas.
terakhir, saya tidak membela ataupun masuk dalam blok masalah. yang pastinya semua pekerjaan ada resiko dan tanggung jawabnya.
tinggal kitanya saja, mau sok buta akan aturan atau memertahankan idealis hati nurani anda.
dan kemungkin jika permasalahan yang di utarakan di atas adalah realitas. tentnu orang bodohpun bisa memiliha untuk tidak jadi PNS sebagai boneka dan kuda pacuan dari UU yang sebagian BOSOK..
terimakasih
Hemm… kadang masih terlintas pengen jadi PNS, walaupun ngak keterima-terima (“soalnya ngak pernah ikutan test-test he he :D”).
Bener mas Romie… mau masuk aja banyak “berharap-harap”, gimana udah masuk lebih banyak “berharap-harap”… peace..
Hmmmm…..tetap aja pemikiran di orang tua kita bahwa jadi PNS itu lebih sejahtera dari pada kerja swasta…
mungkin karena dianggap bahwa di PNS karir lebih jelas, kerja lebih santai, dapat pensiunan…dll.
kalau bicara gaji, sekarang saya rasa gaji sebagai PNS gak jauh beda ama swasta ( sorry kalau salah ), tapi kalau kinerja masih 10-16 (datang jam 10 pulang jam 16), masih salah mengartikan ” public service ” dengan public lah yang harus melayani mereka, bukan mereka yang melayani publik, perlu di pertanyakan jika PNS masih menyalahkan gaji sebagai alasan mereka malas bekerja. kelihatannya kulturnya yang perlu di rubah….hehehehe….
mas romi artikelnya saya Copy Paste ya, untuk sharing ama teman2…..
terlepas dari segala sisi “gelap” ehem PNS tapi tetep aja laris manis karena konon jadi PNS bisa menjamin hidup sampe mati dan PNS jadi kebanggaan orang2 jaman dulu, mungkin hal pertama yang harus kita perbaiki adalah moral bangsa ini baru etos kerjanya
wah bener tuh pak romi…. waduh gimana dong saya skrg baru masuk jadi CPNS baru tugas 4 bulan… tapi enak koq… hehehehhe
1. kerjaan nyante banget, no stressing, biar datang telat, kagak ada yg marah (soalnya rata2 telat semua hehhe)
2. mau kelayapan pada jam kerja… SANGAT BISA!
3. mau ijin kagak masuk kantor, GAMPANG BANGET!
4. Setiap ada kegiatan pasti ada honornya!
5. gaji nya hampir sama dg gaji waktu q kerja di perusahaan swasta
6. SK CPNS yg kuterima bisa dijadikan sebagai agunan pinjaman di Bank
7. ngantri bensin di SPBU pas lagi rame kalo lagi pake seragam diduluin dari petugas SPBU
8. Nggak ada perintah, nggak kerja
dsb.. dan banyak lagi… fasilitas2 dan kemudahan2 lainnya
NGGAK MUNAFIK, INI YANG DIKEJAR ORANG2 DISELURUH INDONESIA, TERMASUK SAYA MAKANYA ORANG2 INDONESIA KETINGGALAN JAUH DARI NEGARA2 ASIA LAINNYA.. AYO BURUAN MASUK PNS HEHEHHEHEH…..
saya sangat trenyuh dgn curahan isi hati yg Pak Romi sampaikan.
Saya jg adalah seorang PNS dan mmng apa yg Bpk sampaikan 100% saya alami jg, terutama dalam pengurusan anggaran. Punglinya berseliweran di tiap meja birokrasi padahal yg lg mengurus adalah PNS jg. bisa lebih gila lagi klo masy. yg punya urusan. Tp terlepas dr itu semua, saya syukuri anugerah yg Allah berikan. Jgn kita hanyut dgn budaya birokrasi yg demikian namun buatlah sebuah inovasi walaupun kecil demi perbaikan ke arah yg lebih baik. Wassalam
Bismillah,
Saya CPNS yang baru masuk kerja Februari 2009.
