PNS Tidak Cocok Untuk …
Menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil), bagi sebagian orang Indonesia adalah sebuah dambaan, meskipun bagi sebagian lagi yang lain mungkin keengganan. Menjadi dambaan banyak orang sehingga antrean pengambil formulir pendaftaran CPNS selalu membludak setiap tahun. Orang merelakan apapun yang dia miliki untuk menjadi seorang PNS, baik uang puluhan juta rupiah, harga diri, dsb. Meskipun sudah ada upaya dari pemerintah untuk memperbaiki masalah rekrutmen PNS, baik melalui hukuman dan perbaikan sistem, tapi tetap saja masalah sogok, suap, atau apalah namanya adalah fakta yang terjadi di masyarakat.
Alhamdulillah saya tidak perlu melewati itu semua, karena kebetulan saya menjadi PNS bukan lewat jalur penerimaan biasa, tapi lewat beasiswa sekolah luar negeri dalam program STAID (sebelumnya bernama OFP dan STMDP) yang diinisiasi pak Habibie. Well, meskipun saya tidak pernah bercita-cita menjadi PNS, saya harus ikhlas melaksanakan perjanjian yang dulu saya buat sebelum berangkat ke Jepang. Dan secara dewasa saya harus mengakui bahwa ini adalah jalur jalan kehidupan saya, paling tidak sampai ikatan dinas 2n+1 saya berakhir 😉
Jujur, saat ini saya merasa fatique, penat dan bosan dengan kehidupan saya sebagai PNS. Mohon maaf bagi rekan-rekan saya sesama PNS, sekali lagi saya tidak bermasalah dengan anda semua, saya cinta anda semua dan sedang berdjoeang seperti anda-anda semua 😉 Yang saya penatkan adalah behavior, sistem dan birokrasi yang ada di dalam institusi pemerintah. Biasanya yang menentramkan saya adalah sahabat saya yang lagi nongkrong di jerman, yaitu Made Wiryana yang sering mengatakan bahwa, yang paling gampang itu memang kalau kita memilih berdjoeang di luar, bebas dan tidak terikat. Penghargaan yang besar kepada rekan-rekan yang memilih berdjoeang di dalam institusi pemerintah, membuat inovasi serta perbaikan dari dalam.
Nah saya ingin menshare suatu ide, pandangan dan referensi sebelum saudara-saudara saya tercinta di seluruh Indonesia memilih untuk menjadi PNS. Tentu yang saya sampaikan ini masih bersifat subjektif, masih hanya analisa di satu atau dua institusi pemerintah, dan perlu satu langkah diskusi, survey atau penelitian yang komprehensif sebagai upaya objetifikasi ide. Poin-poin yang saya sampaikan di bawah juga masih bisa ditambahi, dikurangi, dihapus atau bahkan diturunkan kalau muncul desakan di sana sini 😉 Mudah-mudahan ide ini bisa jadi gambaran sehingga tidak ada lagi orang yang salah jalan menempuh jalan terjal dan mendaki menjadi PNS, padahal itu sebenarnya tidak cocok untuk dirinya.
Jadi menurut saya, sekali lagi “menurut saya”, PNS tidak cocok untuk orang-orang seperti di bawah:
-
Orang yang ingin melakukan perubahan, perbaikan, membuat inovasi baru dan berharap itu akan terimplementasikan dalam waktu cepat. Perubahan, perbaikan berjalan lambat karena sistem (baik dalam konotasi baik maupun buruk 😉 ) sudah berjalan sangat lama dan turun temurun. Anda mau nekat? anak kemarin sore dan pahlawan kesiangan adalah gelar abadi anda 🙁
-
Orang yang tidak suka melihat uang dan anggaran dipermainkan, diputar-putar dan dipatgulipat. Orang yang memandang bahwa permainan anggaran, permainan perencanaan kegiatan adalah kegiatan yang salah, penuh dosa dan akan mendapatkan balasan setimpal di akherat kelak. Perlu dicatat juga bahwa banyak juga “PNS lurus” yang tidak menyadari bahwa beberapa fasilitas dan honor yang diterima adalah hasil subsidi silang dari kesemrawutan anggaran dan realisasinya.
-
Orang yang tidak suka sesuatu berjalan tidak sesuai dengan rencana atau anggaran yang jauh-jauh hari telah ditetapkan. Dalam rencana anggaran tertulis beli komputer Rp. 20 juta, ternyata harga sebenarnya hanya Rp. 5 juta, dan akhirnya sisanya dipakai untuk keperluan lain yang di luar rencana (honor, tunjangan, beras atau minyak goreng untuk karyawan).
-
Orang yang tidak tega memalak teman-temannya yang menjadi rekanan bisnis institusinya, dengan meminta kuitansi seharga Rp. 50 juta, padahal nilai pengadaan barang/jasa sebenarnya hanya seharga Rp. 25 juta. Si rekanan bisnis ini karena marginnya kecil, jadi ngemplang pajak, karena memang dia tidak menerima duwit sebesar itu. Perusahaannya bangkrut karena nggak kuat bayar pajak, akhirnya dia buat perusahaan lagi dan ngurus jadi rekanan lagi. Muter-muter terus coi … 🙁
-
Anak muda yang cerdas, berwawasan dan bisa mengeluarkan dan merangkumkan ide (pendapat) yang lebih brilian dan strategis daripada eselon diatasnya (eselon 4, 3, 2, 1) atau bahkan seorang menteri. Si anak muda ini ketika bertemu dengan bos yang tidak tepat akan disebut bahwa idenya terlalu strategis dan kurang tepat dengan golongannya yang rendah dan cocok untuk permasalahan teknis 😉
-
Orang yang tidak suka dirinya dan hasil kerjanya dinilai hanya dari absensi. Atau lebih lagi bagi orang yang tidak bisa kerja kalau sebelum kerja harus njeglok mesin absensi 😉 Apa yang anda perbuat, membuat proposal setebal kamus oxford, kerja lembur sampai subuh, membuat kerjasama dengan institusi atau organisasi di luar negeri, atau mengharumkan nama institusi karena anda berprestasi di luar, semua tidak akan dipandang kalau absensi anda jeblog. Kalau anda protes, maka anda akan diminta membaca UU No 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dan PP No 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Kalau perlu bacanya sambil nyungsep di laut saja mas … 🙁
-
Orang yang merasa kurang apabila bekerja sehari hanya 4 jam. Karena kemungkinan anda akan datang jam 8 pagi, njeglok absen, sarapan pagi sambil ngobrol sampai jam 10. Istirahat siang jam 12, kembali ke kantor jam 13:15, dan adzan sholat ashar jam 15:15 merupakan bel pulang kantor.
