PNS Tidak Cocok Untuk …
Menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil), bagi sebagian orang Indonesia adalah sebuah dambaan, meskipun bagi sebagian lagi yang lain mungkin keengganan. Menjadi dambaan banyak orang sehingga antrean pengambil formulir pendaftaran CPNS selalu membludak setiap tahun. Orang merelakan apapun yang dia miliki untuk menjadi seorang PNS, baik uang puluhan juta rupiah, harga diri, dsb. Meskipun sudah ada upaya dari pemerintah untuk memperbaiki masalah rekrutmen PNS, baik melalui hukuman dan perbaikan sistem, tapi tetap saja masalah sogok, suap, atau apalah namanya adalah fakta yang terjadi di masyarakat.
Alhamdulillah saya tidak perlu melewati itu semua, karena kebetulan saya menjadi PNS bukan lewat jalur penerimaan biasa, tapi lewat beasiswa sekolah luar negeri dalam program STAID (sebelumnya bernama OFP dan STMDP) yang diinisiasi pak Habibie. Well, meskipun saya tidak pernah bercita-cita menjadi PNS, saya harus ikhlas melaksanakan perjanjian yang dulu saya buat sebelum berangkat ke Jepang. Dan secara dewasa saya harus mengakui bahwa ini adalah jalur jalan kehidupan saya, paling tidak sampai ikatan dinas 2n+1 saya berakhir 😉
Jujur, saat ini saya merasa fatique, penat dan bosan dengan kehidupan saya sebagai PNS. Mohon maaf bagi rekan-rekan saya sesama PNS, sekali lagi saya tidak bermasalah dengan anda semua, saya cinta anda semua dan sedang berdjoeang seperti anda-anda semua 😉 Yang saya penatkan adalah behavior, sistem dan birokrasi yang ada di dalam institusi pemerintah. Biasanya yang menentramkan saya adalah sahabat saya yang lagi nongkrong di jerman, yaitu Made Wiryana yang sering mengatakan bahwa, yang paling gampang itu memang kalau kita memilih berdjoeang di luar, bebas dan tidak terikat. Penghargaan yang besar kepada rekan-rekan yang memilih berdjoeang di dalam institusi pemerintah, membuat inovasi serta perbaikan dari dalam.
Nah saya ingin menshare suatu ide, pandangan dan referensi sebelum saudara-saudara saya tercinta di seluruh Indonesia memilih untuk menjadi PNS. Tentu yang saya sampaikan ini masih bersifat subjektif, masih hanya analisa di satu atau dua institusi pemerintah, dan perlu satu langkah diskusi, survey atau penelitian yang komprehensif sebagai upaya objetifikasi ide. Poin-poin yang saya sampaikan di bawah juga masih bisa ditambahi, dikurangi, dihapus atau bahkan diturunkan kalau muncul desakan di sana sini 😉 Mudah-mudahan ide ini bisa jadi gambaran sehingga tidak ada lagi orang yang salah jalan menempuh jalan terjal dan mendaki menjadi PNS, padahal itu sebenarnya tidak cocok untuk dirinya.
Jadi menurut saya, sekali lagi “menurut saya”, PNS tidak cocok untuk orang-orang seperti di bawah:
-
Orang yang ingin melakukan perubahan, perbaikan, membuat inovasi baru dan berharap itu akan terimplementasikan dalam waktu cepat. Perubahan, perbaikan berjalan lambat karena sistem (baik dalam konotasi baik maupun buruk 😉 ) sudah berjalan sangat lama dan turun temurun. Anda mau nekat? anak kemarin sore dan pahlawan kesiangan adalah gelar abadi anda 🙁
-
Orang yang tidak suka melihat uang dan anggaran dipermainkan, diputar-putar dan dipatgulipat. Orang yang memandang bahwa permainan anggaran, permainan perencanaan kegiatan adalah kegiatan yang salah, penuh dosa dan akan mendapatkan balasan setimpal di akherat kelak. Perlu dicatat juga bahwa banyak juga “PNS lurus” yang tidak menyadari bahwa beberapa fasilitas dan honor yang diterima adalah hasil subsidi silang dari kesemrawutan anggaran dan realisasinya.
-
Orang yang tidak suka sesuatu berjalan tidak sesuai dengan rencana atau anggaran yang jauh-jauh hari telah ditetapkan. Dalam rencana anggaran tertulis beli komputer Rp. 20 juta, ternyata harga sebenarnya hanya Rp. 5 juta, dan akhirnya sisanya dipakai untuk keperluan lain yang di luar rencana (honor, tunjangan, beras atau minyak goreng untuk karyawan).
