Desain Baru IlmuKomputer.Com 02 Oct2007

Desain Baru IlmuKomputer.Com

Sudah hampir setahun IlmuKomputer.Com menggunakan desain warna hitam. Banyak kritik yang masuk, intinya pingin supaya warnanya lembut seperti dulu lagi. Ehm .. ngalah deh 😉 Akhirnya kemarin saya ganti desain theme IlmuKomputer.Com menjadi bentuk seperti sekarang, dasar putih dengan sedikit permainan warna di font. Intinya ada tiga visi (halah pakai visi segala :)) yang ingin saya kejar. Yang pertama, desain harus sangat simple dan navigasinya mudah. Yang kedua warna lebih cerah, tidak gelap atau terlalu terang dan enak dilihat. Yang ketiga, saya ingin supaya efisien di user interface. Mudah-mudahan ini bisa ngurangi pemakaian resource server terutama CPU dan memory, yang membuat IlmuKomputer.Com agak berat diakses seperti selama ini. Untuk sasaran ketiga ini saya mencoba ngoprek theme yang fully menggunakan technology AJAX. Dan jeng, jeng, jeng … jadilah seperti ini … Hasil ujicoba dari markas IlmuKomputer.Com di Menara Bidakara dengan koneksi Cable Vision + Indosat (SOHO), situs IlmuKomputer.Com relatif ringan diakses. Saya masih bisa ngoprek server meskipun di siang hari, saat traffic-nya lagi kenceng-kencengnya. Kalau dulu, saya harus hindari masuk server IlmuKomputer.Com di siang hari, karena lambat dan malah mengganggu kunjungan. Tanggal 1 Oktober 2007 kemarin, hari pertama saya gunakan desain baru, tercatat 363.696 daily hits, 318.357 file didownload, 52.381 halaman diakses, dan total transaksi file mencapai 5GB. Alhamdulillah server masih relatif tenang. Loading AJAX mungkin agak berat di awal, setelah itu pengaksesan halaman lumayan cepat. AJAX sedikit bikin bingung ketika kita akses ke link page berkali-kali, termasuk beberapa kadang gagal dilakukan. Saya masih nyari info untuk benerin masalah satu ini. Terakhir, meskipun secara teknis sudah lulus uji validasi xHTML 1.1 :), saya yakin pasti masih banyak kekurangan di berbagai tempat. Saya akan terus perbaiki dari masukan yang ada. Mohon kritik dan saran dari rekan-rekan sekalian, baik aktifis, kontributor, penulis atau pemerhati IlmuKomputer.Com. Tetap dalam perdjoeangan...

Teknik Perangkingan Universitas ala Webometrics 26 Sep2007

Teknik Perangkingan Universitas ala Webometrics

Sebelum masuk ke diskusi Webometrics, saya ulang sedikit bahwa teknik perangkingan atau pemeringkatan universitas di dunia ini ada banyak. Di artikel sebelumnya saya telah membahas dua teknik perangkingan universitas yang cukup diakui di dunia yaitu menurut ARWU (Academic Ranking World University) dan menurut THES (the Times Higher Education Supplement). Universitas di Indonesia meskipun cukup “ngos-ngosan” di perangkingan ARWU, alhamdulillah mulai bermunculan di perangkingan ala THES. Nah, teknik pemeringkatan atau perangkingan ala Webometrics sedikit lain dibandingkan THES atau ARWU. Rangking Webometrics kebanyakan mengambil faktor “kehidupan” universitas di dunia Internet. Termasuk didalamnya adalah aksesibilitas dan visibilitas situs universitas, publikasi elektronik, keterbukaan akses terhadap hasil-hasil penelitian, konektifitas dengan dunia industri dan aktifitas internasionalnya. Webometrics ini adalah sebuah peluang menarik bagi universitas-universitas di negara berkembang bisa menikmati rangking universitas dunia. Lha kok bisa, ya karena kuncinya adalah bagaimana universitas bisa memperbanyak konten (scientific paper) yang dishare ke publik, diindeks di mesin pencari, dan sedikit kepintaran universitas memainkan Search Engine Optimization (SEO) untuk mengarahkan mesin pencari ke situs universitas 😉 Pelopor perangkingan universitas ala Webometrics ini adalah Cybermetrics Lab, sebuah group penelitian dari Centro de Información y Documentación (CINDOC) yang merupakan bagian dari National Research Council (CSIC), Spanyol. Mulai melakukan perangkingan universitas pada tahun 2004, dan mempublikasikan rangking universitas setiap enam bulan sekali (bulan Januari dan Juli). Indikator penilaian rangking berbasis Web ini cukup unik, meskipun sebenarnya tetap memiliki hubungan erat dengan ilmu scientometric dan bibliometric. Ok, sekarang bagaimana mas Webometrics ini menentukan rangking universitas? Ada empat faktor utama yang menentukan rangking sebuah universitas, yaitu: Visibility (V), Size (S), Rich Files (R) dan Scholar (Sc). Formula penghitungan dan pembobotannya sendiri adalah seperti di bawah: Webometrics Rank = (4xV) + (2xS) + (1xR) + (1xSc) Waduh, gimana tuh penjelasannya? Pada intinya, V, S, R dan Sc adalah faktor penilai, sedangkan 4, 2, 1, 1 adalah bobot (weight) tiap faktor. Sebagai informasi tambahan, formula diatas...