-
Orang yang memiliki jiwa enterpreneur dan selalu melihat segala peluang sebagai peluang yang kemungkinan bisa menjadi bisnis. Ketika jiwa enterpreneur ini diimplementasikan di tempat yang tepat hasilnya akan positif, tetapi apabila diimplementasikan di institusi pemerintah tempat bekerja, bisa jadi sumber korupsi yang maha dahsyat dan mengerikan. Orang ini diharapkan ketika melihat berjubelnya pendaftaran PNS dan mendengar keluhan 4 juta PNS di Indonesia tentang gaji mereka yang rendah selalu berpikir untuk mempunyai perusahaan dan bisa membuka lapangan kerja baru bagi 4 juta orang di Indonesia. Mungkin posisi itu lebih tepat.
Saya yakin bahwa sebagai anak bangsa, baik posisi kita ada di dalam maupun di luar institusi pemerintah, kita ingin dan sama-sama berdjoeang membuat republik kita ini lebih baik, lebih maju, lebih sejahtera dan disegani bangsa-bangsa lain. Seperti yang sudah saya sitir diatas, kadang PNS bukanlah pelaku, tetapi sebenarnya juga menjadi korban. Masih banyak “PNS-PNS lurus” yang siap melakukan perbaikan di negeri ini. Mari kita melakukan perbaikan semampu kita, baik dengan lisan, hati maupun dengan tangan. Dan jangan lupa untuk mensyukuri segala nikmat dan keadaan yang sudah Allah berikan kepada kita.
Wallahualam bisshawab.
wow…mantab diskusinya. Saya sebagai pribadi juga kurang begitu suka dengan sistem yang ada dalam dunia PNS, namun tidak bisa kita pungkiri juga ketika kita akan mencari kehidupan yang tenang di saat kita pensiun, PNS mungkin bisa menjadi pilihan karena sangat jarang kita temui perusahaan swasta milik dalam negeri yang menjanjikan kehidupan pensiun yang senyaman PNS :).
Mengenai dosa jamaah, instansi swastapun ikut andil dalam hal ini. Mari kita lihat wacana kickback yang ada di setiap proyek di dunia swasta dan pemerintahan, sudah menjadi rahasia umum khan?hehehe…
btw kebetulan saya juga peminat software engineering khususnya RUP, boleh khan pak romi saya copy artikel2nya? 😀
Setuju….Kenapa ya, menurut saya yg pada ngebet masuk PNS itu org2 yg ga berani “berperang”, maunya enak, apa udah kepikiran klo PNS tU dtg, nongkrong, pulang, dapet gaji sebulan, dapet tunjangan, trus “dapet korupsian”..maap ya Om2, mas2, mba2 yg PNS, sy cuma kecewa sama mereka2 yg pikirannya cetek dan maap “bejat”, klo gini kapan Indonesia mau maju…..ga naif klo jd PNS emg enak, tp mbok ya jgn maksain diri, sampe pake uang segala gitu, wah, jd miris ngeliatnya, org2 yg notabene jd pekerja untuk pemerintah, negara tp isinya koq “wong sugih tp bodo”, mau jadi apa negeri ini, pantes klo semua yg berhubungan dengan swasta mahal, lha wong sdm di swasta “lebih” dari yg negeri…ah ngmg apa sih aku ini, ga jelas Le…..
Selamat berjuang mencari kerjaan, banyak kerjaan tapi apa iya “disediakan”…ah mbuh lah, usaha dulu baru komentar…Baik-Baik…..Semangat…!!!!!
Makasih pak, saya jadi curhat….he he he he
miris memang…
Allah Maha Tahu!!
Marilah kita Introspeksi diri!
Tidak ada yang bisa mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri
http://lowongancpns.blogsome.com/2007/12/31/etos-kerja-jepang/
Membaca artikel di atas membuat saya tertegun..
karena saya memiliki sebagian besar dari 8 kriteria yang tidak cocok jadi PNS(semoga bukan ujub, atau sok suci).
Apalagi saya berasal dari institusi yang sama dengan Pak Romi berada sekarang.
Ya..saya adalah freshgraduate yang masih idealis dan memiliki “mimpi” untuk ikut berkontribusi riil memperbaiki bangsa ini. Saya tinggalkan pekerjaan saya di perusahaan telekomunikasi terkemuka (sektor yang sedang sangat berkembang dan menjanjikan)untuk mengejar idealisme : Saya ingin mengabdi dan membangun bangsa, bukan untuk kemajuan beberapa golongan saja..
