Berilah Mataharimu Sinar Takwa
Potret orang Jepang dari dekat, sebuah kisah kecil yang kebetulan saya tulis sewaktu tinggal di Jepang.
“Ohayo gozaimasu (selamat pagi)”, sapa gadis kecil tetangga rumah, ketika saya hendak mengayun sepeda mengantar Irsyad, anak saya yang paling besar, ke Yochien (TK Jepang). Saya tersenyum karena tanpa sadar ternyata Irsyad sudah menganggukkan kepala dan balik menyapa gadis kecil tadi. Yochien tempat Irsyad sekolah letaknya tak jauh dari rumah, naik sepeda sekitar 5 menit.
Dalam perjalanan, kami lewat di depan rumah Oyasan (pemilik rumah yang kami sewa). Saya lihat dia sedang siap memanen sayur dan buah-buahan di kebun kecil di depan rumahnya yang selalu dia rawat dengan baik. Saya sapa dia dengan melambaikan tangan karena posisinya agak jauh. Tiba-tiba Irsyad menepuk-nepuk punggung saya dan mengatakan, “Abi, hari ini kita bisa makan tomat segar nih.”, dengan mimik muka yang bersemangat. Saya tersenyum, ya memang pada saat musim panen, sering sekali Oyasan memberi kami satu plastik besar berisi tomat, bawang ataupun wortel dari hasil panenan kebunnya.
Sampai di Yochien, Irsyad sudah lari masuk ke kelasnya dengan bawaan yang menurut saya agak kurang pantas untuk seorang anak TK berumur 4 tahun. Dia harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Dan si anak juga harus bisa mengenali sendiri mana barang yang milik dia. Saya biasa langsung berangkat ke kampus setelah mengantar Irsyad. Pulang ke rumah sore hari, sudah menunggu istri yang tersenyum dan bercerita bahwa hari ini mendapat kiriman bawang dan tomat dari Oyasan.
Ingin kembali memotret Jepang dari dekat beserta perilaku kehidupan masyarakatnya. Saya sering becanda ke teman-teman bahwa kadang-kadang orang Jepang itu berperilaku lebih Islami daripada saya. Sifat ihtirom (hormat) terhadap orang tua, akhlak terhadap tetangga, saling memberi hadiah kepada orang lain selagi mendapatkan rejeki lebih, kemudian juga dengan sistem pendidikan formal yang mengajarkan moral dan perilaku hidup mandiri dan sopan santun.
Tentu saja dari sisi lain, kita bisa melihat bahwa ada perilaku orang Jepang yang tidak Islami, misalnya budaya minum sake (minuman keras), makan daging babi, kehidupan free sex pada generasi-generasi mudanya, dsb. Pada sisi ini memang cahaya Islam belum sampai kepada mereka. Namun ada sesuatu yang menarik disini bahwa faktor “tidak tahu” itu lebih besar daripada “tidak mau melaksanakan”. Ini terbukti ketika kita cermati perilaku teman-teman Jepang yang akhirnya masuk Islam. Mereka masuk Islam dengan total, dan mereka buang apa yang salah menurut Islam, dan hebatnya mereka sangat teguh dan istiqomah menjalankan ajaran Islam yang baru saja mereka masuki.
Adalah seorang imam masjid Ichinowari, masjid di sebuah kota kecil di pinggiran prefecture Saitama. Ibrahim Okubo, begitulah kita biasa memanggilnya. Beliau adalah orang Jepang yang “baru masuk Islam” belasan tahun yang lalu. Dengan sorban yang selalu tertata rapi di kepala, senyum yang selalu terhias, kegesitannya dalam berdakwah, bagusnya bacaan dan hapalan quran beliau, kita akan semakin tertegun dengan kata-kata penuh hikmah yang keluar dari mulutnya. Sungguh sulit membayangkan bahwa belasan tahun yang lalu, beliau adalah orang Jepang yang suka sekali minum sake ataupun makan daging babi.