Arah dan Trend SDM IT 24 Sep2007

Arah dan Trend SDM IT

Sabtu kemarin (22 September 2007) saya diminta mas Dana Kusumo (Dosen STT Telkom) untuk mengisi Kapita Selekta di STT Telkom Bandung. Berangkat bareng Alex dan Udin dari Jakarta jam 7 pagi dan alhamdulillah jam 9 kurang dikit sudah nyampe di kampus biru STT Telkom. STT Telkom ini kampus kenangan, karena dulu saya sempat 2 bulan di sana, masuk jurusan elektro tahun 1993, ikut ospek dan penataran P4, meskipun setelah itu keterima di program beasiswa STAID (BPPT) dan terbang ke Jepang. Tema kapita selektanya sendiri mungkin bukan tema baru, karena sudah sering saya bawakan di berbagai kampus, terutama ketika audiensenya adalah mahasiswa-mahasiswa tingkat akhir. Diskusi saya buka dengan ulasan tentang apa yang sedang terjadi di dunia ini. Dunia ini sedang didatarkan, begitu kata Thomas Friedman dalam bukunya berjudul “The World is Flat”. Menurut Friedman ada 10 kekuatan pendatar dunia, yang 6 diantaranya berhubungan erat dengan teknologi informasi, yaitu WWW, Opensourcing (linux, blogging, wikipedia), Software Revolution (people collaboration), Informing (yahoo and google), Outsourcing dan Steroid (PDA, mobile apps). Hal ini diperkuat bagaimana pengguna Internet dunia yang sudah menembus angka 1 miliar, Indonesia menduduki peringkat 13 dunia dengan jumlah pengguna Internet mencapai 18 juta orang (internetworldstats.com). Friedman melanjutkan bahwa ada fenomena menarik dimana perubahan yang terjadi di dunia ini sejak era 1990, bukan lagi dilakukan oleh negara (globalisasi versi 1) atau perusahaan (globalisasi versi 2), tapi dilakukan oleh individu atau komunitas kecil (globalisasi versi 3). Globalisasi versi 3 begitu kata Friedman, tokoh utamanya adalah individu yang dengan menggunakan alat pendatar dunia, seseorang atau sekelompok kecil bisa melakukan perubahan. Ternyata pendapat Friedman ini diamini oleh majalah Times yang pada penghujung tahun 2006 seperti biasa mempublikasikan “Time Person of the Year”, yang anehnya di tahun 2006 majalahnya diberi cermin kecil dimana kita disuruh berkaca. Lho? Ya benar, 2006 Time...

Teknik Perangkingan Universitas ala THES-QS 21 Sep2007

Teknik Perangkingan Universitas ala THES-QS

Teknik perangkingan universitas ala ARWU yang sudah saya bahas di artikel sebelumnya, boleh dikatakan relatif sempurna dari sudut pandang penelitian dan akademik. Hanya sayangnya teknik dan rangkingnya kurang tersosialisasi dengan baik ke masyarakat. Lho kok bisa? Ini sebenarnya tidak aneh, peneliti di Universitas punya behavior lebih senang mempublikasikan karyanya ke journal ilmiah, serta memiliki jalur orbit dari conference ke conference. Masalahnya, masyarakat umum jarang sekali yang membaca publikasi journal ilmiah, mereka lebih banyak menikmati koran dan majalah. Masalah ini yang diperbaiki oleh The Times Higher Education Supplement (THES). Bekerjasama dengan QS Top Universities, THES menyajikan informasi rangking universitas yang dikemas dalam bentuk cetak (buku) maupun elektronik (situs web), bagi calon mahasiswa di seluruh dunia yang sedang memilih universitas untuk masa depannya. Bagaimana teknik yang digunakan THES-QS ini? Mari kita bahas. THES menggunakan 4 kriteria utama dalam menentukan skor rangking universitas di dunia, yaitu: Kualitas Penelitian (Research Quality) Kesiapan Kerja Lulusan (Graduate Employability) Pandangan Internasional (International Outlook) Kualitas Pengajaran (Teaching Quality) 4 kriteria diatas dijlentrehkan dalam berbagai indikator penilaian dimana masing-masing indikator memiliki bobot (weight) yang berbeda. Lengkapnya ada dalam gambar di bawah: Kriteria Kualitas Penelitian (Research Quality) memiliki bobot yang paling tinggi (60%). Dua indikator yang dinilai adalah yang pertama dari hasil Peer Review. Disebarkan angket online ke 190.000 akademisi dimana mereka diminta mengisi pertanyaan berdasarkan bidang kepakaran mereka, yaitu Arts & Humanities, Engineering & IT, Life Sciences & BioMedicine, Natural Sciences dan Social Sciences. Kemudian mereka diminta memilih 30 universitas terbaik dari wilayah mereka sesuai dengan bidang kepakaran tersebut. Indikator kedua adalah Citations per Faculty, alias berapa banyak publikasi paper dari peneliti (professor) di univesitas tersebut dan jumlah citation (kutipan) berdasarkan data dari the Essential Science Indicators (ESI). Kriteria Kesiapan Kerja Lulusan (Graduate Employability) memiliki bobot 10% dengan indikator penilaian Recruiter Review. Penilaian...

Ngajar dan Semarangan 17 Sep2007

Ngajar dan Semarangan

Ada komentar menarik masuk, “Saya lihat sabtu minggu kemarin Mas Romi keluyuran di Udinus alias Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Ngapain mas?” Saya cerita dulu latar belakangnya. Jadi gini, saya ini numpang lahir di Madiun, selesaikan SD dan SMP di Semarang, kemudian masuk SMA Taruna Nusantara  Magelang, dan setelah itu “nggeblas” ke Saitama University, Jepang. Kalau ditanya asal, saya jarang jawab Madiun, biasanya saya jawab Semarang. Yang pasti saya nggak akan jawab Jepang, karena nggak ada orang yang akan percaya, lha wong Jepang kok ireng (hitam) 🙂 Meskipun sebenarnya rekor saya menetap paling lama adalah di Jepang (10 tahun), di Semarang saya hanya tinggal 9 tahun (nyelesaikan SD dan SMP). Tapi, kota Semarang adalah kehidupan dan tempat belajar terbaik saya. Di Semarang saya menyaksikan bapak dan ibu saya jatuh bangun membangun perekonomian keluarga. Sekarang orang tua, kakak dan saudara saya kumpul, tinggal dan mencari nafkah di Semarang. Dan yang tidak terlupakan, di Semarang jugalah saya dulu pernah naksir ketua OSIS saya di SMPN 8, yang sekarang jadi istri saya … ehm (halah). Ya Semarang bagi saya adalah bekal kehidupan, awal belajar, asmara, dan mungkin pengalaman masalah truth, cry and lie (maaf nyomot punya letto). Lha apa hubungannya dengan Udinus? Saya nggak bisa mengatakan tidak ke pak Edi Nursasongko, sang legenda pendidikan Semarang, Rektor Udinus, ketika beliau dengan senyum khasnya itu mengatakan ke saya, “Alhamdulillah nek mas Romi mau sesekali pulang dan bantu-bantu ngajar di program pasca sarjana Udinus” 🙂 Begitulah awalnya, saya akhirnya jadi dosen terbang di Udinus. Sebenarnya tawaran ini menyenangkan bagi saya, karena saya rutin bisa mengunjungi orang tua dan kakak saya tercinta di Tlogosari. Bisa nginep dan makan lagi asem-asem atau brongkos buatan Ibu tercinta. Tentang materi ajarnya, seperti biasa saya kebagian ngajar yang berhubungan dengan software engineering dan antek-anteknya. Sabtu (15 september)  saya ngajar Object-Oriented...