Saat ini saya masih “membaca keadaan”, mencari rekan2 yang sekiranya punya misi yang sama, mencari superman2 itu, yang tidak sekadar berfikir untuk kepentingan pribadinya saja.
Saya sebagai “freshman” di LIPI tertarik sekali untuk banyak bertukar pikiran dgn Bapak. Juga Pak LT.Handoko (saya sudah baca beberapa artikel ttg beliau). Buat dong pak Forum ttg itu..komunitas yang sama2 menginginkan perubahan dari dalam..
Tapi jujur saja saya tidak tahu apa yang akan saya perbuat, tidak tahu harus memulai dari mana..Jangankan golongan atau posisi, bahkan untuk kompetensi pun saya masih berada jauuuh di bawah..tidak masuk hitungan lah.
Saya masih optimis untuk bisa merubah instusi pemerintahan yang ada terutama institusi tempat saya berada sekarang. Terlebih melihat tanggapan-tanggapan dari Bapak/Ibu di atas. Seperti yang Pak Romi bilang, masih banyak PNS-PNS lurus yang sedang berdjoeang melakukan perubahan dari dalam.. Dan saya berharap bisa menjadi bagian dari mereka..
positive thinking aja and be the best
Gaji PNS kecil, tapi tetap diburu ada apa ?
Wong PNS di republik ini rata-rata koruptor/maling !
Coba anda boleh evaluasi dengan cara yang sederhana saja. Sejak anda lahir sampai anda mati, anda di-korup oleh yang namanya PNS.
Pada saat anda lahir anda wajib mengurus yanga namanya akte kelahiran yang nota bene anda [asti berurusan dengan yang namanya PNS, dan anda wajib memberi uang pelicin (di-korup)kalau tidak memberi pasti banyak masalah yang bikin kita jengkel !.
Pada saat anda sekolah, anda diminta uang pelicin lagi (di-koruk lagi)
Pada saat anda cari pekerjaan, masuk polisi pakai uang!, masuk AKABRI pakai uang!, mau jadi ABRI pakai uang!, pokoknya semua serba uang apalagi jadi PNS !, jadi jangan harap orang miskin bisa hidup di republik ini makanya pada bunuh diri.
Setelah anda mati sebelum masuk ke liang lahat anda juga wajib memberi uang pelicin (di-korup lagi) kalau tidak anda bakalan tidak jadi dikubur atau minimal sudah bau busuk dulu baru dikubur.
Kalau saran saya kalau mau berubah yang harus pertama kali dirubah adalah yang duduk di DPR itu harus manusia semua bukan anjing karena kalau manusia punya hati nurani sedangkan anjing bisanya hanya menggonggong saja.
Karena DPR yang dapat merubah/memperbaiki semua peraturan perundang-undangan yang ada di republik ini baik yang berkaitan dengan kepegawaian, korupsi, anggaran dll melaui DPR, jadi DPR merupakan palang pintu untuk memberi contoh kepada rakyat bukan malah ikutan pesta korupsi .
Selamat berjuang bung Romi !
wah kalo udah terlanjur masuk ikatan kerja gini gimana ya mas (ikatan dinas – di sekolahin negara) ? denger denger dari para senior yang udah kerja, emang sih lumaya sejahtera,tapi ya itu tadi para atasannya masih main kotor meski staff pada pengen lurus.
semoga kita segera kembali ke jalan yang benar..
sama tapi q masih nggak jelas, q masih magang. tapi klo mo jadi pengusaha jga nggak bisa.ya sama ikatan dinas tapi bedanya kulnya di dalam negeri. tapi program ini kayaknya semakin kabur. namanya berubah terus. memang sih agak membosankan.
tapi kalo di instansi pendidikan mungkin masih bisa mengembangkan ilmu. pengennya sih biar orang lain bisa. tapi jabatannya masih teknisi.
“Cukuplah Allah sebagi Penolong kita dan sebaik-baiknya Pelindung kita” 🙂
Tadinya mau komentar panjang, tetapi dikarenakan klien saya banyak dari kalangan instansi pemerintah, jadi komentarnya cuma “NO COMMENT” aja deh.
apa yang pak Romi katakan, “tidak semuanya Benar”. Ada banyak PNS yang masih memegang amanah.
Jangan digeneralisasi, walaupun kelihatannya banyak terjadi.
Memang banyak sih PNS yang tidak produktif dan asal bapak senang.
Tapi, pak romi sebagai PNS saya fikir bisa juga berjuang lewat ilmu TI nya, perlu merancang PRILAKU PNS BERDASARKAN LOGIKA KOMPUTER, YANG JUJUR2 AJA, TERGANTUNG PROGRAMMER NYA.
Maaf baru bisa comment …
Sebagai teman sekamar waktu CASIS di Magelang (1990), saya (yang saat ini jadi PNS) setuju banget dengan yang anda tulis, Bung Romi.
Sedikit megeluarkan uneg2 aja, rasanya tak sebanding antara perjuangan yang saya jalani di perguruan tinggi kedinasan (dengan ancaman Drop Out bila tidak mencapai IPK yang disyaratkan) dengan suasana dan pola kerja yang saya alami, tapi baiklah, saya akan jalani. Satu hal yang saya rasakan saat ini adalah sebagai dampak dari ritme kerja yang ada di PNS, membuat saya agak “KATRO” dalam persaingan terutama untuk bersaing di dunia swasta, aya sadar penghasilan yang saya terima pas2-an, so ada keinginan untuk keluar setelah menyelesaikan ikatan dinas, tapi jadi ragu2 apakah saya mampu bersaing ???
ternyata separah itu ya?
btw,
adakah yang punya ide agar situasi bisa di giring ke arah yang lebih baik?
mosok terpuruk terus.
imho,
salah satu cara adalah mengajak para birokrat itu untuk ngeblog? 🙂 kenapa? biar masukan tingkah laku anak buahnya bisa di adukan ke atasanya. Terus tingkah laku atasanya bisa kita adukan di publik 🙂 Publik bisa monitor kinerja mereka lewat blog 🙂
kira-kira begitu apa ya? pecah ndasku 🙂
Seorang teman memenangkan tender jaringan telpon di sebuah kantor pemerinta yang baru saja selesai di bangun. Temen ini menang karena berhasil menekan harga serendah mungkin. Padahal pada saat awal tender temen ini menawarkan harga termahal. setelah nego dan sepakat dengan harga terakhir yang termurah, maka si birokrat bilang. nanti di PO-nya tulis pake harga yang pertama ya,…..spontan temenku kaget jangkrik,…!!!