Istri saya yang suatu saat mendapat kesempatan mengajar ngaji di sebuah masjid di daerah Tokyo, sering merasa kewalahan memberikan jawaban terhadap rasa ingin tahu muslimah Jepang yang besar, berhubungan dengan hakekat cara baca quran maupun ajaran Islam secara umum. Banyak hal-hal prinsip yang seharusnya wajib kita kuasai tapi luput dari pengetahuan kita karena kita terlena dan terlalu taklid terhadap Islam yang kita peluk dari “warisan” orang tua dan kakek nenek kita. Saya juga tertegun dengan komentar istri saya pada suatu ketika dia berkata, “Orang Jepang meskipun sudah masuk Islam sifatnya tetap seperti orang Jepang. Mereka tetap sopan dan hormat terhadap orang lain, merasa nggak enak kalau anaknya mengganggu anak orang lain, tarbiyah (pendidikan) terhadap anak-anaknya supaya bisa hidup mandiri, dsb”.
Padahal sebenarnya semua ini adalah juga ajaran Islam, milik Islam, dan sudah seharusnya dilaksanakan dengan baik oleh orang Islam. Kita juga sudah terlalu sering mendengarkan nasehat-nasehat seperti ini lewat pengajian di masjid, di radio ataupun siraman rohani di televisi. Mengapa ini semua bisa dilaksanakan dengan baik oleh orang Jepang, tapi kita malah sering sekali melupakannya ?
Mudah-mudahan kita bisa mengambil hikmah dari tulisan ini untuk semakin memotivasi diri kita dalam berakhlak dan berIslam secara total. Tak lupa marilah kita doakan saudara kita dari negeri matahari terbit ini untuk segera memperoleh sinar takwa dari Allah.
assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokaatuh
yah begitulah kaum muslimin di negeri ini kira2 seperti itu. sedikit sekali yang peduli akan diennya. bahkan sedikit sekali saudara2 kita yang peduli akan akidahnya sendiri, sebagai contohnya apabila ditanya ” ‘aina Alloh? / dimana Alloh?” -sebagaimana pertanyaan yang Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam pernah tanyakan kepada seorang budak untuk menguji keislamannya- saudara2 kita blm bisa menjawabnya dengan tegas.padahal hal ini merupakan akidahnya.
kita berdo’a semoga Alloh subhanahu wa ta’ala menambahkan ‘ilmu dien bagi kita dan seluruh kaum muslimin
.
wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokaatuh
bung romi , ceritain lagi dong….ttg cerita2 menarik di jepang…saya sangat suka sekali
Salam Bang Romi,
Saya rasa memang Abang telah mengungkap alasannya, bahwa kebanyakan yang diperoleh masyarakat kita adalah warisan, di mana tingkat penghargaannya tentu beda dengan “mendapatkan sendiri.”
Menurut saya, ini adalah sifat lahiriah manusia berlaku di mana-mana dan dalam konteks yang lebih luas. Teman-teman yang menjadi Kristen/Katolik/Buddha karena pilihan, umumnya juga lebih taat daripada mereka yang Kristen/Katolik/Buddha dari lahir. Atau, orang yang susah payah bekerja untuk akhirnya jadi kaya, umumnya bisa menghargai dan mengatur keuangan lebih baik daripada mereka yang terlahir dari keluarga yang sudah kaya. Contoh lain lagi, betapa banyaknya orang asing yang begitu keras perjuangannya dalam menghidupkan budaya Jawa dengan susah-susah belajar hanacaraka, kromo inggil, dan gamelan, lebih hebat daripada kebanyakan orang Jawa sendiri.
Islam, seperti obyek-obyek lain yang saya contohkan di atas, akhirnya dalam konteks ini adalah obyek budaya, yang berpeluang untuk ditinggalkan pengikutnya bila dianggap sudah tidak ada relevansinya bagi mereka. Solusi yang masuk akal, menurut saya, adalah untuk mereposisi ulang pendekatan yang dipakai untuk mem-budaya-kan kembali obyek-obyek tersebut agar bisa menarik “pengikut asli”-nya. Serupa dengan pelajaran Bahasa Jawa di sekolah dasar yang sekedar menjadi tempelan kurikulum, pelajaran agama di sekolah dan siraman rohani di radio dan mesjid-mesjid selama ini telah menjadi retorika belaka daripada sebuah wahana pencerahan hati. Harus ada pendekatan baru yang lebih membumi dan membuka mata hati.
Jujur saja saya jarang sekali membaca tulisan2 yang teramat indah seperti ini, apalagi di internet. Abi, teruslah menulis, saya akan dengan setia membacanya.
Assalamualaikum WrWb.