Teknik Perangkingan Universitas ala ARWU 13 Sep2007

Teknik Perangkingan Universitas ala ARWU

Hiruk pikuk penerimaan mahasiswa baru di universitas adalah merupakan rutinitas tahunan. Mahasiswa berlomba-lomba mencari universitas terbaik yang dapat mendukung pendidikan, aktualiasi diri dan karirnya di masa depan. Di lain pihak, universitas baik yang baru terdaftar maupun yang bertaraf internasional atau malah hanya bertarif internasional :(, berlomba-lomba untuk mencari calon mahasiswa. Ada universitas yang mengejar sebanyak mungkin jumlah mahasiswa (kuantitas) dan ada juga yang mengejar sebaik mungkin mahasiswa (kualitas). Intinya untuk calon mahasiswa jangan bingung, untuk tips dan trik mengambil jurusan computing saya corat-coret juga di artikel ini dan itu. Iklan Universitas sebelum tahun ajaran baru mendominasi media massa baik cetak atau elektronik. Menawarkan layanan akademik dengan cara logis ataupun tidak logis, bahkan kadang yang ditawarkan tidak berhubungan erat dengan kualitas pendidikan. Misalnya gedung yang tinggi menjulang (meskipun hanya sewa), kemudahan diakses karena dekat dengan jalan tol, iklan yg memuat foto mahasiswi cantik dan mahasiswa yang gagah, ada hadiah handphone, kemudahan kredit laptop, motor atau produk lain. Bahkan pernah suatu universitas menawari kerjasama dengan saya (IlmuKomputer.Com), dan mengatakan bahwa IlmuKomputer.Com akan naik brandingnya karena universitas tersebut memegang rekor MURI dalam jumlah mahasiswa terbanyak di Indonesia? … ngoyoworo 😉 Bagaimana sih sebenarnya sebuah universitas dirangking? Ternyata di negara maju seperti Amerika, Jerman dan Kanada perangkingan universitas adalah sesuatu yang sudah biasa dilakukan. Bahkan beberapa majalah internasional seperti Times, Asiaweek, dsb membentuk tim khusus yang melakukan penelitian dan membuat rangking universitas di dunia. Parameternya tentu saja lebih banyak ke arah academic approach, misalnya kualitas penelitian, jumlah publikasi internasional, rasio dosen per mahasiswa, prestasi alumni, jumlah penghargaan (nobel, turing), dsb. Ada juga teknik perangkingan universitas yang menghitung dari aksesibilitas situs universitas dan publikasi di google scholar, seperti yang dilakukan Webometrics. Malaysia juga cukup serius menggarap perangkingan universitas ini, karena sebagai panduan penting ketika mahasiswa memilih Universitas. Indonesia sayangnya agak ketinggalan,...

Buruknya Sistem Billing Fren 09 Sep2007

Buruknya Sistem Billing Fren

Mulai 15 Agustus 2007 lalu saya tidak bisa lagi melakukan koneksi Internet menggunakan nomor Fren (Mobile-8) saya, termasuk juga selalu gagal melakukan panggilan (calling). Pesan errornya adalah “… tidak bisa melakukan panggilan …”, seperti kalau kita terlambat membayar tagihan. Sebagai catatan, saya hanya menggunakan Fren untuk Internet dengan berlangganan paket Maxsurf 200. Sedangkan untuk pembayaran bulanan, Fren langsung mencharge otomatis ke credit card saya. Dan saat ini credit card saya tidak terkena masalah limit ataupun masuk masa expired. Jadi logika awal saya, tidak mungkin yang menyebabkan nomor Fren saya tidak bisa digunakan adalah karena adanya tunggakan tagihan. Karena sibuk dan harus ke sana sini, saya nggak ada waktu untuk kontak customer support Fren. Saya tersadar dan jadi pingin kontak ke customer support Fren karena kaget lihat tagihan di credit card saya. Ada tarikan dari Fren sebanyak dua kali berturut-turut untuk tanggal 20 dan 28 agustus 2007. Ini abnormal dan diluar jadwal tarikan bulanan yang biasanya dilakukan. Dari sini saya mulai curiga bahwa sistem billing Fren bermasalah alias kacau balau. Dugaan saya adalah: Fren terlambat (atau malah terlupa) mencharge tagihan bulanan saya melalui credit card Karena dianggap tidak ada payment, maka dilakukan blocking terhadap nomor Fren saya Meskipun kemudian bagian billing sudah mencharge double di tanggal 20 dan 28 agustus 2007, data ini tidak otomatis tersampaikan ke bagian pengaktifan nomor sampai saat ini Sabtu, 8 September 2007, akhirnya saya ada kelonggaran waktu untuk kontak customer support Fren. Berikut cerita lengkapnya, saya susun berdasarkan urutan waktu. 21:10 Mencoba telp 888, nyambung, cuman nggak pernah bisa ngomong ke Contact Center Representative-nya. Pesan yang saya terima karena contact center representative sibuk melayani pelanggan lain. Kira-kira perlu waktu 18 menit dan calling berkali-kali ke 888, sampai akhirnya bisa ngomong langsung ke Contact Center Representative. 21:28 Contact center representative yang...