Seorang temen laen berhasil memenangkan tender pembuatan software traffic light control di sebuah kota industri. Si Temen ini menawarkan hasil jerih payahnya (program) dengan harga yang cukup murah. Begitu transaksi di setujui. si birokrat bilang gini “nanti di PO-nya tulis, harganya 2 kali lipat ya”. Sepontan temenku yang idealis & pedjoeang sejati ini bilang “Nggak jadi deh, nggak jadi ikutan tender saya”.
Saya bangga melihat kedua temenku ini. ledih baik mundur dari tender daripada ikut merusak negara 🙂
Bner banget bung..
Sama halnya dengan yang terjadi pada saya.
Setelah bekerja di swasta trus masuk BUMN (krn pilihan ortu)..
Sangat2 tidak menyenangkan dengan sistem kerja yang selalu mengganggap ide-ide dan cara kerja yang dimiliki sebagai sesuatu yang membahayakan dari anak kemaren sore..
Apakah tidak ada pemimpin bangsa ini yang berpikiran open minded sekarang ini?
Tanya kenapa…..
Kalo memang PNS dianggap sesuatu yang buruk, sudah saatnya kita perbaiki bersama. Bukanya kita harus memberikan karya terbaik.
Ass..
Betul banget yang mas tulis tuh.. saya sendiri ngalami kok di instansi saya.. memang bangsa ini sangat perlu generasi muda yang sangat ingin melakukan perubahan, karena saya pikir yang merusak dari PNS itu bukan hanya budaya PNS itu sendiri, tetapi peraturan perundang-udangan yang sangat berkesan memaksa pelaku untuk merekayasa alias manipulasi berbagai kegiatan..kalau secara pribadi kita berusaha lurus, ternyata secara otomatis dan yuridis kita mendapatkan perlawan yang luarbiasa aduhay..sampai2 membuat kita berpindah-pindah (dimutasi) ke berbagai tempat, yang dirasa aman (bagi mereka), akhirnya perjuangan berujung pada sikap mental yang lebih selektif, dalam arti, bagian mana dari peraturan yang tidak sesuai dengan hati nurani, ditindaklanjuti dengan cantik saja. Mengingat yang perlu dijaga adalah silaturahim sesama karyawan saja, dengan harapan dari sana akan didapat kepercayaan dan ketertarikan untuk melakukan perbaikan-perbaikan..wass
Hallo Pak Romy,
Saya pernah bapak ajar saat diklat komputer di Yogya. bapak 100% benar pak.
Mengingat kondisi demikian, makanya tidak heran negara ini berjalan mundur.
Makanya saya PNS yang lagi berjuang di malam hari, kemampuan programming saya saya jual di luar kantor. walaupun kantor membeli software milyaran dan nggak mutu !!!!
GBU pak !!!
Contoh birokrat yang modern 🙂 soalnya punya blog adalah pak Ria Saptarika,http://www.riasaptarika.web.id/ Wakil Walikota batam. Para bloger di mBatam dengan leluasa mengadukan berbagai keluhan perihal pelayanan publik.
harusnya demikian dengan birokra-birokrat yang laen 🙂
ayo gih kompori para birokrat itu untuk ngeblog 🙂
mudah-mudahan menjadi bagian solusi dari keterpurukan bangsa ini.
Mas Romi tau tulisan ini hampir berusia dua tahun sejak ditulis juni 2006 lalu. Dan mas Romi bisa liat sendiri dukungan ke mas Romi terus bertambah setiap waktunya. Saya yakin dari lebih 200 orang yang mendukung mas romi di situs ini jumlah pendukung sebenarnya bisa mencapai puluhan bahkan ratusan kali lipatnya. Hanya kebetulan saja mereka tidak mengenal situs ini. Saya termasuk yang telat mengenal mas romi. Sejujurnya saya katakan saya sudah sangat muak dengan sistem birokrasi di negeri tercinta kita ini. Muak ketika saya harus terpaksa berurusan dengan mereka mendirikan koperasi, bayangkan saja kami adalah karyawan kecil yang ingin meningkatkan kesejahteraan dengan mendirikan koperasi karyawan di lingkungan kerja kami. Lalu dengan semangat 45 kami pun mendatangi kantor koperasi setempat. Pada hari yang telah ditentukan rapat anggota pertamapun dilaksanakan. Keesokan harinya kami dikejutkan denga pernyataan oknum pns koperasi setempat yang mensyaratkan sejumalah uang lelah untuk mempercepat proses pengesahan koperasi kami. Alasan mereka adalah karena mereka harus mengerjakannya diluar jam kerja . lho jadi selama hari – hari kerja apa yang mereka lakukan ??
Mereka mengajukan opsi untuk mengurus semua persyaratannya sendiri jika kami tidak mau membayar uang lelah itu, hey sampai berapalamapun koperasi itu tidak akan pernah terwujud klo kami harus mengupayakannya sendiri. Dan hingga kini koperasi ditempat kami tidak pernah terwujud.