-
Orang yang tidak tega memalak teman-temannya yang menjadi rekanan bisnis institusinya, dengan meminta kuitansi seharga Rp. 50 juta, padahal nilai pengadaan barang/jasa sebenarnya hanya seharga Rp. 25 juta. Si rekanan bisnis ini karena marginnya kecil, jadi ngemplang pajak, karena memang dia tidak menerima duwit sebesar itu. Perusahaannya bangkrut karena nggak kuat bayar pajak, akhirnya dia buat perusahaan lagi dan ngurus jadi rekanan lagi. Muter-muter terus coi … 🙁
-
Anak muda yang cerdas, berwawasan dan bisa mengeluarkan dan merangkumkan ide (pendapat) yang lebih brilian dan strategis daripada eselon diatasnya (eselon 4, 3, 2, 1) atau bahkan seorang menteri. Si anak muda ini ketika bertemu dengan bos yang tidak tepat akan disebut bahwa idenya terlalu strategis dan kurang tepat dengan golongannya yang rendah dan cocok untuk permasalahan teknis 😉
-
Orang yang tidak suka dirinya dan hasil kerjanya dinilai hanya dari absensi. Atau lebih lagi bagi orang yang tidak bisa kerja kalau sebelum kerja harus njeglok mesin absensi 😉 Apa yang anda perbuat, membuat proposal setebal kamus oxford, kerja lembur sampai subuh, membuat kerjasama dengan institusi atau organisasi di luar negeri, atau mengharumkan nama institusi karena anda berprestasi di luar, semua tidak akan dipandang kalau absensi anda jeblog. Kalau anda protes, maka anda akan diminta membaca UU No 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dan PP No 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Kalau perlu bacanya sambil nyungsep di laut saja mas … 🙁
-
Orang yang merasa kurang apabila bekerja sehari hanya 4 jam. Karena kemungkinan anda akan datang jam 8 pagi, njeglok absen, sarapan pagi sambil ngobrol sampai jam 10. Istirahat siang jam 12, kembali ke kantor jam 13:15, dan adzan sholat ashar jam 15:15 merupakan bel pulang kantor.
-
Orang yang memiliki jiwa enterpreneur dan selalu melihat segala peluang sebagai peluang yang kemungkinan bisa menjadi bisnis. Ketika jiwa enterpreneur ini diimplementasikan di tempat yang tepat hasilnya akan positif, tetapi apabila diimplementasikan di institusi pemerintah tempat bekerja, bisa jadi sumber korupsi yang maha dahsyat dan mengerikan. Orang ini diharapkan ketika melihat berjubelnya pendaftaran PNS dan mendengar keluhan 4 juta PNS di Indonesia tentang gaji mereka yang rendah selalu berpikir untuk mempunyai perusahaan dan bisa membuka lapangan kerja baru bagi 4 juta orang di Indonesia. Mungkin posisi itu lebih tepat.
Saya yakin bahwa sebagai anak bangsa, baik posisi kita ada di dalam maupun di luar institusi pemerintah, kita ingin dan sama-sama berdjoeang membuat republik kita ini lebih baik, lebih maju, lebih sejahtera dan disegani bangsa-bangsa lain. Seperti yang sudah saya sitir diatas, kadang PNS bukanlah pelaku, tetapi sebenarnya juga menjadi korban. Masih banyak “PNS-PNS lurus” yang siap melakukan perbaikan di negeri ini. Mari kita melakukan perbaikan semampu kita, baik dengan lisan, hati maupun dengan tangan. Dan jangan lupa untuk mensyukuri segala nikmat dan keadaan yang sudah Allah berikan kepada kita.
Wallahualam bisshawab.
kalo diliat dari background yang duduk sebagai PNS banyak juga loh yang Vocal terhadap pemerintahan ketika masih menjadi mahasiswa. tetapi karma juga berlaku ketika mereka jadi PNS, mereka juga yang di Vocalin ma adek-adek mahasiswanya
bener kan….
well, cuman mau ngingatkan untuk rekan-rekan PNS yang memberikan komentar jenuh,bosan,suntuk, dan apalah tentang status PNS anda. Tanpa mensyukuri apa yang anda miliki sekarang. cobalah liat sekeliling anda betapa banyak pengangguran, ga usah jauh liat pengangguran berdasi, liat aja para pemulung,tukang parkir, dsb bukankah mereka memiliki jiwa enterpreneur yang luar biasa…? seperti yang di katakan mas romi tapi kenapa mereka tidak berhasil?, mungkin menurut anda pekerjaan mereka menjijikan kotor dan apalah, jauh banget dari status kehidupan anda tapi liat apa mereka mengeluh
mas bukannya jadi pns itu sekarang sudah enak yah dari segi materi juga? orang tua saya malah nyuruh saya jadi pns minimal kedepannya ?
