PNS Tidak Cocok Untuk …
Menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil), bagi sebagian orang Indonesia adalah sebuah dambaan, meskipun bagi sebagian lagi yang lain mungkin keengganan. Menjadi dambaan banyak orang sehingga antrean pengambil formulir pendaftaran CPNS selalu membludak setiap tahun. Orang merelakan apapun yang dia miliki untuk menjadi seorang PNS, baik uang puluhan juta rupiah, harga diri, dsb. Meskipun sudah ada upaya dari pemerintah untuk memperbaiki masalah rekrutmen PNS, baik melalui hukuman dan perbaikan sistem, tapi tetap saja masalah sogok, suap, atau apalah namanya adalah fakta yang terjadi di masyarakat.
Alhamdulillah saya tidak perlu melewati itu semua, karena kebetulan saya menjadi PNS bukan lewat jalur penerimaan biasa, tapi lewat beasiswa sekolah luar negeri dalam program STAID (sebelumnya bernama OFP dan STMDP) yang diinisiasi pak Habibie. Well, meskipun saya tidak pernah bercita-cita menjadi PNS, saya harus ikhlas melaksanakan perjanjian yang dulu saya buat sebelum berangkat ke Jepang. Dan secara dewasa saya harus mengakui bahwa ini adalah jalur jalan kehidupan saya, paling tidak sampai ikatan dinas 2n+1 saya berakhir π
Jujur, saat ini saya merasa fatique, penat dan bosan dengan kehidupan saya sebagai PNS. Mohon maaf bagi rekan-rekan saya sesama PNS, sekali lagi saya tidak bermasalah dengan anda semua, saya cinta anda semua dan sedang berdjoeang seperti anda-anda semua π Yang saya penatkan adalah behavior, sistem dan birokrasi yang ada di dalam institusi pemerintah. Biasanya yang menentramkan saya adalah sahabat saya yang lagi nongkrong di jerman, yaitu Made Wiryana yang sering mengatakan bahwa, yang paling gampang itu memang kalau kita memilih berdjoeang di luar, bebas dan tidak terikat. Penghargaan yang besar kepada rekan-rekan yang memilih berdjoeang di dalam institusi pemerintah, membuat inovasi serta perbaikan dari dalam.
Nah saya ingin menshare suatu ide, pandangan dan referensi sebelum saudara-saudara saya tercinta di seluruh Indonesia memilih untuk menjadi PNS. Tentu yang saya sampaikan ini masih bersifat subjektif, masih hanya analisa di satu atau dua institusi pemerintah, dan perlu satu langkah diskusi, survey atau penelitian yang komprehensif sebagai upaya objetifikasi ide. Poin-poin yang saya sampaikan di bawah juga masih bisa ditambahi, dikurangi, dihapus atau bahkan diturunkan kalau muncul desakan di sana sini π Mudah-mudahan ide ini bisa jadi gambaran sehingga tidak ada lagi orang yang salah jalan menempuh jalan terjal dan mendaki menjadi PNS, padahal itu sebenarnya tidak cocok untuk dirinya.
Jadi menurut saya, sekali lagi “menurut saya”, PNS tidak cocok untuk orang-orang seperti di bawah:
-
Orang yang ingin melakukan perubahan, perbaikan, membuat inovasi baru dan berharap itu akan terimplementasikan dalam waktu cepat. Perubahan, perbaikan berjalan lambat karena sistem (baik dalam konotasi baik maupun buruk π ) sudah berjalan sangat lama dan turun temurun. Anda mau nekat? anak kemarin sore dan pahlawan kesiangan adalah gelar abadi anda π
-
Orang yang tidak suka melihat uang dan anggaran dipermainkan, diputar-putar dan dipatgulipat. Orang yang memandang bahwa permainan anggaran, permainan perencanaan kegiatan adalah kegiatan yang salah, penuh dosa dan akan mendapatkan balasan setimpal di akherat kelak. Perlu dicatat juga bahwa banyak juga “PNS lurus” yang tidak menyadari bahwa beberapa fasilitas dan honor yang diterima adalah hasil subsidi silang dari kesemrawutan anggaran dan realisasinya.
-
Orang yang tidak suka sesuatu berjalan tidak sesuai dengan rencana atau anggaran yang jauh-jauh hari telah ditetapkan. Dalam rencana anggaran tertulis beli komputer Rp. 20 juta, ternyata harga sebenarnya hanya Rp. 5 juta, dan akhirnya sisanya dipakai untuk keperluan lain yang di luar rencana (honor, tunjangan, beras atau minyak goreng untuk karyawan).