Kuncinya kesabaran dan keberanian untuk merubah, menolak dan menyatakan sesuatu itu salah kalau memang salah sesuai kompetensi kita. Kalau tidak kuat, tahan diri dulu sampai kita berkompeten.
Makanya harus jadi pejabat yang ikhlas sekalian kalo mau ngerubah itu semua. Kalo dah jadi pejabat, ngak ada yang bakalan ngebantah, paling resikonya dikucilkan dan dianggap tidak kooperatif. Dalam ilmu kaidah fiqih ada kata-kata seperti ini:
“Jikalau tidak bisa seluruhnya maka jangan tinggalkan seluruhnya”
Jadi berprinsip hilangkan madhorot sekecil mungkin.
Terima kasih
Pertama mas sya mau tanya sebenarnya berapa lama sih perbuatan ktp?.Kenapa mereka beramai-ramai daftar jadi pns karena dihari tuanya bisa terjamain,daripada kerja di industri kebanyakan dikontrak doang,maka dari itu hapus segera sistem kerja kontrak
hm…ternyata cukup banyak juga komentar tentang CPNS.
seru seru..jadi mau share juga ni.dari dulu saya kurang berkenan dengan yang namanya PNs gara2 birokasi.Dulu waktu semasa kuliah,saya ikut organisasi.dan dari sanalah sedikit banyak saya tau tentang betapa ribetnya berurusan dengan birokrasi.rasanya sebel banget kalo sudah berurusan dengan birokrasi.dari harus bolak balik,juga makan waktu.apalagi kalo melihat beberapa pekerja PNS yang main games.”ampun dah,jadi begitu pekerjaan PNS”
Mungkin keluarga saya suka bilang,kalo saya masih idealis.apalagi kalo inget pernah ditawarin posisi PNS, dan langsung saya berkata:”kalo pake uang saya ng Mau!”
Sontak saja keluarga banyak komentar.dan saat ini pun mereka selalu mengiming-imingi saya untuk coba2 ikutan tes.dan saya pun mau ng mau deh enggak ada salahnya mencoba.tapi terkadang masih heran juga kenapa jiwa saya rasanya ingin bebas.Bahkan maunya buka usaha.apalagi kalo bisa merekrut pegawai..wah bisa ada kepuasaan tersendiri rasanya.
terima kasih pak atas pencerahannya.
mulai terlihat kemana arah jalan yg harus ditempuh…
punten pak artikelnya saya kopas…
Tapi cocok buat yang pengen wiraswasta sekaligus dapat penghasilan bulanan tetap. Khan PNS waktu luangnya banyak dan gak banyak mikir.
Benar sekali pak Romi, artikel anda bagus dan mencerahkan. Membuka pikiran dan hati anak bangsa ini.
setelah setahun daku berada di salah satu institusi…ternyata tulisan di atas sesuai … Namun semua itu kembali ke diri masing-masing…jika merasa dalam institusi pemerintah adalah wasting time..lebih baik keluar…tapi jika merasa masih ingin tetep berjuang positive thinkers, yah tetep lah di dalam..Sebab meski sedikit..masih ada setitik harapan
daku sendiri mah mo masih lihat 6 bulan kedepan…’take it or leave it’ akan berlaku jika tidak ada perubahan…
Dokter PTT di pedalaman yang mesti standby 24 jam, dan guru-guru penuh dedikasi yang selalu telat gajian di daerah terpencil juga PNS lho pak.
poin 1,2 ‘n 5 cocok ma saya. mau sejahtera ga mau lwt pns. he..he..
kayaknya ide anda berlaku juga untuk kalangan politikus mas… Gak hanya untuk PNS untuk politikus juga gitu lho
ijin quote d fb yah gan..