Selamat malam..
saya baru mengunjugi blog mas romi dan ada bahasan yang menarik.. karena tentang PNS.. kebetulan saya adalah PNS di institusi penegak hukum di Indonesia..
Sebagai pns mungkin dibilang kurang maju atau berkembang bisa dikatakan iya karena tidak ada tantangan, tapi jika kita melihat proses kerja dan mengevaluasi pasti ada kerjaan yang bisa kita buat efisien dan efektif..
Di institusi saya, pekerjaannya memang monoton tapi jika kita tidak menguasainya maka akan keteteran juga, jadi sebagai PNS yang baik menurut saya adalah memahami Pekerjaan yang diberikan kepadanya tanpa melihat uang yang akan didapt. seharusnya dalam berpikiran, kita bekerja bukan untuk uang karena rejeki itu akan datang sendiri seiring dengan pekerjaan yang kita kerjakan.
Menurut pengajian yang pernah saya ikuti, semua tergantung niat.. selama niat kita itu baik, insya Allah akan baik semua, dan juga sebaliknya.
Mohon koreksi dan sarannya..
Terima kasih..
Anggota Korpri PNS Polri
mas romy dan kita semua ikut nanggung dosa tetap jadi PNS?
mas romy dan kita semua ikut nanggung dosa tetap jadi PNS? apa cukup bertobat saja? mhn petunjuk dan solusinya
Titip salam unt LITBANG DEPTAN : Nasib sy tdk jauh beda dg dik Romi, bedanya sy PNS LITBANG DEPTAN, 2 thn lg pensiun, smg tulisan terbuka unt LIPI dibaca jg oleh semua PNS LITBANG DEPTAN, cerita saya nanti menyusul.
bang romi saya setuju dengan pendapat anda, trus anda punya saran buat saya yang honda ini,
saya sendiri nggak suka jadi pns
setuju sekali mas. menjadi pns emang serba terkurung, tetapi kita harus tetap mensyukuri nikmat yang diberikan. terus terang memang awan kelabu pns berkelanjutan karena mulai dari atasan sampai pemeriksa keuangan seakan masa bodoh, bahkan terlibat.
apaun profesi kita harusnya jadilah yang terbaik dalam melaksanakanya.
Pak ROMIIIIIIII…bangunnnnnnnn…!!!
“Masih banyak PNS-PNS lurus yang siap melakukan perbaikan di negeri ini.” <<–kalo dibandingkan dengan jumlah anak pak romi mungkin yah memang banyak, tapi kalo dibandingkan dengan jumlah total PNS??.. jangan ngigau lho Pak..??
Bapak ini suka becanda memang..walaupun nga lucu..
Lalu jika tidak ada PNS siapa yang akan menjalankan peran sebagai abdi masyarakat??
Apakah akan berjalan begitu saja??
Pengusaha juga penting untuk menjalankan roda perekonomian,,,tapi jika setiap orang beralih dari PNS menjadi pengusaha,,mau jadi apa bangsa yang sudah carut marut ini??
Setiap pekerjaan selalu ada resikonya,,mari menyikapi dengan bijak,,,pengusaha atau PNS bukan masalah,,tergantung niat Lillahi Ta’ala nya…
Ayo teman,,,apapun profesi anda jalankan tugas dengan sebaik-baiknya demi kemajuan bangsa,,,paling tidak untuk anak cucu kita… 🙂
satu kata buat bapak Romy : SOMBONG !!!!!!!!!!
bapak mencaci2 PNS…toh bapak sendiri PNS……….
memang org indonesia cuma ngeliat yg JELEK2 nya aj…
pak romy ,klo sekedar ngomong buat jadi enterpreneur,pengusaha ..menciptakan lapangan kerja…itu mah gampang.
mau jadi pENGUSAHA juga butuh modal…TOh pengusaha Juga sering maen Kotor sama org pemerintahan….
bukan PNS saja yg berbuat sperti itu pak…
PENGUSAHA juga , Demi melancarkan n memajukan usahanya…
kita gk perlu munafik buat ngakuin itu..
THANKS..maav klo agak agresif dgn kalimat2 saya.!