-
Orang yang tidak tega memalak teman-temannya yang menjadi rekanan bisnis institusinya, dengan meminta kuitansi seharga Rp. 50 juta, padahal nilai pengadaan barang/jasa sebenarnya hanya seharga Rp. 25 juta. Si rekanan bisnis ini karena marginnya kecil, jadi ngemplang pajak, karena memang dia tidak menerima duwit sebesar itu. Perusahaannya bangkrut karena nggak kuat bayar pajak, akhirnya dia buat perusahaan lagi dan ngurus jadi rekanan lagi. Muter-muter terus coi … π
-
Anak muda yang cerdas, berwawasan dan bisa mengeluarkan dan merangkumkan ide (pendapat) yang lebih brilian dan strategis daripada eselon diatasnya (eselon 4, 3, 2, 1) atau bahkan seorang menteri. Si anak muda ini ketika bertemu dengan bos yang tidak tepat akan disebut bahwa idenya terlalu strategis dan kurang tepat dengan golongannya yang rendah dan cocok untuk permasalahan teknis π
-
Orang yang tidak suka dirinya dan hasil kerjanya dinilai hanya dari absensi. Atau lebih lagi bagi orang yang tidak bisa kerja kalau sebelum kerja harus njeglok mesin absensi π Apa yang anda perbuat, membuat proposal setebal kamus oxford, kerja lembur sampai subuh, membuat kerjasama dengan institusi atau organisasi di luar negeri, atau mengharumkan nama institusi karena anda berprestasi di luar, semua tidak akan dipandang kalau absensi anda jeblog. Kalau anda protes, maka anda akan diminta membaca UU No 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dan PP No 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Kalau perlu bacanya sambil nyungsep di laut saja mas … π
-
Orang yang merasa kurang apabila bekerja sehari hanya 4 jam. Karena kemungkinan anda akan datang jam 8 pagi, njeglok absen, sarapan pagi sambil ngobrol sampai jam 10. Istirahat siang jam 12, kembali ke kantor jam 13:15, dan adzan sholat ashar jam 15:15 merupakan bel pulang kantor.
-
Orang yang memiliki jiwa enterpreneur dan selalu melihat segala peluang sebagai peluang yang kemungkinan bisa menjadi bisnis. Ketika jiwa enterpreneur ini diimplementasikan di tempat yang tepat hasilnya akan positif, tetapi apabila diimplementasikan di institusi pemerintah tempat bekerja, bisa jadi sumber korupsi yang maha dahsyat dan mengerikan. Orang ini diharapkan ketika melihat berjubelnya pendaftaran PNS dan mendengar keluhan 4 juta PNS di Indonesia tentang gaji mereka yang rendah selalu berpikir untuk mempunyai perusahaan dan bisa membuka lapangan kerja baru bagi 4 juta orang di Indonesia. Mungkin posisi itu lebih tepat.
Saya yakin bahwa sebagai anak bangsa, baik posisi kita ada di dalam maupun di luar institusi pemerintah, kita ingin dan sama-sama berdjoeang membuat republik kita ini lebih baik, lebih maju, lebih sejahtera dan disegani bangsa-bangsa lain. Seperti yang sudah saya sitir diatas, kadang PNS bukanlah pelaku, tetapi sebenarnya juga menjadi korban. Masih banyak “PNS-PNS lurus” yang siap melakukan perbaikan di negeri ini. Mari kita melakukan perbaikan semampu kita, baik dengan lisan, hati maupun dengan tangan. Dan jangan lupa untuk mensyukuri segala nikmat dan keadaan yang sudah Allah berikan kepada kita.
Wallahualam bisshawab.
Ya gitu deh om romi..saya yg sedikit bisa melihat kecurangan yg sudah menjadi rahasia umum .. suka geram n nangis liatnya…dari susahnya ngurus KTP, SIM, n lain2nya..sampe project yg mereka adakan cuma buat duit masing2 kantong….