Ya tergantung niatnya lah,mas romi ini berlebihan juga..
saya suka dengan artikel-artikelnya di sini… Like this also! ๐
terima kasih atas artikelnya Pak Romi… saya jadi tau begaimana pekerjaan PNS.. nanti bulan febuari saya sudah dinas di salah satu BUMN(PNS)….
dan komentar2 yang udah PNS pun mengatakan 100% bener dengan artikel ini….
waduh padahal susah banget saya masuk PNS, dan banyak saingan saya yang tidak masuk…. malah kerjaannya begini, sekarang aja saya masih kerja di perusahaan swasta… yang setiap hari selalu siap…
boleh jadi kita tidak lebih baik dari orang, pihak, golongan…PNS2 itu. Sebaiknya kita fokus perbaikan diri tanpa harus menjelekkan orang lain.
Mudah2an Tuhan melindungi dan menunjukkan kita.
semua tergantung orangnya.perbuatan curang bisa dilakukan oleh siapa saja.kalo sudah jadi PNS ya harus berani tolak perbuatan curang dan jahat atasan atau teman2 anda dengan resiko anda dijauhi dan dimusuhi teman2 anda.jangan hanya berpikir dapat kerja dan uang tapi dari hasil ga benar.uang anggaran dan gaji PNS khan dari APBN yg diambil dari uang rakyat.Kalo sudah jadi PNS ya harus berani jujur dan digaji kecil, jangan bilang gaji kecil trus pat gulipat menghalalkan segala cara.Dan sepertinya saya memang tidak cocok menjadi PNS.Hati saya gelisah melihat banyak hal2 yg tidak sesuai dengan hati nurani seperti apa yg ditulis di artikel pak Romi
saya setuju sama semua poin diatas.
tapi biar gimanapun tetep harus ada orang-orang idealis yang bekerjasama masuk ke birokrasi pemerintahan untuk meniti jenjang karir dan menaikkan posisinya di birokrasi tersebut supaya juga bisa memperbaiki sistem birokrasi tersebut…
tul gak?
ya ampun, tulisan 3 taun lalu masih terus dikomentarin juga. mantab! anyway makasih atas banyak masukannya bang romi. saya beberapa bulan lagi akan mulai tugas di sebuah departemen. saya membawa banyak idealisme kesana. doakan saya bisa istikomah berdjoeang disana!
Pak RSW memang Hebat, sy yg sampai skg masih berpikir, apakah demikian halnya PNS seperti yang skg sy alami jdi PNS setelah hampir 10 th di swasta, dan terPHK dg kondisi yang memaksa.
Ternyata memang “benar” adanya. Mudah2 an para “martir” (PNS lurus)bisa menyatukan langkah, mungkin minimal hati untuk tetap istiqomah melakukan perubahan.
izin kopas yah mas saya paste di blog hehheh
Saya setuju banget dengan artikelnya mas.
Krena Pak satrio wahono tinggal di PNs Litbang (Penelitian dan Litbangyasa) jdi situasinya sptrti itw…cba dibdang playanan mesyarakat dijamin nggakk bakal nyesel deh jdi pns…………
Pak Romi saya geli membaca koran yang memberitakan seorang anggota DPRD Tk II mengkritisi soal kecurangan Rekrutment CPNS 2009, Padahal saya sendiri tahu klo dia minta 40 jt ke peserta CPNS lulusan SMA ( Nomor peserta tersebut keluar pak ). Gimana Negara akan aman jika Yang akan menagkap maling itu sendir yang maling
Saya mencoba menanggapi semua diskusi di atas.
Begini, sebenarnya orang yang memiliki 8 karakter yang disebut Pak Roni TETAP LAYAK dan masih bisa mendapat tempat untuk mengekspresikan idealismenya, TETAPI jangan jadi PNS yang kerjanya kantoran, tetapi jadilah PNS yang punya profesi: GURU, DOSEN, PENELITI, dll.