@john: dibaca lagi pelan-pelan, dengan kepala yang dingin 🙂
jadi entrepreneur tidak mudah, jadi pns juga tidak mudah 🙂
tetap dalam perdjoeangan 🙂
@John..
Mulut anda muncrat seperti berak mencret lupa di lap.. anda bilang penulis blog ini sombong dan hanya melihat yang jelek-jelek saja.. bagaimana dengan anda sendiri bukankah tulisan anda juga isinya adalah hinaan celaan dan kejelekan yang ditujukan kepada penulis blog ini?..anda ini Guuuuuoblock, Idiot atau moron.. lain kali coba pindahkan otak di dengkul mu itu ke kepala sebelum ada berkomentar…
Yang menurut saya masih susah di negeri ini adalah menghargai sebuah perbedaan, dan melihat sebuah kritik sebagai media kontrol. Dulu Indonesia dikenal dengan budaya yang ramah, tapi kalau melihat jalanan, semua orang ngga mau ngalah. Indonesia juga dikenal bersahabat, tapi dikritik dikit langsung bak kebakaran jenggot.
Menurutku, postingan ini memang masih akan cocok untuk beberapa tahun lagi, atau belasan tahun lagi atau puluhan tahun lagi. Karena apa?
Karena postingan ini bisa menjadi masukan untuk para pelamar PNS, pikirkan baik2 sebelum melamar di instansi tersebut. Apa yang Anda harapkan ketika masuk disana.
Postingan ini juga berlaku buat para PNS itu sendiri. Anda marah? karena itu benar atau salah? Kalau itu benar, Anda punya waktu untuk merubah sistem di instansi tsb, kalau salah jangan dilihat dari negatifnya, mungkin image di luar seperti itu secara institusional. Buktikan.
Ada statemen menarik ketika suatu saat melihat dialog tentang Dana Aspirasi. “Niat yang baik, tidak bisa membenarkan tindakan yang salah”. Jadi ketika sebuah sistem itu bobrok, maka bukan berarti yang didalamnya ngga kecipratan. Karena semua diberikan pilihan. Apapun alasannya, ketika Anda mengambil sebuah pilihan, maka Anda harus siap dengan konsekuensinya.
Jadi PNS, ingat konsekuensinya.
Jadi pengusaha, ingat konsekuensinya.
Menanggapi @John: bukan berarti kalau yang lain ada yg berbuat salah, trus itu menjadi sebuah kebolehan.
Salam.
Pilihan Anda sudah tepat bung Romi, selamat. Ini sebuah inspirasi membangun generasi yang mandiri.
Bang, persis dengan yang abang alami…. betul 101% soal PNS tuh… pengin sekolah nih. Ajari daku donk untuk bisa dapat beasiswa di Bidang Mechanical Engineering….
menjadi PNS nggak bisa kaya
mas romi,
untuk menjadikan kualitas pns lbh baik,
dibutuhkan banyak romi2 yg laen.
yg sll gelisah ketika krj cm 4jam sehari dg gaji selangit,
yg sll prihatin melihat bnyk kecurangan2,
& semoga bs melakukan bnyk perubahan d instansi pemerintah sehingga jd lbh baik,….:)
buat john….
yang di tulis bang romi itu bukan PNSnya dan tidak ada tulisan yang menyalahkan kalo jadi PNS itu kotor, tapi bang romi menyoroti sistem birokrasinya, tolong di baca lagi atau memang anda masih belajar membaca, sehingga menulis ngawur seperti itu, baca paragraph terakhir
Bener banget tu terutama yg ∂i bag administratif ,klo saya hanya pelaksana bdang kesehatan jd manut bae ,n sering ngerasa Äžª adilnya pelaksana jumpalitan tpi yg staf baca koran sajaaaa
aku juga ga demen jadi PNS..tapi kadang pengen juga seh..hiks..
sapa yg ga pengen coba kerja ga kerja dapet bayaran..huhh..andai…:P
salam bang,…
numpang dikit,..