Jadwal Ketat Badan Sehat 04 Sep2007

Jadwal Ketat Badan Sehat

Beberapa minggu terakhir ini, kebetulan saya berkesempatan “menikmati” jadwal kegiatan yang super ketat. Saya pikir ini latihan dan terapi menarik untuk melihat seberapa jauh kondisi otak, fisik dan mental masih tetap sinergi mengikuti terpaan “tsunami” kegiatan 😉 Hanya saya sendiri merasa bahwa badan menjadi lebih sehat, meskipun anehnya tetap tidak menjadi lebih kurus … hehehe. Petualangan saya mulai dari markas Pustekkom (Diknas), Ciputat dari tanggal 20-21 Agustus 2007 untuk menyebarkan virus blogging. Tanggal 22-25 agustus berturut-turut dari pagi sampai malam ngajar CCNA di Brainmatics. Sabtu pagi subuh (26 Agustus) terbang ke Jogjakarta, tepatnya di Universitas Islam Indonesia (UII) untuk Technical Assistance program hibah dikti untuk kegiatan pengembangan e-Learning Fakultas Kedokteran UII. Sorenya langsung balik ke Jakarta lagi. Senin pagi (27 Agustus), sudah banyak jadwal meeting yang menunggu. Itupun harus berangkat dari rumah dengan beberapa baju karena Senin sore harus terbang ke Semarang karena ada undangan Selasa pagi (28 agustus) untuk mengisi seminar tentang Pemanfaatan IT untuk Pembelajaran di konggres Asosiasi Guru TI Indonesia (AGTI). Sempat mampir dan kangen-kangenan dengan orang tua tercinta di Tlogosari, Semarang sekitar dua jam. Siap-siap supaya nggak kepancal sepur balik ke bandara Ahmad Yani untuk terbang ke Jakarta lagi. Sampai jakarta sudah larut, kecapekan karena lalu lintas bandara macet total untuk peresmian patung oleh SBY. Hari berikutnya (29 Agustus), pagi-pagi cabut menikmati tol tarif baru JORR Rp. 6000 ke arah cikampek, Kantor Pemkab Bekasi di Cikarang Pusat. Ya, ada seminar sosialisasi e-Government di sana, dimana teman-teman Pemkab Bekasi minta saya ngisi. Hmm sampai di sini, capek dan ngantuk memuncak, tapi apa boleh buat harus kuat, paling nggak harus drive Suzuki Escudo kesayangan  (yang sudah telat service) sampai Menara Bidakara (Brainmatics). Sudah ada lagi yang nunggu di sana untuk meeting … hehehe. Ops ternyata belum selesai (pyuh), hari jumatnya (30 agustus) harus berangkat jam 3 pagi dari rumah supaya bisa ikutan boarding di pesawat garuda ke...

DKV: Sekolah Calon Animator dan Graphic Designer 23 Aug2007

DKV: Sekolah Calon Animator dan Graphic Designer

Melanjutkan artikel saya tentang tips dan trik memilih jurusan komputer, banyak mahasiswa yang cita-citanya menjadi animator (pembuat animasi dan karakter) dan graphic designer (desainer grafis) akhirnya harus melongo dan menyesal karena salah masuk ke jurusan komputer (computing). Atau akhirnya malah DO karena memang nggak senang dengan ilmu logika, pemrograman dan algoritma 🙂 Ya, jurusan komputer (computing) bukanlah tempat bagi orang yang ingin belajar lebih dalam tentang desain grafis, animasi, ilustrasi, periklanan, dsb. Tempat yang paling tepat adalah di jurusan atau program studi Desain Komunikasi Visual (DKV) atau bahasa inggrisnya Visual Communication Design (VCD). Lho kan ada mata kuliah computer graphics di jurusan teknik informatika? Benar, hanya jangan sampai salah paham, seharusnya mata kuliah computer graphics itu mengajarkan tentang teori, konsep dan pengembangan algoritma computer graphics. Bukan malah ngajari mahasiswa bagaimana menggunakan Adobe Photoshop, Coreldraw, Gimp, Flash atau software grafis/animasi lainnya, karena itu semua tugas orang desain komunikasi visual. Jadi kesimpulannya, benar bahwa orang komputer-lah yang mengembangkan berbagai teori dan algoritma computer graphics, tapi yang mikirin bagaimana cara membuat gambar desain dan animasi yang baik, cantik dan berseni adalah orang desain komunikasi visual. Sayangnya banyak calon mahasiswa yang merasa gengsi masuk ke jurusan DKV karena biasanya ada di bawah fakultas Seni Rupa. Padahal sebenarnya ini bidang yang tepat untuk para calon desainer grafis dan animator. Secara disiplin ilmu, Desain Komunikasi Visual ini memiliki cabang ilmu diantaranya adalah: Ilustrasi, Fotografi, Tipografi, 3 Dimensi, Multimedia, Elektronik Media, Animasi, Periklanan, Percetakan, Penerbitan, dsb. Dan punya irisan yang sinergis dengan bidang ilmu komunikasi, ilmu sosial budaya, ilmu ekonomi, ilmu psikologi dan ilmu komputer. Jangan takut bahwa nanti kalau masuk jurusan DKV terus jadi gaptek komputer, justru di jurusan DKV itulah kita diajari konsep seni, visual, ilustrasi, animasi yang semuanya menggunakan komputer sebagai alat bantunya. Mahasiswa akan tetap ngoprek komputer, hanya yang dioprek berhubungan dengan pengembangan produk-produk seni, desain dan grafis, termasuk...

Tips dan Trik Memilih Jurusan Komputer 03 Aug2007

Tips dan Trik Memilih Jurusan Komputer

Mas, saya baru mo masuk kuliah, tapi saya sedang bingung mo ngambil jurusan apa? Apa sih sebenarnya bedanya jurusan Teknik Informatika, Sistem Informasi, Teknik Komputer dan Manajemen Informatika? Dan yang mana menurut mas Romi yang ke depannya bagus? (Adoy Chumaidi) Juli dan agustus adalah musim orang mendaftar kuliah. Jadi setiap tahun di kedua bulan ini saya ada ritual menerima banyak pertanyaan lewat YM atau email tentang pemilihan jurusan di bidang komputer (computing). Kalau jurusan lain misalnya Grogol atau Kampung Rambutan biasanya nggak tanya saya sih :). Saya coba rangkumkan beberapa jawaban yang biasanya saya berikan. Perlu kita garis bawahi dulu bahwa “secara konsep” kurikulum bidang komputer di Indonesia sudah cukup baik. Kurikulum Indonesia mengacu dan mengadaptasi Computing Curricula, yaitu panduan kurikulum bidang komputer (computing) yang diterbitkan secara bersama oleh ACM (the Association for Computing Machinery), AIS (the Association for Information System) dan IEEE-CS (the IEEE Computer Society). Beberapa dokumen usulan kurikulum yang diajukan APTIKOM (Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer) saya lihat juga mengacu ke Computing Curricula 2001 dan 2005. Kalau kemudian ada pertanyaan kok pelaksanaan di lapangan tidak sebagus konsepnya. Ya banyak faktor yang masih menjadi masalah di Indonesia, kualitas SDM pengajar, infrastruktur, minimnya textbook yang baik, dsb. Mari kita perbaiki bersama-sama dan tidak perlu saling menyalahkan 🙂 Sekali lagi, Indonesia hanya mengadaptasi dan bukan mengadopsi Computing Curricula, artinya bahwa tidak semua nama jurusan dan nama mata kuliah di Indonesia sama “plek” dengan apa yang ada di Computing Curricula. Computing Curricula memberikan panduan tentang penyelenggaraan, penamaan mata kuliah beserta pembobotannya dan penyusunan kurikulum pada 5 jurusan, yaitu: Computer Engineering (CE, Teknik Komputer), Computer Science (CS, Ilmu Komputer), Information Systems (IS, Sistem Informasi), Information Technology (IT, Teknologi Informasi), Software Engineering (SE, Rekayasa Perangkat Lunak). Adaptasi dan acuan kurikulum di Indonesia adalah: Computer Science untuk program studi (jurusan) Teknik Informatika atau Ilmu Komputer Computer...