Sekali lagi PNS yang punya profesi, masih cocok!
Jika memang tidak puas mengaktualisasikan dirinya sebagai PNS ber-profesi, bagi profesional masih bisa mengaktualisasikan dirinya di luar LINGKUNGAN kerjanya.
Memang karakter2 yang Pak Roni sebut tidak cocok untuk PNS yang tidak punya profesi, kerjaannya tidak jelas…
Memang banyak masalah dalam sistem PNS: Kenaikan pangkat yang menurut UU Kepegawaian katanya penghargaan TETAPI harus diminta dan kalau tidak diurus tidak bakalan naik pangkat. Contohnya dosen meskipun aktif banyak karaya ilmiah kalau tidak diurus tidak bakalan naik2 golongan/pangkat/jabatan fungsionalnya.
Salam dari seorang Umar Bakrie
Untuk posisi guru atau tenaga kesehatan masih bisa dan mungkin bersih ketika test cpns. namun untuk tenaga TEKNIS mustahil untuk murni karena formasi nya sedikit, dan banyak nya titipan dari para pejabat atau para pndukung politik. disinilah mulai terjadi nya kepentingan politik. saya dari formasi guru dan Alhamdullialh lulus dengan murni hasil test. tanpa uang apapun. Oh iya…saya guru komputer jurusan Teknik Informatika. saya bangga jadi guru komputer karena saya bisa memberikan ilmu yang saya dapati dibangku kuliah kepada murid-murid saya. harapan saya ilmu yang saya berikan akan menjadi investasi akhirat saya. walaupun ilmu saya tidak sehebat ilmu nya mas romi.
Salam kenal dari HK guru komputer Batam
shaloom…
mas istri sy PNS Tenaga Medis yng diangkat pada Tahun 2006 dengan Gol II/C setelah 4 Tahun di Gol II/c igin persamaan ijazah krn tlh menyelesaikan S1 Keperawatan dan mngusulkan kenaikan pangkat pilihan III/a tetapi oleh Dinkes Kampar dan BAKD Kab. Kampar kenaikan pangkat pilihan dengan penyesuaian ijazah tidak bisa krn harus mengikuti Nurse terlebih dahulu apakah ini benar jika benar apa regulasinya terimakasih
1 Hal yang mungkin lupa adalah kekuatan do’a kepada Allah Azza Wa Jalla, disertai usaha walaupun kecil dipandangan manusia. Untuk mewujudkan Indonesia yang bersih.
Alhamdulillah saya PNS tenaga kependidikan sebagai guru kelas SD. saya kerja mulai jam 7 teng… dan pulang jam 12.30… waktu saya habiskan bersama anak didik saya. kalau ingin ngurus-ngurus ke luar. saya tidak tega meninggalkan mereka di bawah atap bangunan yang mau roboh.
mungkin kalau PNS NON-GURU bisa saja mungkin. ya…. kerja mereka sedikit. lainnya cuma buat nggosip-nggosip.
mungkin sistem kerja PNS NON-GURU bisa diperbaiki.
Berarti saya termasuk kategori tidak cocok :D, point 1-5 cocok buat saya :D. tapi mo gimana alhamdulillah jalannya disini dan alhamdulillah masuknya bersih ga pake neko2 yang aneh2 :D. Alhamdulillah sampai saat ini dan seterusnya saya tetep berusaha untuk memberikan yang terbaik yang saya bisa, walaupun dipandang sebelah mata, peduli kingkong ๐
PNS jadi idola karena tidak ada lagi pilihan….
Bismillahirrohmanirrohim
Semoga tidak menjadi perdebatan yang tanpa ujung.