Perekrutan pns dinegeri ini seperti yang sudah disebutkan diatas lebih mengandalkan kuantitas bukan kualitas, dan saya percaya jika masalah sistem birokrasi yang berpenyakitan ini tidak dibenahi oleh pemerintah, oleh setiap orang maka sampai kapanpun negeri ini tidak akan pernah bisa melangkah jauh.
Untuk mas Romi keep fighting ya mas, saya dan teman teman disini juga sedang berjuang namun dengan cara yang berbeda untuk negeri ini..
Menurut saya walaupun dengan gaji kecil dan bekerja dengan baik menjadi PNS itu jauh lebih baik dari pada kerja dengan orang lain. karena kita sudah berusaha membantu negara, tapi bila dgn orang lain hanya akan memperkaya diri sendiri, keluarga dan klan (di swastapun pasti ada KKN).
saya ingin memberi semangat kepada para PNS yang bekerja dengan hati nurani demi kemajuan Bangsa dan Negara Indonesia ini.
assalamu alaikum…
Besar mana pak, Gaji guru yg PNS dan yg Guru Tidak Tetap alias honorer….?
Wah belum tahu ya pak ?
Di kita gaji GTT 250.000.000 sebulan lho…
eh salah nulis angka ding…
yg bener dibagi 1.000
inilah akibatnya jika nulis angka kelebihan nolnya, bisa-bisa misunderstanding dan menimbulkan prasangka…yg lebih gawat masuk penjara karena ngurangi nolnya…
kok ada ya pak, cuma gara-gara nambahi ato ngurangi angka nol masuk penjara.
kalo kita juga lagi berjuang lho pak…di kota ini berjuang menjangkitkan ilmu yang sudah diperoleh. dan dikota lain memperjuangkan agar 40jt rakyat indonesia dapat membangun sendiri usahanya sendiri ato bersama-sama. termasuk juga untuk guru GTT di kita. sebagian dulu pak, kalo 200jt khan butuh dana ribuan triliun. nah ini baru tadi pagi waktu ngajar di IT Fun Club dapat sms mau cair proyeknya.
Mohon doanya ya pak. Wassalam
being PNS, bener2 dambaan, apalagi buat seorang honorer yang sudah membuktikan pengabdiannya tanpa cacat dgn harapan kinerjanya membuat ia layak bt diangkat jadi PNS. tp kenyataannya ia “kecolongan” mulu sama oknum2 yang menanamkan “buntut2nya” di dalam dgn kinerja ?????.bt saya, seorang honorer, jd PNS emang cita2 saya mengingat sy udah jd honorer sekian tahun tp blm diangkat jg. mo keluar,kagok, ga keluar, kesel jg keduluan ma “penjahat2 birokrat”. jd ampe skrg pasrohhh aja nunggu sk turun.harapan sy stelah sk turun, adalah menyekolahkan sk saya ke bank, biar bs bl rumah ky yang laen…..yukkkkk!!!!!
duh… kesekian kalinya saya tau putra-putri terbaik indonesia memilih memundurkan diri dari PNS,
Ya kurang lebih alasannya sama lah….
tetapi tentunya mereka yang bisa keluar dari pns punya pilihan yang lebih baik…..
tetapi bagaimana mereka yang tidak punya pilihan ???
ya membusuk dengan seragam coklatnya itu deh.
tapi mereka yang memang memilih karier di pns untuk negara agarlebih baik harusnya kita dukung. Biar bagaimanapun tinggal mereka harapan kita menjadi negara yang lebih baik di masa depan.
kalo perkara honorer adalah nalar yang lebih aneh untuk saya dimana ketika pemerintah memutuskan UMR tetapi “anak buah-nya” sendiri mereka perlakukan seperti itu… anehnya kenapa mereka masih bertahan ? cari uang pensiun ? sekarang kan ada asuransi… 😀
waduh….nyesel banget kenapa ngga baca artikel ini dari dulu…..mas romi yang baik, dari poin pertama sampai terakhir itu bener semua loh. Buktinya saya yang sudah mengabdi selama 9 tahun mengabdi di struktural tergopoh-gopoh pindah ke fungsional gara-gara bulan april besok harus siap jadi pejabat…serem, ternyata semua yang saya pikir omong kosong tentang mark-up anggaran, makan uang bawahan untuk setoran ke atasan, nyogok BPK, dirjen anggaran hanya sekedar omong kosong. Pusingg…….saya jadi kasihan ama SBY, dimana bisa dia memberantas korupsi kalau semuanyasudah berurat akar ????
Padahal jujur saja saya ngga pinter2 amat. Tapi demi tidak menambah penganguran dll saya memaksakan diri terjun jadi peneliti di instansi saya berada.
Pliezzz….saya saat ini butuh bantuan untuk memahami pedoman LIPI tentang kum n bagaimana n apa saja yang harus saya penuhi untuk dapat diterima menjadi peneliti.
Tapi lebih baik jadi peneliti daripada harus masuk BUI to ???ironisnya belum pasti lho masuk bui para koruptor itu. Bisa-bisa ngga ketampung.