@bdi negara adalah mulia…
bekerja untuk negara demi kesejahtraan masyarakatnya,,
saya yakin perubahan imej PNS akan semakin lebih baik,..
saya sering merasakan kalo para abdi yang kerja ga bagus punya beban yang sangat berat
apalagi seiring peristiwa yang menyentuh langsung kedaulatan bangsa ( kontra malaysia ),, mereka ( pejabat terkait ) kalo mau marah susahnya minta ampun,, ( tuh dy krana beban dosa sendiri )gmana maw marah,..toh selama ini yang d perjuangkan ntah apa2.. ( ga jelas persisnya apa..)
nah karna emang perubahan negara ini lambat ( buktinya 3 stngh abad di jajah bukan waktu yg singkat,, apalagi kalo di tanya ama psikiater atau psikolog,,atau yang berkaitan dengan orang ahli jiwa,,atau natah apa lah namanya,, ),lambat tp pasti pelamar2 abdi negara udah mulai berubah, dan mekanisme perekrutan pun udah mulai transparan ( bs di lihat secara langsung cara perekrutan d tiap2 daerah,..kecuali ada beberapa daerah yang masih terlalu SUKUISME )…
pelamar2 abdi negara skarang jauh lbh punya misi ktmbang yang udah kada luarsa, mereka muda2 walau jidat bergelombang mengikuti arus hidup namun tetap aja ceria…
minimal semangatx udah diwarnai dngan realita kebangsaan yang terkini,..
sementara kalao yang lama mash berbkir antara 2 :
1
KALO GA URUSAN PERUT
2
YAAA.. YANG D BAWAH PERUT…
( kalo dipaksa peduli ama rakyat ntar malah jdi aktor lg,.. hohoho,, )
jadi,… bagi next generation,, bercita-citalah jd abdi negara karna demi perubahan yg lebh baek,, karna pesingnya aroma PNS hanya bs di hilangkan dngan 1, 2, 5, 9, sampai ribuan bahkan jutaan anak2 muda yang bertindak nyata dan yng sadar akan kelemahan dan kelebihan bangsa ini sprti bang romi dan yg komen d sni,..
salut buat bang romi ..
Wah, saya udah keluar tuh dari PNS dan sekarang lagi enak-enaknya menjalani kuliah S2 di Cornell university. Maklum saya jadi PNS sejak tamat bangku SMA dan selama tiga tahun tidak cocok rasanya (alasan 1,2,4, dan 5) malah serasa ada yang salah dengan hidup saya.
Walau saya sempat ditakut-takuti oleh saudara, tetangga dan teman2 karena keinginan saya yang katanya rada-rada gila (mau kerja apa lagi klo bukan PNS?) ya Alhamdulillah saya sekarang masih memiliki cukup rezeki di perantauan. Menamatkan S1 di USU dan mendapatkan beasiswa dan menhgajar di negeri uncle Sam ternyata adalah cita-cita saya walau kerjanya rada berat namun rezkinya pun tak kalah.
Doain saya ya mas biar ada rezki kembali nyelesaian S3 dan dapat mengabdi di Indonesia sebagai menteri (hehehehehehehe)
Saya tergerak utk ikut bersuara, sebagai satu dari sekian juta pns… saya tentu merasa: benar itulah fakta yg ada… Namun, cara sederhana mengatasi konflik batin ini.. tidak lain adalah berupaya seimbang-seimbang-&seimbang…, sambil mencoba memahami kemana arah semua ini, @ globaly not only locally…
Artikel ini telah membantu saya berupaya seimbang mengenai..
=sudut-pandang & arah
http://www.watchtower.org/e/20070615/article_01.htm
http://www.watchtower.org/e/20060201/article_01.htm
=kinerja waktu
http://www.watchtower.org/e/201001/article_01.htm
=uang
http://www.watchtower.org/e/200903/article_01.htm
Kalau Saya cocok jadi apa ya ??? pgn jg sih jadi PNS sambil buka usaha.
asal bisa menafkahi keluarga, tidak menyusahkan orang tua & yang penting pekerjaan itu halal 😀 he.he.he
Dear Bang Romi
Analisis yang mantab Bang.
Teruskan perjuanganmu, semoga sukses Bang.
Mohon copy paste Bang.. 🙂
Sincerely,
[EMILLIANO]
yang sy pahami hanya keikhlasan untuk mengabdi, karena inilah ladang amal yg telah digariskan oleh Allah SWT, berusaha untuk sejahtera dengan tetap dijalur yg benar, ikuti garis tangan dan jangan mencoba untuk menggaris tangan, mohon ijin share diblog sy….
…tulisannya bagus. saya pinjam kopi tempel untuk blog saya…
trims sebelumnya.