Nah….cerita Kang Romi inilah bagian dari kegelisahan kami sebagai pendidik di http://www.smp-yapalis.com, mungkin di kabupaten sidoarjo sekolah kami adalah sekolah mandiri ( bukan dari organisasi NU/Muhammadiyah/Al-irsyad dll) yang cukup besar dan banyak muridnya namun ironis sekolah sebesar ini tidak memiliki mushollah, rekan2 gurupun tiap rapat selalu mambahas ttg musholla,namun pihak yayasan lebih senang mengembangkan rumah sakit yang cukup besar dan modern, nah…aneh kan….emang yang tua2 biasanya suka aneh sih….?
Wah…kapan lagi ya….cerita Kang Romi muncul…?, yah….moga dapat memompa semangat jihad kami tuk mencerdaskan ummat ini
Wassalam
“Oemar Bakrie” dari http://www.smp-yapalis.com
ass.. wah pak, menarik sekali ya crita di jepunnya. Semoga saya kapan2 isa bekunjung ke sana. Amin
mungkin benar, karena kebanyakan penganut muslim di Indonesia adalah penganut islam warisan dari pandahulunya. Seperti saya, yang masih saja masih minim sekali mengamalkan nilai-nilai islam itu sendiri.
Alhamdulilah sekarang di tempat kuliah saya sekarang walau tidak secara total. Budaya islam sedikit demi sedikit diterapkan. Walau hanya sekedar saling tebar salam saat bertemu.
Untuk masalah ini mungkin kita bisa memulainya seperti slogan Aa’ gym
Mulai dari yang kecil
Mulai dari sekarang, dan
Mulai dari diri sendiri
Semoga …
Saya jadi semakin tertarik dengan kehidupan orang jepang
saling memberi, sopan, disiplin…jadi pingin nich tinggal di Jepang
Assalamualaikum
Saya kenal bapak, sewaktu bapak menjadi pemberi materi di DIKLAT jaringan CCNA1,2 di Surabaya,alhamdullilah cara penyampaian Bapak sangat baik,semua rekan2 saya sesama peserta merasa masih kurang berbincang dengan bapak,meski lebih muda dari kebanyakan peserta, tapi bapak pas dalam tata cara penyampaian.Mungkin pengalaman bapak yang lebih luas dibanding kami,terima kasih atas pencerahan yg bapak sampaikan baik dalam tulisan2 bapak maupun dalam sekelumit cerita bapak sewaktu di depan kelas kami pelatihan dulu itu.Anugerah IMAN dan ISLAM adalah harta yang tak terhingga. Teruslah berjuang Abinya Hasan dan Irsyad,Salam dari teman – teman di Surabaya. Wassalam
Bu Benita, terima kasih bu. Mudah-mudahan pelatihan kemarin bermanfaat, dan mohon maaf apabila ada kata-kata yang salah.
Assalaamu’alaikum wr. wb.
Luar biasa tulisan mas Romi ini. Semoga saja bisa menggugah kita semua selaku umat muslim untuk bisa menjadi orang yang lebih baik lagi dan lebih “Islami” dari keadaan sekarang ini.
Wassalaam.
Ass.wr.wb.
Wah…Bgs Bgt Crtnya…
seru…Bisa nambah pengetahuana pas baca baca artikelnya…
makasi ya BUNG udah bagi2 Ilmu,semoga 4JJ 1 swt,selalu memberikan ilmu yang bermanfaad bagi kita semua..amin 3X.
yup bener banget ttg pendidikan takwa yg seharusnya diberikan kepada anak2 usia dini sejak ia mulai menghirupkan nafas di dunia ini. tp kalo bisa juga sudah diberikan sejak dalam kandungan agar ia benar2 menjadi orang yg bertakwa kelak.. seperti kisahnya keluarga imran ttg maryam…
semoga Allah memberikan kita kemudahan dalam menjalankan apa yg seharusnya kita jalankan dan juga memudahkan dalam menghindari hal2 yang seharusnya memang kita tinggalkan…
aminnnnn
mas romy sebelum saya baca ini website saya tahu mas romy di ilmukomputer.com, saya tertarik ttg kehidupan di jepang.tolong dong di ceritakan lebih luas lagiii thank!!!!