Kompetisi Business Plan dan Entrepreneurship di UKSW 26 Jul2007

Kompetisi Business Plan dan Entrepreneurship di UKSW

Saya lihat 2-3 tahun terakhir ini mulai banyak universitas di Indonesia yang memasukkan tema entrepreneurship sebagai mata kuliah wajib atau pilihan untuk jurusan dan fakultas computer science. Tentu jalan entrepreneur adalah alternatif karir menarik bagi mahasiswa selain menjadi “tukang IT” dengan bekerja di perusahaan. Kebetulan tanggal 24 Juli 2007 kemarin saya diundang teman-teman ke UKSW Salatiga untuk ngisi seminar tentang entrepreneurship. Dilanjutkan dengan menjadi juri untuk kompetisi business plan di siang harinya. Saya bareng dengan pak Benny Ranti (UI, KADIN) dan pak Eka Simanjuntak (PT Wacana Tata Akademika). Cikal bakal kompetisi business plan adalah dari mata kuliah entrepreneurship di Fakultas Teknologi Informasi UKSW yang digawangi pak Johan. Total 50 proposal masuk, kemudian disaring menjadi 10 proposal untuk maju di babak final dimana peserta harus mempresentasikan dan mempertahankan proposal mereka. Parameter penilaian relatif agak diperingan, karena sebenarnya objective utamanya adalah untuk latihan. Dua aspek besar yang dinilai adalah dari konten (ide, originalitas, uniqueness, teamwork, logika bisnis, dsb) dan dari kemampuan presentasi (teknik penyampaian, kemampuan argumentasi, penggunaan waktu, penggunaan alat bantu, dsb). Yang bikin seru, karena presentasi di floor dan dihadiri seluruh mahasiswa, jadi mirip kontes Indonesian Idol hehehe. Jadi pingin bikin event IT Idol nih 😉 Tim bernama AdNix Software Developer menampilkan proposal bisnis membangun aplikasi manajemen sekolah. Tim AgriDigital Business ingin mencoba membangun pusat informasi untuk pertanian di wilayah salatiga dan sekitar (Joglosemar). Tim ITBay juga ingin membangun aplikasi manajemen sekolah, hanya keunggulannya adalah aplikasi lebih terintegrasi karena menyatukan berbagai fitur-fitur yang biasanya disediakan beberapa aplikasi yang berbeda (digital library, manajemen sekolah, manajemen finansial sekolah, dsb). Satu lagi yang cukup unik adalah sajian dari tim bernama MEISY, usaha yang pingin dibangun adalah “one stop service for pet” 😉 Mau membangun usaha perawatan, pemandian, pelatihan, pemrotretan, jual beli sampai biro jodoh untuk hewan piaraan (pet)....

4 Jenis Mahasiswa, Anda Termasuk Yang Mana? 08 Jul2007

4 Jenis Mahasiswa, Anda Termasuk Yang Mana?

Pada saat menjadi mahasiswa baik di program S1, S2 maupun S3 di Jepang, saya mengalami berbagai proses pembelajaran yang kadang bikin geli kalau mengingatnya sekarang. Proses belajar ternyata membuat jenis dan karakter saya berubah-ubah. Kadang saya nggak sadar dengan ketidakmampuan saya, tapi kemudian kenyataan menyadarkan saya bahwa saya tidak mampu, dan akhirnya setelah saya belajar keras saya jadi sadar apa saja kemampuan saya. Di sisi lain agak sedikit berbahaya ketika saya tidak sadar dengan kemampuan saya. Jadi kayak bunglon dong? Hmm lebih tepatnya bunglon darat ;). Terus saat ini anda termasuk jenis mahasiswa yang mana? Mari kita lihat bersama. 1. Mahasiswa Yang Tidak Sadar Akan Ketidakmampuannya (Unconsciously Incompetent) Tahun 1994, kehidupan saya di Jepang di mulai. Saya beserta 14 orang yang lain sekolah bahasa Jepang di Shinjuku, nama sekolahnya Kokusai Gakuyukai. 1 tahun belajar bahasa Jepang, kita berhasil menghapal sekitar 1000 kanji. Kemampuan bahasa Jepang level 1 menurut Japanese Language Proficiency Test alias Nihongo Noryoku Shiken. Kebetulan karena saya senang nggombalin orang ngomong, percakapan bahasa Jepang saya cukup terasah (pera-pera). Di Kokusai Gakuyukai, kita juga diajari pelajaran dasar untuk Matematika, Fisika dan Kimia. Ini juga nggak masalah. Kurikulum Indonesia yang padat merayap plus rumus-rumus cepat ala bimbel :D, membuat soal-soal jadi relatif mudah dikerjakan. Karena saya newbie di dunia komputer, padahal harus masuk jurusan ilmu komputer, saya beli komputer murah untuk saya oprek. Newbie? yah bener, saya gaptek komputer waktu itu. Saya kerja keras, saya bongkar PC, saya copoti card-cardnya karena pingin tahu, sampe akhirnya rusak hehehe. Terus nyoba mulai install Windows 3.1. Lebih dari 3 bulan, tiap malam saya keloni terus itu komputer, jadi lumayan mahir lah. Tahun 1995, masuk ke Saitama University dengan sangat PD dan semangat membara :). Nah pada tahap ini saya sebenarnya masuk ke jenis mahasiswa yang tidak sadar akan ketidakmampuannya. Dikiranya semua sesuai dengan yang...

Dapat Apa Sih di Universitas? 23 Jun2007

Dapat Apa Sih di Universitas?