Ya berdoa aja deh ada perbaikan untuk kedepannya…..
ganbaroo ne….
ternyata semua kegiatan dipemerintahan sama semua seperti apa yang ada diatas “patpatgulipat”, sebenernya siapa yang harus disalahkan dan dari mana harus meluruskan supaya jalan sesuai dengan harapan yang baik… , kadang saya sangat sedih merasakan itu semua. kita sudah sangat tertinggal dengan bangsa-bangsa tetangga kita seperti malaysia dan singapura sebentar lagi dengan vietnam. mm….. apakah kita hanya ikut arus saja…..
satu sisi dibalik kehidupan
semangat harus selalu mendampingi setiap kehidupan
iman harus menyemangati kehidupan
hiduuuppp… an
memang begitu pak Romi, nyante banget kan jadi PNS?sana-sini gaji minta dinaikin…btw kerjanya cuma absen doang….hiks2…
kalo kita bandingin dg buruh2…jauh banget.kerja seharian, gaji ga seberapa..siap2 dipecat…
enakan jadi PNS kan???
tolonglah PNS kerja pada bener….apalagi jilat bawah jilat atas…sogok sana sini…dah biasa…alamak…mau kemanakan negeri ini…
wuihh…
8 poin yang bapak tulis itu benar-benar jauh dari karakter kebanyakan orang Indonesia,
yang biasanya cuma berpikir bagaimana caranya agar perutnya sendiri bisa kenyang, dan jarang berpikir kreatif bagaimana caranya agar dapat mengenyangkan orang banyak sekaligus juga mengenyangkan diri sendiri.
saya juga cuma bisa tertawa bareng teman saya yang PNS, apabila dia cerita ke saya kalau kerjaannya itu cuma datang ke kantor, absen pagi (baca: dhuha), baca koran, ngopi, istirahat siang, jalan-jalan keluar, lalu sesegera mungkin absen untuk pulang. Begitu sedikit waktu kerja optimalnya, entah itu karena memang kerjaannya yang sedikit, atau ……… gak tau deh (gak baik suuzon)
Tapi kalau menurut saya bukan cuma PNS aja yang kejadiannya seperti itu, di institusi-institusi BUMN terutama yang berada di daerah-daerah (soalnya di pusat sekarang sudah sulit macem-macem), keadaaannya juga sama kok, malah terkadang lebih parah. Karena BUMN mengelola uang yang jumlahnya jauh lebih banyak, orang-orang disana punya peluang lebih besar untuk ……… Apa yah?
Kebetulan saya juga seorang PNS:), pertama kali saya masuk kerja seperti ada kebanggaan tersendiri (maklum orang kampung:D) menjadi seorang PNS. Waktu itu, gaji seorang PNS dibawah 100rb! tahun 90-an. Sebagai pegawai baru, saya tidak bisa “neko-neko” alias harus menuruti apa kemauan para bos.
Tak terasa sudah enam belas tahun menjadi PNS, dan rasa penat menyertai setiap kali mau berangkat ke kantor. Semua itu disebabkan karena dalam diri saya tidak ada kepuasan batin selama saya bekerja (maaf bukan pada materi) terutama pada sistem dan birokrasi di lembaga pemerintah.
Mudah-mudahan para pejabat pemeintah mau “bertobat” untuk tidak melakukan berbagai keburukan. Perdjoeangan bukan hanya duduk di kursi sambil menunggu setiap tanggal 1.
Perdjoeangan bisa dilakukan di mana saja, kapan saja, siapa saja, apa saja, ….. dan saja…
Gmana yah caranya memperbaiki sistem pemerintahan di indonesia..:-?
“Sedangkan saya sendiri merasakan bahwa kinerja setiap individu di pemerintahan hanya mementingkan segelintir proyek saja…dengan tidak mengesampingkan sinkronisasi antara hak dan kewajiban yang mereka dapatkan perindividu maupun kelompok.”
Jadinya amburadul…
Mungkin suatu saat ada yang bisa mempertemukan jiwa kita semuanya yang selalu berusaha untuk berpikir positf dari hari ke hari dan memberikan masukan bagi negara kita.
Sehingga menjadikan suatu wadah yang dapat dijadikan cermin untuk berkaca bagi pemerintahan itu sendiri.
Saya salut dengan wacana yang diberikan oleh Pak Romi…
Terima kasih…:)
yang ditulis mas romi bener banget…
tapi emang soal suap, sogok, pacul, atau apalah keburukan di PNS sudah bukan rahasia lagi, melainkan sudah menjadi persyaratan wajib… hiks π
untuk menjadikan PNS bersih dan berkualitas harus dimulai dari rekruitmennya, kalo rekruitmennya aja udeh pada suap-suapan, pasti target kedepan PNS tsb adalah balik modal. peduli setan sama dosa dan haram yg penting tanah babeh yg udeh kejual buat jadi PNS keganti sama RUKO 5 lantai..
bagusnya yg jadi panitia rekruitment PNS adalah orang-orang diluar PNS yg historynya anti korupsi.. bukannya PNS lagi yg jadi panitia.. sama juga bodong, pengen balik modal… gak abis2 tuh lingkaran setan..