Well….saya harus belajar hidup hematttt karena ternyata memang jadi peneliti di instansi saya kesejahteraannya teramat jauh……dari struktural sekalipun itu cuma staf. Dulu……saya bermimpi akan menjadi duri dalam daging yang saya harapkan pada akhirnya dapat memperbaiki karut marut di birokrasi tempat saya mengabdi. Aduh….ternyata bekerja dengan giat tidak pernah cukup buat jadi PNS. Wajar apabila kinerja PNS benar-benar amburadul. Kapan ya rahasia Illahi benar-benar terjadi??Tapi sungguh ditempat saya yang baru serasa bergabung “para penghuni surga”.. repot juga n kasihan bagi para PNS yang masuknya murni nga pake nyogok….ironis…berkualitas saja tidak cukup…hey…harus bersedia menjadi anggota satu klan alias klik, harus siap untuk memasukkan anak bos kita sekalipun itu mendzalimi orang lain yang seharusnya berhak untuk masuk,penghuni neraka bagi orang Indonesia adalah PNS struktural ya???Semoga tidak. Mulai dari klenik, susuk, perdukunan semuanya ada lho…
Mas Romi please help me….i need your advice…bagaimana sih tahapan yang harus saya tempuh agar dapat jadi peneliti….saya ingin tetap berjuang membuktikan bahwa saya dapat menjadi PNS fungsional yang sukses meski saya harus mengorbankan jabatan saya di struktural yang sudah ada di depan mata pada usia saya yang masih tergolong masih amat produktif ini…..thank’s….
setelah lulus kuliah, ortu nyuruh balik ke kampung. mao tao buat apa??? yak…. ortu nyuruh saya jadi PNS. kebetulan sih, Bos besar tu keduanya PNS.
cuma, yang saya pikirkan,… kalau saya jadi PNS, pasti saya korup… (huhuhuhu). itu alesan kenapa sampe detik ini saya masih di kota tempat saya kuliah. mencari duit dari project2 kecil, cukup juga buat kebutuhan sebulan walau belum punya kerjaan tetap… 🙂
oya…, susah banged ya ngerubah korupsi yang udah jadi budaya…. T_T
kasian pak SBY….. ato malah……???? [Duh! no comment dweh]
oya,… salam kenal ya pak….. 🙂
PNS oh PNS
dicerca dan dipuja
http://yuniawan.blogspot.com/2007/09/abdi-kok-maen-politik.html
Alhamdulillah klo gitu.. saya dulu ikut STAID th 1993, dan sampai seleksi terakhir di gd bppt thamrin , dan gak lolos,
akhirnya kuliah di ptn dan kerja di sebuah perusahaan di negara tetangga, yang menurut saya, integritas dan kejujuran dijunjung tinggi.
Tenang mas ..setelah 2n+1 berakhir, semoga bisa join ke tempat yang lebih baik.. amieen
nimbrung ach…
from TOP to DOWN!
from DEEP CORE to SURFACE!
kayaknya kalo mo mbongkar “lingkaran setan PNS” harus dari atas ke bawah, dari pusat ke tepian, dan dg TEGAS!
PNS itu kan Pegawai Negeri Sipil, pegawainya negara Indonesia, negara dimana kita tinggal. Yg mengelola negara kita itu kan Pemerintah (banyak PNS nya juga).
Contoh kecil aja :
di daerah saya (terutama pedesaan), saat ada event pilkada (entah itu kades atau bupati), masyarakat yg “awam banget” mudah berkomentar : “nek aku sih yo meh nyoblos sing menehi duit paling akeh wae” = “kalo saya cuman mau milih/nyoblos yg ngasih duit paling banyak saja”.
pemimpin adalah cermin dari rakyatnya… [atau mungkin malah sebaliknya?!]
kalo rakyatnya yg “awam” kayak gitu…, ya jgn heran kalo pemimpinnya “kayak gitu” juga.
PNS itu kan nggak beda sama bolpen… kalo bolpen ada di tangan wartawan, bisa buat nulis berita & informasi yg berguna, tapi kalo bolpen ada di tangan teroris, bisa buat melukai orang lain [kalo ditusukkin ke mata]. tergantung siapa orangnya yg jadi PNS? mohon maaf… tapi ada juga tukang becak yg hobi berjudi, maaf… ada juga petani yg nakal mengoplos padi seenaknya. tapi kan bukan profesi tukang becak atau petaninya yg salah kan? tapi orangnya.
kenapa pusing udah terlanjur jadi PNS?! udah terlanjur masuk lingkaran setan?!
kerja aja yg bener, bertanggung jawab, masuk jam 7 pulang jam 4 [tapi seharian tetep kerja ^_^], gajian normal tiap tgl 1, teliti kalo dpt honor-honor misterius… kalo g jelas asalnya kembalikan atau buang aja, kalo dpt perintah yg aneh-aneh & melanggar aturan tolak aja… trus kalo dicopot jabatannya atau dimutasi ke tempat yg jauh dari tempat tinggal karena dianggap tidak loyal, ya terima aja… [resiko kan?!]
yg penting kan kita kerjanya bener.
tapi kalo emang extrim nggak cocok sama “keadaan PNS” saat ini, satu-satunya cara lepas dari lingkaran setan ya memang harus keluar dari PNS.
semoga negara Indonesia ini dianugerahi pemimpin terbaik yg MAU meneladani Nabi Muhammad SAW dari semua sisi, yg bahkan bisa mendekati Khulafaur Rasyidin [Generasi Terbaik – 4 sahabat Nabi], terutama ketegasannya…
Coba bayangin kalo pemimpin negara kita kayak Umar bin Khattab atau mungkin Ali bin Abi Thalib…
alhamdulillah akhirnya ada juga artikel kaya gini…itulah beberapa alasan saya mengapa saya tidak ingin jadi PNS…terus terang saya sangat antipati terhadap pns kecuali ke guru & dokter yah…
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Konon disuatu negara “antah berantah” pernah dilaksanakan suatu lelang “KEPALA PNS”, ada 5 (lima) kepala yang dilelang antara lain : Kepala(PNS)dari Amerika, Kepala (PNS)dari Jerman, Kepala (PNS) dari Jepang, Kepala (PNS) Singapur, terakhir 1 Kepala (PNS) dari Indonesia. Singkat cerita ke lima kepala tersebut diatas dibelah, diteliti satu persatu, tahu gak ?, ternyata yang laku terjual adalah KEPALA PNS dari Indonesia. Sebab empat kepala yang lainnya otaknya sudah pada tipis-tipis (sering digunakan, sehingga negaranya maju-maju), sementara otak kepala PNS dari Indonesia masih utuh karena jarang digunakan.