“Saya mahasiswi semester 4 jurusan Teknik Informatika di sebuah Univesitas di Semarang. Sudah hampir 2 tahun saya kuliah, cuman saya kadang merasa nggak tambah pinter, kalau tambah sibuk sih iya karena tugas dari dosen yang kayak tsunami 🙂 Pingin dengar pendapat mas Romi yang kabarnya waktu kuliah IPKnya 4.0 terus. Sebenarnya di kampus itu apa yang kita dapat sih mas?” (Novi – Tembalang, Semarang). Ini termasuk juga pertanyaan yang banyak masuk ke kotak email saya. Sudah keterima di universitas dan mulai belajar, tapi kadang masih nggak ngeh hakekat belajar 🙂 Lha katanya disuruh menimba air eh ilmu, nah ilmunya ini sebenarnya apa sih? Dik Novi, kita belajar itu, baik di sekolah, di kampus, di universitas dan di lembaga pelatihan untuk meningkatkan KSTAE atau kata orang betawi (a)PeKTeSiPeng, waduh apaan tuh? 🙂 KSTAE itu Knowledge, Skill, Technique, Attitude, Experience alias (a)PeKTeSiPeng (Pengetahuan, Keterampilan, Teknik, Sikap dan Pengalaman). Ini kalau kita ambil contoh orang belajar naik motor dan belajar di kampus, mungkin penjelasannya seperti di bawah: Knowledge (Pengetahuan): Kita jadi tahu bahwa di motor ada lampu, stang kemudi, rem, gas, spion, bel. Kita juga tahu cara bagian motor itu bekerja termasuk gimana njalaninya. Kalau kita belajar pemrograman, ya kita ngerti lah apa itu fungsi, apa itu variable, juga apa itu object, apa itu method, apa itu attribute. Kita juga diajarin banyak lagi pengetahuan, sistem basis data, rekayasa perangkat lunak, pemrograman berorientasi objek, software project management, dsb. Pokoknya yang selama ini bikin pusing itulah knowledge. Lho kenapa bikin pusing? Soalnya kampus kadang nggak imbang ngasih knowledge dan keterampilan, alias besar teori daripada praktek 🙂 Skill (Keterampilan): Kita ngerti cara ngidupin motor. Supaya motor maju harus masukan gigi ke satu dan tekan gas. Kecepatan mulai tinggi masukin ke gigi dua, kalau ada halangan di depan injek rem. Kalau...

10 Resep Sukses Bangsa Jepang 13 Jun2007

10 Resep Sukses Bangsa Jepang

Setelah Hiroshima dan Nagasaki luluh lantak terkena bom atom sekutu (Amerika), Jepang pelan tapi pasti berhasil bangkit. Mau tidak mau harus diakui saat ini Jepang bersama China dan Korea Selatan sudah menjelma menjadi macan Asia dalam bidang teknologi dan ekonomi. Alhamdulillah saya mendapat kesempatan 10 tahun tinggal di Jepang untuk menempuh studi saya. Dalam artikel sebelumnya saya mencoba memotret Jepang dari satu sisi. Kali ini, saya mencoba merumuskan 10 resep yang membuat bangsa Jepang bisa sukses seperti sekarang. Tentu rumusan ini di beberapa sisi agak subyektif, hanya dari pengalaman hidup, studi, bisnis dan bergaul dengan orang Jepang di sekitar perfecture Saitama, Tokyo, Chiba, Yokohama. Intinya kita mencoba belajar sisi Jepang yang baik yang bisa diambil untuk membangun republik ini. Kalau ditanya apakah semua sisi bangsa Jepang selalu baik, tentu jawabannya tidak. Banyak juga budaya negatif yang tidak harus kita contoh 😉 1. KERJA KERAS Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan. Di kampus, professor juga biasa pulang malam (tepatnya pagi ;)), membuat mahasiswa nggak enak pulang duluan. Fenomena Karoshi (mati karena kerja keras) mungkin hanya ada di Jepang. Sebagian besar literatur menyebutkan bahwa dengan kerja keras inilah sebenarnya kebangkitan dan kemakmuran Jepang bisa tercapai. 2. MALU Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau...

Teknik Bundling Program PHP dalam CD

“Mas Romi, saya sedang mengembangkan program dan sistem berbasis web dengan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL. Customer menginginkan laporan progress pengembangan secara periodik termasuk live-system yang dibundle dalam bentuk CD yang bisa berjalan secara otomatis. Bagaimana cara membundling program PHP dalam CD?” (Nisa – Rawamangun) Banyak pertanyaan senada ke saya yang intinya menanyakan teknik untuk membundling dan menjalankan program, situs web ataupun sistem berbasis Apache/MySQL/PHP dalam CD. Ini sangat bermanfaat untuk pengembang sistem yang perlu memberikan demo dan progress report ke customer, juga bagi pengembang multimedia pembelajaran baik untuk mengikuti lomba atau memang untuk dikopikan ke siswa. Sebenarnya solusinya banyak sekali, dari yang sangat mudah (tinggal masukin data-data ke folder yang ditunjuk dan burn CD) sampai yang sangat sulit (buat script sendiri, edit di berbagai tempat, dsb). Saya sempat membundling CD IlmuKomputer.Com dengan menggunakan berbagai software, sampai akhirnya saya ketemu dengan seorang gok1l bernama Luri Darmawan yang membuatkan aplikasi khusus bernama dingklik untuk IlmuKomputer.Com 😉 Kembali ke permasalahan, saya mencoba mengkompilasi beberapa solusi, layanan, dan software yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah bundling program PHP dalam CD. Saya memberikan juga penilaian yang mungkin agak subyektif, berdasarkan fitur, kemudahan pemakaian dan kemudahan didapatkan. Sebagai kesimpulan sementara, yang lumayan menarik untuk menjadi solusi bundling program PHP dalam CD adalah: Portablewebap, Server2Go, EasyPhp, Uniserver. Saya akan update secara kontinyu sesuai dengan perkembangan yang ada. MICROWEB Nilai:7/10 | Platform:Windows | Lisensi:Shareware Software yang saya gunakan untuk CD IlmuKomputer.Com generasi awal (tahun 2003). Caranya gampang sekali, tinggal download softwarenya, kopikan file program (situs) kita serta file (raw) database mysql (folder data). Manual yang disediakan juga cukup mudah dipahami. Buat file AUTORUN.INF yang menjalankan aplikasi MicroWeb. Terakhir burning seluruh file dalam CD. Jeng, jeng, jeng ! … jadi deh aplikasi kita live on CD 🙂 Sayangnya untuk mendapatkan versi lengkap dari...