“pns juga manusia …” (meminjam syair sebuah lagu)
Mohon ijin kasi ide Bang!
Kalo orang-orang pinter dan punya semangat dibilang tidak cocok jadi pegawe negri… lalu negara ini mau dibawa kemana Bang? Bagemana pun juga, kami masih butuh orangΓβΒ² seperti Abang sebagai pegawe negri.
Barangkali belum waktunya saja untuk merubah sistem yang sudah berakar ini. Insya 4jJI ada waktunya untuk merubah semuanya. Ya tentu saja dengan perjuangan orangΓβΒ² seperti Abang. Atau barangkali menanti rekan kita ada yang jadi presiden. (Rupanya jadi anak presiden belum mampu merubah ya Bang? Panggil menghadap aja tu Bang π )
PS: Bang Herri Candra juga baru bergabung jadi PNS tu Bang π
Berjuang dari dalam memang sulit, insya Allah bisa (selama istiqomah) namun timingnya lama. Sedangkan berjuang dari luar emang “gampang”, gampang ngomong, dll. Tapi yg jelas, bobot pahala tetap dinilai oleh Allah sekecil apapun perjuangan, baik yg di dalam maupun yang di luar.
Mungkin ada 2 cara secara umum utk merubah itu semua, 1) secara struktural (politis, hukum, pensiun dini utk pegawai2 lama, peningkatan kesejahteraan, dll), 2) secara kultural (pelatihan, da’wah, opini, dll).
Dan yg penting, kita harus tetap beri motivasi kepada PNS-2 yg memang niatnya baik bekerja, utk merubah, dll. Mereka memang harus sabar dan istiqomah. Dan bagi saya mereka2 itu ada “martyr”.
RALAT: Dan bagi saya mereka2 itu ada ΓΒ’Γ’βˆ βmartyrΓΒ’Γ’βΒ¬Β. MUSTINYA: Dan bagi saya mereka2 itu adalah ΓΒ’Γ’βˆ βmartyrΓΒ’Γ’βΒ¬Β.
wah….
kalo di lihat di tulisan ini keliatannya om romi dah ngalamin ni semua ber-ulang, mungkin dah ratusan kali ya… om….
wah, thanks god…
untung saya dengarkan petuah dari orang tua saya, untuk tidak jadi pns, padahal saya dulu mau nekat jadi pns hanya karna mau kejar beasiswa, trims ya pak atas infornya, bagi junior seperti saya mesti dibukakan jalan untuk pandangan strategi masa depan, salah satunya dengan point of view yang bapak berikan ini….
thanks, and BRAVO!
Lha kalau yang pendidikannya tinggi begini penat, terus yang memperbaiki negara ini siapa ya??
hmm..hayoo..izoel yakin banget..orang-orang yang idealis kayak Bang Romi ambil PNS karena faktor masa depan dan yang terpenting Beasiswa pendidikannya..itu saja..kalo ditanya sekarang…mau jadi pensiun dini apa meneruskan? heheh tapi pernah baca..”..sudah saatnya membalas jasa kepada rakyat yang telah membiayai pendidikanku..”(RomiSatriaWahono) makanya timbul ilmukomputer.com so.. Selamat Berjoeang Bang Romi..oia check emailnya dari izoel donk hehe thanks…
Lha gini ini klo PNS yang diproduksi dari LN…
Wah, mental kayak gini sih gak cuma di PNS aja. Banyak juga perusahaan swasta (yang didirikan di zaman orde baru) punya pegawai bermental begini. Masuk untuk pulang. Saya juga ngalamin kok. Menurut saya, yang salah memang orde baru itu, di mana pendidikan tidak diutamakan. Orde yang lebih mengutamakan uang daripada kerja keras. Semua-mua diukur pake uang thok. Makanya, saya malah berdoa moga-moga banyak anak muda yang berpikiran maju mau jadi PNS. Biar sama-sama mengubah mental dan cara pandang, gitu lho.