Sebenarnya bukan masalah PNS nya, tapi system pemerintahan dan kebiasaan di negara kita. Generasi terdahulu telah memberikan citra dan image yang buruk yang begitu ber-akar dan tertanam kuat dan tumbuh subur dalam kehidupan dan pola etos kerja sebagai PNS. Dan juga “kerja-sama” yang baik dengan oknum masyarakat dan pengusaha yang membuat “tradisi” tersebut bertumbuh subur hingga saat ini. Juga masalah “susahnya hidup di negara sendiri”, membuat tidak ada pilihan lain untuk mempertahankan hidup di negara kita yang sulit dalam mencari pekerjaan, bahkan setelah bekerja pun kadang masih mengalami kesulitan hidup dikarenakan standard gaji di indonesia hanya pas pas-an untuk biaya hidup sehari hari. Maklumlah gaji buruh atau pegawai negeri tidaklah sama dengan negara Jepang.. 🙂 tsukunai da yooo… di Jepang,kerja arubaito (paruh waktu)aja, untuk anak2 muda di sana bisa dibuat surfing ke Bali…bukan begitu sense Romy? yah saya kira solusinya kita kembalikan pada hati nurani masing-masing, jika ingin memilih profesi PNS sebagai pekerjaan, yah bekerjalah dengan baik, lakukanlah dengan etos kerja yg baik, walaupun gaji yg diterima pas pas-an atau dianggap hanya menerima “gaji buta” tapi itulah system di negara kita yang kaya tapi miskin ini. Jika pemerintah bisa mengatur dan mengakomodasi para pengusaha dan investor local maupun asing untuk menciptakan banyak lapangan kerja serta standard gaji yg “sehat” mungkin masyarakat akan tidak terlalu meng-idola- kan PNS sebagai piihan masa depan mereka. Pertanyaannya…akankah?
wah saya sangat setuju sekali dengan tulisan bapak romi… memang susah mengubah yang sudah menjadi darah daging di dalam sistem pemerintahan kita.. saya pun tidak suka dengan sistem itu.. tapi saya pun menjadi salah satu orang yang ikut ngantri ujian CPNS kemaren pak.. 😀
Bener sekali apa yang bapak romi tulis. Memang kalau sudah berhubungan dengan pemerintah (walau nggak semua), pasti aja ada yang namanya korupsi. Terutama di bidang yang sering saya ikuti, yaitu konstruksi. Terima kasih atas info-nya.
wah..saya kira ini artikel baru..rupanya artikel sejak tahun 2006 yach…dan sekarang masih hangat dibahas..
apa ga diupdate pak romi artikelnya??
atau emang masih seperti tahun 2006??
MasyaAllah…
saya cuma abg yang belum tahu apa-apa tapi pandangan saya tentang PNS kurang lebih sama dengan pak romi ^^
namun itu menjadi masalah ketika saya terang2ngan berkata pada teman2 bahwa saya tidak suka pns, namun berbagai anggapan pun meluncur saya dikatakan SOMBONG, Sok suci, tidak realistis,dll. saya sempat merasa terasing seolah tuhan menciptakan saya beda dari yang lain. namun setelah baca artikel ini saya mendapatkan semangat baru dan saya menjadi bangga pada diri saya sendiri.
walaupun mungkin sebenernya saya cuma seorang pemimpi yang mempunyai angan-angan/pemikiran/mimpi yang terlampau tinggi . saya akan coba untuk terus melangkah… untuk mencapai cita-cita seperti apapun nanti hasilnya…
Trimakasih atas pencerahanya pak…XD
itulah realita yang ada, kini kebanyakan generasi tua (orang tua) menuntut anaknya untuk jadi PNS. Saya pernah dengar celotehan bahwa syarat untuk nglamar wanita adalah jabatan PNS.
@pandu aji : pandu mampir disini jg ternyata, ya begitulah, bahkan ad yg bilang jadi pns itu jaminan hari tua. 🙂
Yah..
This is the beginning of the destruction of the Indonesian nation
karena disisi lain orang yang sudah pintar dan merasa paling bermanfaat bagi orang lain bukannya membantu mencari titik terang permasalahan yang sedang terjadi di tempat kelahirannya.
gua yakin generasi muda sekarang ini. memiliki potensi yang besar untuk membuat bangsa ini lebih maju.
dengan harapan terjun langsung menjadi PNS dan menggantikan peran – peran yang sudah usang.
maka sangat diharapkan untuk masyarakat yang memiliki paradigma negatif tentang PNS. agar tidak mengotori pemikiran generasi yang masih polos ini.
karena awalnya semua yang dilakukan oleh penerus bangsa indonesia ini selalu diawali dengan niat yang baik dan mulia.
apakah anda semua tidak mengambil pelajaran tentang masa – masa dimana kerajaan – kerajaan yang saling berebut kekuasaan pada akhirnya hancur. dan dijajah oleh belanda selama 350tahun. kemudian bersatu seperti sekarang ini (INdonesia)
hal itu akan terulang lagi jika masyarakat bangsa ini sendiri tidak memiliki perasaan senasib dan seperjuangan lagi demi indonesia.