Manusia diciptakan dengan karakter masing-masing. Namun saya sebagian besar sependapat dengan bapak dalam hal ini menjadi seorang entrepreneur. Sekali lagi pertimbangkan dengan matang tujuan/bidang pekerjaan untuk masa depan, dimanakah bidang yang paling sesuai dengan kita? Apakah entrepreneur ataukah PNS. Saya rasa sangat jarang ditemukan orang yang mempunyai kecenderungan keduanya, pasti yang satu mendominasi yang lain. Jadi jangan menjadi PNS yang berjiwa pengusaha, jangan pula menjadi pengusaha yang berjiwa PNS. Hasilnya akan tidak baik. Terima kasih
Wallahua’lam
Setelah membaca tulisan di atas, perasaan saya bahwa selama ini sebenarnya saya tidak cocok menjadi seorang PNS memiliki pembenaran. Dan, semua yang Anda tulis benar adanya, hampir di semnua instansi pemerintahan melakukan hal itu, Pasti!!!! saya jamin! seorang PNS yang ngomong dia jujur, sebenarnya dia sedang tidak jujur, naive. Saya bingung, satu sisi saya harus menghidupi anak dan istri, disisi lain saya merasa sangat tidak cocok jadi PNS. Sebenarnya, sebelum jadi PNS, saya pernah jadi wartawan di salah satu koran ibu kota, dan saya enjoy kerja di situ. Tapi sayang, pendapatan sangat tidak mencukupi waktu itu sehingga saya harus banting setir iseng-iseng daftar CPNS dan diterima. Parahnya, setelah masuk di jajaran birokrasi, saya jadi seperti orang munafik (kalau tidak beneran munafik), bodoh dan dibodohkan. Lagi-lagi, saya bingung pak..Anda punya solusi pak?
saya miris membaca tulisan anad , Om!!
bener bener MIRIS!! karena saya sendiri diluar sistem bernama PNS
Salam
Menjadi Pns atau pengusaha adalah pilihan hidup..
Apapun itu, kita harus berjuang untuk keluarga dan bangsa ini..
Menghilangkan kecemburuan sosial, mensyukuri apa yg telah didapatkan, saling membantu antar sesama..
Ya..Negeri ini telah kehilangan rasa saling menghargai,dimana-mana ribut soal perut sementara lupa kalau ada yg bisa kita kelola dinegeri ini dengan sebaik mungkin…
Maaf,, untuk mereka PNS yg korupsi..lebih baik anda kelaut jadi batu karang karena anda tidak tahu malu
ternyata bang romi nulis tulisan ini dari tahun 2006.
coba saya bacanya tahun 2006 mungkin 2007 saya udah keluar bang. Sayangnya saya baca ini setelah saya keluar ๐ jadi nggak bisa keluar lagi :p dan nggak boleh masuk lagi ๐
dulu saat menjadi pns saya sangat bersyukur, karena tidak merepotkan orang tua, bahkan bisa memberi, juga suatu kebanggaan tersendiri menjadi abdi negara yang (seharusnya) bekerja tanpa pamrih. Namun saat saya mulai berkeluarga, memiliki anak… persfektif itu berubah. Saya sendiri bisa menahan lapar dan keinginan-keinginan. Namun tidak satu pun ayah (yang otaknya waras) yang tega menyengsarakan anak istrinya. Intinya saya ingin menyejahterakan anak istri saya dengan rezeki yang halal dan jauh dari syubhat.
yang paling saya takutkan bila saya tetap jadi PNS (dengan karakter dan bakat yang saya punya), saya bisa menjadi apa yang abang sampaikan di nomer 8. Kan sedih banget, menerawang masa depan, dimana saya menjadi orang yang saya benci sekarang.
-=eks pns=-
@arief RH: keluar saja kalau memang tidak cocok. semakin cepat semakin baik, yang penting tawakal dan niatnya ikhlas untuk beribadah sebagai ayah dan suami yang baik. Kadarnya rezeki sudah ditentukan Allah, kita tinggal mengusahakan jalannya saja.
Padahal menjadi pns kurang begitu nyaman menurut saya.