Thanks izoel, saya akan tetap berdjoeang mas. Sekali lagi message ini saya tulis bukan untuk hal negatif, kalau dibilang kritik ya otokritik lah. Saya juga ada di dalam dan mungkin saya juga punya saham kesalahan. Dan sekali lagi di PNS banyak orang-orang lurus yang tetap berdjoeang supaya segala sesuatu menjadi bertambah baik. PNS juga manusia kata mas abdulmajied π tapi Non PNS juga manusia. Mari kita berusaha bersama-sama supaya segala sesuatu menjadi lebih baik. Amiiin. Mohon maaf apabila message saya ini membuat banyak pihak tersinggung, tidak ada niatan sekalipun untuk memojokkan siapapun.
kalo saya sih tetep mendukung PNS, karna sebagai lulusan Master, diluar pula, salah satu institusi yang masih menimbang2 gaji berdasarkan tingkat pendidikan, ya PNS. Blum karir yang jelas dan hanya menunggu waktunya saja untuk dapat jabatan. Kalau aja di indo masih banyak solusi selain PNS untuk kasus seperti saya, saya mungkin akan sependapat sama mas Romi. Hehehehe…
Jadi kesimpulannya, Pak Romi tidak cocok jadi PNS π
Mas Romi, klo ndak salah saya pernah mendengar nama mas di kampus saya (Universitas Gunadarma), apakah mas pernah ada seminar disana / mungkin yg kegiatan yg lain? oh iya saya sepakat dg yg mas bicarakan, dan sebenarnya dalam institusi pemerintah, qta butuh regenerasi sistem, visi , misi, pola kerja, behaviour dll. karena sy sndiri sudah mnyadari hal tsb ketika berinteraksi dengan ‘mereka’ (pns). mas, jika boleh bicara lebih lanjut bisa japri aja.
YM! : djorkaeff_wesly@yahoo.com
Sebenarnya ada tugas penting buat Pak Romi, yaitu meluruskan yang bengkok dikalangan PNS. Dimanapun tempatnya, perdjoeangan tetap perdjoeangan.. Bravo Pak Romi selamat berdjoeang dan tetap semangat
Untuk mas Wesly, saya memang sering ngisi seminar di Gunadarma. Beberapa kali diundang fakultas maupun bem.
Untuk cakbud, Insya Allah perdjoeangan tetap dilanjutkan π Cuman memang harus selalu kita analisa cost-benefitnya. Kalau kira-kira perubahan dan perbaikan kemungkinan kecil terjadi, ya mungkin perdjoeangan di luar juga bukan pilihan yang buruk. Thanks atas dukungannya.
Untuk sahabatku mas Imponk, hehehe nggak ngerti juga mas. Cuman mau tidak mau, sebagai orang dewasa yang komitmen terhadap perjanjian yang dulu sudah saya tandatangani, ya PNS mungkin status saya saat ini π
Untuk mas Fildy, dari sisi itu benar mas. Mungkin menarik juga kita analisa kebalikan dari artikel saya, PNS Cocok untuk …. π
Kalau saya sih lebih seneng punya suami PNS yang pagi berangkat, sore pulang, kumpul anak istri di rumah. Jadi gak perlu bukain pintu malem2, bikinin indomi rebus malem2, jadi tukang pijat dadakan, dan gak bingung hrs jawab pertanyaan anak2 “kok abi hari libur tetep kerja?”…he..he..he joudan desu. We are always be your supporter..
Ok siap percepat pulang kantor π
Dari salah satu Tulisan Suci Baha’i Faith, tertulis kalimat berikut ini.
“Kejujuran adalah dasar dari segala kebajikan,
tanpa kejujuran,
kemajuan dan keberhasilan di semua alam Tuhan,
tidaklah mungkin
bagi siapa pun”
Analogi lain seperti ini.
Ketika kita berada di alam kandungan (sebelum lahir), next world nya kita adalah bumi ini.
Di alam kandungan tersebut
dipersiapkan mata,telinga,hidung, dan anggota-anggota tubuh lain, jantung,paru-paru,etc, yang digunakan bukan di saat alam kandungan itu sendiri,tapi akan digunakan di next world nya alam kandungan (yaitu di bumi ini)
ketika berada di bumi,sangat sulit sekali mendapatkan mata,
maka ketika di alam kandungan tersebut adalah satu-satunya kesempatan
bagi si Ibu untuk memperhatikan gizi secukupnya,vitamin,dan menjaga dengan baik kandungan tersebut,
jika tidak, akan si bayi akan cacat, atau dengan kata lain cacat secara fisik.