Wassalam.
Assalamualaikum..
Wah, tulisannya menggugah sekali Mas.
Meski sebenarnya saya sudah ‘gugah’ tentang ketidakcocokan menjadi PNS ini 3tahun lalu.
Tahun 2004 saya ikut seleksi CPNS salah satu PemKab di Jateng, dan diterima. Tapi saya cuma bisa bertahan 1 tahun. Akhirnya saya mengajukan pengunduran diri awal tahun 2005, menjelang SK pengangkatan PNS turun. Alasannya jelas, saya memiliki hampir semua kriteria yang Mas Romi sebutkan di atas. Belum semua, karena saya toh sekarang belum bisa mandiri, masih jadi ‘kuli’ di sebuah ISP di Semarang sebagai TS.
Tapi saya bersyukur, berani bersikap dan memilih jalur yang saya anggap benar dan sesuai untuk saya. Meski lebih terjal, namun kalau kita senangi akan enjoy juga menjalaninya.
Wassalam.
terima kasih.
artikel diatas termasuk jawaban saya atas keluhan saya selama ini.
dan saya siap untuk tidak melanjutkan diinstitusi pemerintah…
salut..meskipun posting ini sudah ada hampir 2 tahun lalu namun rasanya tidak ada habis2nya untuk selalu dibahas…
Seperti yang diceritakan mas romi hampir sebagian besar terjadi disebagian besar institusi pemerintahan dan bukan menjadi rahasia umum lagi.
Maka dari itu saran dan pendapat saya..
1. Yang punya idealisme jika ada modal/kemampuan/skill lebih, lebih baik berwiraswasta/menciptakan lapangan kerja baru/berkiprah sesuai bidang masing2.
2. Jika idealisme tetap di PNS kita hanya bisa menjalankan sesuai peraturan yang ada. Jika menyimpang sebaiknya tidak dilakukan karena setiap resiko pasti bawahan pada posisi lemah/dikorbankan. Kalo menolak perintah atasan akan diturunkan pangkat/dipindahkan kebagian kering/non job.
3. Memang untuk merubah sistim birokrasi harus dari selain diri sendiri juga harus dari atas/puncak …klo dari atas sudah ok biasanya bawahan tidak berani macam-macam.
4. Walhasil jika pendapatan PNS tidak cukup, bisa menjalankan usaha sampingan seperti bisnis marketing online, publisher adsense,bisnis pulsa..ataupun usaha lainnya yang tidak berhubungan dengan pekerjaan PNS.
Salam untuk semuanya ;):)
Kategori Manusia ada 3 kelompok :
1. Orang yang tahu bahwa dirinya tahu, kemudian dia sebarkan pengetahuan itu kepada orang lain (dianalogikan ke dalam PNS adalah : orang yang tahu bahwa dirinya adalah orang pinter dan jujur, sehingga dia menjadi “agent of change” di dalam birokrasi).
2. Orang yang tidak tahu bahwa dirinya tahu, sehingga orang ini harus diingatkan bahwa dia adalah orang yang berpengatahuan. (dianalogikan ke dalam PNS adalah : orang yang tidak tahu bahwa dirinya adalah orang pinter dan jujur. adalah kewajiban bagi orang yang tahu untuk mengingatkan orang kategori 2 ini, sehingga dapat menjadi pendukung bagi orang kategori 1)
3. Orang yang tidak tahu bahwa dirinya orang yang tidak tahu (orang keblinger)………inilah orang yang jadi sasaran dari “agent of change”
Siplah.
SELAMAT atas Mengangkat dan membahas fenomena klasik ini memang menarik dan menggelitik dengan faakta yang ada. Saya akui memang itulah keberadaan posisi PNS saat ini. Tentunya ini dibutuhkan seseorang yang mau “berani” mengambil sikap dari dalam mungkin seperti Anda Pak Romi. Di Instansi saya pun kelompok muda sudah mengadakan semacam gerakan pembaharuan dan semoga ini dapat berjalan sesuai dengan tujuan yaitu perubahan yang mendasar guna meningkatkan efektifitas kerja.
Lucu memang, jangan hanya teriak gaji kurang namun sumbangsih yang diberikan jarang-jarang.
Maju terus anak bangsa guna mencapai Indonesia Jaya.
PAk.. kalo saya termasuk dari point2 yang tersebut di atas..berarti saya sudah terperangkap donk..dalam situasi ini..
Ya memang kondisi pns spt ini sangat memprihatinkan. Makanya Pak harus didorong orang-orang baik untuk menjadi pns. Atau Orang-orang baik ini mau mengorbankan waktunya untuk menjadi pejabat-pejabat yang punya kekuasaan seperti menjadi bupati, walikota atau gubernur atau presiden.
Tentunya setelah menjadi pejabat ini tidak menjadi lupa diri akan tujuan semula.
saya punya guru. dia menceritakan soal kwitansi bohong itu. saya sedih. dia juga bilang dia tersiksa. lalu bagaimana memperbaiki sistem di sana?
Enterpreneur vs PNS: kalah seleb, kalah pamor, kalah gengsi.