1. jika anda semua memiliki rasa nasionalime yang tinggi. tularkan mulai dari segi – segi positif yang anda miliki. bukan opini yang bisa menambah beban bagi pemegang profesi tersebut.
2. jika anda secara langsung menggunakan inisial UMUM yang sudah dikenal oleh masyarakat untuk mencurahkan isi hati anda. tetapi tidak memikirkan dampak negatifnya bagi paradigma bangsa ini. anda belum manyadari sepenuhnya tentang pentingnya semboyan yang sudah menjadi jati diri bangsa ini.
3. bantu para pejabat terkait untuk bisa merubah system pemerintahan yang sedang menanggung beban yang amat semakin besar tantang paradigma negatif tentang PNS ini.
4. jangan terpengaruh dengan kata – kata sukuisme. karena dominan suku yang saya ketahui tentang bangsa anda adalah Javanese. jika memang fakta yang sedang terjadi ini sudah membentuk lingkaran yang semakin padat. pikirkan anda berada di suku yang mana??
5. majapahit, sriwijaya, kutai, dsb. pernah saling menghancurkan.saat itu belum ada yang bernama indonesia dan ketika semuanya hancur secara bersamaan datanglah suku netherlands untuk menjajah dan menguras semua harta kekayaan yang dimiliki bangsa ini.
jika anda hidup pada masa itu. apa yang sedang anda lakukan saat itu??
( belajar dari hal ini)
6. perbaiki Akhlak seluruh bangsa Indonesia dengan apa yang dicerminkan oleh para petinggi – petinggi Agama kalian masing – masing.
7. Berdoalah agar bangsa kalian tidak sedang diserang oleh perang pemikiran yang sudah lama terjadi di bangsa-bangsa lain yang sedang berkembang.
8. System
Indonesia will be destroyed if their own community never took a lesson from the destruction of the previous kingdoms which fought each other for power.
they must have a sense of common fate and arms to build their nation. do not interrupt each other one another shortage.
Klo gitu penghuni neraka paling banyak dari kalangan PNS ya??hehehehe…klo gitu enakkan jadi Nguli dong.Maksudnya Nguliti kerbau, kambing, domba,dll. tapi banyak lho tukang nguliti kambing,kerbau,domba yang masuk neraka juga hanya gara2 lupa baca kalimat Basmallah….
Yang penting niat awal memulai sesuatu sdh benar InsyaAlloh sampai akhir sangat bermanfaat Fid dunya Wal Akhiroh. Niat yang benar hanya milik mereka yang memiliki hati yang bersih, hati yang jauh dari kotoran2 impian mobil mewah,Rumah megah,jalan2 keluar negeri, dll dengan jalan pintas… Mari bersihkan hati kita sebelum memulai segala aktivitas didunia ini. (Sesungguhnya dalam jasad manusia ada segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, menjadi baik pulalah seluruh jasad, dan jika buruk menjadi buruk pulalah seluruh jasad. Ketahuilah yaitu hati)Alhadist.
mohon maaf sebelumnya, tapi :
menurut saya sih pendapat om RSW dari pont 1 sampai 8 itu sangat konyol..
berarti orang2 seperti saya (sok suci mode on 😛 ) nggak boleh jadi PNS gitu…
ya kalo gitu, SAMPE KIAMAT juga nggak mungkin ada perubahan di NEGRI PARA BEDEBAH INI.
#capede…
tapi mungkin memang ini sudah takdir buat NEGRI PARA BEDEBAH INI..
walau sekarang dan sebelum2nya,.. memang MAYORITAS yang menjadi PNS memang karena ORANG DALAM atau karena SOGOKAN..
#capede…
ya sudah, pasrah saja walau ada jutaan PNS sejenis GAJUS..
yang pinter2 – yang bersih2 – NGGAK BOLEH JADI PNS..
konyol…
artikel om Romy yang masih sangat relevan sampai sekarang.