Sekarang (di bumi ini) kita justru mendapatkan kebutuhan rohani (selain jasmaniah) melalui Utusan Allah SWT (Adam,Nuh,Musa,Krishna,Siddharta Gautama,Isa,Zoroaster,Muhammad,Bab,Baha’u’llah),yang telah diutus oleh Allah ke bumi untuk memberi pendidikan rohani kepada umat manusia,
dimana kebutuhan rohani itu tidak langsung kita pakai di bumi ini(walaupun berguna di satu sisi kebajikan, dan sebagainya).
Akan tetapi
akan kita pakai nanti (di alam roh,next world nya kita)
jika kita tidak mempersiapkannya sekarang
maka setelah kita berada di next world nanti,
maka kita akan menjadi cacat secara rohani,
dimana indra rohani itu sendiri
sangat sulit kita dapatkan ketika kita sudah waktu nya berada di next world
seperti halnya
indra fisik yang sangat sulit didapatkan manusia ketika telah melewati
masa-masa dalam kandungan ibu (mata sulit sekali mendapatkan pendonor mata di bumi ini, demikian juga dengan kaki dan tangan).
Maka saudara-saudara, baik-baiklah kita menjaga indra rohani kita.
PS : Om Romi, ma’af nih,angel bahasnya agak sedikit rohani
heheh … angel, ok rohani nggak apa-apa, cuman sebaiknya yang relevan dengan topik bahasan kita π atau karena belum disimpulkan ?
#
Ummu Irsyad said,
on June 30th, 2006 at 23:28
Kalau saya sih lebih seneng punya suami PNS yang pagi berangkat, sore pulang, kumpul anak istri di rumah. Jadi gak perlu bukain pintu malem2, bikinin indomi rebus malem2, jadi tukang pijat dadakan, dan gak bingung hrs jawab pertanyaan anak2 ΓΒ’Γ’βˆ βkok abi hari libur tetep kerja?ΓΒ’Γ’βΒ¬ΒΓ’Ò⬦he..he..he joudan desu. We are always be your supporter..
#
Romi Satria Wahono said,
on June 30th, 2006 at 23:37
Ok siap percepat pulang kantor π
dalem nee…hehehehe…langsung dari hati yang paling dalem yaa Bang Romi, kalo yang nulis bener2 Ummu Irsyad (ibunya Irsyad kan)
hehehe .. yang itu bener-bener ummu irsyad π
Kesimpulannya: perlu dibuat antitesis: “PNS itu cocoknya buat siapa?” π
salah satu postingan di milis tetangga dan mungkin relevan dg topik yg mas romi tulis :
memang yg paling berat saat ini adalah merubah mindset di kalangan penyelenggara pemerintahan … selama mindset masih proyek ya susah … banyak duit kebuang percuma …. gue punya pengalaman … mosok namanya SIMKEU tiap tahun berubah ….. tiap tahun bikin SIMKEU … opo ora lucu banget kuwi….. terus lucu lagi … pas di kasih solusi ngganggo open source tur gratis ada yang komentar “jangan … nanti keenakan … ente-ente yg bikin polesan kagak dapet duitnya …. orang lain dapat duitnya….” intinya kalo ada kue yg masih bisa jadi bancakan akan dijadikan bancakan … emang selama ada TIMTAS TIPIKOR ama KPK rada kurang.
Kondisi ini sebenarnya ada benang merahnya… selama gaji PNS tidak cukup utk hidup sebulan kondisi ini akan tetap berlanjut … selama pola perekrutan PNS masih menganut pola PADAT KARYA bukan berdasarkan profesionalisme…. yo terus terjadi …. utk kasus TI … di pemerintahan ada yg namanya jabatan fungsional pranata komputer dan banyak ahlinya tapi kenapa pekerjaan yg bisa dikerjakan sendiri dijadikan proyek … krn menyangkut masalah perut …. kalo dikerjakan sendiri nggak ada uang yg masuk … kalo diproyekin ada kue yg masuk ….
coba bayangin sebagai seorang pimpinan … nggak usah tinggi-tinggi Kepala Seksi ato Kasubdit aja … anak buah ngeluh …. “pak gaji saya nggak cukup utk ongkos berangkat ngantor selama sebulan …….” utk ongkos naik angkutan aja nggak cukup gajinya … kondisi ini akhirnya mengharuskan pimpinan utk mencari jalan bagaimana si anak buahnya bisa tetep ngantor … dari kantong pribadi tentunya juga akan kepayahan wong utk levelnya juga nggak cukup itu gaji…. alhasil terbitlah proyek … terbitlah SPPD fiktif …terbitlah fiktif yg lainnya …. makanya seperti kata “edited” … level DITJEN aja bikin aplikasi sendiri-sendiri …….
ihiks… PNS ngurus kenaikan pangkat aja kudu keluar ongkos.. yg seharusnya itu sudah menjadi pekerjaan biro kepegawaian ….. alasannya macem-macem … buat ongkos ke BKN lah .. buat orang BKN lah …. kembali ke perut intinya ….