Sepertinya paradigma yang harus kita benahi dahulu agar jangan berjumpalitan memburu status PNS yang selalu dipuja tapi tetap dicerca. Enterpreneur kenapa tidak? 🙂
wah…. serem2 banget yak komentarnya tentang PNS. jadi miris melihat sisi lain dari para pegawai negeri sipil menurut penilaian rekan2, yang memang saya juga pernah menyaksikannya. Nah kebetulan saya berprofesi sebagai tenaga pengajar di sebuah perguruan tinggi negeri yang otomatis juga menjadi seorang PNS, jadi boleh donk saya mencoba ikutan memberi komentar.
saya juga kebetulan masuk kriteria 1 sd 8 yang dituliskan mas romi sebagai seorang yang tidak cocok masuk sebagai PNS. Alhamdulillah di bidang yang saya geluti yaitu bidang pendidikan, tidak semuanya berjalan demikian. Yang saya alami selama 3 tahun lebih menjadi pengajar, adalah sesuatu yang sangat membahagiakan. Melihat anak bangsa tumbuh dan berkembang, semakin cerdas setelah mendengar pemaparan yang saya berikan adalah kebahagiaan yang tak ternilai. Jadi segalanya bermula dari niat awal, apakah rekan2 memilih profesi PNS hanya untuk mencari uang, atau mencari kebahagiaan dengan mendedikasikan segala yang kita punya untuk kemajuan bangsa dan negara. mudah2an saya terhindar dari perbuatan yang jelek2 sebagaimana komentar rekan2.
ups…udah mulai berat nih omongannya he he. anyway yang udah terlanjur jadi PNS semangat yak!
wah,..
Assalamualaikum/salam sejahtera,
wah…website ini pas dengan kondisi saya ya…:-)..saya adalah CPNS..baru aja masuk…..bener seperti yg mas romi tulis diatas….saya baru masuk sebulan lebih aja udah nggak merasa betah …abis kerjaannya jg nggak jelas….pegawai satu kantor pulang kantor jam setengah 12, ada yg jam 1,saya sendiri jg kalau nggak ada kerjaan yg jelas akhirnya cuman ngenet liat2 situs IT…..mas romi gimana suasana kerja di kantor nya mas?apa pernah ngalamin sama kayak yg saya alami? heheh…:)
Ini orang yang nulis adalah beberapa dari sekian banyak PNS yang jujur, bicara dengan nurani dan kondisi.Orang seperti sodara ni yg pantas jadi pemimpin, punya nurani dan hati..pertahankan terus kredibelitas anda bung romi.Tapi perlu kita ketahui bersama bahwa kong kalikong,Nepotisme dan lebih extrim lagi Korupsi adalah Identik dengan Toilet (WC).Nahhh…Jika kita melihat WC dalam benak kita adalah tempat buang hajat (kotoran manusia) yahhh yang berhubungan bauk tak sedap dan Jorok.Tapi apa yg terjadi kira2 saat kita berada di dalam Toilet tersebut, Rasa bau dan jorok tidak terasa lagi dikalahkan oleh Suasana Nikmat yg dipersembahkan oleh toilet.Bahkan saat keluar dari toilet rasa lega dan segar. heheheee begitulah kurang lebih Toilet dan Korupsi.Sekian tq
Mohon dukungnan moral akan pendirian TPA Arrahman
Mampir ya ke:
http://natureeducation.wordpress.com/
http://foruminspirasi.wordpress.com/
salam knal Pak Romi,menurut saya rakyat akan berubah apabila dipimpin oleh orang yang disegani,berwibawa,dan kesatria .Mungkin Pak Romi mau dijadikan salah satu pemimpin yang membawa teman2 smua
kearah perubahan yang lebih riil.Smoga ALLah Memberikan kekuatan tuk melakukan perubahan AMIN…:)))
Saya juga baru 2 tahun jadi PNS. Alhamdulillah saya lulus tidak dengan sogokan tp melalui serangkaian tes. Pertamakali masuk kerja terasa banget bedanya dengan instansi swasta (pernah kerja di swasta). Banyak memang PNS yang kerjanya nyante banget. Kadang cuma cerita dan baca koran. Ada berbagai faktor yang membuat PNS begitu. Selain karena kerjaan memang tidak sepadat pada instansi swasta (karena kita tidak mengejar target ataupun profit) juga karena lemahnya sumber daya manusia. Banyak PNS ngetik aja nggak bisa, gimana mau diberi tanggung jawab yang lebih besar? Penyebabnya adalah dari jaman ORBA Pola rekruitmen PNS yang tidak bagus (sogokan) akhirnya menghasilkan PNS yang tidak mampu bekerja tapi mau dapet jabatan bagus. Alhamdulillah beberapa tahun terakhir pola penerimaan PNS sudah semakin baik. Apa yang dikemukakan Mas Romi memang benar karena itu yang aku rasakan waktu pertama kali jadi PNS. Tapi tergantung gimana kita menyikapinya saja. Menurut aku PNS itu jangan tergantung dari gajinya saja. Harus punya jiwa pengusaha. Apalagi PNS itu punya kemudahan dalam memperoleh pinjaman di Bank. Selamat berjuang bagi PNS yang memang gajinya masih rendah. Selamat berjuang juga bagi yang belum jadi PNS. PESAN TERAKHIR: JANGAN TAKUT MENJADI PNS HANYA KARENA ARTIKEL INI. TIDAK SELALU SEBURUK APA YANG KITA BAYANGKAN. KUNCINYA DARI DIRI SENDIRI APAKAH MAU MEMILIH JALAN LURUS ATAU TIDAK.