Keberhasilan dalam Kesederhanaan 03 Jun2007

Keberhasilan dalam Kesederhanaan

Keberhasilan dan kesuksesan seseorang kadang belum tentu karena penguasaan teknologi tinggi, lulusan universitas terkemuka, kemenarikan user interface (baca: tampan atau cantik), kewibawaan, kejeniusan, kepandaian, atau karena atribut-atribut hebat dan keren yang lain. Banyak jalan untuk sukses, saking banyaknya jalan, membuat “teknik menjadi sukses” menjadi sulit untuk dibuatkan formulanya. Kita tentu tidak bisa menduga bahwa apa yang dilakukan oleh seorang mahasiswa bernama Jerry Yang dengan mengumpulkan link-link situs, membuat kategori dan fitur pencarian akan menjadikannya situs portal dan search engine terkemuka di dunia (Yahoo.Com). Itu adalah sekelumit diskusi di Kuliah Umum Universitas Widyatama Bandung, dimana saya diminta menjadi pembicara untuk tema “Trend SDM dan Jalur Karir IT”. Thanks om Alex yang sudah nemenin saya mengarungi tol cipularang 😉   Iwan Fals telah menjadi legenda dalam permusikan Indonesia. Padahal seperti pengakuan mas Iwan di awal-awal karirnya, dia hanya bisa mainin 3 chord gitar. Lagunya juga sederhana-sederhana, kekuatan dan keunikannya justru adalah di lirik. Justru dengan kesederhanaan penggunaan chord gitar, saya yang waktu itu masih SMP bisa dengan mudah menyanyikan lagu-lagu “Sarjana Muda”, “Aku Antarkan”, “Buku ini Aku Pinjam” milik Iwan Fals dengan gitar murah yang dibelikan orang tua saya. Demikian juga dengan anak-anak yang biasa berkumpul di post ronda di kampung, yang belajar gitar asal-asalan, tetap bisa dengan merdu menyanyikan lagu-lagu mas Iwan. Dan akhirnya lagu-lagu sederhana mas Iwan menggema di seantero republik, terkenal dan melegenda. Mirip dengan mas Iwan, Kangen Band sering dicibir orang karena musiknya low quality, dalam lagunya “Antara Aku, Engkau dan Dia” hanya bermodal 3-4 chord gitar. Tapi kenyataan membuktikan bahwa penjualan lagu tersebut mencapai lebih dari 400 ribu keping (meraih dua platinum). Dengan kesederhanaan (atau bahkan kekurangan) yang kita miliki kita tetap bisa berkreasi untuk menuju suatu keberhasilan. Tukul Arwana menjadi satu ikon baru dalam dunia talkshow di Indonesia. Mas Tukul mendobrak...

ePUP: 3 Pilar Strategi Branding di Internet 28 May2007

ePUP: 3 Pilar Strategi Branding di Internet

“Budi adalah seorang mahasiswa Universitas Gunadarma jurusan Teknik Informatika. Untuk keperluan mengerjakan tugas di kampus, Google.Com, IlmuKomputer.Com dan Wikipedia.Org adalah sarapan hariannya. Tugas akhir yang sedang dikerjakan mengharuskannya membaca berbagai literatur dan jurnal ilmiah baik yang ada di perpustakaan kampus maupun di jurnal online Ebsco.Com yang disediakan oleh kampusnya. Supaya tidak kuper dengan berita-berita terbaru tanah air, default URL di browsernya diarahkan ke Detik.Com. Updating berita dan pengetahuan Islam didapatkan dari situs Eramuslim.Com. Kesibukan harian sebagai mahasiswa agak menyulitkan Budi untuk pergi belanja elektronik langsung ke Mangga Dua. Tapi itu tidak menjadi masalah karena ada Bhinneka.Com dimana Budi cukup ada di depan komputer untuk berbelanja berbagai parts untuk Laptop merk Acer miliknya.” Hidup Budi dan pasti juga kita semua dikelilingi oleh berbagai brand (merek), baik brand di dunia nyata maupun dunia maya (Internet). Dari kisah diatas, paling tidak ada 6 brand  Internet yang muncul, diantaranya Google.Com, IlmuKomputer.Com, Detik.Com, dsb. Brand atau merek menurut Patricia F. Nicolino dalam buku Brand Management adalah entitas yang mudah dikenali dan menjanjikan nilai-nilai tertentu. Kalau kita analisa dari kata kuncinya: Mudah Dikenali (ada atribut yang memisahkannya dibanding produk lain, misalnya logo, warna, slogan, dsb), Entitas (sesuatu yang memiliki eksistensi yang khas dan berbeda), Janji-Janji (klaim berhubungan dengan kelebihan), Nilai (keuntungan yang didapat oleh pengguna). Menarik menganalisa teknik branding di Internet. Internet adalah dunia yang secara konsep sama dengan dunia nyata, hanya di beberapa aspek memiliki perbedaan signifikan. Hal inilah yang membuat teknik dan strategi branding agak sedikit berbeda. Target dari Internet branding adalah sederhana, yaitu bagaimana mengarahkan URL browser dari pengguna Internet di Indonesia yang berjumlah 18 juta atau bisa dikembangkan ke arah 1,3 miliar untuk pengguna Internet dunia (data dari internetworldstat.com) ke situs kita. Saya mencoba membuat rumusan teknik dan strategi branding di Internet yang saya beri nama ePUP alias ePositioning, eUniqueness, ePromotion. Ketiga pilar ini saling berhubungan...