Selama permasalahan utamanya nggak tertangani ya tetep aja penyimpangan akan terjadi meskipun bentuknya akan berbeda dan tentunya juga akan semakin canggih modusnya. Lihat saja banyak PNS yg bisa bermobil mewah … omahe magrong-magrong nang daerah elit.. nek nganggo ukuran gajine tur ora duwe usaha lain …. ora bakalan ….. terus seko ngendi ???
He..he…. idealisme di pertaruhkan disini … dan taruhannya bisa nyawa …….
ada “true story” nyangkut masalah ini, seorang direksi bank plat merah menolak pembangunan jalan tol joglosemar krn nilai proyeknya di mark – up sampai 400% utk kepentingan golongan tertentu alhasil rumah, anak dan isterinya hrs di jaga brimob krn diancam akan disukabumikan ….
Kondisi itu sebenarnya bukan terus utk menjadi pembenaran tapi itu kondisi real yg terjadi. Dan usaha perbaikan memang harus dilakukan, memang penat mas kalo lihat kondisi dan berada di dalam pemerintahan kita, saya selalu ingat ucapannya Aa Gym, mulailah dari diri sendiri dari lingkungan yang paling kecil…. mencoba utk tetap idealis…….
Hmm,… lakukan yang terbaik yang mas Romi bisa deh, karena saya juga berusaha melakukannya. π
Masalahnya tidak semua orang sejalan dengan kita.
selamat berjuang…
Note: saya ‘dimasukkan’ dengan uang suap, saya out karena 2 kali seminggu dapat uang suap yang tidak boleh ditolak, meski kerja saya cuma tukang ketik. π itu cukup bikin saya diare berkepanjangan.
Salute buas mas Romi…
Tulisan yg sangat menarik. Saya punya teman beberapa PNS yg kalau saya berangkat kantor, mereka masih memcuci mobil/motornya dengan santai, saat saya pulang kantor mereka sudah santai ngobrol didepan rumah , hehehe terus terang saya iri melihat mereka. Untungnya saya pernah ikut training yg mencerahkan saya bahwa bekerja dgn baik & benar untuk menafkahi keluarga adalah ibadah yg tinggi nilainya. Salam Om Romy !
Antara RSW dengan RSW yang lainnya…
RomiSatriaWahono dengan RoySuryoWatch….hehheheh yaa sudah siap belum kalo nanti muncul RSWW ( RomiSatriaWahonoWatch) hehehehe becanda loh..yaa apalagi topik (bukan nama saya) yang paling seru dibicarakan di p******.net hehehehehe
tapi pasti dibelain deh..kan ngBloG…=))
Buat Mas Romi….
Menurut saya untuk mengubah sistem pemerintahan kita yang bobrok ini memang harus ada pejuang yang berjuang dari dalam. Caranya ya dengan cara menjadi PNS tersebut. Mungkin tujuan mas Romi nulis artikel ini adalah untuk “menampar” para PNS yang ga sadar kalo yang dia lakukan selama jadi PNS itu ga berguna dan justru merugikan semua pihak….hehe…
Terus berjuang bagi semua pejuang dari dalam….para pejuang PNS yang “Beda Banget” dari yang lain…..
secara historis dapat kita lihat bahwa kondisi setiap orang ataupun bangsa pasti akan berubah. bangsa yang sekarang maju bukan berarti dulunya tidak tertinggal. jadi optimis aja suatu saat nanti badai pasti berlalu. yang penting saat ini kita terus bekerja, berdoa dan selalu tawakal kepada Allah SWT.
Orang-orang seperti bang Romi (termasuk saya gak ya , he..he..he) harus terus bertahan dan terus melakukan perubahan sedikit demi sedikit. yakin lah “badai pasti berlalu”.
orang-orang yang beriman dan pintar harus berusaha masuk jadi PNS secara fair tentunya agar bisa melakukan perbaikan dari dalam. soalnya kalo bukan kita yang di dalam tentunya orang-orang status quo akan terus mempertahankan sistem yang “amburadul”.