Dan bahkan sangat lucunya, di daerah saya, para orang tua yang notabene orang orang lama, petani petani miskin dan kalangan marjinal dan biasa tiap kali bertemu pemuda dengan baju pns pasti bertanya : ”
Mas, sekarang masuk pns berapa juta yah?” dengan sangat polos, tanpa expresi dan tendensi apapun selain memang bertanya, tarif sekarang berapa ?
seharusnya tulisan sperti ini bisa dibaca oleh MenPan dan para pemimpin, sehingga berkaca bahwa banyak hal yang bisa mereka lalukan sebelum amanah yang diberikan dicabut oleh Tuhan, keburu pensiun dan berhutang sumpah jabatan sampai MATI nya.
tak salah menajdi PNS, dan tak salah juga mengkritisi PNS yang memang sudah jamak lumrah seperti yang ditulis om Romy.
Harusnya para pemimppin dan pengambil keputusan membuka mata, dan tak hanya menuruh banyak orang untuk mulai berubah, karena tak akan berarti jika para pemimpin tetep seperti kerbau yang rakus.
realita jaman sekarang, jadi bisnisman dan terpaksa berhubungan dengan pemerintah, ngurusin proyek jatuh2-nya juga spt itu, jadi PNS apalagi, temen saya masuk PNS bermodalkan puluhan juta, kantor sekelas Banda*a dan BASA*NAS juga seperti itu?? tapi herannya peminat tetap banyak.
aku pikir, lebih baik mungkin jadi pedagang asongan, jual barang hari itu, dirasakan untungnya hari itu, buat makan anak istri, lebih mulia deh rasanya. daripada jadi PNS dengan gaji besar dan sabetan kanan kiri dari proyek, trus dimakan anak istri..oh dunia..ya Allah, hindarkan dari hal-hal seperti itu, aminnn..
begitulah…itu yang ingin saya teriakkan juga.qt sama2 PNS bung.ta apalah qt dibilang pahlawan kesiangan,anak kemaren sore,dll…setidaknya satu diantara sekian juta PNS berusaha menjadi ABDI NEGARA yang sesunguhnya.dan saya sangat berharap dan berusaha untuk menjadi yang satu itu.mari pak romi, sama2 qt berusaha merubah PNS menjadi PNS yang sesungguhnya.sang ABDI NEGARA.biarlah PNS yang lain mencemooh,menghina,dan menendang qt.tapi setidaknya kita tidak mencelakakan rakyat qt BANGSA INDONESIA.mari pak romi qt berjuang bersama
saya barusaja jd PNS ternyata memang 180 perbandingannya dengan swasta,super rekayasa proyeknya dan korupsi halusnya, Doakan saya tidak termasuk orang2 tersebut, salam sukses
tapi tetep aja ortu ngejer2 sruh kesitu
saia org yg ciri2nya point 1,2,4 dan 7. Tapi saia memiliki minat jadi pns, karna saia sring masuk keluar perusahaan alias kontrak mulu prusahaan di negeri tercinta ini. jaman skrang mah. kalo gak kontrak project. T_T
Assalamualaikum Pak Romi,
Memang betul apa yang Bapak sampaikan. Saya juga kebetulan sangat tidak suka dengan dunia PNS –karena melihat secara langsung bagaimana instansi ayah saya.
Tapi apa dinaya, saya juga harus nyemplung ke dunia PNS juga. Tapi saya bersyukur bisa masuk ke instansi yang lumayan bisa dibanggakan dari segi kinerja –Kementerian Keuangan, Direktorat Jenderal Pajak. Saya yakin masih banyak masyarakat yang menyangsikan kinerja kami, tapi saya yakin itu karena image yang sudah puluhan tahun terbentuk, dan sangat susah untuk dilepaskan.
Intinya, untuk orang dengan type 1 dan 7 dari artikel diatas, masih bisa lah berkarya ditempat saya. Dan Insya Allah akan tertampung dengan baik..hehehe
Terus berkarya ya, Pak.
Wassalamualaikum.
Saya setuju dengan pak Romi
Satu yang saya sesalkan mas romi, kenapa saya baru baca blog mas skarang pas sudah jadi PNS. 100% benar semua tulisan di atas, 1 tahun setengah 1 belajar satu ilmu kehidupan yang baru disini yakni ilmu “ya sudahlah”. semua ide2 ngak bakal bisa jalan kalau tidak punya atasan yang tepat. kalau lama2 begini bisa-bisa jadi apatis juga.
saya mohon tukar pendapat dengan mas romi, kira2 sampai kapan ya saya harus bertahan? karna saya masih berharap dengan reformasi birokrasi yang belum dijalankan di tempat saya, mengingat usia saya masih 23 tahun dan benar benar ingin bekerja dengan serius..