cerita bapak membuat saya jadi malu sebagai seorang muslim, sebagai mahasiswa it, dan sebagai manusia. Terlebih membaca bahwa “..faktor “tidak tahu†itu lebih besar daripada “tidak mau melaksanakan..â€
waktu di fasilkom pak romi juga cerita bagaimana sibuknya di lab waktu
masih kuliah, sehingga 24jam terasa kurang, saya harap cerita2 tsb ditulis juga, dulu saya pernah minta biografi ttg masa2 kuliah pak romi, tapi belum dikabulkan. jujur saja, saya lebih banyak belajar dari pengalaman orang lain. terutama orang-orang yang peduli seperti bapak. Saya request bapak juga menceritakan masa-masa muda bapak/teman bapak yang dapat kami contoh. terima kasih
Assalamu’alaikum 🙂
setelah membaca artikel ini saya jadi terharu…SubhaAllahu..!!!
BarakAllahu…!!! 🙂
Wassalam
riswan ciwank
saya ingin punya teman oranga jepang. mohon bantuannya terimakasih
aku orang ponorogo yg merantau ke negeri china,aku jg pinngin tau apa sich itu comp,althought dulu pernah ngikutin banyak pelatihan but saat iniaku lupa smuA.ANDA BS BANTU AKU TDK,salam buat temen 2.
Sya ingin tanya sesuatu tapi lebih baik kalo saya mengirimnya lewat email saja. Tolong kirim addressnya ke email saya?
assalamu’alaikum wr wb
subhanallah..subhanallah..subhanallah ..semoga dengan cerita pengalaman Mas romi, banyak hikmah yang dapat diambil buat kita semua..smoga keluarganya mendapat hidayah yang melimpah..Amien
saya tunggu tausiah yang lain…
Jazakumullah khairon katsiro..Bung Romi
Saya ingin sekali mempunyai teman muslim dan muslimah jepang .
Assalamualaikum….
Kiranya jika para alumni TN se berminat dan setinggi Pak Romi dalam ghirah Islam….
Mungkin perlu diwadahi silaturahmi alumni TN untuk meningkatkan iman Islam mereka.
Banyak yg justru tercerabut setelah menginjak bangku kuliah.
Wallahu a’lam.
Afwan.
wah… sangat seru sekali ceritanya… memang indonesia harus banyak belajar dan melupakan perbedaan suku, ras, dan agama yang sangat meluas di negara ini… jika ngak kapan kita bisa maju???
Ass.wr wb…
met siang P’ Romi ..
gimana kabarnya..
sering pulang ke semarang…
saya sering berdiskusi dgn suami…mengapa orang jepang yg tidak pernah tahu islam tapi cara hidup sehari2nya lebih islami drpd kita yg lahir sbg alhamdulillah muslim. pernah dilontarkan org jepang tidak beragama maka sensei balik bertanya ,”apakah negeri kamu yg katanya beragama lebih aman hidupnya drpd disini yg tidak beragama?”
Wah, bagus sekali cerita perjalanan anda waktu di jepang. Walau baru sekali ini saya membuka web anda tapi saya langsung mendapatkan rasa jiwa islami yg sangat menonjol di diri anda & sekeluarga. Mudah-mudahan dapat menjadi contoh untuk kita semua… amin.
Ass.Wr.Wb
Alhamdulillah wa syukurillah, selamat pak Romi atas karunia amanah puteri yang cantik yang ke 5,semoga menjadi anak yang shalihah minimal kayak uminya, doakan saya semoga nular ke saya ya, karena Alloh SWT masih belum memberi saya amanah putra, dan masih harus ikhtiar (s/d skg sdh hampir 6 tahun ). Saya mantan murid Bapak di Sby (DIKLAT PROP.cisco1,2)
Wassalam
assalamualaikum wr wb
subhanallah
suatu cerita yang cukup menggugah hati saya sebagai seorang muslim.
seorang muslim yang belum bisa menjalankan islam dengan baik dan bahkan jauh dari yang seharusnya dilakukan.
semoga dengan tulisan bapak, banyak orang yang tergugah untuk menjadi seorang muslim yang lebih baik, muslim yang selalu dekat kepada Allah dan rasul-Nya…
wassalamualaikum wr wb
wah, nice story.. semakin kuat keinginan saya untuk mendorong anak saya mengambil uni di Jepang..mungkin saya bisa minta saran untuk memilih uni yang baik..