Trim’s. mat tugas dan berjuang.
Thanks mas Sidicxi dan mas Agus. Ayolah sama-sama kita benahi .. π
salut buat pa Romi yang terus berdjoeang
soalnya banyak orang-orang yang idealis sewaktu belum masuk pemerintahan, yang termasuk paling getol mengkritik pemerintah, tapi setelah masuk sistem, seolah gak terdengar lagi perjuangannya, malah yang ada tersandung kasus korupsi…
saya juga seorang PNS, baru 2 bulan menjadi bagian dari “sistem yang amburadul” dan saya sudah merasakan hal2 yang pa Romi bahas.
yang membuat saya tenang,saya masuk menjadi PNS tidak melalui sogok, suap, atau apa lah namanya.Meski melalui jalur penerimaan biasa, saya tidak mengeluarkan uang apapun untuk mengikuti tes PNS ( kecuali uang transport hehehe )
Saya rasa, saya telah memulai sesuatu dengan benar, dan Insya Alloh akan menjalaninya dengan benar.Amin
Selamat berdjoeang pa Romi.
Mas Reeby, selamat bergabung. Welcome to the jungle. Mudah-mudahan tetap dalam perdjoeangan π
Kebetulan saya juga PNS. Habis studi yang dibiayai negara RI tercinta ini cukup kaget juga waktu balik ke “kampung”. Bagian mana yang harus “di perbaiki” karena terus terang saking banyaknya yang “amburadul”. Sempat terbersit juga pingin “hengkang” agar tidak ikut-ikutan amburadul. Tapi ORTU bilang “Kamu hidup cuma sekali, mbok yao bisa bales budi.
Hingga saat ini saya masih PNS (16 thn). Saya mencoba menjalani dengan tidak ikut-ikutan amburadul (dan semoga seterusnya). Perbaikan dari dalam memang berat krn tidak hanya orang lain yang akan memusuhi kita tapi kadang-kadang teman-teman dekat juga bisa-bisa menjadi lawan.
Thanks Mas ROMI untuk uneg-unegnya. Semoga cepet-cepet jadi menteri dan sukur-syukur jadi presiden (kalau anda berminat pasti saya akan coblos gambar anda) agar dapat membenahi benag ruwet ini.
Selamat berjuang bang.
Saya ikut mendukung, saya pernah magang di salah satu lembaga pemerintah, ntah kenapa saya muak melihat sistem yang kacau balau..banyak dari mereka yang bekerja disana kerjaannya:
1. Datang pagi…absen
2. Ngenet (Y!M)
3. Pulang
Wah, ntah mungkin karena hal ini saya tidak berminat menjadi PNS!
Ok bung romi, memang PNS yang sering didengungkan sebagai abdi negara n abdi masyarakat. namun ada label yang pas sebagaimana keluhan bung romi dengan istilah Kodim 702 eh sekarang jadi Kodim 704. masuk jam 7 pagi n lalu nongkrong di kantin n pergi cari obyekan diluar datang setelah jam makan siang lalu adzan ashar pulang. enaknya bagaimana untuk merubah kondisi seperti itu, tapi setuju banget komentar Pak Menpan soal kenaikan gaji toh keluarga di rumah menanti sang nafkah n yang penting berantas KKN khususnya Korupsi, setuju kan ??????
Ok bung romi, teringat ketika para orang tua selalu berharap anaknya bisa jadi PNS, apakah itu sebagai paradigma kenapa ketika ada pendaftaran CPNS selalu membludak? atau kelangkaan lapangan pekerjaan di sektor lainnya? kok kayak BBM ya.. yang sering diberitakan. tapi asal jangan Benar–benar mabok aja… tapi salut juga buat Republik BBM yang selalu ingin mengadakan perubahan-perubahan untuk kebaikan.
allow mas romi :), lho kok Kenapa PNS gak cocok yak….. padahal klo aku dulu pas lulus kuliah pengen jadi PNS, cuman kadang makan ati klo jadi PNS, makan atinya gak punya duit sebab sekarang emang harus serba pake duit…… aku ngomong gini karena aku pernah ditawarin jadi PNS klo ada Uang 40 juta waw. :p uang segitu dimana? gila kan……makan aja aku susah he….. :)).
ngomong2 antrean tuch jadi inget kemarin waktu ikutan cpns di LIPI cuman sayang gak lulus he……he……. tapi yag jelas aku dah usaha jauh-jauh dari garut ke jakarta tuk jadi PNS… hee….