6 Tahap Membangun Komunitas Maya 10 May2007

6 Tahap Membangun Komunitas Maya

Community building (membangun komunitas) bukan hanya monopoli orang yang bergerak di darat, tetapi juga di dunia maya. Komunitas adalah kumpulan manusia atau kelompok yang berkumpul dan berdiskusi karena memiliki tujuan atau ketertarikan yang sama dalam suatu bidang tertentu. Berbeda dengan terminologi organisasi yang ketat (strict) khususnya berhubungan dengan adanya tujuan tertentu yg dikejar bersama, komunitas relatif lebih bebas karena masing-masing individu bisa saja memiliki tujuan yang berbeda-beda. Komunitas maya lebih fleksibel terutama dalam dimensi ruang dan waktu. Siapapun, kapanpun dan dimanapun kita berada, kita masih bisa tetap aktif bergabung dan berdiskusi dalam komunitas maya. Saya mencoba memformulasikan apa yang telah saya lakukan dalam membangun IlmuKomputer.Com. Alhamdulillah akhirnya jadilah konsep 6 tahap membangun komunitas maya, yang saya sebut dengan ISeSoSBI = Identification – Segmentation – Solution – Selling – Branding – Innovation. ISeSosBI merupakan penjabaran dari 2 pilar besar community building, yaitu institution building dan image building.   1. IDENTIFICATION Intinya adalah identifikasi menyeluruh terhadap diri kita. Siapa kita? Apa potensi kita? Apa karya kita? Apa kompetensi kita? Pelajari potensi dan kompetensi teman-teman dekat kita (network). Ini adalah titik terpenting karena hasil identifikasi potensi dan kompetensi diri kita akan menentukan lahan dan bidang perdjoeangan yang akan kita garap. Potensi yang terbaca di diri kita kadang belum tentu kompetensi kita saat ini. Misalnya, saya punya kompetensi di bidang software engineering atau elearning system karena saya lulus dan dapat degree dalam tema itu. Tapi mungkin saya punya potensi untuk terjun ke entertainment, misal jadi pelawak  … hehehe. Nah ini yang saya sebut bidang perdjoeangan yang akan kita garap itu. Kenapa perlu mempelajari potensi dan kompetensi teman-teman kita? Supaya nanti gampang dapat dukungan, kolaborasi, sinkronisasi dan networking dalam berbagai kegiatan. Saya kadang terpesona melihat tetangga saya di Perbalan Semarang yaitu mas Tukul Arwana yang sukses meskipun modal mepet dan wajah yang katrok tur ndeso 😉 Tapi saya putuskan bahwa saya akan fokus ke core competence saya dan...

Pola Soal Subnetting dan Teknik Mengerjakannya 07 May2007

Pola Soal Subnetting dan Teknik Mengerjakannya

Pada saat mengajar dan memahamkan materi subnetting di kelas networking atau CCNA, saya biasanya menggunakan metode seperti yang saya tulis di dua artikel sebelumnya: Memahami Konsep Subnetting Penghitungan Subnetting Selama ini lancar-lancar saja dan tingkat pemahaman siswa cukup bagus. Kebetulan kemarin (6 Mei 2007) saya berkesempatan mencoba metode yang sama untuk ngajar adik-adik SMKN 1 Rangkasbitung. Pemahaman bisa masuk, hanya ada sedikit permasalahan pada saat mengerjakan soal karena variasi soal yang beragam. Supaya lebih tajam lagi, saya perlu sajikan satu topik khusus teknik mengerjakan soal-soal subnetting dengan berbagai pola yang ada. Anggap saja ini adalah materi berikutnya dari dua materi sebelumnya. Contoh-contoh soal lengkap bisa download dari sini. 1. SOAL MENANYAKAN SUBNETMASK DENGAN PERSYARATAN JUMLAH HOST ATAU SUBNET Soal yang menanyakan subnetmask apa yang sebaiknya digunakan dengan batasan jumlah host atau subnet yang ditentukan dalam soal. Untuk menjawab soal seperti ini kita gunakan rumus menghitung jumlah host per subnet, yaitu 2y – 2, dimana y adalah banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnetmask. Dan apabila yang ditentukan adalah jumlah subnet, kita menggunakan rumus 2x (cara setelah 2005) atau 2x – 2 (cara sebelum 2005), dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnetmask. Soal: A company is planning to subnet its network for a maximum of 27 hosts. Which subnetmask would provide the needed hosts and leave the fewest unused addresses in each subnet? Jawab: Karena kebutuhan host adalah 27,  kita tinggal masukkan ke rumus 2y – 2, dimana jawabannya tidak boleh kurang dari (atau sama dengan) 27. Jadi 2y – 2 >= 27, sehingga nilai y yang tepat adalah 5 (30 host). Sekali lagi karena y adalah banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnetmask, maka kalau kita susun subnetmasknya menjadi 11111111.11111111.11111111.11100000 atau kalau kita desimalkan menjadi 255.255.255.224. Itulah jawabannya 🙂 Soal: You have a Class B network ID and...

Memperkuat Branding Media Massa Elektronik 04 May2007

Memperkuat Branding Media Massa Elektronik

Perkembangan media massa elektronik saya pikir mau tak mau akan mengikuti arus konsep Web 2.0. Web 2.0 yang mengusung keyword: blogging, social bookmarking, social networking, RSS feeds, wikis, podcasts, social software ini kalau kita tarik abstraksinya akan berujung ke community building dan community participation. Ini mungkin sekelumit tema diskusi tadi malam, kamis 3 Mei 2007 di markas eramuslim.com di Pondok Indah yang benar-benar indah dan megah 😉 Teman-teman di EraMuslim.com, salah satu media massa elektronik dengan target muslim yang mungkin saat ini boleh dikatakan terbesar di Indonesia, mengundang saya untuk berdiskusi masalah trend dan perubahan media massa elektronik. Hmmm mungkin yang jadi provokator adalah mas Furqon, sahabat saya dari Medan yang sedang berdjoeang di eramuslim 🙂 Diskusi saya mulai dari perkembangan Internet yang membuat dunia semakin datar. Diskusi saya pertajam ke analisa pemikiran Thomas Friedman yang senada dengan majalah Times, dimana perubahan-perubahan besar akan bergeser ke movement individu. Thomas Friedman lewat Globalisasi Versi 3-nya dan Times melalui Person of the Year 2006 yang bukan memilih orang tapi YOU, ya anda semua yang share ide, konten dan knowledge di Internet. Movement individu membuat model inovasi berubah dari top-down menjadi bottom-up, bisnis juga akan mengarah ke community based organization, dimana individu or community participation akan memegang peranan penting. Otomatis ini membawa implikasi ke divisi marketing yang harus berorientasi ke marketing by participation. Pembelian egroups oleh yahoo yang akhirnya menjadi yahoogroups, Google dengan google adsensenya, Amazon dengan book reviewnya, Digg.Com dan Kilasan.Com dengan teknik toss beritanya, adalah contoh-contoh sederhana bagaimana strategi mereka mengakomodasi konsep individu participation. Beberapa pemikiran saya untuk eramuslim.com saya rangkumkan dalam bentuk point-point seperti di bawah. Saya sengaja share di blog karena saya yakin bahwa pengetahuan ini mungkin bisa berguna untuk rekan-rekan lain yang sedang berdjoeang di dunia konten Internet 😉 Eramuslim sudah memilih ceruk pasar tersendiri yang unik dan selama ini terbukti cukup setia, yaitu...