Salam,
Vera
Semoga Allah memberikan kemudahan bg masyarakat Indonesia tuk merubah akhlakny ke arah yang lebih baik…sesuai dgn akhlak Rasulullah saw..Subhanallah..cerita Bapak dpt menjadi penyemangat untuk mpbaiki kualitas diri…Semoga Allah mmberi petunjuk selalu..
Ini membuktikan tanpa agamapun kita bisa hidup rukun dan saling menghormati. Di Indonesia kita terlalu sering menilai orang baik apa buruk, takwa atau tidak dengan agama dan Tuhannya. Padahal semua manusia itu sama. Itulah realita yang kita temui di Jepang. Jangan-jangan dengan datangnya Islam ke Jepang, kehidupan jadi tambah runyam. Karena dengan masuk Islam, terjadi pengkotak-kotakan manusia. Nggak boleh ini, nggak boleh itu. Harus begini, harus begitu…hidup kok dibikin repot?
Jepang ……………dari tertindas perang dunia menjadi jaya akhir abad ini. beri informasi dong rom bagaimana mereka jaadim pinter sekarang.
Yang kusuka adalah …mereka punya semangat seperti suku arya,…nazi….. dan bangsa mongolia…..kuat…..dan semangat untuk maju dan tertinggi
salam dari joko mantan SMP negeri 8
rom Ym ku kla10_parissmg_pp@yahoo.com
Dari tulisan diatas saya jadi pengen tanya mas. Mas Romi setuju ga dengan wacana Syariat Islam diterapkan di Indonesia? Soalnya banyak Pro & Kontra. Yg setuju bilang kalau Syariat Islam bukan untuk orang Islam saja tapi untuk semua karena Islam Rahmat Bagi Seluruh Alam. Sedang yg kontra bilang Non Muslim akan terkekang dengan banyaknya peraturan yg katanya mempersulit.
Lha Mas Romi Ngikut yg mana….?
saya sangat senang membaca tentang kehidupan di jepang,karena kehidupan di sana lebih seru dr pd kehidupan di indonesia,madah2 han saya bisa ke jepang untk melihat kehidupan yg lain.
sebenarnya saya lagi cari tulisan tentang e-learning, tapi nyangkut di sini.salam buat mas romi sekeluarga, juga buat teman-teman yang mengidam-idamkan kehidupan yang tertata rapi dan islami. tidak mudah mendidik anak-anak supaya bisa membangun masyarakat seperti yang mas romi gambarkan, tetapi saya tetap optimis, mulai dari rumah kita masing-masing, insya allah….gambarimashou!
Bang Romi yang dicintai Allah. Salam kenal dari saya. terima kasih atas kesempatannya. Kami adalah seorang penggiat dakwah di sebuah desa yang kecil di daerah bantul. Kalau kami baca banyak sekali referensi yang di dapat dari abang tentang dunia IT. Dan ternyata abang juga menulis pengalaman religius abang waktu di Jepang. Satu hal barangkali yang kami minta ke abang yaitu referensi tentang “Penguatan IT untuk dakwah atau Penguatan IT untuk komunitas dakwah”. Karena kami terus terang sangat butuh akan hal itu. terima kasih sebelumnya.
YAPALIS IS SCHOOL FAVORIT FROM ALL SCHOOL.
GURUNYA CUTE,BAIK,SABAR,AND YANG PALING DI SUKAI ANAK-ANAK DI SCHOOL IS MR.ROMMY,MRS.NURMA,MRS.HENI,AND MR.BUCHORI.KESAN-KESAN SELAMA MENJADI MURID DI SCHOOL SELAMA 1 thn IS schoolnya bagus,muridnya asyik-asyik,klo ada acara selalu seru.CAYO BUAT SMALISKA SMG MAKIN MAJU AND BEDA DARI SCHOOL LAINNYA.SEPERTI MISI AND VISI YG DI TULIS DI BUKU TULIS.
Komandan,
Tulisan ini menarik saya untuk kembali membacanya. Tapi ada satu hal yang menggangu. Link “free sex” itu saya pikir mulanya merujuk ke Wikipedia atau kamus online. Baiknya dirubah saja saudaraku. Tidak baik mengarahkan orang ke hal-hal yang tidak kita harapkan. Tahu kan maksudnya… 😀
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Demi Allah, saya menangis membaca artikel ini. Teringat semua ajaran Islam yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Untuk Pak Romi, alhamdulillah masih ada pakar IT di negara tercinta ini yang Islami seperti Bapak. Satu bukti bahwa dunia ini belum kehilangan orang-orang Islam yang benar-benar berjuang atas nama Islam. Insya Allah, saya akan berusaha memperjuangkan mimpi-mimpi saya demi Allah, seperti halnya Bapak. Allah yubarik fik, Bapak!
Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Assalamu’alikum Warohamtullahi Wabarokatuh
Saya mendapatkan alamat blog Bapak dari teman seangkatan saya. Subhanallah situs ini sangat bermanfaat bagi saya (yang saat ini sedang mengerjakan skripsi). Semoga Bapak dan keluarga selalu dalam perlindungan Allah Subhanahuwata’ala. Dan semoga Allah meluangkan waktu Bapak agar dapat selalu berbagi ilmunya kepada kami, Amien…
Membaca artikel bapak ini membuat saya ingin menangis, menangis ketika melihat bahwa saya yang sejaka lahir sudah mengenal Islam, tapi sampai setua masih belum bisa mengamalkan islam secara kaffah. Saya merasa kalah jauh dengan saudara seiman kita yang berada di negeri sakura. Mereka mungkin belum mengenal islam, tapi banyak diantara perbuatan mereka yang mencerminkan prisip-prinsip Islam yang diajarkan Rosulallah.
Semoga semakin banyak manusia yang mendapatkan hidayah melalui blog bapak ini pada khusunya dan dunia IT pada umumnya. Jazakalllah khoiron kastiro 🙂
Teringat sewaktu saya duduk di bangku SD, guru IPS saya bercerita tentang bangsa Jepang yang terkenal dengan tata krama, disiplin dan semangat belajarnya yang tinggi. Semenjak itu saya pengen banget suatu saat bisa ke negeri sakura. Wah,, nambah pengen lagi setelah membaca tulisan Bapak.. hehe
HOya.. blog Pak Romi saya link di blog saya ya?
Makasih..
Alhamdulillah, ternyata di Jepang juga ada/banyak yang Sholeh, semoga yang paling-paling jenius di Jepang itu yang sholeh2 semua dan baik-baik akhlaqnya, amiien
Wassalam
Hendra Leonar
http://www.ubb.ac.id
Assalamualikum Warohamtullahi Wabarokatuh
Met siang Pak Romi?
Kisah diatas sungguh memilukan bagi diri saya pribadi dan masyarakat Indonesia pada umumnya, mengapa memilukan karena bangsa ini mayoritas Islam tetapi tingkah lakunya belum Islam, semoga Pak Romi masih memiliki kisah2 lain. Bisa dibuat film tuh kisah diatas biar lebih menyentuh….
Wassalam
Iyan
I want To Meet You …
keep Fight N NeVeR GiVe UP..!!!
Subhanallah..
Beberapa kali saya lewat di blog ini. Hanya sekedar lewat. Beberapa kali membuka dan membaca artikel di sini. Beberapa kali saya tertegun dengan kalimat-kalimat yang berderet dalam blog ini. Namun baru hari ini, saya benar-benar terharu. Betapa kita perlu senantiasa menengok sekeliling untuk sekedar mencari teladan berbenah diri.
Setiap kata dan kalimat dalam blog ini telah memberikan begitu banyak kekuatan bagi saya.
Salam.
Alhamdulillah,…
Saya senang sekali, dan bersyukur pada Alah dapat ketemu blog ini. Banyak manfaat dan pelajaran yang bisa saya ambil.Semoga om Romi, dapat terus melanjtkannya…,dan juga tidak bosan-bosan untuk berkarya bagi sesama.
AMIN….semoga…
subhanallah..
tulisan yang sangat menginspirasi.
inspirasi tuk menjadi pribadi yang lebih baik..
Assalammualaikum…
bang romi,
tolong ceritain lagi dong apa saja hal2 yang bisa dicontoh dalam kehidupan di jepang.
terima kasih….
wass…
bagus sekalai pak, artikelnya,jazakillah khair, sangat bermanfaat bagi saya untuk kembali introspeksi diri.ya, tarbiyah memang bukan segalanya, tapi segalanya berawal dari tarbiyah.
bagus sekali pak, artikelnya,jazakillah khair, sangat bermanfaat bagi saya untuk kembali introspeksi diri.ya, tarbiyah memang bukan segalanya, tapi segalanya berawal dari tarbiyah.